Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

“NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI”

Dosen Pengampu : Mukhlisin, M.h

Disusun Oleh :
Chairunnisa
Ilma Wahyuni
Sri Wahyuni

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah yang telah diberikan Allah
SWT kepada hamba yang senantiasa mau berusaha dalam mengarungi samudra kehidupan
masing-masing. Shalawat dan salam tidak lupa senantiasa kita haturkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang ”Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi”.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Mukhlisin selaku dosen pengajar,
karena dengan adanya tugas ini dapat menambah ilmu dan wawasan kami.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih perlu adanya penyempurnaan dalam
makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca serta penulis.

Bungo, 28 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Nilai-Nilai Anti Korupsi........................................................................................3
B. Prinsip Anti Korupsi..............................................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi merupakan salah satu isu yang paling krusial untuk dipecahkan saat ini. Di
Indonesia, korupsi marak terjadi di hampir semua bidang dan sektor pembangunan. Korupsi
telah menjangkiti bukan hanya di tingkat pusat, namun juga telah menembus pada tingkat
pemerintah yang paling kecil di daerah. Praktik korupsi Indonesia telah menimbulkan
kerugian yang besar. Korupsi tidak hanya berdampak pada satu aspek saja, tetapi memiliki
banyak dampak yang negatif dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Selain berdampak
pada bidang ekonomi, korupsi juga berdampak pada bidang sosial masyarakat, politik, hukum
dan Hak Asasi Manusia, pertahanan dan keamanan, kesehatan, bahkan bidang Pendidikan.
Upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi harus menjadi agenda utama bangsa
Indonesia, oleh karena itu semua komponen bangsa harus berperan aktif sesuai dengan
kapasitas masing-masing guna memberantas dan mencegah korupsi. Upaya pencegahan
korupsi itu sendiri dapat dijadikan sebagai fokus kepada generasi masa depan bangsa ini.
Dengan cara memberikan pendidikan pengenalan akan bahaya korupsi, apa penyebabnya,
bagaimana akibatnya bagi kelangsungan hidup suatu negara, bagaimana mencegahnya bagi
generasi muda adalah hal yang sangat efektif.
Upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi melalui pendidikan menjadi alternatif
solusi memecahkan permasalahan bangsa ini. Pendidikan karakter dikembangkan untuk
mengatasi realitas kehidupan yang terindikasi mengalami degradasi moral, termasuk
mentalitas korupsi yang semakin berkembang di masyarakat Indonesia. Perlawanan terhadap
korupsi melalui pendidikan bukan satu-satunya cara pencegahan korupsi di Indonesia.
Namun yang pasti untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bangsa melawan korupsi penting
melalui penanaman nilai anti korupsi sejak dini melalui proses pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Nilai-Nilai Anti Korupsi ?
2. Apa Saja Prinsip Anti Korupsi ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Nilai-Nilai Anti Korupsi ?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip Anti Korupsi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Anti Korupsi


1. Kejujuran
Kejujuran adalah sifat (keadaan) jujur, ketulusan hati, dan kelurusan hati. Kejujuran
adalah mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang dilakukan, dialami dan
dirasakan. Kejujuran merupakan dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara
moral. Tanpa kejujuran, manusia tidak dapat maju selangkah pun, karena ia tidak berani
menjadi diri sendiri. Dan tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan moral lainnya akan
kehilangan nilainya.
Kata-kata kunci kejujuran adalah berkata dan bertindak benar, lurus hati, terhormat,
terbuka, menghargai diri sendiri, dapat dipercaya, memiliki niat yang lurus terhadap
setiap tindakan. Dalam kehidupan sekolah maupun kampus, nilai kejujuran dapat
diwujudkan oleh siswa dan mahasiswa, dengan tidak melakukan kecurangan akademik,
seperti tidak berbohong kepadaguru dan dosen, tidak mencontek saat ujian, tidak
melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai.
2. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dari orang lain
atau diri sendiri hingga selesai atau sanggup menanggung resiko dari apa yang telah
dikerjakan atau diperbuat. Bertanggung jawab berarti suatu sikap terhadap tugas yang
membebani kita, dimana kita merasa terikat untuk menyelesaikannya demi tugas itu
sendiri. Seorang pemimpin yang bertanggung jawab terlahir dari individu yang
bertanggung jawab. Seorang belum dapat memimpin orang lain kalau ia tidak mampu
memimpin dirinya sendiri. Seorang pemimpin adalah orang yang pertama kali
mengerjakan tugas dan orang yang paling akhir mengambil hak atau bagiannya.
Kata kunci tanggung jawab adalah komitmen, siap menanggung resiko, menjaga
amanah, berani menghadapi resiko, tidak mengela ada konsekuensi yang harus
ditanggung, dan berbuat yang terbaik. Wujud nilai tanggung jawab di antaranya adalah
belajar sungguhsungguh, mengerjakan tugas tepat waktu, memelihara amanah ketika
mendapat tugas atau menempati posisi tertentu dalam kegiatan (kepanitiaan), dan lulus
tepat waktu dengan meraih nilai baik.

