Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PELECEHAN SEKSUAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Micro Teaching

Dosen pengampu : Tafjani, S.H, M.M.Pd.

Disusun oleh :

Abdul Muis 2019.01.001


Fajar Nazili 2019.01.018
Yadi Maulana Rasyid 2018.01.100
M. Fikri Ramzani 2018.01.060
Saepudin 2018.01.087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH (STAIA)
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah yang membahas
“Pelecehan Seksual”. Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur
sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak dosen mata kuliah Micro Teaching Bapak Tafjani, S.H, M.M.Pd.
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami
termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak


kesalahan. Untuk itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas
makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan Maha Kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini,
dapat memberikan manfaat tersendiri bagi kita semua.

Garut, 6 Januari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelecehan seksual merupakan perilaku atau tindakan yang
menganggu melecehkan dan tidak diundang yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok orang terhadap pihak lain yang berkaitan langsung dengan
jenis kelaminpihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat
dan harga diri orang yang diganggunya.
Di era modern seperti saat ini banyak sekali terjadi kejahatan terutama
yang berhubungan dengan seksualitas terutama yang dilakukan kepada
seorang wanita hingga hampir disetiap kasus pelecehan seksual wanitalah
yang kebanyakan menjadi korbannya, dengan berkembangnya tehnologi
juga banyak pengaruhnya terhadap perilaku pelecehan seksual, dan bahkan
teknologi yang seharusnya sangat berguna bagi pendidikan bisa menjadi
media utama pelecehan seksual, seperti halnya media internet.
Seiring dengan berkembangnya zaman juga merubah pemikiran dari
para penerus generasi bangsa, anak-anak muda zaman sekarang cenderung
senang mempertontonkan dan mengumbar bagian-bagian tubuh mereka
yang mengundang orang untuk melakukan pelecehan seksual.
Peran dari seorang bidan salah satunya adalah mengantisipasi dan
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan pelecehan seksual,
sehingga perilaku pelecehan seksual tidak semakin bertambah dan
merajalela di setiap  waktunya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual?
2. Apa saja kategori pelecehan seksual?
3. Apa saja macam-macam pelecehan seksual itu?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual?
5. Bagaimana dampak dari  pelecehan seksual?
6. Apa saja hukum-hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual?
7. Apa saja usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi
pelecehan seksual?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu pelecehan seksual.
2. Untuk mengetahui apa saja kategori pelecehan seksual.
3. Untuk mengetahui macam-macam pelecehan seksual.
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pelecehan
seksual.
5. Untuk mengetahui dampak dari pelecehan seksual.
6. Untuk mengetahui hukum-hukum yang mengatur tentang pelecehan
seksual.
7. Untuk mengetahui usaha yang dapat mencegah terjadinya pelecehan
seksual.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PELECEHAN SEKSUAL


Definisi Pelecehan Seksual adalah perilaku atau tindakan yang
mengganggu, menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan
jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat
dan harkat diri orang yang diganggunya.
B. KATEGORI PELECEHAN SEKSUAL
a. Quid pro quo
Pelecehan seksual yang seperti ini adalah pelecehan seksual yang
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan otoritas
terhadap korbannya, disertai iming-iming pekerjaan atau kenaikan gaji
atau promosi
b. Hostile work environment
Pelecehan seksual yang terjadi tanpa janji atau iming-iming
maupun ancaman
C. MACAM-MACAM PELECEHAN SEKSUAL
1) Pelecehan seksual dengan orang yang kita kenal
a. Pelecehan oleh suami/mantan suami
b. Pelecehan yang dialami seorang wanita oleh pacar/mantan pacar
c. Pelecehan seorang wanita oleh teman kerja atau atasan
d. Pelecehan seksual pada anak-anak oleh anggota keluarga
2) Pelecehan seksual dengan orang yang tidak dikenal
 Pelecehan di penjara
 Pelecehan saat terjaid perang
3) Pelecehan seksual dengan ketakutan, dimana akan terjadi kekerasan jika
korban          menolak
4) Pelecehan dengan iming-iming atau paksa, dimana pelaku memiliki
otoritas pada korban
5) Pelecehan seksual mental, dengan menyerang harga diri korban melalui
kata-kata kasar, mempermalukan dengan memperlihatkan pornografi
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELECEHAN
SEKSUAL
1. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena
alasan fisik, karena bagamanapun aktivitas seks bisa menimbulkan
nyeri dan ketidaknyamanan. Kondisi fisik dapat berupa penyakit
ringan/berat, keletihan, medikasi maupun citra tubuh. Citra tubuh
yang buruk, terutama disertai penolakan atau pembedahan yang
mengubah bentuk tubuh menyebabkan seseorang kehilangan gairah.
2. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan (kemesraan, kedekatan) dapat
mempengaruhi hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas
seksual.
Hal ini sebenarnya tergantung dari bagimana kemampuan
mereka dalam berkompromi dan bernegosiasi mengenai perilaku
seksual yang dapat diterima dan menyenangkan
3. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup disini meliputi penyalahgunaan alkohol dalam
aktivitas seks, ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dalam
berhubungan, dan penentuan waktu yang tepat untuk aktivitas seks.
Penggunaan alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera atau
gairah palsu dalam tahap awal seks dengan efek negatif yang jauh
lebih besar dibanding perasaan eforia palsu tersebut.
Sebagian klien mungkin tidak mengetahui bagaiman mengatur
waktu antara bekerja dengan aktivitas seksual, sehingga pasangan
yang sudah merasa lelah bekerja merasa kalau aktivitas seks
merupakan beban baginya.
4. Faktor Harga Diri
Jika harga-diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan
perasaan yang kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari
ketrampilan seksual, aktivitas seksual mungkin menyebabkan
perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
Harga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain:
perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan
pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak
realistik.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual,
menurut Purnawan (2004) yang dikutip dari berbagai sumber antara
lain:
a. Faktor Internal
1) Tingkat perkembangan seksual (fisik/psikologis)
Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan perilaku
seksual yang berbeda pula. Misalnya anak yang berusia 4-6
tahun berbeda dengan anak 13 tahun.
2) Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
Anak yang memiliki pemahaman secara benar dan
proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung
memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat
digunakan untuk menyalurkan dorongan seksualnya
3) Motivasi
Perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau
termotivasi untuk memperoleh tujuan tertentu. Hersey &
Blanchard cit Rusmiati (2001) perilaku seksual seseorang
memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan, mendapatkan
perasaan aman dan perlindungan, atau untuk memperoleh uang
(pada gigolo/WTS)

b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara
terbuka antara orang tua dengan remaja dapat memperkuat
munculnya perilaku yang menyimpang
2) Pergaulan
Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh
lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas/remaja
dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan
orangtuanya atau anggota keluarga lain.
3) Media massa
Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975),
menunjukan bahwa frekuensi menonton film kekerasan yang
disertai adegan-adegan merangsang berkolerasi positif dengan
indikator agresi seperti konflik dengan orang tua, berkelahi , dan
perilaku lain sebagi manifestasi dari dorongan seksual yang
dirasakannya.

E. DAMPAK  DARI  PELECEHAN SEKSUAL
1. Yang paling sering adalah ketidakberdayaan, kehilangan kontrol diri,
takut, malu dan perasaan bersalah.
2. Respon emosi korban terbagi menjadi dua, yaitu respon ekspresif 
(ketakutan, kemarahan, gelisah, tegang, menangis terisak-isak) dan
respon terkontrol (menyembunyikan perasaannya, tampil tenang,
menunduk dan lembut).
3. Respon lain yaitu: mandi sebersih-bersihnya, pindah rumah,
menambah pengamanan, membuang/menghancurkan benda yang
berkaitan dengan pelecahan.
4. Beberapa hari kemudian akan timbu memar/lecet pada bagian tubuh,
sakit kepala, lelah, gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual, muntah,
nyeri pada daerah pacinela, gatal dan keluar darah pada vagina, marah,
merasa terhina, menyalahkan diri sendiri, ingin balas dendam, takut
akan penyiksaan diri dan kematian.
5. Respon atau dampak jangka panjang : gelisah, mimpi buruk, phobia
sendirian, merasa menjadi orang yang kotor dan menjijikkan, depresi,
bahkan ada yang sampai menggunakan obat-obatan terlarang maupun
ingin bunuh diri.
6. Mengasingkan diri dari pergaulan. Perasaan ini timbul akibat adanya
harga diri yang rendah karena ia menjadi korban pelecehan seksual,
sehingga merasa tidak berharga, tidak pantas dan juga merasa tidak
layak untuk bergaul bersama teman-temannya. Sementara dampak
yang serius dari pelecehan seksual ujar Dra Hamidah MSi, adalah
trauma.

F. HUKUM- HUKUM YANG MENGATUR  PELECEHAN SEKSUAL


1. Pasal 289-296 tentang pencabulan
2. Pasal 295-298 dan 506 tentang penghubungan pencabulan
3. Pasal 286-288 tentang persetubuhan dengan wanita dibawaah umur

G. USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI


TERJADINYA PELECEHAN SEKSUAL
1. Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik
dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
2. Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh
oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh
dokter.
3. Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak
nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian
itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
4. Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang
mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat
memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk memeluknya.
Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
a. Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan
tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
b. Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah,
sedangkan anaknya sendiri adalah benar.Orang tua harus bisa
mengkontrol ekspresi emosional didepan anak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelecehan Seksual adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu,
menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan
jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat
dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan Seksual terjadi disebabkan karena factor-faktor tertentu,
diantaranya: faktor gaya hidup dan hubungan, pelecehan seksual tidak akan
terjadi apabila seseorang bisa menjaga dirinya baik itu dari hal hubungan
ataupun gaya hidup bahkan media masa dan pergaulan antar sesama pun
bisa mengakibatkan terjadinya pelecehan seksual.
Kejadian pelecehan seksual perlu ditindak tegas, maka dari itu kita
harus mempunyai trik-trik tertentu apabila hal itu terjadi, diantaranya ialah:
a. Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik
dengan sentuhan yang buruk dari orang dewasa.
b. Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh
oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh
dokter.
c. Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak
nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian
itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
DAFTAR PUSTAKA

Kekerasan Terhadap Anak Jakarta : Penerbit Nuansa, Emmy Soekresno S.Pd.


(2007).
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Pelecehan Seksual dan
Kekerasan Seksual. 2002.
http://www.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb2pelecehanseksual.html.
http://situs.kesrepro.info/gendervaw/materi/pelecehan.htm.
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/22/064523688/Kasus-Pelecehan-
Seksual-di-SMP-4-karena-Kepol.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual.

Anda mungkin juga menyukai