DISUSUN OLEH :
Kelas: A 2022.2
Kelompok: 7
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan. Tidak lupa sholawat
serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, yang mana telah
memberikan kami kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Agama Islam yang berjudul “Manusia Membutuhkan Agama” dapat selesai pada waktu yang
telah ditentukan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Jefrizal, LC., M.Ag, selaku dosen agama Islam Universitas Riau yang telah
membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini akan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang agama dan
kebutuhan manusia terhadap agama. Disusun dengan baik agar pembaca mudah memahami
maksud dari makalah ini dan juga menggunakan kosakata yang mudah dimengerti oleh
pembaca.
Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
dan perkembangan dunia pendidikan serta dapat membantu atau menginspirasi pembaca
setelah membaca makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................2
D. Metode Penulisan......................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
BAB III...................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik
mengenai sesuatu yang tampak maupun yang gaib, dan juga keterbatasan dalam memprediksi
apa yang akan terjadi pada dirinya dan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan
itulah maka manusia perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan
spiritual kepada dirinya.Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan dirinya
di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam menghadapi
bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat dipahaminya.
Di sinilah manusia diisyaratkan oleh diri dan alam nya bahwa Zat yang lebih unggul
dari dirinya, Yang Maha Segala-galanya, seperti yang dijelaskan oleh para antropolog bahwa
agama merupakan respons terhadap kebutuhan untuk mengatasi kegagalan yang timbul akibat
ketidakmampuan manusia untuk memahami kejadian-kejadian atau peristiwwa-peristiwa
yang rupanya tidak dapat diketahui dengan tepat. Dengan kata lain perlu bersandar dan
berpasrah (tawakal) kepada Dia melalui agama karena agama menjadi tempat bagi kita untuk
mengadu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kepasrahan kita kepada Tuhan didasarkan pada
suatu ajaran bahwa manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan.
Agama adalah suatu sistem nilai yang berisi norma-norma tertentu (Rakhmat, 007).
Menurut Acklin dan Brown (2006) pada zaman sekarang ini agama memainkan peran penting
terhadap kehidupan manusia. Agama dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk bagi
kelangsungan hidup, penghubung antarmanusia dan manusia dengan penciptanya. Sebagian
orang juga percaya agama dapat memberi keselamatan dan perdamaian bagi dirinya (Kimball,
2013). Manusia membutuhkan agama bukan hanya untuk menyelesaikan masalah hidup,
namun di sisi lain, menurut Jung (dalam Muhammaddin, 2013) sebenarnya manusia telah
memiliki bakat beragama sejak lahir.
Sehingga dapat terlihat bahwa latar belakang perlunya manusia akan agama karena
dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Manusia merasa agama
memberikan rasa aman dan perlindungan. Selain itu agama juga memberikan penjelasan
terhadap fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh pikiran manusia, serta agama
memberikan pembenaran terhadap praktek kehidupan yang baik (Subandi, 2016).
1
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang mengapa manusia membutuhkan agama dalam
kehidupannya, maka di perlukan sub pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama, sehingga pembaca di harapkan:
D. Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi e-learning dalam penulisan makalah ini. Referens
imakalah ini bersumber dari media media seperti e-book, web, jurnal, dan perangkat
media massa yang diambil dari internet
2
BAB II
PEMBAHASAN
Agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang
dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya. Menurut KBBI, agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia, serta
manusia dengan lingkungannya.
Islam, sebagai Agama rahmatan lil alamin pun menjadi salah satu contoh sukses
tentang peradaban kehidupan yang lebih baik. Islam membawa kemajuan pola pikir, dari
kebiasaan bodoh menyembah patung dan berhala lainnya, hingga ke penyembahan Allah
SWT sebagai tuhan alam semesta.
A. Tahap Teologik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya kepada Tuhan,
percaya kepada ajaran agama. Dalam pemikiran teologik ini manusia belum tahu tentang
musabab kejadian di alam ini, tidak tahu mengenai hal atau peristiwa- peristiwa yang terjadi
di sekitarnya.
B. Tahap Metafisik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya pada ketakutan
atauhal-hal non fisik, yang tidak terlihat. Untuk keselamatan dirinya, dalam tahap
inimanusia berusaha menjinakkan kekuatan-kekuatan non fisik itu dengan sajian sajian. Dan
apabila pengalaman serta pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang lebih lanjut, tahap
pemikirannya pun meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada tingkat atau tahapan jaman
modern sekarang, manusia telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alam dan
dirinya sendiri.
C. Tahap Positif, yaitu tahap pemikiran manusia yang masih tetap percaya pada
Tuhandan metafisika. Di Eropa dan Amerika cenderung kembali pada Tuhan atau
ajaranagama di penghujung abad XX dan dalam abad XXI yang akan datang.
Sekuralismeyang berasal dari Inggris, menyeberang ke Eropa dan Amerika serta menjalar
keseluruh dunia, menopang teori August Comte.
4
1. Bukti dimensi individu membutuhkan agama
Dimensi individu terbagi menjadi dua, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat dan diraba. Jasmani itu berupa fisik,
raga, dan badan. Kebutuhan jasmani manusia sangat beragam, semakin manusia itu
melihat nikmat dunia, kebutuhannya akan semakin beragam dan tidak terbatas.
Jasmani manusia membutuhkan bebarapa hal, yang terutama adalah makanan
minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Inilah yang menjadi dasar kebutuhan primer
jasmani manusia. Manusia ingin mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu,
ingin makan minum di tempat tertentu, ingin busana model tertentu, ingin tempat
tinggal dengan bentuk dan ukuran tertentu.
Manfaat secara fisik dapat terlihat dari keberadaan praktik-praktik keagaman
yang mengarahkan pada hidup sehat maupun menghindari perilaku-perilaku yang
dapat merusak kesehatan tubuh. Manfaat secara psikologis dalam hal ini dapat
memberikan ketenangan dan kesejahteraan secara psikologis terkait dengan ritual
maupun perilaku-perilaku keagamaan yang dilakukan.
Inilah mengapa manusia membutuhkan agama dalam memenuhi kebutuhan
primernya. Agama memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap pola dan gaya
hidup umatnya. Salah satunya adalah dengan memberikan sejumlah aturan dan
larangan mengenai bahan makanan yang hendak dikonsumsi manusia. Agama juga
akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari
tingkah laku yang negatif, sehingga berbagai kejahatan fisik dapat terhindarkan.
Manusia juga adalah makhluk rohani. Rohani selalu dihubungkan dengan roh,
jiwa, nyawa, perasaan dan nafsu. Bila jasmani manusia digerakkan oleh organ-organ
tubuh yang vital seperti jantung, paru-paru, otak, dll, roh tidak mempunyai organ
untuk menggerakkan perasaan seseorang, maka dari itu kita perlu Tuhan sebagai
penggerak atau kontrol agar keinginan baik bisa berkembang dan keinginan buruk bisa
dihentikan.
Dalam agama, kita melakukan ibadah ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan.
hal ini dapat memberikan ketenangan dan kesejahteraan secara psikologis terkait
dengan ritual maupun perilaku-perilaku keagamaan yang dilakukan. Orang yang tidak
beragama akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan
cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda
halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan
menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan
yang menimpa dirinya merupakan ujian dari Tuhan yang harus dihadapi dengan
kesabaran karena Tuhan memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Agama juga akan memelihara kita dari nafsu buruk dengan larangan
larangan agama yang sangat membatasi kita dalam melakukan sesuatu.
Masyarakat Barat yang telah mencapai kemajuan material ternyata masih belum
mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya.Manusia dengan akalnya dapat melahirkan
5
ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi akal saja tidak mampu menyelesaikan seluruh
persoalan yang dihadapi manusia. Terkait dengan hal ini agama sangat berperan dalam
Mempertahankan manusia untuk tetap menjaganya sebagai manusia. Kebutuhan
manusia terhadap agama mendorongnya untuk mencari agama yang sesuai dengan
harapan-harapan rohaniahnya.
Dalam kehidupan sehari-hari masalah agama tidak dapat lepas, dengan sendirinya
norma agama selalu mengikuti perkembangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan
secara individu maupun dalam kehidupan sosialnya, maka barulah manusia di dalam
pergaulannya mempunyai kehendak untuk mempertahankan nilai-nilai agamanya, sehingga
nilai agama itu benar-benar dapat meresap dalam hati sanubarinya masing-masing, dan di
dalam pergaulan betul-betul menyadari akan perlunya adanya kesadaran terhadap agama baik
secara pribadi berdiri sendiri maupun secara kelompok.
Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, kita akan lepas dengan yang
namanya interaksi dan komunikasi dengan makhluk lain. Sifat yang sangat menonjol dalam
kehidupan sosial adalah perbedaan yang kita miliki, maka dari itu kita butuh untuk
berinteraksi satu sama lain. Dalam hal ini, manusia sangat membutuhkan agama.
Selain hubungan baik dengan Tuhan, manusia juga perlu hubungan yang baik dengan
sesamanya. Dalam ranah sosial, keberadaan agama memiliki keterkaitan dengan mereduksi
perilaku-perilaku yang erat dengan kejahatan maupun perilaku yang berisiko serta menjaga
kestabilan dalam pernikahan. Dalam agama, kita selalu menekankan rasa saling menghargai
dan saling menghormati satu sama lain agar tercipta kerukunan dalam kehidupan. Agama
telah mengatur segala hal yang berkaitan dengan moral, berperilaku, dan bertutur kata dengan
manusia lain. Semua aturan tersebut, jika diterapkan dengan baik dalam kehdiupan sosial
maka akan tercipta rasa nyaman dalam bersosialisasi dan segala tindakan penyimpangan
sosial tidak akan terjadi.
Namun jika segala perilaku kita dalam berinteraksi tidak berlandaskan dengan aturan
norma dalam agama, maka kemungkinan besar akan terjadi banyak penyimpangan perilaku
dalam komunikasi dan akhirnya berdampak buruk terhadap kerukunan sosial. Hal ini bisa
dilihat di masyarakat barat yang kebanyakan tidak memeluk agama manapun, sehingga dalam
berinteraksi satu sama lain mereka cenderung lebih bebas dan tidak terikat norma.
Maka dari itu, sudah sangat jelas betapa pentingnya agama dalam kehidupan sosial.
Terkait dengan hal ini agama sangat berperan dalam Mempertahankan manusia untuk tetap
menjaganya sebagai manusia. Kebutuhan manusia terhadap agama mendorongnya untuk
mencari agama yang sesuai dengan harapan-harapan rohaniahnya. Manusia harus menjaga
6
perilakunya baik dengan sang Pencipta, sesama manusia maupun makhluk hidup yang lain
serta ke dalam dirinya sendiri.
Sebagai makhluk sosial manusia tentu tidak bisa lepas dari yang namanya
norma, seperti norma kesusilaan, misalnya. Salah satu contoh norma kesusilaan yang
sering kita temui sehari-hari adalah jujur, baik dalam perkataan maupun dalam
tindakan. Menurut bahasa, tepatnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma
kesusilaan adalah aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan sosial
sehari-hari. Itu artinya, norma kesusilaan menjadi salah satu kodrat manusia. Sebagai
bagian yang mengatur kehidupan sosial manusia, norma tentu saja memiliki sanksi
jika dilanggar. Salah satu sanksi norma kesusilaan, yang paling mudah dirasakan
adalah perasaan malu, rasa penyesalan hingga perasaan tidak nyaman.
BAB III
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama berarti tidak berantakan atau teratur. Dengan makna ini, dapat
dipahami bahwa agama memberikan serangkaian aturan kepada para penganutnya
sehingga hidupnya tidak berantakan. Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling
sempurna karena manusia memiliki segala unsur dari mahluk hidup lainnya ditambah
dengan akal pikiran. Manusia membutuhkan agama karena hal tersebut merupakan
fitrah manusia. Fitrah tersebutlah yang menyebabkan manusia berhubungan dengan
agama untuk mencari jati dirinya. Bahwa hakekat agama adalah kemampuan dalam
diri manusia untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dengan hal di atas kita dapat memperoleh gambaran bahwa manusia dapat
menentukan dirinya dalam tindakannya itu apakah ia akan berbuat baik atau akan
berbuat buruk, apakah perbuatan baik yang dilakukan itu sesuai dengan kehendak
Tuhan ataukah bertentangan dengan Tuhan. Pada dasarnya manusia memiliki
keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik mengenai sesuatu yang tampak
maupun yang gaib, dan juga keterbatasan dalam memprediksi apa yang akan terjadi
pada diri nya dan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan itulah maka
manusia perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan
spiritual kepada diri nya. Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan
diri nya di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam
menghadapi bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat dipahami
nya.
B. Saran
Dengan adanya kajian ini, semoga bisa memperjelas bukti bahwa benar
manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya. Tulisan ini tentunya bukanlah
penulisan yang sempurna dan tanpa kekurangan. Namun, penulis telah berupaya untuk
mencapai gambaran yang layak. Jika penulis benar, itu semata-mata karena Allah
serta itulah yang penulis kehendak. Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka penulis
mohon ampun dan petunjuk kepada Allah atas kesalahan dan dosa penulis. Cukup
kiranya penulis ucapkan terima kasih.
ss
8
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/16686/2/BAB_I.pdf
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/article/download/8597/5082
https://www.scribd.com/document/433382431/makalah-mengapa-manusia-perlu-beragama
https://www.academia.edu/10006940/Agama_dan_KebutuhanManusia_terhadap_Agama
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1635/1/Buku%20Prof%20Mardanpdf.pdf