Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGAPA MANUSIA PERLU BERAGAMA?


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Di Susun Oleh :
Niqoyatuh Ardillah
61191085
Teknik/Teknik Sipil (A)

Tahun Ajaran 2019-2020

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Mengapa
Manusia Perlu Beragama.” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Semester I.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak
A.Musholin,.S.Ag,.M.Pd selaku Dosen Pembimbing. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan saya
masih dalam tahap pembelajaran.. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

Banyuwangi, 9 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan dan Manfaat Penulisan ..................................................................
Metode Penulisan .....................................................................................
Stistematika Penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya ........................................................
Pengertian Agama ....................................................................................
Pengertian Manusia ..................................................................................
Hubungan Manusia dengan Agama ...........................................................
Mengapa Manusia Perlu Beragama? ..........................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ..............................................................................................
Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia dan Agama merupakan masalah yang sangat penting, karena keduanya
mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap
beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan
agama-agama samawi (agama yang datang dari langit ataua gama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan
agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Disamping itu, agama
juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi
berbagai aliran sesat. Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah
dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang
individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan
hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah yang sesuai dengan ajaran
agama itu. Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia
adalah makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya perlindungan dari
Tuhannya. Dengan agama yang dimiliki, manusia akan memperoleh perlindungan
dengan menjalin hubungan dengan Tuhannya.
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik, dijadikan
dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dapat disimpulkan bahwa
agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi orang yang berilmu.

2. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang Mengapa Manusia Perlu Beragama, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya
b. Pengertian manusia
c. Pengertian Agama
d. Hubungan manusia dan agama?
e. Mengapa manusia perlu beragama?

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Agama kemudian mempresentasikan atau mendiskusikan lalu
menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah serta menambah wawasan dan
pengetahuan tentang manusia yang beragama.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dan pembaca tentang Agama dalam pandangan umat bergama dan untuk membuat kita
lebih memahami Agama tersebut.

4. Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi e-learning dalam penulisan makalah ini. Referensi
makalah ini bersumber dari media media seperti e-book, web, blog, dan perangkat media
massa yang diambil dari internet.

5. Stistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan
bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan
bab pembahasan dibagi berdasarkan sebab yang berkaitan dengan agama, manusia, dan
mengapa manusia perlu beragama. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya


Ada bermacam teori mengenai kata agama. Pada mulanya akar kata agama adalah
gam yang mendapat awalan a sehingga menjadi a-gam-a. Akar tersebut dapat pula
mendapat awalan i dengan akhiran yang sama, sehingga menjadi i-gam-a. Dan mendapat
awalan u dengan akhiran yang sama, sehingga menjadi u-gam-a. Dalam bahasa bali,
ketiga bahasa tersebut mempunyai makna sebagai berikut;
a. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja.
b. Igama artinya peraturan, tata cara, upacara dalam berhubungan dengan dewa-dewa,
c. Ugama artinya peraturan, tata cara dalam berhubungan dengan sesama manusia.
d. Dalam bahasa Belanda terdapat kata ga,gaan dan dalam bahasa Inggris kata go yang
artinya sama dengan gam yaitu pergi. Namun setelah mendapat awalan a pengertian
tersebut berubah menjadi jalan.
Kata jalan sebagai perubahan arti pergi juga terdapat dalam agama Shinto (Jepang),
Budha menyebut undang-undang pokonya :jalan. Dalam agama islam terdapat kata
syari’at dan tariatknya artinya jalan. Selain arti tersebut, menurut teori ada beberapa arti
lain yang terkandung dalam kata agama yaitu tradisi. Yang dimaksud adalah tradisi atau
kebiasaan dalam agama Hindu dan Budha.
Setelah agama islam datang ke Indonesia, masyarakat yang berbahasa melayu
mempergunakan kata ag ama untuk menunjukkan sistem ajaran yang dibawa oleh islam.
Sistem dan ruang lingkup ajaran agama islam berbeda dengan sistem ajaran agama
Hindu dan Budha. Ajaran agama Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi dari Alloh melalui
wahyu-Nya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat, dan dengan
lingkungan hidupnya.
Dalam bahasa aslinya agama islam disebut din, tetapi mulai timbul kerancuan
pengertian karena lambing yang biasa dipakai dalam agama Hindu dan Budha
dipergunakan untuk din al Islam yang memiliki sistem ajaran dan ruang lingkup yang
sangat berbeda dengan agama yang mendahuluinya.
Kedatangan agama islam ke Indonesia kemudian disusul oleh agama Nasrani dan
timbul istilah baru yang menunjukkan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani. Istilah
tersebut adalah religion yang berasal dari bahasa Latin relegere mempunyai arti
berpegang pada norma-norma. Istilah religion kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi religi. Kita harus menghormati pemeluk agama yang sistem dan ruang
lingkupnya berbeda, namun perlu ditegaskan bahwa persamaan istilah dalam agama
tidak dijadikan alasan untuk mengatakan semua agama adalah sama.
Menurut Paul Tillich, setiap orang yang beragama selalu berbeda dalam keadaan
involved (terlibat) dengan agama yang dianutnya. Menurut prof. Rasjidi, manusia yang
beragama itu “aneh”, ia melibatkan diri dengan agama yang dipeluknya dan mengikatkan
dirinya kepada Tuhan. Tetapi bersamaan dengan itu ia merasa bebas, karena bebas
menjalankan sesuatu menurut keyakinannya. Ia tunduk kepada Yang Maha Kuasa, tetapi
ia merasa dirinya terangkat karena mendapat kesleamatan. Keselamatanlah yang menjadi
tujuan akhir kehidupan manusia dan keselamatan itu akan diperoleh melalui pelaksanaan
keyakinan agama yang ia anut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang
dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, menyembah dan
permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut ajaran agama tersebut.

2. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a=tidak gama=kacau)
dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan. Didunia baratter dapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini,
yaitu: religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian , perbuatan ini berupa usaha atau sejenis per ibadatan
yang dilakukan secara berulang ulang.
Agama menurut KBBI adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan nya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang
berarti: hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan
tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaat anter sebut (Moh.Syafaat,1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu system ajaran tentang Tuhan, dimana
penganut-penganut nya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau social atas dasar
aturan-aturan-Nya. Agama juga memiliki syarat, unsur dan fungsi.
a. Syarat-Syarat Agama
1. Percaya dengan adanya Tuhan
2. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
3. Mempunyai tempat suci
4. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai panutan
5. Mempunyai hari raya keagamaan
b. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan
lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya,
dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan
ajaran agama.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang
dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.
c. Fungsi Agama
1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.
3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pengungkapan estetika (keindahan)
7. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

2. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk yang sanagat menarik. Oleh karena itu ia telah menjadi
sasaran studi sejak dahulu , kini dan kemudian hari. Para ahli telah mengkaji manusia
menurut bidang studinay masing – masing , tetapi sampai sekarang para ahli masih
belum mencapai kata sepakat tentang manusia . Terbukti dari banyaknya penamaan
manusia , misalnya homo sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia
ekonomi ) yang kadang kala disebut economic animal ( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang
selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya.
Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan:
a. Bani Adam (QS. Al Isra (17) : 7 )
ُ ‫سأْت ُ ْم فَلَ َها ۚ فَإِذَا َجا َء َو ْعد ُ ْاْل ِخ َر ِة ِل َي‬
ُ‫سو ُءوا ُو ُجو َه ُك ْم َو ِل َيدْ ُخلُوا ْال َمس ِْجدَ َك َما دَ َخلُوه‬ َ َ ‫س ْنت ُ ْم ِِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ۖ َو ِإ ْن أ‬
َ ْ‫س ْنت ُ ْم أَح‬
َ ْ‫ِإ ْن أَح‬
ً ِ‫أَ َّو َل َم َّرةٍ َو ِليُتَبِ ُروا َما َعلَ ْوا تَتْب‬
‫يرا‬
Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila
datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang
lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid,
sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
b. Basyar QS. Al Khafi (18) :110)
َ ً‫احد ٌ فَ َمن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَاء َر ِب ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َع َمال‬
‫صا ِلحا ً َو ََل يُ ْش ِر ْك‬ ِ ‫ي أَنَّ َما ِإلَ ُه ُك ْم ِإلَهٌ َو‬
َّ َ‫قُ ْل ِإنَّ َما أَنَا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َحى ِإل‬
١١٠﴿ ً ‫ِب ِعبَادَةِ َر ِب ِه أ َ َحدا‬
Artinya : Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa”. “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.
c. Al-Insan ( QS. Al Insan (76):1 )

