Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PSIKODIAGNOSTIK NON PROYEKSI

Sixteen Personality Factor Questionnaire (16 PF)


Dosen Pengampu : Siti Evangeline Imelda Suaidy, M.Si., Psi

Disusun oleh :
Kelompok 3 – Kelas 6E

Atikah Syakira 11190700000016


Elvina Indah Murni 11190700000069
Hanifa Faizah R 11190700000137
Nabila Aqmarina 11190700000084
Sarah Tazkiyah 11190700000128
Siti Sarah N. 11190700000023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444H/2022
i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita, Nabi Muhammad, pada segenap
keluarga, para sahabatnya serta umatnya sepanjang zaman.
Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, kami bersyukur telah menyelesaikan makalah
yang dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik Non Proyektif,
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu, Siti Evangeline Imelda Suaidy, M.Si., Psi., yang telah memberikan arahan
dan bimbingan, serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, dan penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis
agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Jakarta, 12 Mei 2022

Kelompok 3
ii

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I : Pendahuluan ............................................................................................................. 1


1.1. Latar belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II : Pembahasan............................................................................................................. 3
2.1 Sejarah Perkembangan & Kegunaan Tujuan .................................................................. 3
2.2 Deskripsi Alat Tes........................................................................................................... 5
2.3 Reliabilitas & Validitas .................................................................................................... 9
2.4 Administrasi Tes ............................................................................................................ 11
2.5 Skoring ........................................................................................................................... 14
2.6 Interpretasi ..................................................................................................................... 17
2.7 Kritik : Kelebihan & Kelemahan ................................................................................... 21

BAB III: Penutup ................................................................................................................. 23


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 24


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kegunaan tes adalah untuk klasifikasi yang intinya menempatkan seseorang pada
satu kategori sebagai dasar untuk memberikan jenis perlakuan tertentu. Klasifikasi dapat
digolongkan ke dalam empat macam, yaitu placement atau penempatan, screening atau
penyaringan, sertifikasi, dan seleksi.). Selain itu, salah satu assessment yang dalam
pemeriksaan psikologi adalah tes inventori. Inventori merupakan self report Questionnaire,
untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude),
dan nilai-nilai (value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik
kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu diingat
bahwa alat-alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes
hanya menjelaskan satu atau beberapa aspek kepribadian. Salah satu alat tes kepribadian yang
sering digunakan untuk tujuan penempatan dan seleksi adalah 16 Personality Factors (16 PF).
16PF adalah salah satu ukuran kepribadian normal yang paling tua, paling banyak diteliti, dan
paling berpengaruh.
Saat ini dalam edisi kelimanya, versi 16PF yang paling modern diterbitkan pada tahun 1993
dan kemudian dinormakan pada data sensus AS tahun 2000 pada tahun 2001 (Cattell dan
Schuerger 2003). Instrumen ini adalah produk dari beberapa dekade penelitian dan merupakan
hasil data dari pengamatan perilaku, kuesioner, dan penelitian eksperimental (Catell dan Cattell
1995; Cattell dan Mead 2008). Cattell, yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan yang dibuat
dalam ilmu fisika, bertujuan untuk menerapkan metode ilmiah untuk mempelajari perbedaan
individu untuk menemukan struktur dasar kepribadian dengan cara yang sama seperti yang
dilakukan ilmuwan fisika dengan alam (Cattell dan Mead 2008). Pengembangan kuesioner
tradisional pada saat itu sangat bergantung pada teori. Cattell dan rekan-rekannya berangkat
dari metode ini dengan mengandalkan analisis faktor dan metode statistik lainnya untuk
menghasilkan struktur 16PF. 16PF telah terbukti berguna dalam mengidentifikasi ciri-ciri
kepribadian, memprediksi perilaku dunia nyata, dan memberikan wawasan motivasi individu
(Cattell 1956).

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana sejarah dan kegunaan atau tujuan dari tes 16 PF?
2) Bagaimana teori dan prinsip dasar tes 16 PF?

1
2

3) Bagaimana pengadministrasian dan penginstruksian tes 16 PF?


4) Bagaimana cara skoring tes 16 PF?
5) Bagaimana interpretasi tes 16 PF?
6) Bagaimana karakteristik, kelebihan, dan kelemahan tes 16 PF?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui sejarah dan kegunaan atau tujuan dari tes 16 PF.
2) Mengetahui teori dan prinsip dasar tes 16 PF.
3) Mengetahui pengadministrasian dan penginstruksian tes 16 PF.
4) Mengetahui cara skoring tes 16 PF.
5) Mengetahui interpretasi tes 16 PF.
6) Mengetahui karakteristik, kelebihan, dan kelemahan tes 16 PF.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan dan Kegunaan/Tujuan


Tes kepribadian 16 PF, merupakan karya adaptasi dari “Sixteen Personality Factors
Questionnare (16 P.F)” yang diciptakan Raymond B. Cattel. Tes ini diterbitkan oleh Institute
for Personality and Ability (IPAT) pada tahun 1972. Pembuatan tes ini secara ilmiah bukan
tanpa sebab. Raymond B. Cattell, pembuat tes 16 PF, berasal dari keluarga yang menekuni
bidang penyelidikan ilmiah. Kakek, ayah dan kakaknya adalah penemu dan insinyur mesin.
Sebagai pemuda ia melihat hasil penelitian ilmiah yang mengherankan pada saat itu seperti
kelistrikan, radio, telepon, mobil dan pesawat. Hal inilah yang menginspirasinya untuk
menyelesaikan kuliah dan meraih master di bidang ilmu alam di Universitas London pada
tahun 1920an.
2.1.1 Tahap Permulaan
Pada saat itu, bidang psikologi ilmiah sangat terbatas ruang lingkupnya. Cattell
mempelajari bagaimana kerja psikologi fisiologi dan psikologi eksperimen (mis. Pavlov,
Thorndike, dan Wundt) yang menggunakan metode ilmiah untuk menyelidiki fungsi-fungsi
manusia seperti sensasi dan belajar. Dia juga menemukan bahwa teori kepribadian berasal
dari postulat para filsuf seperti Aristoles, Locke, dan Nietzsche, sementara pengembangan
secara modern menggunakan dasar medis seperti Sigmund Freud dan Carl Jung. Freud dan
Jung menjabarkan teori-teori mereka berdasarkan pengalaman medis dan intuisi untuk
melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam diri seseorang.
Selanjutnya Cattell menemukan pula bahwa psikologi eksperimen cenderung tidak
membicarakan mengenai berbagai masalah dalam teori kepribadian. Pendapat Cattell
terpengaruh oleh keadaan sosial dan politik pasca perang dunia pertama. Berawal dari sini,
Cattell percaya bahwa masalah pelik umat manusia sering muncul dari aspek motivasi dan
temperament. Cattell berspekulasi bahwa pasti ada sebuah alat ilmiah yang mampu
menjelaskan kepribadian manusia.

