Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU JUJUR

Konsep Dasar
 Secara harfiah jujur berarti: lurus hati, tidak berbohong, tidak
curang
 Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi harus tercermin dalam
perilaku sehari-hari
 Kejujuran diumpamakan sebagai mata uang yang laku
dimana-mana, “bawalah sekeping kejujuran didalam saku
maka itu melebihi mahkota raja diraja sekalipun”
 Jujur merupakan sutu karakter yang patut ditanamkan dalam
jiwa setiap insan manusia. Pembentukan karekter ini
membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan
secara instan.

 Masa anak-anak merupakan masa yang paling tepat untuk


pembangunan karater, karenanya sikap ini sudah dikenalkan
sejak kanak-kanak. Tujuannya agar saat dewasa anak tersebut
memiliki karakter jujur yang kuat dan tidak mudah goyah.
Dampak ketidak jujuran
 Jujur merupakan sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi yang
disampaikan dengan fenomena atau realitas. Dalam
agama Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq.
Makanya jujur itu ber-nilai tak terhingga. Karena semua
sikap yang baik selalu bersumber pada ” kejujuran

 Ketidak jujuran berdampak terhadap perilaku buruk yang


berbahaya : korupsi, kolusi, nepotisme, kekerasan, penipuan
dan sebagainya.
Kesulitan dalam
berbuat jujur
 Proses pengenalan sikap jujur diawali dari orang tua. Orang
tua sebagai sarana utama dan pertama dapat memberi contoh
perilaku-perilaku jujur kepada anak secara langsung maupun
tidak. Misalnya dengan membacakan dongeng yang
mengandung pesan tentang kejujuran.
 Pihak lain yang membantu pembentukan nilai jujur adalah
guru. Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Selain
bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga
berkewajiban mengajarkan tentang budi pekerti seperti sikap
jujur. Guru juga dapat menambahkan tentang alasan-alasan
seseorang harus berbuat jujur serta dampak jika seseorang
tidak berbuat jujur.
 Tahap selanjutnya adalah aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari. Berbekal arahan dan penjelasan dari orang tua dan guru,
kini anak dihdapkan pada masyarakat. Anak diharapkan dapat
menerapkannya dalam berhubungan dengan masyarakat.
 Masyarakat sebagai objek akan menilai tingkat kejujuran anak
tersebut. Hasil dari penilaian ini dapat berbentuk respon
negatif dan respon positif. Respon negatif diberikan
masyarakat apabila seseorang dianggap tidak jujur atau tidak
dapat dipercaya. Sedangkan respon positif diberikan jika
seseorang dinggap bersikap jujur dan dapat dipercaya.
Mengasah kejujuran
 Bagaimana cara mengasah kejujuran di lingkungan pendidikan
???

Kejujuran sebenarnya dilahirkan dalam lingkungan rumah

salah satu target utama adalah dalam proses belajar mengajar


Di perguruan tinggi, kejujuran dapat dimulai dengan
memufakati kontrak perkuliahan, sistem belajar, proses ujuan
dan penilaian
Langkah praktis yang perlu disadari
dalam menumbuhkan kejujuran
 Tenaga pendidik selalu menepati janji sesuai yang dijanjikan kepada
peserta didik. Diantaranya kebiasaan untuk menetapkan masuk
kelas, mengembalikan bahan atau tugas yang diperiksa.
 Menjaga disiplin dalam proses belajar mengajar dan ujian.
Memberikan reward dan sanksi
 Inisiatif membuat kantin jujur adalah salah satu kreasi
menumbuhkan kejujuran
 Memberikan kesempatan merata kepada mahasiswa untuk
menyusun kerja secara mandiri dan melaporkan bagaimana proses
kegiatan dilakukan
 Mengoreksi kesalahan tata cara penulisan, perkataan, dalam
konteks kejujuran dalam mengutip, menyadur dan melaporkan
bahan bacaan.
Kesimpulan

 Godaan, hambatan, tantangan untuk berperilaku jujur selalu


ada. Tetapi jika kita teguh dengan kejujuran yang kita pegang,
kita akan bisa menjadi manusia yang berkarakter ideal.
Terima Kasih...............

Anda mungkin juga menyukai