Artinya : Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
d. An-nas (QS.An-Nas (14):1)
ِ ‫قُ ْل أَعُوذ ُ ِب َر‬
ِ َّ‫ب الن‬
‫اس‬
Artinya: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
Bertolak dari rumusan singkat itu , menurut ajaran Islam , manusia , dibandingkan
dengan makhluk lain , mempunyai berbagai ciri, antara lain ciri utamanya adalah :
a. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik , ciptaan Tuhan yang
paling sempurna.
b. Manusia memiliki potensi ( daya atau kemempuan yang mungkin dikembangkan )
beriman kepada Allah.
c. Manusia diciptakan Alloh untuk mengabdi kepada-Nya . Tugas manusia untuk
mengabdi kepada Allah.
d. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadikan Khalifah-Nya di bumi.
e. Di samping akal , manusia dilengkapi dengan perasaan dan kemauan atau kehendak
. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah,
menjadi muslim,tetapi dengan akla dan kehendaknya juga manusia dapat tidak
percaya , tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-
Nya .
f. Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya.
g. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk
lain. Artinya , manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemempuan untuk
membedakan yang baik dengan yang buruk.
Manusia berasal dari tanah dan air. Yang dimaksud adalah air mani yang berasal dari
saripati makanan yang timbul di atas tanah .Selain dari air yang berasal dari saripati
tanah , komponen pembentukan manusia adalah ruh (ciptaan) Allah.
Dari uraian singkat mengenai asal manusia itu dapat diketahui bahwa manusia ,
menurut agama islam ,terdiri dari dua unsure yaitu unsure material dan unsure
immaterial . Unsur material adalah tubuh yang berasal dari tanah dan air. Unsur
immaterial adalah ruh yang yang berasal dari alam ghaib.
Dari proses kejadian dan asal manusia m,enurut Al-Qur’an , Ali Syari’ati sejarawan
dan ahli sosiologi islam , mengenukakan pendapatnya berupa interpretasi tenetang
hakikat penciptaan manusia . Menurut beliau ada simbolisme dalam penciptaan manusia
dari tanah dan dari ruh (ciptaan) Alloh. Makna simbolisnya adalh manusia memounyai
dua dimensi : dimensi ketuhanan,dan dimensi dimensi kerendahan atau kehinaan. Ali
Syari’ati lalu memberikan rumusan tentang filsafat manusia sebagai berikut :
pertama,manusia tiadak saja sama, tetapi bersaudara .Perbedaan antara persamaan dan
persaudaraan adalah jelas . Persamaan menunjuk pada esensi yang identik dalam diri
seliruh umat manusia terlepas dari latarbelakang ras, jenis kelamin, dan warna kulit.
Kedua,terdapat persamaan antara pria dan wanita , karena mereka berasal dari sumber
asal yang sama yakni dari Tuhan, kendatipun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan-
perbedaan (karena kodratnya atau bawaan sejak lahir).Ketiga,manusia mempunyai drajat
lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat karena pengetahuan yang di milikinya.Yang
di maksud adalah pengetahuannya tentang nama-nama.Allah telah mengajarkan nama-
nama pada manusia,dan dengan demikian manusia member nama pada (benda) di
dunianya,menyebutkan segala sesuatu dengan tepat.Keempat,manusia mempunyai
fenomena dualistis: terdiri dari tanah dan roh (ciptaan) Tuhan.Karena fenomena dualistis
itu,manusia bebas untuk memilih.Dengan kebebasanya,manusia bias kemana saja dapat
memilih apa saja,tetapi harus mempertanggung jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau diamati perjalanan hidupnya,tanpa kecuali,melalui beberapa tahap.
Tahap pertama manusia hidup dan berada dialam ghaib dimana alam ghaib berada tidak
ada manusia yang mengetahuinya dengan pasti.Manusia seperti telah di kemukakan
diatas berasal dari saripati tanah dan ruh (ciptaan) Tuhan.Tahap kedua kehidupan
manusia sudah dapat di ketahui dengan pasti yakni dalam kandungan manusia seorang
wanita.Lamanya pun hidup didalam rahim di perkirakan sekitar 9 bulan.Tahap ketiga
lahirlah janin kea lam dunia.Yang menarik adalah setiap bayi normal dan sehat akan
menangis setelah keluar dari nkandungan ibunya,sedangkan keluarga yang menanti
kehadiranya tertawa.Makna simbolistangis itu adalah manusia yang baru lahir ke alam
dunia “merasakan tantangan” yang akan dihadapinya berupa suka duka silih berganti
dalam kehidupan di tahap ketiga itu nanti.Dan setelah sampai waktunya ruh (ciptaan)
Allah yang merupakan hakikat manusia itu dipisahkan malaikat izrail dari tubuh
manusia.Terjadilah kematian yang pada hakikatnya adalah perpisahan ruh dengan jasad
yang bersatu pada diri manusia selama waktu tertentu.Masuklah kehidupan manusia ke
tahap keempat . Di alam ini ruh menunggu sanpai dunia kiamat (berakhir). Setelah itu
semua yang pernah hidup di dunia dibangkitkan untuk diperiksa , dihitung segala
perbuatannya selama kehidupan tahap ketiga , di suatu yempat yang disebut Padang
Mahsyar (tempat dikumpulkan seperti manusia berkumpul disuatu tempat waktu
melakukan ibadah haji di padang Arafah).Orang yang beriman dan bertakwa , mengikuti
pedoman yang diberikan Alloh dan melaksanakannya , dimasukkan ke dalam janah atau
surge. Sebaliknya, jika manusia tidak beriman dan tidak bertakwa serta tidak melakukan
amal saleh selama hidupnya di dunia dimasukkan ke dalam nar atau neraka.
Dari uraian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang terdiri dari jiwa dan raga , berwujud fisik dan ruh (ciptaan) Allah. Sebagai
makhluk ilahi hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap, masing-masing tahap
disebut “alam” yaitu : (1) di alam ghaib,(2) di alam rahim,(3) di alam dunia ,(4) di alam
barzah dan (5) di alam akhirat yakni alam tahap terakhir hidup dan kehidupan manusia.