2.1.2 Tahap Perancangan


Di Universitas London, Cattell bekerja sama dengan Charles Spearman, yang sedang
mengembangkan metode analisis faktor untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
elemen dasar dari kemampuan dan bakat manusia. Keikutsertaannya pada penelitian ini
membuat Cattell yakin bila analisis faktor, alat ukur yang mampu melihat kemampuan

3
4

kompleks manusia, dapat pula digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Menurut
pendapatnya, kepribadian tentulah memiliki struktur elemen dasar, sama seperti benda fisik
lainnya. Jika bentuk dasar dari kepribadian dapat diketemukan dan struktur kepribadian
dapat diukur, maka perilaku manusia dapat dipahami dan diprediksi. Tujuan Cattell dalam
menyusun 16 PF ini adalah untuk menghasilkan penelitian yang cermat berdasar aspek
kepribadian normal. Cattell yakin bahwa dalam kepribadian seseorang terdapat aspek-aspek
yang bervariasi seperti pikiran dan perbuatan, perilaku verbal dan non verbal, kepribadian
normal dan abnormal, serta minat dan kemampuan. Cattell berpendapat bila psikologi ingin
menjadi sebuah bidang ilmiah maka harus memiliki alat ukur dan prosedur ilmiah untuk tiga
karakteristik utama manusia : Kepribadian, Kemampuan dan Motivasi.
Dalam melakukan penelitian terhadap tiga karakteristik manusia, Cattell membagi
data masukan menjadi tiga bagian. Life-record (L-data) berupa data observasi dan informasi
mengenai keadaan dan tingkah laku subjek sehari-harinya. Data ini bersumber dari diari,
daftar riwayat hidup sampai perilaku yang diukur dengan rating-scale observation oleh
orang yang mengenal subjek. Questionnaire data (Q-data) merupakan jawaban subjek dari
pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan diri subjek sendiri. Data ini mengungkap mental
internal dan eksternal berdasar kesadaran subjektif subjek. Objective test (T-data) berupa
pengukuran objektif perilaku melalui eksperimen laboratorium yang situasi dan prosedurnya
sudah terstandardisasikan. Datanya dapat berupa tes kognitif maupun proyektif hingga
pengukuran perilaku dalam situasi terkontrol eksperimen. Dari ketiga data tersebut Cattell
berusaha mencari aspek-aspek dasar kepribadian lewat analisis faktor. Asumsinya adalah,
aspek atau ciri sifat yang muncul pada ketiga data akan merujuk pada satu kesatuan fungsi.
Cattell lebih memfokuskan perhatiannya pada sample yang dapat memenuhi kriteria seluruh
daerah kepribadian, karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan hasil dari
analisis faktor.

2.1.3 Tahap Penelitian


Penelitian mereka diawali dengan membuat daftar mengenai pendeskripsian tentang
kepribadian-dengan asumsi bahwa semua aspek kepribadian manusia baik yang ilmiah
maupun tidak telah terekam dalam substansi bahasa. Dimulai dengan menghimpun semua
deskripsi tentang kepribadian pada bahasa inggris, Cattel dan timnya berusaha menemukan
faktor yang mendasari ciri sifat dengan cara menganalisa polanya pada ketiga data. Setelah
melakukan analisis faktor selama beberapa tahun Cattel dan koleganya di seluruh dunia
menentukan susunan paling dasar dari pembentuk kepribadian yang dinamakan primary
5

traits. Ciri sifat (traits) tersebut dikembangkan dengan menggunakan semua sumber data
dan pada populasi yang lebih luas, dimana memberikan kontribusi positif terhadap
penguatan skala 16 PF dan kemampuan memprediksinya pada berbagai seting. Ke-
enambelas faktor tersebut adalah Warmth (A), Reasoning (B), Emotional Stability (C),
Dominance (E), Liveliness (F), Rule-Consciousness (G), Social Boldness (H), Sensitivity
(I), Vigilance (L), Abstractedness (M), Privateness (N), Apprehension (O), Openness to
Change (Q1), Self-Reliance (Q2), Perfectionism (Q3),dan Tension (Q4). Huruf-huruf D, J,
K dan P tidak digunakan karena faktor yang mereka simbolkan selalu muncul tidak
konsisten sehingga faktor tersebut tidak diikut sertakan.

2.1.4 Tahap Penggunaan


Walaupun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi), tes
tersebut juga sering digunakan dalam bidang konseling dan klinis karena kemampuannya
dalam memberikan gambaran utuh dan mendalam pada seseorang, termasuk kelebihan dan
kelemahannya.. 16 PF dapat mengetahui keadaan klien seperti cara berpikir, self-esteem,
keterbukaan, toleransi, coping stres dan empati. Kesemua itu dapat digunakan dalam
mengembangkan kerja sama dengan klien, memilih metode terapi yang sesuai dan
merencanakan proses terapi yag efektif. Selain itu 16 PF telah digunakan pula dalam
berbagai bidang, dari industri seperti rekrutmen, promosi dan training hingga penelitian
tentang sosial, proses penuaan dan militer. Sejak publikasi pertamanya di tahun 1949, revisi-
rilis telah dilakukan sebanyak empat kali. Rilis terbaru adalah 16 PF edisi lima. Proses ini
dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan sampel yang besar. Item yang dihasilkan
lebih sederhana dengan bahasa diperbaharui, format jawaban yang lebih standar,
menghindari bias etnis, dan mematuhi ADA (Americans with Disabilities Act). Tes ini
masih secara luas digunakan, dan juga tersedia dalam bahasa Perancis, Jerman, Spanyol,
Kroasia, Turki, dan Jepang.

2.2. Deskripsi Tes


2.2.1 Landasan Teori
Menurut Cattel, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa
yang akan dikerjakan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Ia memandang kepribadian
sebagai suatu struktur dari sifat-sifat(traits) yang kompleks, terdiferensiasi dan sebagian
besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini yang disebut dynamic traits atau
sifat-sifat dinamik. Dan menurut konsep cattel, sifat (traits) itu sendiri adalah “struktur
6

mental”, suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi
untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau konsistensi dalam tingkah laku.
Menurut Cattel, sifat dasar yang mendasari dikenali sebagai sifat sumber (source trait). yang
menentukan berbagai manifestasi pada sifat permukaan. Dan untuk benar-benar memahami
kepribadian kita perlu mengidentifikasi terlebih dahulu sifat-sifat sumber ini.
Cattell memulai riset kepribadiannya dengan daftar sekitar 18.000 kata sifat yang
mendeskripsikan kepribadian yang telah dikumpulkan dari kamus oleh Alport dan Odbert
(1936). Istilah yang memiliki makna serupa dihilangkan, dikurangi menjadi 4500 ciri
kepribadian, dan di analisis faktor menjadi 171 nama kepribadian (Aiken, L.R., Groth-
Marnat, 2009). Analisis faktor berikutnya menghasilkan 31 ciri kepribadian permukaan
(surface trait) (Gregory, 1996). Surface trait merupakan variabel-variabel yang tampak atau
terbuka dan saling berhubungan. Surface trait dianalisis faktor kembali menjadi 16 faktor
yang disebut source trait, yaitu variabel-variabel ‘di balik layar’ yang menentukan
manifestasi pada permukaan (Supratiknya, 1993).
Ada tiga tipe data yang digunakan cattel untuk mengidentifikasi sifat sumber. Yang
pertama adalah observasi kehidupan atau L-data, yang dihasilkan dengan mengamati orang-
orang dalam situasi kehidupan nyata. Yang kedua adalah informasi yang dihasilkan dari
kuesioner laporan diri atau Q-data. Domain terakhir memeriksa tes objektif yang disebut
Cattell sebagai T-data. Semua area data ini dikumpulkan untuk menghasilkan konten untuk
16PF. Dia dan rekan-rekannya kemudian menganalisis faktor 16 faktor utama untuk sampai
pada 5 faktor urutan kedua (global). Faktor-faktor ini diyakini mewakili aspek kepribadian
yang lebih luas dan holistik yang saling terkait dengan 16 faktor utama, namun masih
bersifat distrik. Lima skala ini mirip dengan apa yang dikenal sebagai ciri kepribadian Lima
Besar. Akhirnya, Cattell dan rekan-rekannya menganalisis lima faktor sekunder untuk
sampai pada dua faktor tingkat ketiga (super). Faktor-faktor urutan ketiga ini diyakini
mewakili perbedaan terluas dan paling teoretis dalam kepribadian. Skala 16PF telah terbukti
menjadi prediktor akurat dari perilaku dunia nyata (Bartram 1995).

2.2.2 Aspek yang diukur


Menurut cattel, ada rangkaian sifat kepribadian. Dengan kata lain, setiap orang
mengandung semua 16 sifat ini sampai tingkat tertentu, tetapi mereka mungkin tinggi dalam
beberapa sifat dan rendah dalam sifat lain. Berikut ini spesifikasi tes 16 PF yang terdiri dari
dua skala, yaitu global scale dan primary scale. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Global Scale
7

● Extraversion/Introversion
● High Anxiety/Low Anxiety
● Tough-Mindedness/Receptivity
● Independence/Accommodation
● Self-Control/Lack of Restraint

Primary Scale
● Warmth (A) : mengukur sejauh mana seorang individu berbelas kasih dan peduli sebagai
lawan dari impersonal dan acuh tak acuh
● Intelligence (B) : mengukur kapasitas seseorang untuk berpikir abstrak dan
keingintahuan intelektual. Stabilitas emosional
● Emotional Stability (C) : mengukur kemampuan seseorang untuk tetap tenang, tidak
kreatif, dan fleksibel.
● Dominance (E) : mengukur ketegasan dan konformitas individu
● Impulsivity (F) mengukur antusiasme, kehati-hatian, dan keseriusan seseorang.
● Conformity (G): mengukur perhatian atas aturan dan rasa kewajiban sebagai lawan dari
ketidaksesuaian
● Social Boldness (H) : mengukur rasa malu, keramahan, dan petualangan seseorang
● Sensitivity (I) : ukuran sentimentalitas dan objektifitas seseorang. Kemudian,
● Suspiciousness/Vigilance (L) : mengukur sejauh mana seseorang curiga dan berhati-
hati, berbeda dengan percaya dan mudah tertipu
● Imagination/Abstractedness (M) : mengukur keadaan kepraktisan dan imajinasi
individu.
● Privateness (N): mengukur kebijaksanaan seseorang, keaslian, dan kecenderungan
untuk pengungkapan.
● Apprehension (O) : ukuran ketidakamanan, kepuasan diri, dan kepercayaan diri
seseorang.
● Opennes to change (Q1): mengukur keterbukaan individu terhadap eksperimen versus
ketergantungan pada tradisi
● Self-Reliance (Q2) : menilai kapasitas seseorang untuk tindakan soliter yang
bertentangan dengan orientasi kelompok dan ketergantungan pada orang lain
● Self-Discipline (Q3) : mengukur disiplin, organisasi, dan toleransi seseorang terhadap
gangguan
● Tension (Q4) : mengukur dorongan, energi, dan kesabaran seseorang.
8

2.2.3 Bentuk dan Jenis tes


16 PF ini telah dinormalkan kembali pada tahun 1990 dalam kaitanya dengan Jenis kelamin,
Ras, Distribusi usia dan Pendidikan. Bentuk dari tes 16 PF adalah:
1. Form A, B, C, dan D untuk subjek normal. Form A paralel dengan B, dengan jumlah
soal 187 butir. Form ini digunakan untuk usia mulai dari 16 tahun, pendidikan akademis
minimal sekolah menengah. Form C paralel dengan D dengan jumlah soal 105 butir,
digunakan untuk usia 16 tahun ke atas, dengan pendidikan SLTA.
2. Form E dan F. Form E paralel dengan F, digunakan untuk subjek dewasa yang
mengalami kesukaran, hambatan dalam pendidikan atau membaca.
3. Tes bentuk C digunakan untuk pekerja, individu dewasa normal, dan individu
berpendidikan formal. Tes 16 PF yang ada di Indonesia adalah 16 PF bentuk C
4. Clinical Analysis Questionnaire (CAQ) utk kasus klinis
16PF dirancang untuk usia ≥ 16 th, pendidikan minimal sekolah menengah. Tes yang
serumpun dan diperuntukkan bagi usia yang lebih muda:
1. High School Personality Questionnaire (HSPQ): usia 12 – 16 tahun
2. Children Personality Questionnaire (CPQ): usia 8 – 12 tahun
3. Early School Personality Questionnaire (ESPQ): usia 6 – 8 tahun
Pada makalah ini, yang akan kami bahas adalah alat tes 16 PF form C. Alat tesini terdiri
dari 105 pertanyaan

