Anda di halaman 1dari 12

KEJUJURAN SISWA TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh nilai Evaluasi
Pembelajaran

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Nurhafizah Nasution 1906103030006

Zaihariani 1906103030008

Suha Yumna 1906103030011

Rizka Putri Handayani 1906103030026

Layna Zhalilta 1906103030053

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN FISIKA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejujuran merupakan bagian dari sifat terpuji manusia. Kejujuran berkaitan dengan
hati nurani manusia yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Dimana dalam kejujuran
terdapat perbuatan dan perkataan yang saling sejalan satu sama lain. Namun, mirisnya di
zaman sekarang yang sudah serba canggih ini, dengan perkembangan teknologi yang
semakin pesat, angka kejujuran itu sendiri semakin menurun. Hal tersebut merupakan
akibat dari kurangnya kesadaran untuk berlaku jujur akibat tersedianya kemudahan dalam
berbagai sector terkhusus pendidikan.
Meskipun nilai kejujuran masih kerap diajarkan di sekolah, tak lantas membuat
seluruh siswa patuh dan mau berbuat jujur dalam setiap tindakanya. Orientasi terhadap
nilai yang baik menjadi salah satu penyebab merosotnya nilai kejujuran. Para siswa di
zaman sekarang cenderung ingin mendapatkan nilai yang bagus sehingga akan melakukan
berbagai cara untuk mewujudkannya, termasuk menghilangkan nilai kejujuran pada
dirinya. Sebagai contoh saat membuat tugas, di era ini banyak sekali siswa yang membuat
tugas bukan dari hasil kerja kerasnya sendiri, melainkan dengan menyalin milik teman,
atau mencari jawaban tersebut dari internet. Hal tersebut tentu didasarkan pada tuntutan
dunia yang semakin tinggi. Sebagian besar menganggap bahwa nilai jauh lebih penting
daripada kejujuran karena tanpa nilai yang memadai dirasa akan sulit menuju kesuksesan.
Pada kenyataannya, hal tersebut ada benarnya. Namun yang menjadi masalah disini
terletak pada jalan keluar/ penyelesaian masalah yang dipilih oleh para siswa untuk
mencapai tujuannya. Alih-alih belajar dengan sungguh-sungguh demi mendapatkan nilai
yang diharapkan, mereka justru memilih jalan instan yang sebenarnya melanggar nilai
kejujuran itu sendiri
Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memberantas ketidakjujuran
pada kalangan siswa, khususnya siswa SMA. Diantaranya adalah penghapusan UN atau
mengganti ujian paper test dengan CBT (Computer Based Test). Cara tersebut efektif
untuk menjauhkan situasi siswa untuk berbuat curang. Selain itu dihapuskannya sistem
perankingan juga merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat mencegah siswa
dalam berbuat kecurangan, baik dalam mengerjakan tugas dan melaksanakan ujian/
ulangan.
Penyadaran akan pentingnya kejujuran pada diri siswa ini perlu ditanamkan sejak
dini. Dimulai dari lingkungan keluarga yang merupakan orang-orang terdekat mereka, dan
dilanjutkan di sekolah, tempat dimana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya.
Oleh karena itu, di zaman yang serba canggih dan mudah ini diperlukan bimbingan dan
perhatian lebih khusus dari para guru untuk siswanya. Peran guru dan orangtua sangat
dibutuhkan untuk menanamkan nilai kejujuran pada diri siswa. Bukan malah menuntut
mereka untuk mendapat hasil terbaik, yang menuntun mereka pada ketidakjujuran

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang didapat
adalah: “Bagaimana nilai kejujuran pada anak dalam menjalakan perannya sebagai siswa
dan penerus bangsa?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memerlukan tujuan sehingga segala aktifitas yang dilaksanakan dapat
dirumuskan secara jelas dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan uraian
latar belakang diatas adalah: “Mendeskripsikan nilai kejujuran pada anak dalam
menajalankan perannya sebagai siswa dan penerus bangsa”.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai studi analisis
terhadap nilai kejujuran pada siswa, terutama pada Sekolah Menengah Atas (SMA).

b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua
pihak yang terkait dengan pendidikan karakter kejujuran pada siswa, terkhusus siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA).
BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN PENYUSUNAN INSTRUMEN TES

Mengetahui dan menganalisis kejujuran siswa tingkat SMA/MA sederajat dalam


proses pembelajaran di sekolah

B. DEFINISI KONSEPTUAL

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta (2007: 496),
jujur berarti lurus hati, tidak curang. Muchlas Samani dan Hariyanto (2013: 51) menjelaskan
bahwa jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan
dan dilakukan berintegritas, berani karena benar, dapat dipercaya amanah, trustworthiness,
dan tidak curang (no cheating). Secara singkat Agus Wibowo (2012: 40) mengartikan bahwa
jujur adalah orang yang berbicara dan berbuat harus apa adanya, tanpa menutupi dengan
kebohongan.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 Agus Wibowo (2013: 14),
jujur diartikan sebagai perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Seperti yang
diungkapkan Jamal Ma’mur Asmani (2011: 37), bahwa kejujuran merupakan perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik
terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Hal ini diwujudkan dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.

Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 48) menyatakan bahwa deskripsi jujur yaitu
biasa mengatakan yang sebenarnya, apa yang dimiliki dan diinginkan, tidak pernah bohong,
biasa mengakui kesalahan dan biasa mengakui kelebihan orang lain. Sejalan dengan Nurul
Zuriah (2007: 83) yang menyatakan bahwa jujur merupakan sikap dan perilaku yang tidak
suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya, dan berani mengakui kesalahan.
Jujur bisa diartikan mengakui, berkata atau memberikan informasi sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya. Terkait pembelajaran, Widuri Raharja (2013) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Kejujuran siswa dalam pembelajaran di sekolah adalah sikap lurus hati, tidak
berbohong, mengakui kesalahan dan terbuka antara siswa dan pendidik yang disertai dengan
tindakan berupa berkata dengan kejujuran, tidak melanggar batasan, tidak berbuat curang
sehingga bisa memupuk rasa percaya antara siswa dan pendidik selama proses pembelajaran
berlangsung ataupun di luar proses pembelajaran.

D. KISI-KISI INSTRUMEN

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kejujuran siswa dalam proses


pembelajaran di sekolah adalah kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari pernyataan-pernyataan
yang positif.

Berikut kisi-kisi instrumen yang digunakan.

Variabel Indikator No. item Jumlah item


Kejujuran Berperilaku jujur dalam kehidupan sehari- 1 1
hari baik di sekolah, rumah maupun
masyarakat
Bertanggung jawab dan patuh terhadap 2, 20 2
peraturan
Menepati janji, amanah dan dapat dipercaya 3, 18 2
Menyajikan kaitan antara contoh perilaku 4 1
jujur, dalam kehidupan sehar-hari dengang
tenang
Menalar, menyaji dalam ranah konkret 5 1
dengan pengembangan diri dari yang
dipelajari di sekolah mengenai perilaku jujur
tidak memberikan contekan kepada teman 6 1
saat guru memberikan ulangan
Meyakini perilaku jujur membuat hidup 7 1
tenang
Menyadari arti penting kejujuran dalam 8 1
kegiatan akademik
Menganalisis manfaat kejujuran dalam 9 1
kehidupan sehari-hari
Mengembangkan perilaku peduli, ramah 10 1
lingkungan, dan rasa indahnya kejujuran
Mendeskripsikan makna kejujuran dalam 11 1
kegiatan akademik
Meyakini bahwa perilaku jujur adalah 12 1
perintah agama
Mendeskripsikan pengertian jujur 13 1
Menjawab pertanyaan guru tentang sesuatu 14 1
berdasarkan yang diketahuinya
Berbicara dan bercerita jujur 15 1
Mengajak teman-teman untuk berperilaku 16 1
jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di
sekolah, rumah maupun masyarakat
Berani mengakui kesalahan dan menjadi diri 17 1
sendiri
Berperilaku jujur dalam kehidupan sehari- 19 1
hari baik di sekolah, rumah maupun
masyarakat

E. TEKNIK PENSKALAAN

Teknik penskalaan yang digunakan adalah skala Likert yang dibagi dalam 5 kategori.
Kategori ini dipilih agar responden jelas dalam memilih jawaban.

F. PENSEKORAN

Kuesioner ini terdiri dari pernyataan-pernyataan positif saja. Jenis penskoran yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Jawaban skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang setuju (KS) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1

G. BUTIR INSTRUMEN

ANGKET KEJUJURAN SISWA TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT DALAM PROSES


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Hormat kami,

1. Nurhafizah Nasution
2. Zaihariani
3. Suha Yumna
4. Rizka Putri Handayani
5. Layna Zhalilta

Kami mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Syiah Kuala, sedang melakukan penelitian mengenai "Kejujuran Siswa"
dengan dosen pengampu Prof.Dr. Yusrizal, M.Pd. Yang nantinya bertujuan untuk mengetahui
dan menganalisis tingkat kejujuran siswa/i pada tingkatan SMA/MA Sederajat dalam proses
pembelajaran di sekolah.

Berkaitan dengan itu, Kami memohon kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi dalam
menjawab kuesioner yang kami lakukan. Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini
termasuk data identitas saudara/i hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan
kami jamin kerahasiaannya.

Berilah jawaban dari pertanyaan dengan mengklik pada kolom yang tersedia sesuai dengan
yang anda alami:
SS (Sangat Setuju)
S (Setuju)
KS (Kurang Setuju)
TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)

Tidak ada benar atau salah dalam pengisian kuesioner, sehingga Anda dapat menjawab setiap
pertanyaan dengan jujur dan benar. Lalu pilihlah satu jawaban di antara lima pilihan jawaban
yang ada.

Terima kasih atas kesediaan dan perhatiannya.


Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Nama : .....

Asal sekolah : .....

Kelas : ......

No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Saya pernah menyalin tugas teman saya
2 Saya pernah keluar kelas tanpa seizin guru
3 Saat saya tidak bisa masuk sekolah, saya
menyatakan alasan yang sebenarnya
4 Saya tidak pernah meninggalkan jam pelajaran
untuk pergi ke kantin
5 Selama jam pelajaran saya selalu mendengarkan
guru dengan baik
6 Saat ujian saya pernah memberi contekan kepada
teman
7 Saat teman bertanya mengenai tugas, saya akan
memberikan jawaban yang benar
8 Saya tidak menyukai ketidakjujuran dalam ujian
9 Saya tidak pernah merasa lebih baik dari orang
lain
10 Saya selalu berpikir positif terhadap orang lain
11 Saya akan langsung bertanya, jika tidak mengerti
pelajaran yang telah diajarkan
12 Saya tidak pernah memfitnah ataupun menuduh
orang lain
13 Jika saya tidak menyukai sesuatu, Saya akan
mengatakannya secara langsung
14 saya selalu menjawab pertanyaan guru
berdasarkan pengetahuan saya sendiri
15 saya selalu bercerita mengenai diri saya kepada
orang terdekat saya
16 saya selalu mengajak teman untuk berprilaku jujur
17 saya berani mengakui kekurangan yang ada pada
diri saya
18 saya tidak penah melakukan perbuatan yang
merugikan teman saya
19 saya selalu meminta izin sebelum menggunakan
barang milik orang lain
20 jika saya terlambat masuk kelas/sekolah, saya
selalu mengatakan alasan yang sebenarnya

H. ANALISIS HASIL UJI COBA

Untuk memperoleh kesahihan (valid) dan keajegan (reliabel) dari setiap item, harus
dilakukan uji valididtas dan reliabilitas instrumen. Semua data yang terkumpul dari hasil uji
coba instrumen di analisis menggunakan bantuan software versi 26.

Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji valididtas digunakan untuk mengukur sah, atau
validtidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur digunakan dua kali untuk mengukur variabel yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh menunjukkan data yang relatif konsisten, maka
alat ukur tersebut reliable. Singkatnya, reliabilitas menunjukkan konsisrensi dari suatu alat
ukur dalam mengukur variabel yang sama.

Berikut ini adalah tabel validitas dari tiap butir pernyataan kejujuran yang digunakan
dalam kuesioner.

No Skor Keterangan
1 -0,142 Tidak Valid
2 -0,211 Tidak Valid
3 0,543 Valid
4 0,528 Valid
5 0,439 Valid
6 0,358 Valid
7 0,452 Valid
8 0,570 Valid
9 0,479 Valid
10 0,344 Valid
11 0,471 Valid
12 0,211 Tidak Valid
13 0,186 Tidak Valid
14 0,435 Valid
15 0,260 Kurang Valid
16 0,426 Valid
17 0,452 Valid
18 0,158 Tidak Valid
19 0,344 Valid
20 0,439 Valid

Dilihat dari data yang diperoleh, uji validitas terhadap skala kejujuran siswa
menunjukkan 14 dari 20 item dinyatakan valid, 1 dari 20 item dinyatakan kurang valid dan 5
dari 20 item dinyatakan tidak valid.

Pengujian reliabilitas pada instrumen ini menggunakan metode cronback alpha.


Susetyo (2011) menyatakan bahwa suatu perangkat tes dapat dinyatakan reliable jika telah
mencapai koefisien sekurang-kurangnya 0,50. Dan menurut Dali (1992), ada cabang ilmu
yang telah memiliki pengukuran mantap sehingga koefisien reliabilitas yang baik adalah di
atas 0,75. Sebaliknya, ada cabang ilmu yang kurang mantap dengan koefisisen korelasi
sebesar 0,50 yang sudah cukup memadai.

Hasil uji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan bantuan dari program spss versi
26 yang menunjukkan hasil reliabel sebesar 0,515 dengan jumlah item sebanyak 20 butir.
Karena hasil dari uji reliabilitas tidak mencapai nilai 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen kejujuran yang dipakai pada kesioner ini tidak reliabel.

DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Alex. 2014. “Implementasi Kejujuran di Sekolah Dasar Negeri Kota Gede 5
Yogyakarta”. Skripsi. FIP, Pendidikan Pra-Sekolah dan Sekolah Dasar, Universitas
Negeri Yogyakarta.

Nafisa, Maulida. 2020. “Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Jujur pada Pembelajaran
Bahasa Prancis Berbasis Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Wonosobo”. Skripsi. FBS,
Pendidikan Bahasa Prancis, Universitas Negeri Yogyakarta.

Julia, Putri dan Ati. 2019. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Nilai Karakter Disiplin dan
Kejujuran Siswa”. Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vol. 3, No. 2.
(http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi). Diakses pada 4 Juli 2021.

Anda mungkin juga menyukai