3. Hubungan Manusia dengan Agama


Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di
sekitar manusia dan di dalam diri manusia, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Yang
tidak dipahami itu dimasukkan ke dalam kategori gaib. Karena banyak hal atau peristiwa
gaib ini menurut pendapat mereka, meraka merasakan hidup dan kehidupan penuh
dengan kegaiban. Menghadapi peristiwa gaib ini mereka merasa lemah tidak berdaya.
Untuk mengautkan diri, merela mencari perlindungan pada kekuatan yang menurut
anggapan mereka menguasai alam gaib yaitu dewa atau Tuhan. Karena itu hubungan
mereka dengan para dewa atau Tuhan menjadi akrab. Keakraban hubungan dengan
dewa-dewa atau Tuhan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan : social, ekonomi,
kesenian,dan sebagainya. Kepercayaan dan system hubungan manusia dengan para dewa
atau Tuhan itu membentuk agama. Manusia, karena itu, dalam masyarakat sederhana
mempunyai hubungan erat dengan agama. Gambaran ini berlaku di seluruh dunia.
Dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang telah maju, masayarakat yang
telah memahami peristiwa-peristiwa alam dan dirinya melalui ilmu pengetahuan,
ketergantungan kepada kekuatan yang dianggap menguasai alam gaib dalam masyarakat
sederhana menjadi berkurang bahkan di beberapa bagian dunia menjadi hilang.
Perkembangan pemikiran manusia terhadap diri dan alam sekitarnya menjadi berubah.
Timbullah berbagai teori mengenai hubungan manusia dengan diri dan alam sekitarnya.
Salah satu teori yang banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pengetahuan social, adalah teori August Comte yang terdapat dalam
bukunya yang mashur : Course de la Philosophie (1842). Ia menyebut tiga tahap
perkembangan manusia, yaitu :
a. Tahap Teologik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya kepada Tuhan,
percaya kepada ajaran agama. Dalam pemikiran teologik ini manusia belum tahu
tentang musabab kejadian di alam ini, tidak tahu mengenai hal atau peristiwa-
peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
b. Tahap Metafisik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya pada ketakutan atau
hal-hal non fisik, yang tidak terlihat. Untuk keselamatan dirinya, dalam tahap ini
manusia berusaha menjinakkan kekuatan-kekuatan non fisik itu dengan sajian-
sajian. Dan apabila pengalaman serta pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang
lebih lanjut, tahap pemikirannya pun meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada
tingkat atau tahapan nin sepei jaman modern sekarang, manusia telah mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang alam dan dirinya sendiri.
c. Tahap Positif, yaitu tahap pemikiran manusia yang masih tetap percaya pada Tuhan
dan metafisika. Di Eropa dan Amerika cenderung kembali pada Tuhan atau ajaran
agama di penghujung abad XX dan dalam abad XXI yang akan datang. Sekuralisme
yang berasal dari Inggris, menyeberang ke Eropa dan Amerika serta menjalar ke
seluruh dunia, menopang teori August Comte.
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan kepada kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama dan menempatkan ilmu dan akal manusia semata-mata
sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segala-galanya (anthropocentrisme yaitu
paham yang mejadikan manusia menjadi pusat), telah menyebabkan berbagai krisis dan
malapetaka. Dan karena pengalaman itu, kini perhatian manusia di bagian dunia itu dan
di selururh dunia kembali kepada agama. Ini disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya adalah :
a. Para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali berpaling pada agama
sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya.
b. Karena harapan manusia kepada otak manusia untuk memecahkan segala masalah
yang dihadapinya pada abad-abad lalu, ternyata tidak terwujud.
Memang, sains dan teknologi telah memudahkan dan menyenangkan kehidupan
manusia, namun bersamaan dengan itu teknologi itu sendiri telah mengancam kehidupan
manusia yang membuatnya. Dengan panduan agama, terutama agama yang berasal dari
Allah SWT, teknologi dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupan, membawa keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.
Agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apa pun disiplim
ilmunya. Sebabnya, karena dengan agama ilmunya akan lebih bermakna.Bagi kita umat
Islam, agama yang dimaksud adalah agama yang kita peluk yaitu agama Islam.

4. Mengapa Manusia Perlu Beragama?


Lazimnya, kita beragama cuma ikut orang tua saja. Jika kita lahir di timur dari
keluarga islam, maka kita islam. Jika kita lahir di barat dari keluarga christian, maka kita
christian. Jika kita lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka kita jadi bhisksu. Bila
kita cermati, kecenderungan beragama ini merupakan fakta yang ada pada tiap diri
manusia. Sadar atau tidak, manusia punya kecenderungan untuk menghubungkan dirinya
dengan kekuatan yang Mahasempurna dan Mahasegalanya—sebagai bentuk
ketidakberdayaannya.
Agama membentuk jiwanya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan
tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat. Agama sudah sangat sempurna dikarenakan
dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan
cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarenakan ketidakpahaman tujuan
daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain
adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama.
Beberapa tujuan agama yaitu :
a. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa
(tauhid).
b. Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan baik,
sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
c. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
d. Menyempurnakan akhlak manusia.
Apakah alam ini memiliki Tuhan? Siapa ya? Apa ciri-ciri dan sifat-Nya? Bagaimana
hubungannya dengan manusia? Apakah badan manusia yang material memiliki sesuatu
yang lain yang non-material? Apakah ada kehidupan lagi setelah dunia? Dan kalau
memang demikian, bagaimana hubunganya dengan kehidupan yang sekarang?
Pertanyaan-pertanyaan ini, dan setumpuk pertanyaan lainnya membuat rasa ingin tahu
manusia (fudhûli) mulai terusik, dan hal ini berkecamuk dalam dirinya, yang tak akan
pernah reda sampai ia menemukan jawaban yang memuaskan.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Agama berasal dari bahasa Sansekerta, āgama yang berarti "tradisi". Adapun Dîn
berasal dari bahasa Arab dîn diartikan sebagai balasan dan ketaatan. Secara Umum
Agama dapat diartikan penghambaan manusia kepada Tuhannya. Manusia diciptakan
oleh Allah dalam bentuk cenderung beragama , dalam arti manusia mencintai
kesempurnaan yang mutlak dan hakiki serta ingin menyembah Pemilik kesempurnaan
tersebut. Dengan demikian, manusia tidak harus dipaksa beragama, namun cukup
kembali pada dirinya untuk menyebut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada sesuatu
yang menciptakan dirinya dan alam sekitarnya.
Bagi kebanyakan orang, agama itu memberikan dan menjaga kebahagiaan hidup.
Pengaruh Agama bagi umat manusia ada yang positif (menyatukan) maupun negatif
(memecah belah). Pada jaman dahulu manusia masih mempercayai adanya kekuatan gaib
atau roh pada suatu benda yang dinamakan Dinamisme dan Animisme, tetapi
Kebanyakan manusia sekarang sudah menganut sifat Monotoisme yaitu mengakui Tuhan
satu, Tuhan Yang Esa, Pencipta Alam semesta.
Agama sangat di perlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna. Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi
dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah
dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya untuk
mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap
tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan
kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan
istilah lain merupakan “fitrah” manusia.

2. Saran
Agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga agama
dapat menjadi lebih bermakna maka dari itu kita sebagai manusia hendaknya berpegang
teguh pada nilai-nilai keagamaan. Sehigga kita dapat menjadi manusia yang seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Fathoni Ahmad Miftah, M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001, Semarang, Gunung Jati.
Muhaiman dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, 1994, Surabaya,Karya Abditama

Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta, Rajawali Pers.
Syukur Amin Prof. Dr. H. M., MA, Pengantar Studi Islam, 2010, Semarang, Pustaka Nuun

http://aljawad.tripod.com/artikel/agama.html

http://almanhaj.or.id/content/3191/slash/0/karakteristik-agama-islam/

http://hamamburhanuddin.wordpress.com/2012/07/05/memahami-subtansi-dan-bentuk-
agama-agama/#more-427

http://hanapinabink.blogspot.com/2014/11/makalah-pendidikan-agama-mengapa.html.
(Banyuwangi, 09 Oktober 2019 , 13.02)

Anda mungkin juga menyukai