3
3. Keberanian
Keberanian berasal dari kata berani, yang artinya mempunyai hati yang mantap dan
rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya.
Keberanian adalah tindakan untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini kebenarannya.
Kata kunci keberanian adalah mantap, tegar, hadapi, tekat, semangat, target, fokus,
perjuangan, percaya diri, tak gentar, tidak takut, dan pantang mundur. Nilai keberanian
dalam kehidupan sekolah dan kampus dapat diwujudkan dengan indikator berani
bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat, berani membela kebenaran dan keadilan
betapa pun pahitnya, dan berani mengakui kesalahan.
4. Keadilan
Dalam bahasa Arab, kata adil berasal dari kata adl, yang kata kerjanya adalah adala,
yang berarti: (1) meluruskan atau duduk lurus, mengamandemen atau mengubah, (2)
melarikan diri, berangkat atau mengelak dari satu jalan (yang keliru) menuju jalan lain
(yang benar), (3) sama atau sepadan atau menyamakan, (4) menyeimbangkan atau
mengimbangi, sebanding atau berada dalam keadaan yang seimbang. Keadilan adalah
memperlakukan seseorang sesuai dengan kebutuhan dan haknya.
Kata kunci keadilan adalah objektif, sesuai, netral, proporsional, tidak memihak,
berpikiran terbuka, dan penuh pertimbangan. Nilai keadilan dalam kehidupan sekolah dan
kampus dapat diwujudkan dengan sikap dan perilaku tidak memilih teman dalam bergaul,
memberikan pujian kepada teman yang berprestasi, serta tidak menyepelekan atau
merendahkan teman.
5. Keterbukaan
Keterbukaan berasal dari kata terbuka, artinya tidak tertutup, tersingkap, tidak
dirahasiakan. Nilai keterbukaan berkaitan erat dengan kejujuran. Terbuka tidak berarti
bahwa segala pertanyaan orang lain harus kita jawab selengkap-lengkapnya atau orang
lain berhak untuk mengetahui segala perasaan dan pikiran kita. Terbuka berarti kita selalu
muncul sebagai diri sendiri. Terbuka berarti pula kita tidak menyembunyikan wajah kita
yang sebenarnya. singkat kata, terbuka adalah orang boleh tahu siapa kita ini.
Nilai keterbukaan dalam kehidupan sekolah dan kampus dapat diwujudkan dengan
sikap dan perilaku mengungkapkan sesuatu tanpa ditutup-tutupi, apa yang dikatakan sama
dengan apa yang dilakukan, apa yang dikerjakan dapat diakses oleh siapa pun, serta
memberikan informasi yang dibutuhkan tanpa ada yang disembunyikan.

