Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

DEVINISI NILAI-NILI SPIRITUALITAS


( MATA KULIAH AGAMA )

Dosen Pengampu :

RAHIMUL HARAHAP S.Pd. M.Pd

Disusun Oleh :

Wenny Rabilah

FAKULTAS KESEHATAN
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNUVERSITAS PUTRA ABADI LAGKAT
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirannya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidaya,dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas critical review jurnal.

Critical jurnal ini telah kami susun dengan maksimal dan pendapatan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini.untuk itu penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap critical jurnal ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B. NILAI-NILAI SPIRITUAL............................................................................1

BAB II RINGKASAN JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL....................................................................................3
B. RINGKASAN JURNAL..................................................................................3
1. PENDAHULUAN......................................................................................3
2. KAJIAN TEORI........................................................................................4
3. METODE PENELITIAN..........................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

A. CONTOH-CONTOH KEBUTUHAN............................................................5
B. UNSUR-UNSUR SPIRITUAL........................................................................5

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................6
B. SARAN.............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.. .....................................................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Spiritualitas adalah salah satu aspek kehidupan pasien yang sangat penting untuk dipenuhi dalam
perawatan kesehatan. Pentingnya spiritualitas dalam pelayanan kesehatan dapat dilihat dari definisi
kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan empat unsur kesehatan
yaitu sehat fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

1. WHO juga mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik
(organobiologik), mental (psikologik), sosial, dan spiritual, yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Dengan demikian dimensi spiritual merupakan salah satu unsur
atau aspek yang membentuk manusia secara utuh. Spiritualitas merupakan kepercayaan
dasar akan adanya suatu kekuatan besar yang mengatur alam semesta. Spiritualitas
merupakan kekuatan yang menyatukan, memberi makna pada kehidupan dan nilai-nilai
individu, persepsi, kepercayaan dan keterikatan di antara individu.

2. Spiritualitas memiliki 4 karakteristik yang harus terpenuhi yaitu hubungan dengan diri
sendiri, hubungan dengan alam, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan Tuhan.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, kebutuhan untuk memberikan dan
mendapatkan maaf.

B. NILAI NILAI SPIRITUAL

Pengertian Nilai Spiritual

Nilai berasal dari bahasa latin vele’re yang artinya berguna, mampukan, berdaya, berlaku,
sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut
keyakinan seseoran gatau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal
itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat membuat orang yang menghayatinya
menjadi bermartabat (Adisusilo, 2012: 56).

Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013) didefinisikan sebagai sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya sedangkan jika dirangkaikan dengan
keagamaan, nilai memiliki arti konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga
masyarakat pada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga
menjadikan pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan.

Menurut Linda dan Eyre dalam Adisusilo (2012: 57) menyatakan: “yang dimaksud dengan
nilai adalah standar-standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup,
dan bagaimana kita memperlakukan orang lain”. Nilai akan selalu berhubungan dengan kebaikan,
kebijakan, keluhuran akal budi seseorang yang menekuninya.

Nilai religius merupakan pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya (Aqib dan Sujak, 2011: 11).
Sedangkan menurut Syarbini (2012: 26), nilai religius berarti sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.

Sedangkan menurut Yudianto (2005: 70), nilai religius erat kaitannya dengan nilai spiritual.
Nilai spiritual menurut Santoso (2004: 40), yaitu nilainilai yang berlaku dan dapat diterima secara
universal oleh kehidupan. Artinya, nilai-nilai tersebut dapat diterima oleh penduduk bumi dan oleh
Tuhan.
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A.IDENTITAS JURNAL

JUDUL : DEVINISI NILAI NILAI SPRITUAL

JURNAL : JURNAL PENDIDIKAN AGAMA

VOLUM DAN HALAMAN : 1-9 HALAMAN

TANGGAL TERBIT : 23 OKTOBER 2023

B.RINGKASAN JURNAL

1. PENDAHUAN

Sebagai manusia yang diberikan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi, manusia
memiliki kewajiban dalam pengembangan diri baik intelektual, akhlak, dan spiritual. Demi
memenuhi kriteria manusia yang mampu menjadi khalifah, manusia membutuhkan pengembangan
diri melalui pendidikan sejak dini.

Pendidikan merupakan jalan yang harus ditempuh manusia untuk merubah intelektual, akhlak,
dan spiritual menjadi lebih baik. Berikut ini beberapa definisi mengenai pengertian pendidikan.

Pertama, Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu dari kata ini mendapat kata awalan me
sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.1Kedua, Pendidikan adalah
upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar
tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan
berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 tahun 2003).

Sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas) menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi


mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab” (UU No. 20 tahun 2003 pasal 3).2

Berdasarkan undang-undang di atas, keberhasilan sebuah pendidikan bukan hanya ditentukan


baik buruknya nilai siswa melainkan juga pemahaman nilai dan norma.

2. KAJIAN TEORI

Menurut Adler, manusia adalah makhluk yang sadar, yang berarti bahwa ia sadar terhadap
semua alasan tingkah lakunya, sadar inferioritasnya, mampu membimbing tingkah lakunya, dan
menyadari sepenuhnya arti dari segala perbuatan untuk kemudian dapat mengaktualisasikandirinya.
(dalam Mahpur&Habib,2006:35)
Spiritualitas diarahkan kepada pengalaman subjektif dari apa yang relevan secara eksistensial
untuk manusia. Spiritualitas tidak hanya memperhatikan apakah hidup itu berharga, namun juga
fokus pada mengapa hidup berharga.

Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau
kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Spiritualitas merupakan kebangkitan
atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian
esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian menyadari bahwasanya dalam di dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala hambatan,namun hal ini. Bukan lah merupakan suatu kesengajaan ,akan tetapi memang lah
Karena adanya kekterbiasaanya dalam melakukan penelitian, meskipun penelitian ini sudah di di
lakukan semaksimal mungkin akan tetapi penelitian menyadari adanya kekurangan yaitu sebagai
berikut:

1. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian menyadari bahwa mempunyai keterbatasan kemampuan , khusus nya
dalam membuat karya ilmiah.akan tetapi penelitian telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan keilmuan dari dosen pembimbing.

2. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang di lakukan terpacu oleh Waktu, karna waktu yang di gunakan
terbatas maka penelitian ini di lakukan sesuai dengan keperluan yang berhubungan saja,
walaupun waktu yang di gunakan singkat akan tetapi penelitian dapat di mengambil data
informasi yang dibutuhkan.
BAB III

PEMBAHASAN

Nilai spiritual merupakan pikiran, perkataan dan perbuatan yang bersumber dari hati dan berguna
bagi rohani. Nilai spiritual memiliki beberapa macam, salah satunya adalah nilai religius, sehingga
nilai spiritual dan nilai religius merupakah dua hal yang berbeda namun berkaitan erat.

Spiritualitas berasal dari bahasa Latin yaitu Spiritus yang berarti roh, jiwa, semangat. Selain itu
dari kata Inggris yaitu spirituality, yang artinya menjadi kata spiritualitas. Dalam kamus Filsafat
Lorenz Bagus terdapat pengertian lain tentang spirit dari para filosof. Aristotelas juga mengatakan
bahwa spiritual ini jugadapat diartikan sebagai prinsip adi kodrati yang ditangkap langsung
danintuitif pandangan ini juga dianggap erat dengan agama karena dalam agama ruh tertinggi
adalah Tuhan. Selain itu menurut Plato, spiritualitas sering dilawankan dengan kata “materia 1”
atau “korporalitas 2”.

Spiritualitas di sini berarti bersifat atau berkaitan dengan roh yang berlawanan dengan
materialitas yang bersifat atau berkaitan dengan kebendaan atau korporalitas yang berarti bersifat
tubuh atau badani. Dalam artian sebenarnya, spiritualitas adalah hidup berdasarkan atau menurut
roh. Disini roh yang dibahas yaitu roh Allah 3 sendiri. Spiritualitas adalah hidup yang didasarkan
pada pengaruh dan bimbingan roh Allah.

Spiritualitas dapat diartikan sebagai bidang penghayatan batiniah terhadapTuhan melalui laku-
laku tertentu yang sebenarnya terdapat pada setiap agama, tetapi disini tidak semua orang beragama
menekuninya. Fokus spiritualitas yaitu manusia. Apabila dalam psikologi mengkaji jiwa sebagai
ego, sedangkan di dalam spiritual mengkaji jiwa sebagai spirit. Maka manusia membuat diri dan
hidupnya itu sesuai dengan semangat dan cita-cita Allah

Spiritualitas ialah mempercayai terhadap Tuhan, contohnya seperti seorang Muslim yang
mengimani Allah sebagai pencipta seluruh yang ada di alam semesta ini. Spiritualitas mempunyai
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan alat atau instrumen seperti rukun
iman dan rukun islam.

Pentingnya nilai spritualitas agar manusia memahami arti hidupnya sekaligus memperoleh
ketenangan lahir serta batin. Bagi dunia pendidikan, penanaman spiritualitas sejak dini mampu
membentuk karakter siswa dan menjaga moral mereka salah satunya melalui jalan ketaatan kepada
Allah.

A. Contoh Kebutuhan Spiritual Manusia

Hubungan antar manusia membentuk suatu keselarasan yang dapat menyembuhkan


Keimanan atau Keyakinan. Hal Positif atau Harapan Tujuan Hidup Moral dan etika
Penghargaan pada Kehindahan Pemecahan Masalah atau Kematian

B. Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi:


 kesehatan spiritual,
 kebutuhan spiritual,
 dan kesadaran spiritual
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Nilai- nilai yang berlaku dan dapat diterima secara universal oleh kehidupan. Artinya, nilai-nilai
tersebut dapat diterima oleh penduduk bumi dan oleh Tuhan.

B.SARAN

Pendidikan merupakan aset penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari
kebutuhan individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan. Pendidikan juga merupakan suatu
kebutuhan mendasar yang membentuk pola fikir dan kepribadian manusia. Seiring dengan
perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan dan kemajuan ke arah modern, hal ini
menjadi pertimbangan dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak agar tidak terjerumus ke
dalam nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Penanaman nilai-nilai spiritual
adalah hal yang menjadi dasar dalam pembentukan kepribadian manusia untuk menciptakan
generasi yang mengesakan Allah SWT, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berperilaku
Islami.

Penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia,
2009

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif , Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual : ESQ
Emotional Piritual Quotient (Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam), Jakarta :Arga, 2001

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2001

Aqib, Zainal dan Sujak, Panduan & Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung : Yrama Widya, 2011

Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta : PT BumiAksara, Cet VI, 2014

Asmani, Jamal Ma’mur, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Jogjakarta :
DIVA Press, 2012

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001

Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2016

Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman filosofis dan Metodologis ke
Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015

Dakir dan Sardini, Pendidikan Islam dan ESQ : Komparasi –Intergratif Upaya Menuju Stadium
Insan Kamil, Semarang : RaSAIL Media Group, Cet I , 2011

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung :Yayasan Penerjemah dan Penerbit Al-
Qur’an, 2004.

Anda mungkin juga menyukai