Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Made Dian Pradnyani Putri

Kelompok : ODHA (8)

PRO KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI

Pendidikan Seks Menurut Dr.Abdullah Nashih Ulwan, adalah upaya


pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang
diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan
dengan seks, naluri,dan perkawinan. Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi
Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi
mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi
proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual,
hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.

Seiring dengan perkembangan jaman, pergaulan anak saat ini perlu


diperhatikan. Banyak anak atau remaja yang terjerumus pada perilaku seksual
yang tidak sehat, seperti melakukan hubungan seksual sebelum menikah Hal ini
merupakan salah satu faktor yang menghambat upaya peningkatan kualitas
remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Saat ini sosialisasi tentang
pendidikan seks telah banyak dilakuakan. Tetapi besar kemungkinan informasi
yang diterima siswa pada usia dini tidak seperti yang diharapkan, kadangkala
pemahaman mereka justru ke arah yang salah.

Pendidikan seks usia dini salah satunya untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan atau perilaku seks menyimpang dikalangan generasi muda. Data
dari Kemenkes tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir separuh (47,8%), kasus
HIV/AIDS berdasarkan usia diduduki oleh kelompok usia muda (20-29 tahun).
Hal ini menunjukkan banyak remaja yang melakukan seks beresiko. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi.
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan usia dini sangat penting. Saat ini
perkembangan informasi sudah sangat pesat, sehingga lebih mudah dalam
memberikan informasi pada anak ataupun remaja.
Saat ini pendidikan seks usia dini seakan tak ada habisnya menjadi
perdebatan di masyarakat. Ada masyarakat yang setuju dengan adanya pendidikan
seks usia dini, ada pula masyarakat yang menolak akan pendidikan anak usia dini.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kesamaan persepsi mengenai pendidikan
seks itu sendiri. Banyak orang yang memiliki kesan vulgar, porno terhadap kata
seks itu sendiri sehingga menyebabkan kata seks menjadi tabu dikalangan
masyarakat apalgi kalangan siswa atau remaja. Selain itu banyak masyarakat yang
menghawatirkan pendidikan seks usia dini akan mendorong anak melakukan
hubungan seksual lebih dini. (Safrina Yenni, 2000)

Padahal jika diberikan secara tepat pendidikan seks usia dini dapat
digunakan untuk mencegah atau mengurangi penyalahgunaan seks serta
mengurangi dampak negative yang timbul akibat penyakahgunaan seks.
Pendidikan seks usia dini yang dapat diberiakan diantaranya proses terjadinya
pembuahan, perkembangan organ reproduksi wanita maupun pria, kesehatan
seksual, perilaku seksual, serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks
berisiko. Pendidikan seks usia dini harus dibereikan sesuai dengan norma-norma
dimasyarakat, apa yang dilarang, serta apa yang diperbolehkan. Orang-orang yang
menyetujui akan pendidikan seks usia dini beranggapan semakin dini mereka
mendapat informasi maka mereka akan lebih siap menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindari diri dari
kemungkinan penyakit menular seksual. Pendidikan seksual disekolah juga dapat
berperan dalam mengendalikan peristiwa elecehan seksual pada anak.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyatakan tidak


setuju dengan keinginan sejumlah pihak agar diberikan pendidikan seks di sekolah
kepada murid, terkait dengan maraknya peredaran film porno yang diduga
dilakukan oleh sejumlah artis. (republika.co.id, 9 Juni 2010) Menurut mantan
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hadi Supeno, butuh
pendidikan seks yang tepat untuk menekan perilaku seks bebas di kalangan
remaja. Menurut Ahmad Putra Batubara, salah satu kandidat ketua umum PP IPM
(Ikatan Remaja Muhammadiyah) 2010-2012, pendidikan seks perlu diberikan
sejak dini, kalau perlu sejak sekolah dasar. Tentunya tidak diberikan secara vulgar,
tetapi lebih berkaitan dengan materi kesehatan reproduksi. Sehingga bila nanti
sudah memasuki masa remaja, keingintahuan anak-anak akan seks bisa lebih
terarah dan tidak mengarah kepada tindakan negatif. (republika.co.id, 5 Juli 2010)

Anda mungkin juga menyukai