4
6. Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, artinya tata tertib, ketaatan kepada peraturan.
Disiplin merupakan kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh
dalam memegang prinsip, pantang mundur dalam menyatakan kebenaran, dan pada
akhirnya mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Kata kunci kedisiplinan
adalah komitmen, tepat waktu, prioritas, perencanaan, taat, fokus, tekun, dan konsisten.
Wujud dari kehidupan disiplin dalam kegiatan di sekolah dan kampus, di antaranya
adalah belajar sesuatu dengan cermat, mengerjakan sesuatu berdasarkan perencanaan
yang matang, serta menyelesaikan tugas tepat waktu.
7. Kesederhanaan
Kesederhanaan adalah sikap dan perilaku yang tidak berlebihan terhadap suatu benda,
tetapi lebih mementingkan tujuan dan manfaatnya. Hidup sederhana berarti hidup
bersahaja dan tidak berlebih-lebihan yang didasari oleh suatu sikap mental rendah hati.
Kata kunci sederhana adalah bersahaja, tidak berlebihan, sesuai kebutuhan, apa adanya,
dan rendah hati. Wujud dari nilai kesederhanaan dalam kehidupan sekolah dan kampus, di
antaranya adalah rendah hati dalam pergaulan di sekolah dan kampus, berpakaian dan
menggunakan asesoris tidak berlebihan, tidak boros dalam memenuhi kebutuhan hidup,
tidak suka pamer kekayaan, serta hemat dalam menggunakan air, listrik, dan energi
lainnya
8. Kerja keras
Bekerja keras berarti melakukan sesuatu secara bersungguh-sungguh. Pribadi pekerja
keras akan muncul dari sosok yang memiliki motivasi tinggi untuk berubah dan pantang
menyerah dalam segala keadaan. Pribadi pekerja keras dapat diwujudkan dengan selalu
melakukan tanggung jawab secara sungguh-sungguh serta melakukan segala sesuatu
dengan upaya terbaik, sekuat tenaga, penuh kecerdasan tinggi, dan sepenuh hati.
Kata kunci kerja keras adalah semangat, gigih, usaha, keyakinan, tabah, keras
pendirian, pantang menyerah, terus berharap, dan mempunyai impian. Wujud dari nilai
kerja keras dalam kehidupan di sekolah dan kampus, di antaranya adalah tidak
mengambil jalan pintas dalam mencapai tujuan, menghargai proses tidak sekadar
mencapai hasil akhir, menggunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk mengejar suatu
target atau tujuan, serta tidak terlalu memikirkan apa yang akan diperoleh, tetapi
memikirkan apa yang harus dapat dihasilkan.
9. Kepedulian

5
Kepedulian berasal dari kata “peduli”, artinya mengindahkan, memperhatikan,
menghiraukan. Kepedulian bermakna berperilaku dan memperlakukan orang lain dan
lingkungan sekitarnya, sehingga bermanfaat bagi semua pihak. Peduli merupakan sifat
yang dapat membuat segala kesulitan dapat dihadapi, segala keadaan dapat ditanggung
bersama, dan keterbatasan pun dapat dicarikan solusinya.
Kata kunci peduli adalah memahami, menghargai, mendukung, menghormati, dan
menolong. Wujud dari nilai kepedulian dalam kehidupan di sekolah dan kampus di
antaranya adalah mematuhi peraturan sekolah dan tata tertib kampus, membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapi teman, merawat tanaman di sekitar sekolah dan
kampus, tidak merusak fasilitas umum, serta merawat dan menjaga barangbarang milik
umum.

B. Prinsip Anti Korupsi


Setelah memahami nilai-nilai anti korupsi yang penting untuk mencegah faktor internal
terjadinya korupsi, berikut akan dibahas prinsip-prinsip Anti-korupsi yang meliputi
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan, untuk mencegah
faktor eksternal penyebab korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi
(De Facto) maupun konstitusi (De Jure), baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga. Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor
bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor. Akuntabilitas publik
secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan
mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat
memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal. Selain itu
akuntabilitas publik dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan
menjawab kepada seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan. Seseorang yang
diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang memiliki legitimasi untuk melakukan
pengawasan dan mengharapkan kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain
adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas
outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik. Dalam pelaksanaannya,
akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme

6
pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas
kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat
baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.
2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsip
transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan
mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Selain itu transparansi menjadi pintu masuk
sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk
yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan
kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk
dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa kini dan masa mendatang.
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi.
a. Proses Penganggaran
Proses penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan, implementasi,
laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran.
b. Proses Penyusunan Kegiatan
Di dalam proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan
proses pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan
alokasi anggaran (anggaran belanja).
c. Proses Pembahasan
Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme
pengelolaan proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan
finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.
d. Proses Pengawasan
Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan
berkaitan dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah proyek-
proyek yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.
e. Proses Evaluasi

7
Proses evaluasi ini berlaku terhadap penyelenggaraan proyek dijalankan secara
terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga
secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.

3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip Fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat
prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
a. Komprehensif dan disiplin, berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak
melampaui batas (off budget).
b. Fleksibilitas, artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi
dan efektifitas.
c. Terprediksi, berarti adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for
money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang
terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan.
d. Kejujuran, artinya tidak adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaran
yang disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran
merupakan bagian pokok dari prinsip fairness.
e. Informatif, tujuan dari sifat ini adalah dapat tercapainya sistem informasi
pelaporan yang teratur dan informatif. Sifat informatif ini dijadikan sebagai dasar
penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan keputusan selain itu sifat ini
merupakan ciri khas dari kejujuran.
Dalam penerapannya pada mahasiswa, prinsip ini dapat dijadikan rambu-rambu agar
dapat bersikap lebih waspada dalam mengatur beberapa aspek kehidupan mahasiswa
seperti penganggaran, perkuliahan, sistem belajar maupun dalam organisasi. Selain itu,
setelah pembahasan ini, mahasiswa juga diharapkan memiliki kualitas moral yang lebih
baik dimana kejujuran merupakan bagian pokok dalam prinsip ini.
4. Kebijakan

8
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan mengenai
prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan anti
korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini
tidak selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-
undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang
anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat
negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, kultur kebijakan.
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang
terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas
dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung
oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-
nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau
undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan
tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
5. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization, reformasi
sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di Indonesia. Bentuk kontrol
kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa
oposisi yaitu mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap
lebih layak. Sedangkan kontrol kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan
mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Setelah memahami prinsip yang
terakhir ini, mahasiswa kemudian diarahkan agar dapat berperan aktif dalam melakukan
tindakan kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi maupun reformasi pada
kebijakan-kebijakan kehidupan mahasiswa dimana peran mahasiswa adalah sebagai
individu dan juga sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, maupun institusi.

9
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supaya bisa terhindar dari praktik korupsi, hendaknya individu bisa menerapkan nilai dan
prinsip dari anti korupsi. Yang mana nilai-nilai dari anti korupsi diantaranya:
1. Kejujuran
2. Kemandirian
3. Kedisiplinan
4. Tanggung Jawab
5. Kerja Keras
6. Kesederhanaan
7. Keberanian
8. Keadilan
Sedangkan prinsip anti korupsi meliputi :
a. Akuntabilitas
b. Tranparasi
c. Kewajaran
d. Kebijakan
e. Kontrol Kebijakan

11
DAFTAR PUSTAKA

Eko Handoyo. Pendidikan Anti Korupsi. (Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI), 2013).
Ita Suryani, “Penanaman Nilai-nilai Anti Korupsi Di lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi
Sebagai Upaya Preventif Pencegahan Korupsi”, Dalam Jurnal Visi Komunikasi, Vol.
14, No 2, 2015.
Mitra Permatasari, “Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Anti Korupsi Dalam Mmembentuk
Good Citizen Pada Era Milenial”, Dalam Jurnal Civic Hukum, Vol. 4, No 1, 2019.
Nanang T. Puspito, DKK. Pendidikan Anti Korupsi. (Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan RI, 2011).
Yadi Iamnsyah dan Habibul Umam Taqiuddin, “Implementasi Nilai-nilai Anti Korupsi
Dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa (Studi Di Universitas Nahdatul Ulama
Nusa Tenggara Barat”, Dalam Jurnal Hukum, Sosial, dan Manusia, Vol. 1, No. 1,
2022.

12

Anda mungkin juga menyukai