2.2.4 Karakteristik dan Prinsip dasar


16PF terdiri dari pernyataan yang menggambarkan situasi potensial sehari-hari atau
tanggapan terhadap situasi sehari-hari. Situasinya konkret dan responden diminta untuk
menentukan apakah pernyataan tersebut deskriptif tentang cara mereka berperilaku atau
menunjukkan bagaimana mereka akan berperilaku secara umum. Tiga kemungkinan jawaban
pilihan ganda disediakan dengan bagian tengah selalu menjadi tanda tanya atau menunjukkan
bahwa responden tidak tahu bagaimana menjawabnya. 16PF Fifth Edition memiliki ciri-ciri
lebih sederhana, bahasa yang diperbaharui, tingkat membaca rendah, peningkatan
karakteristik-karakteristik psikometri, indeks-indeks response-style terbaru, scoring lebih
mudah, dan norma-norma yang diperbaharui dibandingkan dengan yang pertama kali
dipublikasikan.
Berdasarkan konstruksi tesnya, 16 PF termasuk tes yang dikonstraksi dengan factor-
analitically derived inventory yang menggunakan prosedur statistik analisis faktor untuk
secara empirik memperoleh dimensi-dimensi dasar kepribadian. Gregory (1996)
9

mengungkapkan bahwa 16 PF termasuk forced choice test dimana subjek memilih satu dari
tiga alternatif jawaban yang lebih menunjukkan pribadinya.

2.3 Realibilitas dan Validitas tes 16 PF


2.3.1 Reliabilitas
Reliabilitas pada 16PF edisi kelima sebanding dengan pengukuran kepribadian lainnya
yaitu memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi meskipun pada 16PF ini hanya
menggunakan 16 item. Pada 16PF ini menggunakan metode test-retest guna mengetahui
seberapa tinggi tingkat konsistensi serta stabilitas yang dimiliki oleh alat ukur ini. Reliabilitas
ini dirangkum dalam Rapid Reference 1.5. Internal consistency reliabilities (seberapa tinggi
item dalam skala berkorelasi satu sama lain) untuk skala primer rata-rata .76 (berkisar antara
68 hingga .87 selama 16 skala) dalam sampel normatif berupa 10.261 individu. Reliabilitas
testretest (atau perkiraan konsistensi skor dari waktu ke waktu) untuk interval 2 minggu
berkisar dari .69 hingga .87 dengan median .80. Relibilitas test-retest selama 2 bulan berkisar
dari .56 hingga .79 dengan median .69. Skala global 16PF memiliki kemampuan yang lebih
tinggi; Estimasi test-retest 2 minggu berkisar dari .84 hingga .91 dengan rata-rata .87, dan
perkiraan test-retest selama 2 bulan berkisar dari .70 hingga .82 dengan median .80. . (Cattel
& Schuerger, 2003)

2.3.2 Validitas
Pengecekan validitas 16 PF edisi lima dilakukan dengan validitas konstrak dan validitas
kriteria (Russell & Karol, 1993). Validitas konstrak menggunakan analisis faktor dengan
mengkorelasikan 16 PF dengan Personality Research Form, California Psychological
Inventory, NEO PI-R dan Myers-Briggs Type Indicator. Validasi 16 PF dengan validitas
10

kriteria dilakukan dengan mengkorelasikan faktor primer dan faktor global dengan beberapa
alat tes lain, seperti Coopersmith Self-Esteem Inventory, Adjusment Inventory, Social Skills
Inventory, California Psychological Inventory, Something About Myself, dan Leadership
Potential Index. (Brown,1998) Selain itu, struktur faktor telah dikonfirmasi dalam berbagai
bahasa (misalnya, Italia: Barbaranelli & Caprara, 1996; Prancis: Mogenet & Rolland, 1995;
Jepang: Motegi, 1982; Spanyol: Prieto, Gouveia, & Fernandez, 1996; dan Jerman:
Schneewind & Graf, 1998).
Suatu badan penelitian ekstensif yang berasal dari setengah abad lalu memberikan bukti
validitas tes terapan ‒ digunakan dalam konseling, klinis, pengembangan karir, penilihan dan
pengembangan personel, pengaturan pendidikan, dan penelitian. Persamaan riwayat dan
prediksi hadir untuk berbagai kriteria seperti kepemimpinan, kreativitas, prestasi akademik,
kesadaran, keterampilan sosial, empati, harga diri, penyesuaian perkawinan, dinamika,
kekuatan, pola koping, proses kognitif, dan profil pekerjaan (Cattell, Eber, & Tatsuoka, 1992;
Conn & Rieke, 1994; Guastello & Rieke, 1993; Kelly, 1999; Krug & Johns, 1990; Russell &
Karol, 2002; Schuerger & Watterson, 1998).
Pada 1980-an, 16 PF Questionnaire menduduki peringkat di antara yang tertinggi,
dalam jumlah artikel penelitian (Graham & Lilly, 1984, hal. 234), dan prediksi terbaru
menempatkan jumlah referensi sejak 1974 di lebih dari 2.000 publikasi (Hofer & Eber, 2002).
Sejak 1960-an, tes telah dicatat sebagai instrumen yang signifikan dalam praktik profesional.
Sebagai contoh, sebuah penelitian oleh Piotrowski dan Keller (1989), menemukan 16 PF
Questionnaire menjadi yang paling direkomendasikan dari kuesioner kepribadian umum.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tes ini agak lebih kuat daripada kuesioner utama lainnya
dalam memprediksi perilaku kehidupan nyata. Sebuah penelitian terbaru (Goldberg, in press)
membandingkan banyak kuesioner kepribadian populer dalam kemampuan mereka untuk
memprediksi enam kelompok perilaku dan menemukan bahwa dimensi 16PF memiliki
validitas prediktif tertinggi. (Cattell & Schuerger, 2003).
Validasi juga dilakukan 16 PF dengan Adjusment Inventory yang menunjukkan
penyesuaian diri yang tinggi diasosiasikan dengan kestabilan emosi (C+), kepercayaan (L-),
ketenangan diri (O-), dan ke-rileks-an diri (Q4-). Penyesuaian diri dilihat dari bidang sosial
ditunjukkan dengan tingginya skor kekuasaan (E+), keberanian secara sosial (H+), kepekaan
(I+), dan orientasi kelompok (Q2-). Penyesuaian diri dalam hal emosional dilihat pada
tingginya skor kestabilan emosi (C+), kepercayaan pada orang lain (L-), ketenangan diri (O-
), kerileks-an diri (Q4-), dan keabstrakan yang rendah (M-). Penyesuaian diri dalam pekerjaa
diprediksikan oleh kehangatan (A+) dan dominan yang rendah (E-)
11

