Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA ISLAM

"HIPOTESIS MANUSIA MEMBUTUHKAN AGAMA "

Dosen Pembimbing: Jefrizal, LC., M.Ag

DISUSUN OLEH :

RAYHAN HANOUM HARLI (2211114017)

NAZHIFAH HAWADYA RAHMADANIA (2211114019)

SITI NURHASANAH (2211114020)

HASNIATI BUKHARI (2211114021)

SEPTIA DELA FRANSISKA (2211114023)

FIRLI FEBRIANI (2211114024)

Kelas: A 2022.2

Kelompok: 7

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan. Tidak lupa sholawat
serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, yang mana telah
memberikan kami kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Agama Islam yang berjudul “Manusia Membutuhkan Agama” dapat selesai pada waktu yang
telah ditentukan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Jefrizal, LC., M.Ag, selaku dosen agama Islam Universitas Riau yang telah
membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini mengangkat tema “Manusia Membutuhkan Agama” yang akan


membahas agama secara etimologi dan terminologi, serta membahas kebutuhan manusia
terhadap agama.

Makalah ini akan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang agama dan
kebutuhan manusia terhadap agama. Disusun dengan baik agar pembaca mudah memahami
maksud dari makalah ini dan juga menggunakan kosakata yang mudah dimengerti oleh
pembaca.

Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
dan perkembangan dunia pendidikan serta dapat membantu atau menginspirasi pembaca
setelah membaca makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Pekanbaru, 17 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................2

D. Metode Penulisan......................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................................3

A. Pengertian Manusia dan Agama................................................................................................3

B. Hubungan Manusia dengan Agama............................................................................................3

C. Bukti Dimensi Manusia Membutuhkan Agama.........................................................................4

1. Bukti jasmani membutuhkan agama......................................................................................4

2. Bukti Rohani Membutuhkan Agama......................................................................................6

D. Bukti Bahwa Kebutuhan Manusia Membutuhkan Agama..........................................................7

BAB III...................................................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................................................10

A. Kesimpulan...............................................................................................................................10

B. Saran........................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik
mengenai sesuatu yang tampak maupun yang gaib, dan juga keterbatasan dalam memprediksi
apa yang akan terjadi pada dirinya dan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan
itulah maka manusia perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan
spiritual kepada dirinya.Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan dirinya
di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam menghadapi
bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat dipahaminya.

Di sinilah manusia diisyaratkan oleh diri dan alam nya bahwa Zat yang lebih unggul
dari dirinya, Yang Maha Segala-galanya, seperti yang dijelaskan oleh para antropolog bahwa
agama merupakan respons terhadap kebutuhan untuk mengatasi kegagalan yang timbul akibat
ketidakmampuan manusia untuk memahami kejadian-kejadian atau peristiwwa-peristiwa
yang rupanya tidak dapat diketahui dengan tepat. Dengan kata lain perlu bersandar dan
berpasrah (tawakal) kepada Dia melalui agama karena agama menjadi tempat bagi kita untuk
mengadu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kepasrahan kita kepada Tuhan didasarkan pada
suatu ajaran bahwa manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan.

Manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tantangan dan masalah. Untuk


menghadapi tantangan dan masalah tersebut, manusia membutuhkan agama. Ajaran agama
merupakan hal yang penting bagi banyak orang, selain dijadikan sebagai pedoman hidup,
agama dapat memberikan solusi dalam penyelesaian masalah (Phillips, Chambelain &
Goreczny, 2014).

Agama adalah suatu sistem nilai yang berisi norma-norma tertentu (Rakhmat, 007).
Menurut Acklin dan Brown (2006) pada zaman sekarang ini agama memainkan peran penting
terhadap kehidupan manusia. Agama dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk bagi
kelangsungan hidup, penghubung antarmanusia dan manusia dengan penciptanya. Sebagian
orang juga percaya agama dapat memberi keselamatan dan perdamaian bagi dirinya (Kimball,
2013). Manusia membutuhkan agama bukan hanya untuk menyelesaikan masalah hidup,
namun di sisi lain, menurut Jung (dalam Muhammaddin, 2013) sebenarnya manusia telah
memiliki bakat beragama sejak lahir.

