KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kejujuran
Dalam kamus besar bahasa indonesia jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak
curang. Hal ini sama dengan yang dikemukakan Desi anwar bahwa jujur adalah lurus
hati, tidak curang, tidak bohong. Jadi kejujuran adalah sebuah sikap dimana seseorang
dapat meluruskan hatinya untuk tidak berbuat kebohongan dan kecurangan baik pada diri
sendiri maupun pada orang lain. Dalam pandangan umum, kata jujur sering dimaknai
“adanya kesamaan antara realitas (Kenyataan) dengan ucapan” dengan kata lain “apa
atau apa yang dikatakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Jika
seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui
suatu hal sesuai yang sebenarnnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak
jujur,menipu,mungkir, berbohong dan lain sebagainya. Kejujuran ada pada ucapan dan
juga perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada ada hati nurani.
suatu informasi yang sesuai dengan kebenaran dan kenyataan. Sikap jujur atau kejujuran
seseorang itu biasa dihubungkan dengan hati nurani dan pengakuan. Orang yang baik,
saat berkata atau berperilaku yang tidak sesuai dengan hati nurani, maka akan merasa
risau dan tidak tenang. Sama halnya dengan bila ada seseorang yang memberi pengakuan
12
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang
realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk
keuntungan dirinya. Kata jujur identik dengan “benar” yang lawan katannya “bohong”.
Makna jujur lebih berkaitan dengan kebaikan. Kejujuran adalah kunci untuk membangun
Biasakanlah selalu jujur mulai dari hal yang paling sederhana dan kecil. Kita harus jujur
kepada siapapun, meski terhadap anak kecil sekalipun. Individu yang jujur adalah
individu mampu menghargai apa yang dimiliki. Hati yang jujur menghasilkan tindakan-
tindakan yang jujur. Jika kejujuran sudah ada dan melekat pada diri individu maka akan
mendatangkan banyak hal yang positif, individu tidak akan berfikir untuk melakukan hal
yang curang.
adalah kebenaran
c) Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya
sikap adalah :
1. Faktor pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
13
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang
yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi
kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang
tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Faktor kebudayaan
berkenaan dengan segala hasil kreasi manusia, baik hasil yang konkrit ataupun
lembaga serta adat kebiasaan dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang berbudaya
dan membudaya, ia bukan saja menerima, turut melestarikan dan menikmati serta
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh
konsep moral dalam arti individu. Manusia selain makhluk individual dan sosial, ia
14
juga makhluk berketuhanan. Manusia adalah makhluk yang yang mempercayai
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman
didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau
Dari penjelasan tersebut bila dihubungkan dengan sikap jujur siswa, maka
1. Keluarga
Keluarga adalah sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan paling utama,
contoh dari perilaku ataupun perlakuan orang tuanya terhadap dirinya. Keluarga
merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak,
Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang sangat dominan dan sifatnya
perilaku-perilaku sejenisnya. Untuk itu sebagai pendidikan karakter pertama orang tua
diharapkan sebagai pemberi panutan yang terbaik atau suri tauladan yang baik.
Misalnya mengajak anak berbelanja kepasar sesuai dengan kebutuhan dan melatih
anak untuk merinci apa yang dibeli dan berapa saldo yang dimilikinya untuk disimpan
sebagai uang cadangan keluarga. Disini diilustrasikan anak untuk dilatih mengatur
15
2. Sekolah
Sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak berada disekolah, di mana
lembaga sekolah memiliki berbagai unsur berupa unsur guru, unsur siswa, dan orang
fasilitas untuk belajar dan pengetahuan orang tua akan ilmu-ilmu yang harus dipelajari
anak merupakan faktor yang mempengaruhi pentingnya peran sekolah bagi anak.
Penegakkan disiplin, pemberian contoh sikap oleh guru terhadap siswa, pola pergaulan
sesama siswa, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perubahan karakter anak.
Untuk itu guru sebagai orang yang paling berpengaruh pada proses pembentukan
karakter anak, senantiasa memberikan panutan dan menciptakan suasana yang baik
3. Lingkungan
meliputi lingkungan dimana dia tinggal, dan dimana dia sering berinteraksi dengan
masyarakat baik lewat media masa maupun media elektronik. Lingkungan masyarakat
yang baik biasanya akan memunculkan sikap yang baik pula bagi anak, begitupula
ataupun lingkungan di mana anak itu berinteraksi misalnya lewat media masa maupun
media elektronik. Ia akan melakukan apa yang teman-temannya biasa lakukan, atau
apapun yang ia biasa baca dan lihat lewat media. Untuk itu orang tua sebagai pionir
yang baik. Walaupun tidak jarang juga orang yang dari lingkungan masyarakat yang
kurang baik menjadi berkarakter lebih baik karena rasa pemberontakan jiwanya untuk
menuju perubahan.
16
2.1.4. Peran Guru dalam Membangun Karakter Jujur
Mengingat kejujuran merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki oleh
semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-sekolah untuk menanamkan sikap
ini terhadap peserta didik agar mereka memahami pentingnya bersikap jujur sejak
dini. Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat
dilakukan saat mereka masih duduk dibangku sekolah dasar. Terkait itu, banyak pihak
yang berpendapat bahwa sekolah dasar dinilai menjadi wadah utama dalam
pembentukan karakter.Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam
Dirasa sangat sulit menanamkan sikap jujur kepada peserta didik apabila guru
mengerti bahwa salah satu ciri orang yang baik adalah bersikap jujur.
pemahaman yang dihafalkan, namun tidak sampai pada tahap penghayatan dan
pengamalan.
Membentuk karakter jujur pada peserta didik memang tidak bisa dilakukan
pada dirinya, sebagai contoh membuat “kotak kejujuran”. Kotak tersebut untuk
17
3. Keteladanan
Ketika di sekolah, guru merupakan sosok panutan bagi peserta didik, yang
segala gerak-gerik dan sikapnya langsung terlihat oleh peserta didik. Oleh
karena itu, untuk menumbuhan sikap jujur pada dirinya, guru juga harus
memberikan contoh konkret dengan cara berusaha bersikap jujur dan didiplin
4. Terbuka
berusaha menutupi kesalahan yang dilakuka oeh peserta didik dengan alasan
apapun. Sebab, hal ini akan menjadikan peserta didik sealu merasa aman saat
berbuat kesalahan. Keterbukaan juga dapat dilakukan oleh guru dalam rangka
menunjukan hasil prestasi peserta didik. Guru jangan menutup fakta yang
terjadi jika memang ada peserta didik yang meraih prestasi rendah dalam
Cara lain mendorong peserta didik agar bisa bersikap jujur adalah tidak
jika guru bereaksi berlebihan saat menunjukan kekecewaan peserta didik akan
18
2.2. Kemampuan Sintesis
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup)
(Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553). Kemampuan (ability)
berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57). Dari pengertian-
kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut, Stephen P. Robbins
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :
memecahkan masalah).
Sintesis merupakan kumpulan dari bagian dan unsure kelas, kategori, dan sub
kategori secara bersama-sama menjadi landasan yang membentuk keutuhan. Hal ini
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
19
dengan faktor-faktor yang lainnya. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola
yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya lebih tinggi
elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan
sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran
induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran
yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan
sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang
selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa
maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat
diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis”
dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
pandangan dunia.
20
3. Anjing itu galak
komprehensif.
merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus
laras ilmiah, data publikasi atas sumber-sumber tadi kemudian dimasukan dalam
daftar pustaka.
Contoh :
unit-unit yang tak berarti dengan menambahkan satu unsur tertentu dan unit-unit tak
gagasan, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk tulisan, gambar, simbol ilmiah, dan
yang lainnya.
2. Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau
21
3. Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, hasil observasi menjadi
2.3.1. Belajar
a. Pengertian Belajar
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
lingkungannya. Secara psikologi, defenisi dari belajar ialah suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri suatu pola
baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Abdilah (2002) , belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
22
b. Jenis-jenis Belajar
l.
c. Teori-teori Belajar
Skiner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik begitupun sebaliknya bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adannya hal berikut:
didik
23
b. Teori Belajar Menurut Bruner
Menurut Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi
dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam belajar guru perlu memperhatikan
4 hal berikut:
jawab”nya.
24
mengenal simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi membuat
4) Tahap operasi formal, anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang
dewasa.
d. Teori R. Gagne
dari instruksi.
Gagne juga mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
yaitu:
(e) Sikap
e. Purposeful Learning
mengajar di sekolah.
25
f. Belajar dengan Jalan Mengamati dan Meniru (Observational Learning and
Imitation)
Menurut Bandura dan Walters dalam Slameto (2013:21) tingkah laku baru
model/contoh/teladan.
seseorang
2. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi yang baik
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
26
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka
ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih
baik.
a. Faktor-faktor intern
Faktor intern merpakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang
1. Faktor jasmaniah
a. Faktor kesehatan
b. Cacat tubuh
2. Faktor psikologis
siswa.
3. Faktor kelelahan
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern
1. Faktor keluarga
keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah cara orang tua
27
2. Faktor sekolah
adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3. Faktor Masyarakat
hasil belajar siswa. Faktor masyarakat terbagi lagi menjadi kegiatan siswa
masyarakat.
Menurut Sudjana (2004) hasil belajar adalah tindakan atau kegiatan untuk melihat
sejauh mana tujuan-tujuan instruksioanal telah dicapai atau dikuasai oleh siswa yang
Menurut Bloom dalam Aunurrahman, 2009: 49-54) hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan,
28
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak.
Ketuntasan hasil belajar siswa diukur dengan tes hasil belajar.Acuan kriteria
ketuntasan yang digunakan Depdiknas yang berlaku bagi SMP dan SMA. Suatu
indikator dkatakan berhasil apabila P ≥ 0,72, sedangkan tes hasil belajar dikatakan
tuntas apabila memenuhi proporsi ≥ 0,72. Standar ketuntasan kelas yang ditetapkan
sekolah yakni 0,72. Sedangakn kelas dikatakan tunatas apabia 80% dari seluruh siswa
belajar melalui upaya penyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk
mengkonstruksi pengetahuan siswa. Secara garis besar PBM terdiri dari kegiatan
menyajikan kepada peserta didik sistuasi masalah yang autentik dan bermakna yang
inkuiri.
fasilitator atau pembimbing. Pada pembelajaran ini guru melakukan scaffolding, yaitu
29
PBM tidak dapat terjadi tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam
Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001: 19) yang dikutip oleh Trianto (2009:91)
memberi masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah
yang dihadapi dapat diselediki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan
baik. Pengalaman peserta didik yang diperoleh dari lingkungan akan menjadi bahan
dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini
30
cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan,
2002: 123).
memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh peserta didik dan guru. Ketika
berpikir kritis. Model PBM dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini
membutuhkan kerja sama diantara para peserta didik. Dalam model pembelajaran ini
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan
31
Metode PBL sangat potensial untuk megembangkan kemandirian peserta didik
yang dapat dikembangkan dengan menerapkan metode PBL adalah sebagai berikut:
guru.
b. Berpikir generatif
c. Berpikir sistematis
d. Berpikir analogis
32
e. Berpikir sistemik
5. Belajr mandiri
sebagai titik awal untuk mengakuisisi pengetahuan baru. Peserta didik belajar
menggunakan masalah autentik tertentu untuk belajar konten (isi) pelajaran dan
mengatur siswa agar terjadi proses kerja sama dalam belajar, tetapi lebih jauh dari itu
33
bagaimana siswa mumemahami suatu persoalan nyata ,mencari solusi yang tepat,
serta dapat menyerahkan solusi tersebut untuk memecahkan masalah. Sanjaya seperti
yang dikutip oleh sutirman (2013: 40) menyebutkan beberapa karakter ristik
berfikir siswa secara rasional dan memecahkan masalah secara sistematik. Tan seperti
memiliki karakteristik :
membedakannya dari model pembelajaran yang lain. Ciri yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
34
a. Mengorientasikan peserta didik kepada masalah autentik.
Tahap awal dari model pembelajaran PBM ditandai dengan suatu kegiatan
mengorientasikan peserta didik kepada masalah autentik. Pada tahap ini guru
peserta didik serta dapat diselidiki oleh peserta didik untuk menemukan
jawabannya.
Terdapat berbagai alternatif cara yang dapat dipilih oleh guru untuk
1) Melakukan demonstrasi,
2) Berceritera,
tahap ini disajikan dengan cara membuat konflik kognitif didalam benak
peserta didik.
matematika dan ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, peserta didik meninjau masalah itu
dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan
pemerintahan.
35
c. Penyelidikan autentik.
secara berkelanjutan. Dari uraian diatas tampak sekali empat prinsip yang
bentuk karya nyata atau artifak dan memamerkannya. Karya tersebut dapat berupa
rekaman debat, laporan praktikum, model fisik, video, atau program komputer,
surat kepada seseorang atau instansi, poster. Pada tingkat yang lebih tinggi, hasil
karya didalam PBM dapat berupa makalah, tesis, atau disertai karya-karya yang
presentasi di kelas atau ditempel dipapan pajangan, peserta didik lain dapat
Dalam format yang lain karya dapat saling dipertukarkan dengan peserta didik
yang lain, kemudian peserta didik tersebut memberi komentar pada karya
36
Misalnya pada akhir semester sekolah melakukan open house, para peserta didik
memamerkan karyanya, kemudian orang tua peserta didik diundang untuk melihat
semakin berkembang.
Peserta didik dengan teman-temanya dapat berlatih berbagai peran orang dewasa
37
1) Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang
dihadapinya.
masalahnya terselesaikan.
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri (Ridwan, 2014: 134).
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah
metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik
merumuskan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi
oleh guru dan peserta didik dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran berdasarkan
masalah tahap pertama yang perlu dilakukan adalah memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan penyelesaiaan masalah sehingga mereka akan bertindak aktif
38
identifikasih pengetahuan yang telah dimiliki,serta pengetahuan yang perlu di kuasai.
Tahap awal yang dilakukan setelah siswa dihadapkan pada permasalan adalah:
Langkah umum dalam strategi penerapan PBL dari beberapa hasil penelitian
Perbandingan tahap PBL yang dikembangkan oleh Oon-seng Tan, jordan dan dafit
Tahap PBL versi Oon-seng Tan Tahapan PBL versi Jordan TahapanPBL versi David
Guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum
Siswa dihadapkan pada Siswa mengklasisfikasi
permasalahan istilah
Siswa merumuskan
Permasalahan
Guru melibatkan siswa Curah pendapat tentang
dalam permasalahan, hipotesis dan penjelasan
Siswa menganalisis permasala mendefinisikan hal yang Siswa menata hipotesis
dan isu pembelajaran harus dipelajari. Siswa berbagi informas
dan diskusi belajar
mandiri
Siswa mencari informasi Siswa mengumpulkan
untuk memperoleh fakt Informasi dan belajar
Siswa menemukan solusi dan yang relevan Mandiri
membuatkan pelaporan Siswa mengajukan solusi Siswa berbagi informasi
dan diskusi hasil belajar
mandiri
Siswa melakukan presentase
dan refleksi
Siswa melakukan kaji
ulang,interaksi dan evaluasi
(Sumber Ridwan,2014: 152)
39
Tahapan yang dikembangkan oleh Oon-Seng Tan lebih bersifat homolistik
dengan strategi evaluasi dan umpan balik, namun kurang rinci dan mendeskripsikan
dikemukakan oleh david tampak cukup rinci namun perlu disederhankan. Sehingga
berikut:
1). Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa yang relevan sesuai dengan topik
saling
hal- hal yang belum mereka pahami dan perlu dipelajari untuk menyelesaikan
masalah.
Angota kelompok benagi peran untuk untuk mempelajari fakta dan konsep.
4). Masing- masing siswa melakukan penelusuran informasi atau observasi berdasarkan
5). Siswa kembali melakukan diskusi kelompok dan berbagi informasi. Informasi atau
dikaji.
40
7). Angoota kelompok melakukan kajian ulang (review) terhadap proses penyelesaian
masalah yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing- masing anggota.
Proses penilaian diri dan penialaian teman sejawat dapat dilakukan pada tahap akhir
sebagai metode refleksi bagi kelompok dan metode penilaian bagi guru.
model pembelajaran
peserta didik aktif belajar melakukan penyelidikan berupa kegiatan pengamatan atau
eksperimen, sumber penilaian pada PBM amat kaya. Aspek-aspek yang dapat dinilai
misalnya hasil belajar, proses belajar, potensi belajar, dan kesempatan untuk belajar.
41
Hasil belajar yang dapat diukur juga beragam, misalnya :
terpadu, dan juga berbagai strategi belajardan strategi bertanya; serta psikomotor
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah sebagai salah
berikut:
a. Kelebihan
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran
42
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
mereka lakukan
pengetahuan baru
b. Kelemahan
1) Siswa yang tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari dapat dipecahkan maka mereka akan merasa engan
untuk mencoba.
3) Untuk Peserta didik yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
pembelajaran yang menggunakan masalah pada sebagai titk awal untuk mengakuisisi
pengetahuan baru. Peserta didik belajar menggunakan masalah autentik tertentu untuk
belajar konten (isi) pelajaran dan sebaliknya peserta didik juga belajar keterampilan
43
khusus untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan sarana berupa isi/konten
pelajaran.
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar yang
dinyatakan dengan angka, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga
kecakapan dalam bersikap dan keterampilan. Hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran dalam waktu tertentu yang
antara model pembelajaran yang dipakai dengan hasil belajar, yaitu ababila seorang
langsung peserta didik juga akan meningkat hasil belajarnya terutama yang terbagi
atas tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat mengukur
2.5. Pengaruh Kejujuran dan Kemampuan Sintesis Terhadap Hasil Belajar Dengan
kognitif tingkat tinggi siswa berupa kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi..
siswa jika materi dasar telah dikuasai, dilakukan dengan kelompok yang kecil dengan
anggota kelompok yang berkemampuan sama, dan bimbingan yang intensif oleh guru.
pemecahan masalah akan kreatif dan aktif karena setiap kelompok memiliki siswa yang
majemuk, dan siswa yang kurang memiliki kemampuan akan terdorong untuk
mengajukan gagasan dan pendapatnya.Hal ini juga dapat mendorong perilaku jujur dari
44
siswa,dimana siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar, dapat mengerjakan soal ujian
dan tidak memiliki banyak kesalahan, mendapat ilmu tambahan, mendapat nilai dari
usahanya sendiri, tetap berperilaku jujur, tidak curang dan tidak menyontek, memiliki
pendirian yang kuat, menjadi siswa berprestasi, melatih percaya diri dan kemampuan
a. Sistem koloid
Pernahkah anda mencampurkan gula, pasir, dan susu bubuk ke dalam air?
Ketiga campuran tersebut (gula-air, pasir-air, susu bubuk-air) akan membentuk satu
dispersi, yaitu penyebaran merata dua fase. Kedua fase tersebut terdiri atas fase zat
yang didispersikan dan fase pendispersi. Fase zat yang didispersikan dikenal juga
dengan istilah fase terdispersi atau fase dalam. Adapun fase pendispersi dikenal
dengan istilah medium pendispersi atau fase luar. Pada umumnya, fase terdispersi
memiliki jumlah molekul yang lebih kecil dibandingkan dengan fase pendispersi.
Terdapat tiga macam campuran, yaitu larutan sejati atau larutan, suspensi, dan koloid.
a. Larutan
terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil dari 10-7 cm ( 1 nm) sehingga sangat
antara gula dan air termasuk larutan karena pencampuran kedua zat tersebut
menghasilkan dua fase yang homogen. Beberapa contoh larutan lainnya adalah
45
Gambar 2.1. Contoh Larutan
b. Suspensi
Suspensi adalah dispersi zat padat di dalam air. Zat terdispersi pada
suspensi merupakan zat padat berukuran cukup besar. Padatan ini merupakan
memiliki ukuran yang cukup besar, medium pendispersi (air) tidak mampu
terdispersi di dalam suspensi 10-5 cm ( 100 nm) sehingga masih dapat diamati
dengan mudah. Suspensi dapat disaring dengan menggunakan kertas saring biasa.
Berdasarkan penjelasan ini, berarti campuran antara pasir dan air merupakan
suspensi.
46
c. Koloid
terdispersi berupa padatan dan fase pendispersi yang umum, yaitu air. Ukuran
partikel zat terdispersi di dalam koloid lebih besar daripada ukuran partikel di
dalam larutan, tetapi lebih daripada ukuran partikel zat terdispersi di dalam
suspensi. Partikel zat terdispersi berukuran antara 10-7cm sampai dengan 10-5cm
(1 nm – 100 nm).
Sistem koloid tampak homogen jika dilihat tanpa mikroskop, tetapi dengan
Partikel koloid dapat disaring dengan menggunakan kertas saring yang berpori-
pori sangat halus. Berdasarkan sistem dispersi, suatu koloid tampak seperti
suspensi. Akan tetapi, secara fisik tampak seperti larutan sehingga sering juga
disebut dengan istilah suspensi homogen. Campuran susu bubuk dengan air
dinamakan koloid.
47
Tabel 2.3.
Perbedaan antara Larutan, Koloid dan Suspensi
Aspek Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Campuran Homogen Tampak Homogen Heterogen
Kestabilan Stabil Stabil Tidak Stabil
Pengamatan Mikroskop Homogen Heterogen Heterogen
Jumlah Fase Satu Dua Dua
Pemisahan dengan Cara Tidak dapat Tidak dapat disaring Dapat disaring
Penyaringan disaring dengan kertas saring
biasa, kecuali dengan
kertas saring ultra
Ukuran Partikel 10-7 cm, atau 10-7 cm – 10-5 cm, 10-5 cm, atau
1 nm atau 1 nm – 100 nm 100 nm
terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fase zat ini dapat dibuat
sembilan kombinasi campuran fase zat, tetapi yang dapat membentuk sistem koloid
hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas dan fase gas selalu menghasilkan
campuran homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid.
Sistem koloid fase padat-cair disebut sol. Sol terbentuk dari fase
terdispersi berupa zat padat dan fase pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat
1) Agar-agar
sistem koloid yang disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada
keadaan dingin sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi
48
agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan
2) Pektin
Pektin adalah tepung yang diperoleh dari buah pepaya muda, apel, dan
kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang
pembuatan selai.
3) Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau
kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispersikan di dalam air, terbentuk
suatu sol yang kemudian memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak
juga digunakan untuk pembuatan makanan, seperti jelly atau permen yang
49
Gambar 2.5. Gelatin
4) Cairan Kanji
suatu suspensi. Jika suspensi dipanaskan terbentuk sol, dan jika konsentrasi
tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan memadat sehingga membentuk
gel. Suatu gel terbentuk karena fase terdispersi menyerap medium pendispersi
6) Cat tembok dan tinta (zat warna terdispersi di dalam medium air).
7) Cat kayu dan cat besi (zat warna terdispersi di dalam pelarut organik).
10) Sol emas, sol Fe(OH)3 , sol Al(OH)3 , dan sol belerang.
50
b. Sistem Koloid Fase Padat-Padat (Sol Padat)
Sistem koloid fase padat-padat terbentuk dari fase terdispersi dan fase
pendispersi yang sama-sama berwujud zat padat sehingga dikenal dengan nama
sol padat. Lazimnya, istilah sol digunakan untuk menyatakan sistem koloid yang
terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat di dalam medium pendisersi
berupa zat cair sehingga tidak perlu digunakan istilah sol cair. Contoh sistem
koloid fase padat-padat adalah logam campuran (aloi), misalnya stainless steel
yang terbentuk dari campuran logam besi, kromium, dan nikel. Contoh lainnya
adalah kaca berwarna yang dalam hal ini warna terdispersi di dalam medium zat
padat (kaca).
Sistem koloid fase padat-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa padat
dan fase pendispersi berupa gas. Anda sering menjumpai asap dari pembakaran
pendispersi berupa gas (udara). Partikel padat di udara disebut partikulat padat.
Sistem dispersi zat padat dalam medium pendispersi gas disebut aerosol padat.
51
Gambar 2.8. Contoh Koloid Aerosol Padat
Sistem fase cair-gas terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase
pendispersi berupa gas, yang disebut aerosol. Contoh sistem koloid ini adalah
kabut dan awan. Partikel-partikel zat cair yang terdispersi di udara (gas) di sebut
partikulat cair. Contoh aerosol adalah hairspray, obat nyamuk semprot, body
Sistem koloid fase cair-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair
dalam medium pendispersi yang juga berupa cairan. Campuran yang terbentuk
52
Gambar 2.10. Contoh Koloid Emulsi
Sistem koloid fase cair-padat tebentuk dari fase terdispersi berupa zat cair
dan medium pendispersi berupa zat padat sehingga di kenal dengan nama emulsi
padat. Sebenarnya, istilah emulsi hanya digunakan untuk sistem koloid fase cair-
cair. Jadi, emulsi berarti sistem koloid fase cair-cair (tidak ada istilah emulsi cair).
Sistem Koloid Fase Gas-Cair terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan
medium pendispersi berupa zat cair. Jika anda mengocok sabun, akan timbul busa.
Di dalam busa sabun terdapat rongga yang terlihat kosong. Busa sabun merupakan
fase gas dalam medium cair. Contoh-contoh zat yang dapat menimbulkan busa
53
Pada proses pencucian, busa yang ditimbulkan oleh sabun dan deterjen
dapat mempercepat proses penghilangan kotoran. Busa atau buih pada zat
pembentukan busa tidak diinginkan sehingga dilakukan penambahan zat anti busa
Sistem Koloid Fase Gas-Padat terbentuk dari fase terdispersi berupa gas
dan medium pendispersi berupa zat padat, yang dikenal dengan istilah busa padat,
54
Tabel 2.4
Jenis-jenis Koloid
No Fase Medium Nama Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
1 Padat Cair Sol Sol emas, agar-agar, jelly,
cat, tinta, air sungai.
2 Padat Gas Aerosol padat Asap
3 Padat Padat Sol padat Paduan logam, kaca
berwarna
4 Cair Gas Aerosol Kabut dan awan
5 Cair Cair Emulsi Santan, susu, es cream,
lotion, mayonnaise.
6 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara.
7 Gas Cair Buih, busa Busa sabun
8 Gas Padat Busa padat Karet busa dan batu apung.
c. Sifat-sifat Koloid
Secara fisik, sistem koloid terlihat homogen seperti larutan. Jika anda amati
dengan mikroskop, terlihat adanya perbedaan antara koloid dan larutan karena sistem
larutan dan koloid, anda harus mempelajari sifat-sifat yang dimiliki oleh sistem
koloid.
1. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak yang tidak beraturan, gerak acak atau gerak
siksak partikel koloid. Gerak Brown terjadi karena benturan tidak teratur partikel
55
2. Efek Tyndall
sistem koloid tersebut terlihat lebih terang. Cahaya yang terlihat lebih terang ini
penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel koloid akan memantulkan dan
terang.
3. Adsorpsi
56
4. Koagulasi
kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang
berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi dapat
elektroforesis.
Sistem koloid sol (zat padat dalam medium pendispersi cair) dapat bersifat
liofil, zat terdispersi dapat menarik atau mengikat medium pendispersi. Pada sol
yang bersifat liofob, zat terdispersi tidak dapat mengikat medium pendispersinya
(air).
57
6. Koloid Pelindung
sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung
adalah gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. Gelatin
Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid dari ion-ion yang terabsorbsi
sehingga ion-ion tersebut dapat dihilangkan dan zat terdispersi terbebas dari ion-
ion yang tidak diinginkan. Pada proses dialisis, koloid yang mengandung ion-ion,
koloid terbebas dari ion-ion. Proses dialisis juga terjadi dalam metabolisme tubuh,
58
Gambar 2.20. Dialisis
Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari air tanah liat yang
terdispersi dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan
(desinfeksi).
59
Gambar 2.22. Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
a. Reaksi Redoks
2) Pembuatan sol emas dengan cara mereaksikan larutan AuCl2 dan zat
atau
60
Gambar 2.23. Reaksi Redoks
b. Reaksi Hidrolisis
Fe(OH)3 .
1) Pembuatan sol Al(OH)3 dari larutan AlCl3, Al2(SO4 )3, PAC, atau tawas.
c. Reaksi Penggaraman
61
d. Penjenuhan Larutan
akan menghasilkan koloid yang berupa gel. Kalsium asetat bersifat mudah
2. Cara Dispersi
partikel kasar (besar) menjadi partikel koloid. Cara dispersi dilakukan melalui
cara mekanik (penggerusan), cara busur bredig, dan cara peptisasi (pemecahan).
a. Cara Mekanik
partikel halus. Partikel kasar digiling dengan alat colid mill sehingga diperoleh
62
b. Cara Busur Bredig
membuat sol logam. Pada proses ini, logam yang akan dibuat sol digunakan
keduan ujung elektroda dihubungkan dengan arus listrik. Uap logam yang
koloid.
63
Gambar 2.27. Peptisasi
d. Cara Homogenisasi
Cara ini mirip dengan cara mekanik dan biasanya digunakan untuk
64
2.7. Penelitian Yang Relevan
Multimedia Materi Ekosistem Pada Peserta didik Kelas VII SMP Plus Mentari
ekosistem di SMP Swasta Plus Mentari Bolok tahun ajaran 2007/2008 dinyatakan
berhasil,karena RPP, LKS, BAS, THB Produk, THB Proses, THB Psikomotorik,
THB Afektif dapat berjalan dengan baik, karena guru dapat mengelola pembelajaran
mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, sampai pada kegiatan penutup
dengan baik sehingga peserta didik menjadi antusias dalam pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kemudian dilihat dari ketuntasan
indikator semua butir soal yang dikerjakan dinyatakan valid dan berhasil.
melalui problem based learning (PBL) pada pembelajaran biologi peserta didik kelas
tersebut meliputi :
Berdasarkan hasil penelitian Yuyun Kasmaningsih dan Sri Lestari tentang “Kejujuran
Akademik Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Situasi Ujian” bentuk perilaku siswa
65
dalam situasi membawa contekan saat ujian lebih banyak yang jujur (81,5%) daripada
tidak jujur (11,8%). Hasil penelitian ini adalah sebagian besar siswa masih berpegang
4. Hasil penelitian Pardjono dan Wardaya tahun 2009 dengan judul “Peningkatkan
Solving SMK Negeri 2 Wonosari. HAsil yang di peroleh dari penelitian ini adalah
menunjukkan ada 15 orang atau sekitar 41,6% siswa yang mengalami peningkatan
kemampuan sintesis.
masalah terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa SMA ditinju dari gaya
kognitif” Terdapat perbedaan prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran EEK (F= 2,944;p < 0,05) dan terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dengan gaya kognitif terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri
siswa (F=47,456;p<0,05)
kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa berupa analisis, sintesis dan evaluasi.
kognitif siswa jika materi dasar telah dikuasai dilakukan dengan kelompok yang
66
permasalahan akan kreaktif dan aktif karena setiap kelompok memiliki siswa
yang majemuk dan siswa yang kurang memiliki kemampuan terdorong untuk
Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa
setelah melakukan proses belajar sselama waktu yang ditentukan. Prestasi belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar (eksternal). Salah satu faktor dalam diri siswa yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah sikap jujur. kejujuran merupakan salah satu
sikap yang penting dimiliki oleh semua lapisan masyarakat, maka perlu bagi sekolah-
sekolah untuk menanamkan sikap ini terhadap peserta didik agar mereka memahami
pentingnya bersikap jujur sejak dini. Dalam konteks pengembangan karakter jujur
mencuri, dan berbohong yang mencerminkan anak tidak berbuat jujur kepada diri,
teman, orang tua dan gurunya. Didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pipit
Uliana dan Rr. Nanik Setyowati tentang implementasi pendidikan karakter. Melalui
sekolah siswa dapat belajar menjadi pribadi yang baik, karena sekolah tidak hanya
melainkan juga memiliki sikap, perilaku yang baik dan menjadi kebanggaan bagi
orang tua dan sekolah. Sekolah diharapkan dapat menanamkan karakter pada diri
siswa. Nilai-nilai karakter yang ada dapat ditumbuhkan melalui visi, misi dan tujuan
sekolah. Visi. Hal tersebut terbukti pada 62 siswa (77,91%) setiap menemukan barang
di lingkungan sekolah mereka menaruhnya pada tempat penemuan barang yang sudah
67
Selain faktor dalam diri siswa adapun faktor dari luar diri siswa yang
didik yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang memberikan kesempatan lebi
SMA Negri 2 Kupang baik dengan presentase rata-rata tes kemampuan sintesis
sebesar 78,66%.
berbasis masalah. Dimana peserta didik juga akan meningkat hasil belajarnya
terutama yang terbagi atas tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat
2.9. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka dan penelitian yang relevan maka
1. Penerapan Model pembelajaran berabsis masalah efektif pada materi pokok asam basa
siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2017/2018 yang dicirikan
dengan guru mampu mengelola pembelajaran, ketuntasan indikator tercapai dan hasil
belajar tuntas.
2. Kejujuran siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupamg tahun ajaran 2017/2018 baik
dengan kriteria skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,61 (≥ 0,61) atau
68
3. Kemampuan sintesis siswa kels XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran
2017/2018 baik dengan kriteria skor yang diperoleh lebih besar sama dengan 0,61 (≥
4. a. Ada hubungan yang signifikan antara kejujuran dengan hasil belajar siswa
koloid siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
b. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan sintesis dengan hasil belajar
kimia dalam menerapkan metode pembelajaran berbasi masalah materi pokok sistem
koloid siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2017/2018.
c. Ada hubungan yang signifikan antara kejujuran dan kemampuan sintesis dalam
masalah materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2
b. Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan sintesis dengan hasil belajar
sistem koloid siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran
2017/2018.
c. Ada pengaruh yang signifikan antara kejujuran dan kemampuan sintesis dalam
69