2.4 Administrasi dan Instruksi Tes


2.4.1 Administrasi Tes
Dalam tes 16 PF, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengadministrasiannya, di antaranya yaitu:
- Tes ini mudah diadministrasikan, bersifat non threatening, dan berbentuk pilihan
ganda.
- Tes ini tidak ditentukan waktunya, tetapi administrasi tes biasanya memakan waktu
25-50 menit. Rata-rata peserta dapat menyelesaikan selama 35 – 50 menit untuk
paper-and-pencil dan 25 – 35 menit untuk penggunaan komputer.
- Keseluruhan 16PF ditulis pada tingkat kelas lima dan dirancang untuk usia 16 tahun
ke atas.
- Proses administrasi dan skoring tes dapat menggunakan cara tradisional (paper-and-
pencil) maupun modern (internet dan software komputer).
Selain itu, terdapat pula beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tester dalam
mengadministrasikan tes 16 PF ini, seperti:
- Kemampuan membaca testee
- Keterbatasan bahasa testee
- Sikap testee terhadap tes
- Keadaan fisik dan psikologis testee
- Sikap testee terhadap konsekuensi yang akan didapatkan
- Perlengkapan tes yang dibutuhkan, seperti buku tes, lembar jawaban, stopwatch,
pensil, atau jika menggunakan komputer maka perlu diperhatikan kesiapan
perangkatnya.

2.4.2 Instruksi Tes


Tes 16 PF ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal (berkelompok),
dengan format paper-and-pencil atau komputer. Tidak terdapat batasan waktu dalam tes ini,
namun, biasanya peserta tes akan menyelesaikannya selama 35-50 menit untuk format
paper-and-pencil, dan sekitar 25-35 menit jika menggunakan komputer. Di dalam buku tes
sudah terdapat instruksi tes, tester dapat memilih untuk membacakannya kepada testee atau
testee juga bisa membacanya sendiri.
Berikut ini merupakan gambaran penginstruksian tes yang harus diberikan bila
menggunakan format paper-and-pencil:
12

a. Tester memberikan lembar tes sesuai dengan form.


b. Tester menginstruksikan testee untuk mengisi lembar identitas.
c. Tester membagikan buku tes 16 PF kepada testee.
d. Tester membacakan instruksi yang terdapat pada halaman penjelasan di dalam buku soal
kepada testee.
e. Tester menanyakan kepada testee apakah instruksi yang dibacakan sudah jelas atau
belum mengenai tugasnya. Apabila sudah jelas dapat langsung dilanjutkan untuk
mengerjakan tes, namun jika testee merasa belum jelas, maka tester bisa menjelaskan
lagi tentang tugas dalam tes ini kepada testee.
f. Tester menekankan pada testee agar jangan ada jawaban yang terlewat, dalam
mengerjakannya jangan terlalu banyak berpikir, dan tidak perlu merasa khawatir karena
tidak ada jawaban yang salah.
g. Sebelum dikumpulkan, tester meminta testee untuk mengecek pekerjaannya, apakah
ada yang belum terjawab, kesalahan menulis identitas, atau lainnya.
h. Tester mengambil buku tes dan lembar jawaban untuk dikumpulkan.
Instruksi yang diberikan kepada testee dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
“Kepada saudara telah dibagikan sebuah lembar jawaban. Isi lembar tersebut dengan
menggunakan pulpen. Isilah di sebelah kanan atas lembar tersebut dengan menuliskan:
● Nomor : nomor pemeriksaan Saudara
● Tanggal : tanggal hari ini (sebutkan tanggal, bulan, dan tahun hari ini)
● Nama : nama lengkap Saudara
● Jenis Kelamin : lingkari huruf L atau P sesuai jenis kelamin Saudara
● Tanggal Lahir : tanggal, bulan, tahun lahir Saudara
● Pendidikan : pendidikan terakhir Saudara yang ada ijazahnya
● Pekerjaan : pekerjaan Saudara saat ini”
“Bila sudah selesai, bisa diperhatikan kepada Saudara sekarang telah dibagikan buku tes.
Bukalah buku tes pada halaman penjelasan. Bacalah dalam hati penjelasan beserta
contohnya, dan saya akan membacakannya dengan keras” (baca instruksi pada buku Tes 16
PF) “Berikut ini Anda akan menghadapi 105 buah pernyataan dengan tiga kemungkinan
jawaban untuk dipilih. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur sesuai dengan kenyataan
yang ada pada diri anda sendiri. Dalam menjawab pernyataan ini, usahakanlah untuk
memilih salah satu kemungkinan jawaban sebelah kiri, yaitu (a) atau sebelah kanan, yaitu
(c). Hanya jika Anda benar-benar merasa ragu-ragu, Anda boleh memilih jawaban yang di
tengah, yaitu (b).
13

Contoh:
1. Saya terbiasa lambat kalau bangun pagi
(a) Ya (b) Di antaranya (c) Tidak
(benar) (ragu-ragu) (tidak benar)
2. Saya lebih senang:
a) Mendengarkan lagu-lagu merdu
b) Tidak Pasti
c) Membaca cerita yang menarik
Jawaban Anda hendaknya dicantumkan pada lembar jawaban, dengan cara
mencantumkan lingkaran kecil di dalam salah satu kotak, kiri-tengah-kanan, sesuai dengan
jawaban yang Anda pilih. Misalnya contoh nomor 1, Anda setuju dengan pernyataan itu.
Kalau begitu cantumkanlah lingkaran kecil dalam kotak kiri (lihat contoh di bawah). Lalu
jika pada contoh nomor 2 Anda merasa ragu-ragu, maka cantumkanlah lingkaran dalam
kotak tengah (lihat contoh di bawah).
Kertas Jawaban:
1. a b c

2. a b c

“Sekali lagi, Kami mengharapkan Anda untuk menjawab dengan sebenar-benarnya.”


“Apakah ada pertanyaan?” (tunggu sebentar)
“Jika tidak bukalah halaman selanjutnya, ambilah alat tulis Saudara, kerjakanlah dengan
jujur, dan jangan ada jawaban yang terlewati. Jangan terlalu banyak berpikir dan merasa
khawatir karena tidak ada jawaban yang salah, dan silahkan MULAI!”
“BERHENTI! Waktu pengerjaan telah selesai, silahkan periksa kembali apakah ada yang
belum terjawab, salah dalam menuliskan identitas, atau yang lainnya”
“Baik silahkan simpan buku tes dan lembar jawaban Saudara di atas meja, karena akan
segera kami kumpulkan”

2.5 Skoring
2.5.1 Hand Scoring
Prosedurnya sangat sederhana. Material yang diperlukan adalah satu set kunci skoring,
14

tabel norma, dan Individual Record Form. Sebelum skoring dilakukan, pastikan bahwa
partisipan menjawab semua item dan hanya memberikan satu jawaban pada setiap item.
Raw Score diperoleh dengan cara menempatkan kunci di atas lembar jawaban tanda bintang
pada kunci harus tepat berada di atas tanda bintang pada lembar jawaban. Lalu raw score di
transformasikan ke dalam standard score dengan mengunakan table norma. Untuk scorer
yang berpengalaman, keseluruhan proses ini memerlukan waktu hanya 6-7 menit.

2.5.2 Computer Scoring


Scoring dapat dilakukan menggunakan computer jika partisipan melakukan tes dengan
cara mengirim lembar jawaban test via email kepada penerbit tes atau menggunakan
software. Hasil tes akan dikirim via email sesuai dengan bahasa yang digunakan partisipan.
Penggunaan Computer Scoring dapat memperoleh beberapa laporan interpretasi guna
menambah atau memperkaya hasil dari interpretasi yang didapatkan dari kuesioner 16 PF
edisi kelima.

2.5.3 Score Reporting On The Sten Scale


Skor dalam tes ditampilkan dalam skala 10 poin yang disebut “Sten” atau standard ten
scale, sengan rata-rata = 5,5 dan standard deviasi = 2. Skor

Dengan ketentuan : Semua item harus dijawab (105 item), Mencari Raw Score (RS)
dari masing masing faktor, Skor per-item: 0,1,2. Menentukan Weighted Score (WS) score
berdasar table norma, Mengecek ketentuan khusus pada MD (Motivational Distortion),
15

Membuat profil 16 faktor kepribadian


Seperti yang diilustrasikan oleh Gambar 2.1, seseorang yang mendapatkan skor 4 berada
di persentil ke-23, dan satu skor 7 berada di persentil ke-77. Dalam menafsirkan skor dalam
sten ini yaitu skor di bawah 4 dianggap rendah dan skor di atas 7 dianggap tinggi. Namun
cara yang lebih disukai untuk menunjukkan apakah skor tinggi atau rendah adalah dengan
menyisipkan tanda plus (+) atau minus (-) setelah huruf skala. Dengan demikian, untuk skor
tinggi pada skala tertentu, huruf skala akan diikuti dengan tanda plus (misalnya, A+).
Demikian pula, untuk skor rendah, huruf skala akan diikuti dengan tanda minus (misalnya,
A-). Contohnya, apabila klien memiliki skor rendah pada Emotional Stability (B) dan skor
tinggi pada Sensitivity (I). Pola ini ditunjukkan sebagai B-, I+ . (Cattel & Schuerger, 2003).

2.5.4 Cara Menghitung Skor dengan Hand Scoring


Setelah selesai mengerjakan tes 16 PF, berikut ini tahapan skoring dengan metode hand
scoring:
1. Pastikan testee mengerjakan keseluruhan soal yang berjumlah 105 item.
2. kunci Nomor 1, letakkan tepat diatas lembar jawaban yang telah diisi. jumlahkan angka-
angka yang berada tepat diatas lubang-lubang kunci, sehingga diperoleh raw score
untuk faktor A, C, F, H, L, N, Q1 dan Q3.
3. Kunci Nomor 2 juga diletakkan di atas lembar jawaban. lakukan hal yang sama dan
berlaku untuk faktor B, E, G, I, M, O, Q2, Q4, dan MD.
4. MD (Motivational Distortion) digunakan untuk memeriksa sejauh mana testee
sungguh-sungguh mengerjakan dengan jujur dan terlepas dari gangguan selama
mengerjakan.
5. jika raw skor dari masing-masing faktor telah diperoleh, maka selanjutnya melihat
norma standar untuk transformasi menjadi skor STEN.
6. Jika skor MD semakin tinggi, maka semakin besar distorsi pada testee.

2.5.5 Motivational Distortion


Motivational Distortion (MD) digunakan untuk melihat dan memeriksa sampai
seberapa jauh testee sungguh-sungguh dalam mengerjakan tesnya, dengan jujur dan lepas
dari pengaruh atau gangguan-gangguan lain. Semakin tinggi STEN Score MD, maka artinya
semakin besar pula distorsi. Skor MD yang baik apabila kurang dari 7.
16

2.5.6 Penormaan
Norma standar yang dipakai adalah Standar Ten Score (STEN), dengan menggunakan
table sesuai karakteristik subjek berdasarkan norma. Norma dikelompokkan menjadi 9
berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin, yaitu:
1. Kelompok SLTP dan SLTA laki-laki
2. Kelompok SLTP dan SLTA perempuan
3. Kelompok SLTP dan SLTA laki-laki dan perempuan
4. Kelompok Mahasiswa/PT laki-laki
5. Kelompok Mahasiswa/PT perempuan
6. Kelompok Mahasiswa/PT laki-laki dan perempuan
7. Kelompok Masyarakat Umum laki-laki
8. Kelompok Masyarakat Umum perempuan
9. Kelompok Masyarakat Umum laki-laki dan perempuan

Sedangkan norma Standar Sten Score bergerak dari 1-10.


1. Sten dikatakan rendah : skor 1-4
2. Sten dikatakan rata-rata : skor 5-6
3. Sten dikatakan tinggi : skor 7-10

2.6 Interpretasi Tes 16 PF


Di bawah ini akan di jelaskan mengenai interpretasi dari hasil 16 PF Primary Factors.
17

Faktor Primer Low High


A-Warmth • Bersikap Kaku, dingin, keras • Bersikap baik hati
kepala, dan suka menjauh dari • Tidak suka repot-repot.
orang lain. • Mudah bekerja sama dengan
• Lebih suka bekerja sendiri. orang lain.
• Menyukai pekerjaan yang menuntut • Hatinya lembut, ramah,
ketepatan. mudah menyesuaikan diri.
• Sikap hati-hati, tidak ramah, • Tidak takut di kritik
pendiam. • Suka berpartisipasi dalam
• Selalu mencela dan kritis kegiatan
• Bersifat obyektif, tidak suka
memihak

B-Reasoning • Intelegensi rendah. • Intelgensi tinggi.


• Berpikir konkret
• Berpikir abstrak
• Cenderung lambat dalam
mempelajari sesuatu yang baru • Cenderung cepat dalam
memahami dan menegrti ide-
ide baru
C-Emotional • .Cenderung memuliki derajat • Secara emosional matang,
Stability toleransi terhadap frustasi yang stabil dan memiliki
rendah. pandangan yang realistik
• Cenderung menghindari diri dari terhadap kehidupan.
tuntutan realitas • Tabah dalam menghadapi
• Dipengaruhi oleh emosi, perasaan masalah emosional yang sulit.
• Kekuatan ego rendah • Kekuatan ego tinggi
E-Dominance • Cenderung mengalah dan patuh • Bersikap tegas, berkeyakinan
pada orang lain. diri dan memiliki pemikiran
• Tergantung pada orang lain. yang independen
• Rendah hati, berwatak halus, dan • Bersikap menguasai dan
pasrah mengatur orang lain, agresif
• Merasa cemas terhadap cara-cara • Teguh pendiriannya, suka
yang tidak benar. bersaing, keras kepala
• Ramah, baik hati dan suka
menolong
F-Liveliness • Pendiam, bersifat mawas diri. • Periang, bertingkah laku aktif,
• Pesimis, terlalu tenang dan berhati- terbuka dan mengesankan
hati. • Sifatnya gembira.
• Sederhana, serius • Sering terpilih menjadi
• Menyenangkan dan dapat pemimpin.
dipercaya. • Impulsif dan cepat berubah
tanpa diduga-duga.
18

G-Rule • Bijaksana • Berhati-hati, bersungguh-


Consciousness • Kurang bersemangat dalam sungguh, teliti, serius.
berusaha. • Gigih, keras hati dan tekun.
• Mengabaikan aturan-aturan. • Memiliki rasa tanggung jawab
• Super ego yang lemah. yang besar
• Bermoral dan suka bekerja
keras
• Super ego yang kuat.

H-Social • Pemalu, rendah diri, ekspresi diri • Berjiwa sosial, pemberani,


Boldness terhambat bertindak spontan, berlebihan
• Kurang perhatian terhadap dalam respon-respon
lingkungan. emosional
• Kurang pergaulan • Tidak memperhatikan hal-hal
kecil.
• Mampu menghadapi situasi
emosional yang melelahkan

I-Sensitivity • Keras hati, percaya diri. • Cenderung berhati lembut,


• Cenderung bersikap praktis, suka berkhayal, artistik.
realistik, mandiri, bertanggung • Meragukan hal-hal yang
jawab. subjektif dan takhayul.
• Meragukan hal-hal yang subjektif • Tidak sabar, tergantung pada
dan takhayul. orang lain dan tidak praktis
L-Vigilance • Menaruh kepercayaan pada • Suka berprasangka buruk
orang lain. kepada orang lain.
• Meneriman semua keadaan, pasrah. • Sukar bertindak bodoh.
• Mudah bergaul • Skeptis

M- • Praktikal. • Imajinatif.
Abstractedness • Orangnya sederhana dan bersahaja. • Hidupnya bebas.
• Pelupa dan suka melamun.

N-Privateness • Jujur dan berterus terang. • Lihai, cerdik, tajam, diplomatis.


• Sederhana, rendah hati, rendah hati. • Halus budi pekertinya.
• Ikhlas tetapi secara sosial • Secara sosial sadar dengan
canggung. lingkungannya

O- Apprehension • Secara sosial sadar dengan • Merasa takut, khawatir, prihatin


lingkungannya dan gelisah.
• Tenang dan tentram • Menyalahkan diri sendiri.
• Aman • Merasa tidak nyaman
• Puas dengan dirinya sendiri • Merasa cemas
• Merasa bersalah
19

Q1-Openness to • Konservatif, kuno • Suka bereksperimen dengan


Change • Menghormati ide-ide tradisional hal-hal baru
• Tempramennya kuno • Liberal
• Suka berpikir keras
• Radikalism
Q2- Self Reliance • Bergantung pada kelompok • Merasa dirinya cukup
• Suka menjadi anggota pada suatu • Banyak akal
perkumpulan tertentu • Lebih suka mengambil
• Taat kepada kelompoknya keputusan sendiri
Q3-Perfectionism • Lalai dan lemah • Bisa mengendalikan diri
• Mementingkan kepentingan pribadi • Mengikuti keinginan yang
• Kelemahan integrasi dari self- berkuasa
sentiment • Kekuatan integrasi besar
• Sembarangan dan sembrono terhadap self-sentiment
terhadap aturan-aturan tertentu. • Seksama, mengikuti aturan
yang berlaku
• Mengikuti citra diri ideal.

Q4-Tension • Santai • Tegang


• Tenang, hening dan sentosa • Frustasi
• Lamban dan tumpul • Mudah bergerak
• Tidak frustasi • Terlalu lemah
• Penyabar • Ketegangan energi yang tinggi
• Ketegangan energinya rendah

Dibawah ini adalah interpretasi dari 16 PF Global Factors.

16PF Global
Factor Low High
EX Ektraversion Introvert, pemalu Ektrovert, suka berpartisipasi
AX Anxiety Tabah, tidak mudah stress Mudah stress, secara
emosional tidak stabil
T Tough- Mau menerima ide-ide baru, Keras kepala, tegas
M Mindedness berpikiran terbuka
IN Independence Ramah, baik hati, mudah setuju Mandiri, persuasif
dengan orang lain
SC Self-Control Bebas, suka mengikuti Bisa mengontrol diri, dapat
keinginannya Dipercaya
20

Contoh kasus :
Berikut ini adalah hasil tes 16 PF.

Subjek kurang mampu dalam mengontrol emosi, sehingga subjek masih dipengaruhi
oleh alam perasaan(diliha dari faktor C=2). Dalam mengambil keputusan subjek yakin
akan kemampuan diri, bahkan puas dengan dirinya sendiri (dilihat dari nilai sten score
faktir Q2=9 dan faktor O=5). Oleh karena itu subjek termasuk individu yang
intovert/tertutup (dilihat dari nilai faktor A yang rendah, nilai faktor F sedang, nilai faktor
H rendah,dan nilai faktor Q2 tinggi).
Subjek memiliki kekuatan, energi, dan arah kendali yang dapat dikontrol dengan
baik. Sehingga subjek mampu mengatasi ketegangannya ketika menghadapi suatu
permasalahan (diliahat dari nilai faktor E yang sedang, nilai faktor F sedang, nilai faktor
Q1sedang, dan nilai faktor Q4sedang).
Penilaian diri serta kekuatan diri subjek tergolong cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan subjek cukup baik dalam mengintegrasikan diri (dilihat dari nilai faktor Q3
sedang = 7). Pada dasarnya subjek mimiliki minat yang cukup tinggi terhadap relasi sosial
( dilihat dari nilai faktor N yang tinggi) dan terlalu berpegang teguh pada moral
masyarakat. Namun karena subjek terlalu berhati-hati (dilihat dari nilai faktor A yang
rendah), pemalu dan peka terhadap perubahan sosial (dilihat dari nilai faktor H yang
rendah) subjek cenderung menyendiri.
21

2.7 Kritik Terhadap Alat tes


2.7.1 Kelebihan
1. Item tes pendek dan sederhana, dengan bahasa yang diperbarui dan format lembar tes
telah disederhanakan
2. Secara keseluruhan, sesuai untuk bermacam bidang, termasuk klinis dan konseling,
industri dan organisasi, pendidikan, dan penelitian
3. Mudah diadministrasikan
4. Administrasi dan skoring tersedia dalam format paper-and-pencil, format komputer,
format internet, dan format internet multi-bahasa; skoring dan hasil juga tersedia dengan
surat, email, atau fax.
5. Faktor analisis mendukung validitas konstruk.
6. Komprehensif dalam menilai kepribadian normal seseorang (bukan psikopatologi)
7.Tes ini dapat diterapkan dan digunakan pada semua seting dimana dibutuhkan
penggambaran kepribadian orang secara global dan menyeluruh.
8. Adanya Motivational Distortion (MD) sehingga dapat dilihat dan diperiksa sampai
seberapa jauh orang yang dites itu sungguh-sungguh mengerjakan tesnya dengan jujur
dan lepas dari pengaruh atau gangguan-gangguan lain.

2.7.2 Kekurangan
• Skala kemampuan kognitif sangat singkat
• Karena penyempurnaan yang cermat pada edisi terbaru, beberapa skala tidak
berkorelasi dengan baik dengan skala yang lama yang memiliki konsistensi internal
yang jauh lebih rendah
• Scales tidak orthogonal (tidak berkorelaso). Langkah-langkah self-report
bisa”faked”
• Sebagai hasil dari peningkatan homogenitas, makna skala mungkin lebih sempit
daripada dalam bentuk sebelumya
• Arti jawaban middle answer ambigu
• Beberapa scoring keys diperlukan untuk handscoring
• Perbedaan rata2 ditemukan antara beberapa sub kelompok (mis. Jenis kelamin, usia,
ras) pada skala primer yang diharapkan, mis. Perempuan lebih tinggi sensitivity (I),
kelompok usia yang lebih tua lebih rendah pada liveliness (F)
• Lebih banyak studi validitas perlu diselesaikan pada edisi terbaru misalnya dalam
22

mepredikasi kinerja pekerjaan tertentu


• Jumlah skala yang besar membuat pelatihan dan pengalaman diperluakn untuk
interpretasi mendalam
• Beberapa skala memiliki definisi yang lebih sempit dengan penyempurnaan edisi
terbaru
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Tes kepribadian 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “sixteen personality factor
questionnaire (16 PF)” yang diciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh
institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 . Tes kepribadian 16 faktor terdiri
dari beberapa bentuk, yaitu: Bentuk A, B, C, D, E dan F. Bentuk A, B, C, D dapat
menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk individu-individu yang
mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca. 16 PF dirancang
untuk usia 16 th ke atas.
Faktor-faktor kepribadian yang diukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-
benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara
singkat akan diuraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor diberi abjad dan
uraian singkat untuk skor-skor yang rendah dan tinggi.
Tentang pelaksanaan tes dan sistem skoring terdapat pula pada bagian pertama
tersebut. Uraian yang lebih lengkap dari masing-masing faktor, terdapat di bagian kedua. Pada
pokoknya, ke 16 dimensi atau skala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal dalam
tes tersebut untuk satu ekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat
ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi skala tersebut. Lebih
lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 skala tersebut.
Tes 16 PF yang diperkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok kelompok
pekerja, karyawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal.

23
24

DAFTAR PUSTAKA

Aiken, L.R. & Marnat, G.G. (2009). Pengecekan dan Pemeriksaan. Jakarta: PT Indeks
Bahner, C.A., Clark, C.B. (2020). Sixteen Personality Factor Questionnaire (16PF).
Dalam: Zeigler-Hill V., Shackelford TK (eds). Encyclopedia of Personality and
Individual Differences. Wichita, Kansas: Department of Psychology, Wichita State
University, Amerika Serikat. https://doi.org/10.1007/978-3-319-24612-3_86
Brown, M. H. (1998). Psychological Reports. VALIDITY OF THE l6PF REASONING
ABILITY SCALE , 904-906
Cattell, H. E., & Schuerger, J. M. (2003). Essentials of 16PF Assessment. New Jersey:
John Wilwy & Sons, Inc
Faizah. (2016). Modul Inventory Kepribadian: 16 Personality Factor. Universitas
Brawijaya.
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. (2014). Alat Tes Inventori Kepribadian 16 PF.
StuDocu.com.
Gregory, R.J. (1996). Psychological Testing. History, Principles, and Applications.
Boston: Allyn and Bacon.
Hertati, A. V. L. Evaluasi Kualitas Psikometrik 16 Personality Factors (16 PF) Adaptasi
Universitas Indonesia. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Hertinjung, W. S., & Wardhani, I. R. (2012). Profil Kepribadian 16PF Pelaku dan Korban
Bullying.
Madani, B.R., C.D. Nirwanti., H. Lazuardi. 2021. Sixteen Personality Factor
Questionnaire (16PF). Makalah. Program Studi Psikologi Universitas Negeri
Malang. Surabaya.
Nastiti, D. (2019). Psikologi Proyeksi (Pengantar Memahami Kepribadian Secara
Akurat). Umsida Press, 1-116.
Russell, M.T. & Karol, D. L. (1993). 16 PF Fifth Edition Administrator’s Manual.
Illinois: Institute for Personality Ability Testing.
Supratiknya. (1993). Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai