Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Segala puji hanya bagi Allah SWT. Atas berkat dan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar kami yang berjudul
“Nilai dan Norma tepat pada !aktunya.

"Penyusunan makalah semaksimal


mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.

Namun tidak lepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bah!
a masih terdapat kekurangan pada makalah ini baik dari segi bahasa
penyusunan atau aspek lainnya. Oleh
karena itu diharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran y
ang membangun demi memperbaiki makalah ini
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................................
..ii
DAFTAR
ISI……............................................................................................................................i
ii
BABI…….........................................................................................................................
.................1
PENDAHULUAN............................................................................................................
.......….. 1
A. Latar
Belakang.......................................................................................................….. 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................................…. 1
C.
Tujuan......................................................................................................................…….
1
D.
Manfaat……....................................................................................................................
1
BAB
II.....................................................................................................................................
……. 2
PEMBAHASAN...............................................................................................................
......…… 2
A. Pengertian Nilai ,Norma, dan
Moral......................................................................2
B. Problematika Pembinaan Nilai
Moral...................................................................6
C. Mengetahui Nilai Kebangsaan
Indonesia.............................................................7
BAB
III..................................................................................................................................
…….. 11
PENUTUP........................................................................................................................
.....……. 11
A.
Kesimpulan............................................................................................................…….
11
B. Saran......................................................................................................................
……………. 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................……
12
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara
Nilai, Moral, Norma dengan tuntutan prilaku warga negaranya.
Setiap warga negara memiliki kewajiban dan bertanggungjawab
terhadap Negara terutama dalam hal
pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu negara
membutuhkan proses,kebiasaan serta keteladanan, sedangkan
prilaku warga Negara berdasarkan pada
kehidupan berbangsa dan bernegara misalnya, bidang politik,
ekonomi, sosial,budaya dan hukum.
Selain itu, setiap warga Negara berkewajiban untuk turut serta
dalam membela Negara. Bela Negara dapat terwujud jika dilandasi
dengan adanya niat,tekat yang kuat, tindakan yang sesuai dengan
prilaku warga Negara yang baik
serta didasarkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara,serta yakin atas kesaktian pancasila sebagai
ideologi bangsa dan rela berkorban untuk Negara Indonesia.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan


beberapa
rumusan masalah, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Apakah pengertian dari Konsep, Nilai, Moral dan Norma?
2.Bagaimana hubungan Konsep, Nilai, Moral dan Norma dengan
tuntutan prilaku warga negara?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Nilai, Norma Dan Moral

1.Pengertian Nilai

Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan
menarik
minat seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi
mendorong dan mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai
sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping
sistem
sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :

A.Alport
mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat dalam enam macam, yaitu :
1. Nilai teori
2.Nilai ekonomi
3.Nilai estetika
4.Nilai sosial
5.Nilai politik dan Nilai religi

B.Max Scheler
mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:

1.Nilai kenikmata
2.Nilai kehidupan
3.Nilai kejiwaan
4. Nilai kerohanian

C.Notonagoro,
membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :

1.Nilai material
2.Nilai vital
3.Nilai kerokhanian
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia.
Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu
keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai.

Sifat dari Nilai :


1.Bersifat subjektif dan objektif.
2.Bersifat riil
3.Bersifat material.

Bersifat abstrak dan ukuran masing-masing nilai ditempatkan dalam


struktur berdasarkan peringkat yang ada masyarakat.

Macam-Macam Nilai Menurut Prof.Dr.Notonagoro:

Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:


1. Nilai Material
yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi
jasmani manusia. Contoh : makan, minum, pakaian, Emas dan segala sesuatu
yang berguna bagi manusia karena materi tersebut bernilai.
2. Nilai Vital
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas

Contoh:
-Kompor mempunyai nilai tertentu karena digunakan untuk memasak. Jika
kompor itu rusak maka menjadi tidak bernilai karena tidak dapat
digunakan.

3. Nilai Kerohanian
yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni
yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber
pada unsur perasaan (estetika), nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur
kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada
relevasi dari Tuhan.

Nilai ini terbagi menjadi :

 Nilai Estetika
Nilai estetika adalah nilai yang terkandung pada suatu benda yang
didasarkan pada pertimbangan nialai keindahan, baik dalam keindahan
bentuk, keindahan tata warna, keindahan suara maupun keindahan gerak.
 Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai tentang baik buruknya suatu perbuatan manusia
berdasarkan pada nilai-nilai sosial yang bersifat universal

 Nilai Religius
Nilai religius atau nilai kepercayaan adalah nilai yang terkandung pada
sesuatu berdasarkan atas kepercayaan seseorang terhadap hal tersebut.

 Nilai Kebenaran Ilmu Pengetahuan


Nilai kebenaran ilmu pengetahuan adalah niali yang bersumber dari benar
atau tidaknya segala sesuatau yang didasarkan pada fakta atau bukti - bukti
secara ilmiah. Nilai ini lebih banayak bersumber dari logika manusia serta
pengalaman empiris.

Ciri-Ciri Dan Fungsi Nilai Sosial

Ciri-Ciri Nilai Sosial


1. Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang
tercipta melalui interaksi sosial.
2. Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses
sosialisasi,dijadikan milik diri melalui internalisasi dan akan
mempengaruhi tindakan tindakan penganutnya dalam kehidupan sehari-
hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi).
3. Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya.
4. Nilai sosial bersifat relative.
5. Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai.
6.Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain.
7.Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau.
kelompok.
8.Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan dan
9. Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
Fungsi nilai sosial.
Nilai Sosial dapat berfungsi:
1.Sebagai faktor pendorong, berkaitan dengan nilai-nilai yang
berhubungan dengan cita-cita atau harapan.

2.Sebagai petunjuk arah dari cara berpikir , berperasan, dan bertindak;


sarana untuk menimbang penilaian masarakat; penentu dalam
memenuhi peran sosial; dan pengumpulan orang dalam suatu kelompok
sosial.

3.Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai
sosial mendorong, menuntun, dan kadang-kadang menekan para
individu untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang
bersangkutan. Nilai sosial menimbulkan perasaan bersalah dan meyiksa
bagi pelanggarnya.

4.Sebagai alat solidaritas


kelompok atau masarakat.

5.Sebagai benteng perlindungan


atau penjaga stabilitas budaya kelompok
atau masarakat.

Nilai memiliki beberapa aliran, yaitu :

1.Aliran objektivisme / idealism


Nilai itu objektif, ada pada setiap sesuatu. Tidak ada yang diciptakan di
dunia tanpa ada sesuatu nilai yang melekat di dalamnya. Segala sesuatu
ada nilainya dan bernilai bagi manusia, hanya saja manusia belum tahu
nilai apa dari objek tersebut.

2.Aliran subjektifisme
Nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya, air
menjadi sangat berharga daripada emas bagi orang yang kehausan di
tengah padang pasir.

3.Aliran yang menggabung keduanya


Adanya nilai ditentukan oleh subjek yang menilai dan objek yang dinilai.
Sebelum ada subjek yang menilai maka barang atau objek itu tidak
bernilai.
Contoh : Harta Karun
2.Pengertian Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya,
moral, religi, dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam
perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum
dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.

Sifat dari Norma :

- Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh


seluruh umat manusia.
- Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan
bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan
masyarakat tertentu saja.
-Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa,
sanksinya berupa ancaman hukuman.

Jenis Norma:

Berdasarkan tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya


1) Tata cara atau usage
merupakan norma dengan sanksi yang sangat ringat terhadap
pelanggarnya. Contoh: Tidak boleh berbicara ketika sedang makan,
aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas
ketika minum. Pelanggaran atas norma ini hanya dinyatakan tidak sopan.
2) Kebiasaan (folkways)
merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Contoh: mengucapkan
salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda
penghormatan kepada orang yang lebih tua, memberi hadiah kepada
orang yang berprestasi, bermaaf-maafan pada hari raya idul fitri, dst.
3) Tata kelakuan (mores).
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran
agama atau ideology yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarnya disebut
jahat. Contoh: larangan berzina, berjudi, minum minuman keras,
penggunaan napza, mencuri, larangan membunuh, memperkosa dst.
4)Adat (customs).
Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat,
apabila adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat. Contoh: Pada
masyarakat lampung pubian, disaat hendak menikah dengan lain suku,
orang tersebut harus diangkat/diangkon dalam keluarga lampung,
larangan menguburkan jenazah di Bali, dan larangan merusak hutan pada
suku Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan dengan sanksi dikucilkan
5)Hukum (law).
Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis, ketentuan sanksi
terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan secara tegas. Berbeda
dengan norma-norma yang lain, pelaksanaan norma hukum didukung oleh
adanya aparat, sehingga memungkinkan pelaksanaan yang tegas. Contoh:
Tidak boleh Korupsi, mencuri, membunuh, merampok. Dan sangsinya
akan dihukum/dipenjara sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang
berlaku

Isi dan Sifat Norma Hukum

Norma hukum mengandung isi sebagai berikut.

 Suruhan(gebod),

 Larangan (verbod),

 Kebolehan (mogen).

Sifat norma hukum seperti yang dikemukakan oleh,


A. Hamid S. Attamimi,yaitu:

 Perintah(gebod),

 Larangan (verbod),

 Pengizinan (toestemmming),

 Pembebasan (vrijstelling)
Norma hukum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Adanya paksaan yang berwujud ancaman hukuman bagi pelanggarnya,
biasanya berupa sanksi fisik. Misalnya, di penjara dalam sel tahanan.
2) bersifat umum, yaitu berlaku bagi siapa saja. Contohnya, setiap
pengendara sepeda motor harus mengenakan helm.

Norma Social dilihat dari sumber


1) Norma agama
Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa. Norma
agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana
penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya
karena berasal dari Tuhan. Contoh:
-
“Kamu dilarang membunuh”.

-
“Kamu dilarang mencuri”.

-
“Kamu harus patuh kepada orang tua”.

-
“Kamu harus beribadah”.

-
“Kamu jangan menipu”.

 Norma kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani
yang menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa
yang dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran
terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara,
diusir) ataupun batin (dijauhi).
Contoh:
-“Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”

-“Kamu harus berlaku jujur”.

-“Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.

-“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

-“Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak


susila,
3) Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal
yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang
wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh:
-Tidak meludah di sembarang tempat,
-memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan,
-tidak kencing di sembarang tempat.
-“Berilah
tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam
kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil
atau membawa
bayi”

-“Jangan makan sambil berbicara”.


-“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
-“Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.

4) Norma kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi
petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang
perilaku yang diulang-ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan
individu. Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai
pengucilan secara batin.

Contoh: Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat,


Bersalaman ketika bertemu.

Fungsi Norma
Fungsi norma sosial antara lain :
a. Sebagai pedoman atau patokan perilaku dalam bermasyarakat
b. Merupakan wujud konkret dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
c. Suatu standar skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu mayarakat
Menurut Hanneman Samuel (Nilai dan Norma; 2004) fungsi norma sosial
merupakan kelengkapan kehidupan berama dalam mayarakat.
3. Pengertian Moral
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara
moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-
prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,
kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Fungsi dan Peranan Moral dalam Kehidupan Sehari-Hari:

Pancasila Sebagai Moral Perseorangan, Moral Bangsa dan Moral Negara.

Dalam pelaksanaannya harus utuh dan bulat dan bulat, agar kita yakin bahwa
apa yang kita lakukan sehari-hari adalah benar menurut hukum negara, maka kita
harus berpedoman pada aturan konstitusional yang berlaku mulai yang tertinggi
sampai yang terendah.
Pancasila memiliki beberapa pengertian:
a. Dasar Negara RI yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku.
b. Pandangan hidup bangsa yang mempersatukan serta memberi petunjuk
dalam mencapai kesejahteraan.
c. Jiwa dan kepribadian bangsa, yang dapat membedakan Bangsa
Indonesia dengan bangsa lain.
d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa.
e. Perjanjian luhur bangsa

Moral Terbagi Menjadi 2 yakni :


1. Nilai-nilai individual
a.Kejujuran
b.Disiplin
c.Hati nurani
2. Nilai-nilai sosial
a.Empati
b.Menghormati orang lain
c.Kontrol diri
d.Keadilan Aliran Moral

Beberapa sistem filsafat moral Berbagai aliran untuk menentukan ukuran


baik HEDONISME, EUDEMONISME, UTILITARISME, DEONTOLOGI
1 Hedonisme
HEDONISME
Yunani “ Hedone” = baik apa yg memuaskan keing
inan
kita, apa yg meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dlm diri
kita Dalam hedonisme terkandung kebenaran yang mendalam ; manusia
menurut kodratnya mencari kesenangan & berupaya menghindari
ketidaksenangan Sebagai ukuran tindakan baik adalah hedone ;
kenikmatan & kepuasan rasa
“Tingkah laku atau perbuatan yang
melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”.

2.EUDEMONISME (eudaimonia = kebahagiaan)


EUDEMONISME Yunani “ dalam setiap kegiatan manusia mengejar
suatu tujuan Impliksinya : tindakan dikatakan baik apabila bertujuan untuk
kebaikan /mempunyai tujuan yang baik . Ajarannya : yang baik bagi
manusia adalah yang mmebuat dia bahagia
Jalan pikirannya : manusia dalam bertindak ada dua tujuan :

tujuan demi tujuan selanjutnya

tujuan demi dirinya sendiri (kebahagian)


Menurut Aristoteles :
Kebahagiaan dicapai dalam melakukan sesuatu , yakni dengan
mengembangkan secara optimal segala potensi yang ada pada kita
Tindakan itu (tiga bentuk hidup) ialah :

 Hidup mencari nikmat


 Hidup berpolitik
 Hidup berfilsafat

3.UTILITARISME ( Utilitas = berguna)


Prinsip utilitarisme adalah jelas & suatuèrasional tindakan dikatakan baik
jika bermanfaat atau berguna bagi orang lain Aliran ini banyak yang tidak
menerima karena apa yang bermanfaat bagi seseorang mungkin tidak
bermanfaat bagi orang lain.

Ajarannya : yang baik adalah yang membawa manfaat bagi


orang banyak

Keunggulannya : tidak bersifat egois, melainkan universal

Kelemahannya : tidak menjamin keadilan dan hak-hak manusia


Anggapan bahwa klasifikasi kejahatan harus didasarkan atas kesusahan
atau penderitaan yang diakibatkannya terhadap terhadap para korban dan
masyarakat.
. Karena menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada
kebahagiaan, maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk, sejauh dapat
meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan semua orang
Moralitas suatu tindakanharus ditentukan dengan menimbang
kegunaannya untuk mencapau kebahagiaan umat manusia. (The greatest
happiness of the greatest number)

4.DEONTOLOGI (deon = wajib)


merupakan suatu teori atau studi tentang kewajiban moral Moralitas dari
suatu keputusan etis yg sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya Ex.
Seorang perawat yg berkeyakinan bahwa menyampaikan suatu kebanaran
merupakan hal yg sangat penting & tetap harus disampaikan, tanpa peduli
apakah hal tersebut mengakibatkan orang lain tersinggung atau bahkan
syok .
Ajarannya : baik buruknya suatu tindakan tidak tergantung akibatnya,
melainkan ada cara bertindak yang begitu saja wajib atau
dilarang.
Kelemahannya :
-Sifat mengharuskannya
-Bisa fanatisme buta
B. HUBUNGAN NILAI, NORMA DAN MORAL

Keterkaitan nilai,norma,dan moral merupakan suatu keyataan yang


seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan
manusia. Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang individu,
masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh
dan berkembang.

Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan
tingkah laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih
obyektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam
aktivitas sehari-hari. dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan
dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia.
Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya.
Sementara itu hubungan antara moral dan etika seringkali disejajarkan arti
dan maknanya. Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak
berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang
memberikan ajaran moral.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan bernegara sangat erat kaitannya antara Nilai, Moral,
Norma dengan tuntutan prilaku warga negaranya. Setiap warga negara memiliki
kewajiban dan bertanggungjawab terhadap Negara terutama dalam hal
pembangunan. Dalam membentuk prilaku suatu negara membutuhkan proses,
kebiasaan serta keteladanan, sedangkan prilaku warga Negara berdasarkan pada
kehidupan berbangsa dan bernegara

Konsep merupakan pernyataan yang bersifat abstrak/pemikiran untuk


mengelompokan ide-ide yang masih dalam angan-angan seseorang. Nilai adalah
suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Moral
merupakan suatu keyakinan tentang benar salah, baik buruk yang sesuai dengan
kesepakatan sosial yang mendasari tindakan atau pemikiran. Norma adalah
sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta
perilaku yang dilakukan.

B. Saran
Demikian hasil makalah yang telah kami buat, semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terkhusus untuk pemakalah
sebagai bahan pembelajaran maupun yang lainnya. Tentu makalah ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu mohon kritik dan sarannya untuk memperbaiki dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai