Pendidikan seks usia dini salah satunya untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan atau perilaku seks menyimpang dikalangan generasi muda. Data
dari Kemenkes tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir separuh (47,8%), kasus
HIV/AIDS berdasarkan usia diduduki oleh kelompok usia muda (20-29 tahun).
Hal ini menunjukkan banyak remaja yang melakukan seks beresiko. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi.
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan usia dini sangat penting. Saat ini
perkembangan informasi sudah sangat pesat, sehingga lebih mudah dalam
memberikan informasi pada anak ataupun remaja.
Saat ini pendidikan seks usia dini seakan tak ada habisnya menjadi
perdebatan di masyarakat. Ada masyarakat yang setuju dengan adanya pendidikan
seks usia dini, ada pula masyarakat yang menolak akan pendidikan anak usia dini.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kesamaan persepsi mengenai pendidikan
seks itu sendiri. Banyak orang yang memiliki kesan vulgar, porno terhadap kata
seks itu sendiri sehingga menyebabkan kata seks menjadi tabu dikalangan
masyarakat apalgi kalangan siswa atau remaja. Selain itu banyak masyarakat yang
menghawatirkan pendidikan seks usia dini akan mendorong anak melakukan
hubungan seksual lebih dini. (Safrina Yenni, 2000)
Padahal jika diberikan secara tepat pendidikan seks usia dini dapat
digunakan untuk mencegah atau mengurangi penyalahgunaan seks serta
mengurangi dampak negative yang timbul akibat penyakahgunaan seks.
Pendidikan seks usia dini yang dapat diberiakan diantaranya proses terjadinya
pembuahan, perkembangan organ reproduksi wanita maupun pria, kesehatan
seksual, perilaku seksual, serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks
berisiko. Pendidikan seks usia dini harus dibereikan sesuai dengan norma-norma
dimasyarakat, apa yang dilarang, serta apa yang diperbolehkan. Orang-orang yang
menyetujui akan pendidikan seks usia dini beranggapan semakin dini mereka
mendapat informasi maka mereka akan lebih siap menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindari diri dari
kemungkinan penyakit menular seksual. Pendidikan seksual disekolah juga dapat
berperan dalam mengendalikan peristiwa elecehan seksual pada anak.