Sehingga dapat terlihat bahwa latar belakang perlunya manusia akan agama karena
dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Manusia merasa agama
memberikan rasa aman dan perlindungan. Selain itu agama juga memberikan penjelasan
terhadap fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh pikiran manusia, serta agama
memberikan pembenaran terhadap praktek kehidupan yang baik (Subandi, 2016).

1
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang mengapa manusia membutuhkan agama dalam
kehidupannya, maka di perlukan sub pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

a. Pengertian manusia dan agama

b. Hubungan manusia dan agama

c. Membuktikan bahwa dimensi manusia membutuhkan agama

C. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama, sehingga pembaca di harapkan:

a. Memahami pengertian agama

b. Memahami hubungan manusia dan agama

c. Memahami bukti bahwa dimensi manusia membutuhkan agama

d. Memahami bukti bahwa kebutuhan manusia juga membutuhkan agama

D. Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi e-learning dalam penulisan makalah ini. Referens
imakalah ini bersumber dari media media seperti e-book, web, jurnal, dan perangkat
media massa yang diambil dari internet

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Agama


Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk
yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka
bumi, Manusia adalah makhluk mukallaf, yang dibebani kewajiban dan tanggung jawab.
Dengan akal pikirannya ia mampu menciptakan kreasi spektakuler berupa sains dan
teknologi. Manusia juga bagian dari realitas kosmos yang menurut para ahli pikir disebut
sebagai al-kain annatiq, "makhluk yang berbicara" dan "makhluk yang memiliki nilai luhur"
(Zainuddin: 2020)

Agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang
dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya. Menurut KBBI, agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia, serta
manusia dengan lingkungannya.

Agama merupakan sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada


Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Agama sangat penting untuk
dimiliki seseorang, terutama sebagai penyeimbang dalam berkehidupan.

Islam, sebagai Agama rahmatan lil alamin pun menjadi salah satu contoh sukses
tentang peradaban kehidupan yang lebih baik. Islam membawa kemajuan pola pikir, dari
kebiasaan bodoh menyembah patung dan berhala lainnya, hingga ke penyembahan Allah
SWT sebagai tuhan alam semesta.

B. Hubungan Manusia dengan Agama


Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung disekitar
manusia dan di dalam diri manusia, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Yang tidak dipahami
itu dimasukkan ke dalam kategori gaib. Karena banyak hal atau peristiwa gaib ini menurut
pendapat mereka, meraka merasakan hidup dan kehidupan penuh dengan kegaiban.
Menghadapi peristiwa gaib ini mereka merasa lemah tidak berdaya. Untuk mengautkan diri,
mereka mencari perlindungan pada kekuatan yang menurut anggapan mereka menguasai
3
alam gaib yaitu Tuhan. Karena itu hubungan mereka dengan Tuhan menjadi akrab. Karena
itu, dalam manusia mempunyai hubungan erat dengan agama. Gambaran ini berlaku di
seluruh dunia.

Salah satu teori yang banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan


khususnya ilmu pengetahuan social, adalah teori August Comte yang terdapat dalam
bukunya yang mashur : Course de la Philosophie (1842). Ia menyebut tiga tahap
perkembangan manusia, yaitu :

A. Tahap Teologik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya kepada Tuhan,
percaya kepada ajaran agama. Dalam pemikiran teologik ini manusia belum tahu tentang
musabab kejadian di alam ini, tidak tahu mengenai hal atau peristiwa- peristiwa yang terjadi
di sekitarnya.

B. Tahap Metafisik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya pada ketakutan
atauhal-hal non fisik, yang tidak terlihat. Untuk keselamatan dirinya, dalam tahap
inimanusia berusaha menjinakkan kekuatan-kekuatan non fisik itu dengan sajian sajian. Dan
apabila pengalaman serta pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang lebih lanjut, tahap
pemikirannya pun meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada tingkat atau tahapan jaman
modern sekarang, manusia telah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alam dan
dirinya sendiri.

C. Tahap Positif, yaitu tahap pemikiran manusia yang masih tetap percaya pada
Tuhandan metafisika. Di Eropa dan Amerika cenderung kembali pada Tuhan atau
ajaranagama di penghujung abad XX dan dalam abad XXI yang akan datang.
Sekuralismeyang berasal dari Inggris, menyeberang ke Eropa dan Amerika serta menjalar
keseluruh dunia, menopang teori August Comte.

C. Bukti Dimensi Manusia Membutuhkan Agama

Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai


pegangan hidup baik untuk kehidupan di dunia maupun di akherat kelak. Sudah barang tentu
agar semuanya itu dapat dicapai maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua
kebutuhan, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani (agama)
mengandung dua dimensi, yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan pencipta) dan
hubungan horizontal (hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan lainnya)..

4
1. Bukti dimensi individu membutuhkan agama

Dimensi individu terbagi menjadi dua, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat dan diraba. Jasmani itu berupa fisik,
raga, dan badan. Kebutuhan jasmani manusia sangat beragam, semakin manusia itu
melihat nikmat dunia, kebutuhannya akan semakin beragam dan tidak terbatas.
Jasmani manusia membutuhkan bebarapa hal, yang terutama adalah makanan
minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Inilah yang menjadi dasar kebutuhan primer
jasmani manusia. Manusia ingin mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu,
ingin makan minum di tempat tertentu, ingin busana model tertentu, ingin tempat
tinggal dengan bentuk dan ukuran tertentu.
Manfaat secara fisik dapat terlihat dari keberadaan praktik-praktik keagaman
yang mengarahkan pada hidup sehat maupun menghindari perilaku-perilaku yang
dapat merusak kesehatan tubuh. Manfaat secara psikologis dalam hal ini dapat
memberikan ketenangan dan kesejahteraan secara psikologis terkait dengan ritual
maupun perilaku-perilaku keagamaan yang dilakukan.
Inilah mengapa manusia membutuhkan agama dalam memenuhi kebutuhan
primernya. Agama memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap pola dan gaya
hidup umatnya. Salah satunya adalah dengan memberikan sejumlah aturan dan
larangan mengenai bahan makanan yang hendak dikonsumsi manusia. Agama juga
akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari
tingkah laku yang negatif, sehingga berbagai kejahatan fisik dapat terhindarkan.

Manusia juga adalah makhluk rohani. Rohani selalu dihubungkan dengan roh,
jiwa, nyawa, perasaan dan nafsu. Bila jasmani manusia digerakkan oleh organ-organ
tubuh yang vital seperti jantung, paru-paru, otak, dll, roh tidak mempunyai organ
untuk menggerakkan perasaan seseorang, maka dari itu kita perlu Tuhan sebagai
penggerak atau kontrol agar keinginan baik bisa berkembang dan keinginan buruk bisa
dihentikan.

Dalam agama, kita melakukan ibadah ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan.
hal ini dapat memberikan ketenangan dan kesejahteraan secara psikologis terkait
dengan ritual maupun perilaku-perilaku keagamaan yang dilakukan. Orang yang tidak
beragama akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan
cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda
halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan
menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan
yang menimpa dirinya merupakan ujian dari Tuhan yang harus dihadapi dengan
kesabaran karena Tuhan memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Agama juga akan memelihara kita dari nafsu buruk dengan larangan
larangan agama yang sangat membatasi kita dalam melakukan sesuatu.

Masyarakat Barat yang telah mencapai kemajuan material ternyata masih belum
mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya.Manusia dengan akalnya dapat melahirkan
5
ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi akal saja tidak mampu menyelesaikan seluruh
persoalan yang dihadapi manusia. Terkait dengan hal ini agama sangat berperan dalam
Mempertahankan manusia untuk tetap menjaganya sebagai manusia. Kebutuhan
manusia terhadap agama mendorongnya untuk mencari agama yang sesuai dengan
harapan-harapan rohaniahnya.

2. Bukti dimensi sosial membutuhkan agama

Dalam kehidupan sehari-hari masalah agama tidak dapat lepas, dengan sendirinya
norma agama selalu mengikuti perkembangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan
secara individu maupun dalam kehidupan sosialnya, maka barulah manusia di dalam
pergaulannya mempunyai kehendak untuk mempertahankan nilai-nilai agamanya, sehingga
nilai agama itu benar-benar dapat meresap dalam hati sanubarinya masing-masing, dan di
dalam pergaulan betul-betul menyadari akan perlunya adanya kesadaran terhadap agama baik
secara pribadi berdiri sendiri maupun secara kelompok.

Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, kita akan lepas dengan yang
namanya interaksi dan komunikasi dengan makhluk lain. Sifat yang sangat menonjol dalam
kehidupan sosial adalah perbedaan yang kita miliki, maka dari itu kita butuh untuk
berinteraksi satu sama lain. Dalam hal ini, manusia sangat membutuhkan agama.

Selain hubungan baik dengan Tuhan, manusia juga perlu hubungan yang baik dengan
sesamanya. Dalam ranah sosial, keberadaan agama memiliki keterkaitan dengan mereduksi
perilaku-perilaku yang erat dengan kejahatan maupun perilaku yang berisiko serta menjaga
kestabilan dalam pernikahan. Dalam agama, kita selalu menekankan rasa saling menghargai
dan saling menghormati satu sama lain agar tercipta kerukunan dalam kehidupan. Agama
telah mengatur segala hal yang berkaitan dengan moral, berperilaku, dan bertutur kata dengan
manusia lain. Semua aturan tersebut, jika diterapkan dengan baik dalam kehdiupan sosial
maka akan tercipta rasa nyaman dalam bersosialisasi dan segala tindakan penyimpangan
sosial tidak akan terjadi.

Namun jika segala perilaku kita dalam berinteraksi tidak berlandaskan dengan aturan
norma dalam agama, maka kemungkinan besar akan terjadi banyak penyimpangan perilaku
dalam komunikasi dan akhirnya berdampak buruk terhadap kerukunan sosial. Hal ini bisa
dilihat di masyarakat barat yang kebanyakan tidak memeluk agama manapun, sehingga dalam
berinteraksi satu sama lain mereka cenderung lebih bebas dan tidak terikat norma.

Maka dari itu, sudah sangat jelas betapa pentingnya agama dalam kehidupan sosial.
Terkait dengan hal ini agama sangat berperan dalam Mempertahankan manusia untuk tetap
menjaganya sebagai manusia. Kebutuhan manusia terhadap agama mendorongnya untuk
mencari agama yang sesuai dengan harapan-harapan rohaniahnya. Manusia harus menjaga

6
perilakunya baik dengan sang Pencipta, sesama manusia maupun makhluk hidup yang lain
serta ke dalam dirinya sendiri.

3. Bukti dimensi kesusilaan membutuhkan agama

Sebagai makhluk sosial manusia tentu tidak bisa lepas dari yang namanya
norma, seperti norma kesusilaan, misalnya. Salah satu contoh norma kesusilaan yang
sering kita temui sehari-hari adalah jujur, baik dalam perkataan maupun dalam
tindakan. Menurut bahasa, tepatnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma
kesusilaan adalah aturan yang menata tindakan manusia dalam pergaulan sosial
sehari-hari. Itu artinya, norma kesusilaan menjadi salah satu kodrat manusia. Sebagai
bagian yang mengatur kehidupan sosial manusia, norma tentu saja memiliki sanksi
jika dilanggar. Salah satu sanksi norma kesusilaan, yang paling mudah dirasakan
adalah perasaan malu, rasa penyesalan hingga perasaan tidak nyaman.

Contoh norma kesusilaan adalah membantu orang lain, berkata dan


berperilaku jujur, sopan santun, dan menyadari kesalahan. Agama juga sangat erat
kaitannya dengan norma kesusilaan ini, terutama dalam berperilaku jujur. Agama
sangat menjunjung tinggi kejujuran. Bagi kita yang beragama, saat melakukan
tindakan yang tidak jujur maka akan muncul perasaan bersalah kepada Tuhan kita.
Kita akan merasa sangat berdosa. Berbeda dengan orang orang yang tidak beragama
atau yang tidak meyakini adanya Tuhan, mereka akan merasa hal tersebut baik baik
saja.
Terlihat jelas bahwa kita sangat membutuhkan agama dalam norma kesusilaan
ini sebagai perisai untuk membentengi kita dari berbagai penyimpangan norma
kesusilaan yang ada disekitar kita. Karena jika hal itu sampai terjadi, kita bukan
hanya mendapatkan sanksi sosial di masyarakat, melainkan kita akan mendapatkan
hukuman dari Tuhan. Kondisi tersebut memberikan pemahaman bahwa konsep
agama terkait dengan berperilaku baik menekankan pada konteks vertical, horizontal
maupun internal. Manusia harus menjaga perilakunya baik dengan sang Pencipta,
sesama manusia maupun makhluk hidup yang lain serta ke dalam dirinya sendiri.
Agama melalui kitab sucinya dengan rinci menjelaskan mana yang baik dan
buruk, benar dan salah, serta mana yang harus dilakukan dan mana yang harus
ditinggalkan. Dengan menaati seluruh aturan agama, maka manusia akan bersikap
dan berperilaku yang benar dan terhindar dari sikap dan perilaku tercela.

BAB III
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama berarti tidak berantakan atau teratur. Dengan makna ini, dapat
dipahami bahwa agama memberikan serangkaian aturan kepada para penganutnya
sehingga hidupnya tidak berantakan. Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling
sempurna karena manusia memiliki segala unsur dari mahluk hidup lainnya ditambah
dengan akal pikiran. Manusia membutuhkan agama karena hal tersebut merupakan
fitrah manusia. Fitrah tersebutlah yang menyebabkan manusia berhubungan dengan
agama untuk mencari jati dirinya. Bahwa hakekat agama adalah kemampuan dalam
diri manusia untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Dengan hal di atas kita dapat memperoleh gambaran bahwa manusia dapat
menentukan dirinya dalam tindakannya itu apakah ia akan berbuat baik atau akan
berbuat buruk, apakah perbuatan baik yang dilakukan itu sesuai dengan kehendak
Tuhan ataukah bertentangan dengan Tuhan. Pada dasarnya manusia memiliki
keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik mengenai sesuatu yang tampak
maupun yang gaib, dan juga keterbatasan dalam memprediksi apa yang akan terjadi
pada diri nya dan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan itulah maka
manusia perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan
spiritual kepada diri nya. Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan
diri nya di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam
menghadapi bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat dipahami
nya.

B. Saran
Dengan adanya kajian ini, semoga bisa memperjelas bukti bahwa benar
manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya. Tulisan ini tentunya bukanlah
penulisan yang sempurna dan tanpa kekurangan. Namun, penulis telah berupaya untuk
mencapai gambaran yang layak. Jika penulis benar, itu semata-mata karena Allah
serta itulah yang penulis kehendak. Tetapi jika ternyata tidak demikian, maka penulis
mohon ampun dan petunjuk kepada Allah atas kesalahan dan dosa penulis. Cukup
kiranya penulis ucapkan terima kasih.

ss

8
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/16686/2/BAB_I.pdf

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/article/download/8597/5082

https://www.scribd.com/document/433382431/makalah-mengapa-manusia-perlu-beragama

https://www.academia.edu/10006940/Agama_dan_KebutuhanManusia_terhadap_Agama

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1635/1/Buku%20Prof%20Mardanpdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai