Sixteen Personality Factor Questionnaire
Sixteen Personality Factor Questionnaire
Disusun oleh :
Kelompok 3 – Kelas 6E
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444H/2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi dan Rasul kita, Nabi Muhammad, pada segenap
keluarga, para sahabatnya serta umatnya sepanjang zaman.
Dengan taufiq dan hidayah Allah SWT, kami bersyukur telah menyelesaikan makalah
yang dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik Non Proyektif,
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu, Siti Evangeline Imelda Suaidy, M.Si., Psi., yang telah memberikan arahan
dan bimbingan, serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, dan penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis
agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB II : Pembahasan............................................................................................................. 3
2.1 Sejarah Perkembangan & Kegunaan Tujuan .................................................................. 3
2.2 Deskripsi Alat Tes........................................................................................................... 5
2.3 Reliabilitas & Validitas .................................................................................................... 9
2.4 Administrasi Tes ............................................................................................................ 11
2.5 Skoring ........................................................................................................................... 14
2.6 Interpretasi ..................................................................................................................... 17
2.7 Kritik : Kelebihan & Kelemahan ................................................................................... 21
1
2
1.3 Tujuan
1) Mengetahui sejarah dan kegunaan atau tujuan dari tes 16 PF.
2) Mengetahui teori dan prinsip dasar tes 16 PF.
3) Mengetahui pengadministrasian dan penginstruksian tes 16 PF.
4) Mengetahui cara skoring tes 16 PF.
5) Mengetahui interpretasi tes 16 PF.
6) Mengetahui karakteristik, kelebihan, dan kelemahan tes 16 PF.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
kompleks manusia, dapat pula digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Menurut
pendapatnya, kepribadian tentulah memiliki struktur elemen dasar, sama seperti benda fisik
lainnya. Jika bentuk dasar dari kepribadian dapat diketemukan dan struktur kepribadian
dapat diukur, maka perilaku manusia dapat dipahami dan diprediksi. Tujuan Cattell dalam
menyusun 16 PF ini adalah untuk menghasilkan penelitian yang cermat berdasar aspek
kepribadian normal. Cattell yakin bahwa dalam kepribadian seseorang terdapat aspek-aspek
yang bervariasi seperti pikiran dan perbuatan, perilaku verbal dan non verbal, kepribadian
normal dan abnormal, serta minat dan kemampuan. Cattell berpendapat bila psikologi ingin
menjadi sebuah bidang ilmiah maka harus memiliki alat ukur dan prosedur ilmiah untuk tiga
karakteristik utama manusia : Kepribadian, Kemampuan dan Motivasi.
Dalam melakukan penelitian terhadap tiga karakteristik manusia, Cattell membagi
data masukan menjadi tiga bagian. Life-record (L-data) berupa data observasi dan informasi
mengenai keadaan dan tingkah laku subjek sehari-harinya. Data ini bersumber dari diari,
daftar riwayat hidup sampai perilaku yang diukur dengan rating-scale observation oleh
orang yang mengenal subjek. Questionnaire data (Q-data) merupakan jawaban subjek dari
pertanyaan-pertanyaan mengenai keadaan diri subjek sendiri. Data ini mengungkap mental
internal dan eksternal berdasar kesadaran subjektif subjek. Objective test (T-data) berupa
pengukuran objektif perilaku melalui eksperimen laboratorium yang situasi dan prosedurnya
sudah terstandardisasikan. Datanya dapat berupa tes kognitif maupun proyektif hingga
pengukuran perilaku dalam situasi terkontrol eksperimen. Dari ketiga data tersebut Cattell
berusaha mencari aspek-aspek dasar kepribadian lewat analisis faktor. Asumsinya adalah,
aspek atau ciri sifat yang muncul pada ketiga data akan merujuk pada satu kesatuan fungsi.
Cattell lebih memfokuskan perhatiannya pada sample yang dapat memenuhi kriteria seluruh
daerah kepribadian, karena hal tersebut merupakan faktor yang menentukan hasil dari
analisis faktor.
traits. Ciri sifat (traits) tersebut dikembangkan dengan menggunakan semua sumber data
dan pada populasi yang lebih luas, dimana memberikan kontribusi positif terhadap
penguatan skala 16 PF dan kemampuan memprediksinya pada berbagai seting. Ke-
enambelas faktor tersebut adalah Warmth (A), Reasoning (B), Emotional Stability (C),
Dominance (E), Liveliness (F), Rule-Consciousness (G), Social Boldness (H), Sensitivity
(I), Vigilance (L), Abstractedness (M), Privateness (N), Apprehension (O), Openness to
Change (Q1), Self-Reliance (Q2), Perfectionism (Q3),dan Tension (Q4). Huruf-huruf D, J,
K dan P tidak digunakan karena faktor yang mereka simbolkan selalu muncul tidak
konsisten sehingga faktor tersebut tidak diikut sertakan.
mental”, suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi
untuk menjelaskan keteraturan atau regularitas atau konsistensi dalam tingkah laku.
Menurut Cattel, sifat dasar yang mendasari dikenali sebagai sifat sumber (source trait). yang
menentukan berbagai manifestasi pada sifat permukaan. Dan untuk benar-benar memahami
kepribadian kita perlu mengidentifikasi terlebih dahulu sifat-sifat sumber ini.
Cattell memulai riset kepribadiannya dengan daftar sekitar 18.000 kata sifat yang
mendeskripsikan kepribadian yang telah dikumpulkan dari kamus oleh Alport dan Odbert
(1936). Istilah yang memiliki makna serupa dihilangkan, dikurangi menjadi 4500 ciri
kepribadian, dan di analisis faktor menjadi 171 nama kepribadian (Aiken, L.R., Groth-
Marnat, 2009). Analisis faktor berikutnya menghasilkan 31 ciri kepribadian permukaan
(surface trait) (Gregory, 1996). Surface trait merupakan variabel-variabel yang tampak atau
terbuka dan saling berhubungan. Surface trait dianalisis faktor kembali menjadi 16 faktor
yang disebut source trait, yaitu variabel-variabel ‘di balik layar’ yang menentukan
manifestasi pada permukaan (Supratiknya, 1993).
Ada tiga tipe data yang digunakan cattel untuk mengidentifikasi sifat sumber. Yang
pertama adalah observasi kehidupan atau L-data, yang dihasilkan dengan mengamati orang-
orang dalam situasi kehidupan nyata. Yang kedua adalah informasi yang dihasilkan dari
kuesioner laporan diri atau Q-data. Domain terakhir memeriksa tes objektif yang disebut
Cattell sebagai T-data. Semua area data ini dikumpulkan untuk menghasilkan konten untuk
16PF. Dia dan rekan-rekannya kemudian menganalisis faktor 16 faktor utama untuk sampai
pada 5 faktor urutan kedua (global). Faktor-faktor ini diyakini mewakili aspek kepribadian
yang lebih luas dan holistik yang saling terkait dengan 16 faktor utama, namun masih
bersifat distrik. Lima skala ini mirip dengan apa yang dikenal sebagai ciri kepribadian Lima
Besar. Akhirnya, Cattell dan rekan-rekannya menganalisis lima faktor sekunder untuk
sampai pada dua faktor tingkat ketiga (super). Faktor-faktor urutan ketiga ini diyakini
mewakili perbedaan terluas dan paling teoretis dalam kepribadian. Skala 16PF telah terbukti
menjadi prediktor akurat dari perilaku dunia nyata (Bartram 1995).
● Extraversion/Introversion
● High Anxiety/Low Anxiety
● Tough-Mindedness/Receptivity
● Independence/Accommodation
● Self-Control/Lack of Restraint
Primary Scale
● Warmth (A) : mengukur sejauh mana seorang individu berbelas kasih dan peduli sebagai
lawan dari impersonal dan acuh tak acuh
● Intelligence (B) : mengukur kapasitas seseorang untuk berpikir abstrak dan
keingintahuan intelektual. Stabilitas emosional
● Emotional Stability (C) : mengukur kemampuan seseorang untuk tetap tenang, tidak
kreatif, dan fleksibel.
● Dominance (E) : mengukur ketegasan dan konformitas individu
● Impulsivity (F) mengukur antusiasme, kehati-hatian, dan keseriusan seseorang.
● Conformity (G): mengukur perhatian atas aturan dan rasa kewajiban sebagai lawan dari
ketidaksesuaian
● Social Boldness (H) : mengukur rasa malu, keramahan, dan petualangan seseorang
● Sensitivity (I) : ukuran sentimentalitas dan objektifitas seseorang. Kemudian,
● Suspiciousness/Vigilance (L) : mengukur sejauh mana seseorang curiga dan berhati-
hati, berbeda dengan percaya dan mudah tertipu
● Imagination/Abstractedness (M) : mengukur keadaan kepraktisan dan imajinasi
individu.
● Privateness (N): mengukur kebijaksanaan seseorang, keaslian, dan kecenderungan
untuk pengungkapan.
● Apprehension (O) : ukuran ketidakamanan, kepuasan diri, dan kepercayaan diri
seseorang.
● Opennes to change (Q1): mengukur keterbukaan individu terhadap eksperimen versus
ketergantungan pada tradisi
● Self-Reliance (Q2) : menilai kapasitas seseorang untuk tindakan soliter yang
bertentangan dengan orientasi kelompok dan ketergantungan pada orang lain
● Self-Discipline (Q3) : mengukur disiplin, organisasi, dan toleransi seseorang terhadap
gangguan
● Tension (Q4) : mengukur dorongan, energi, dan kesabaran seseorang.
8
mengungkapkan bahwa 16 PF termasuk forced choice test dimana subjek memilih satu dari
tiga alternatif jawaban yang lebih menunjukkan pribadinya.
2.3.2 Validitas
Pengecekan validitas 16 PF edisi lima dilakukan dengan validitas konstrak dan validitas
kriteria (Russell & Karol, 1993). Validitas konstrak menggunakan analisis faktor dengan
mengkorelasikan 16 PF dengan Personality Research Form, California Psychological
Inventory, NEO PI-R dan Myers-Briggs Type Indicator. Validasi 16 PF dengan validitas
10
kriteria dilakukan dengan mengkorelasikan faktor primer dan faktor global dengan beberapa
alat tes lain, seperti Coopersmith Self-Esteem Inventory, Adjusment Inventory, Social Skills
Inventory, California Psychological Inventory, Something About Myself, dan Leadership
Potential Index. (Brown,1998) Selain itu, struktur faktor telah dikonfirmasi dalam berbagai
bahasa (misalnya, Italia: Barbaranelli & Caprara, 1996; Prancis: Mogenet & Rolland, 1995;
Jepang: Motegi, 1982; Spanyol: Prieto, Gouveia, & Fernandez, 1996; dan Jerman:
Schneewind & Graf, 1998).
Suatu badan penelitian ekstensif yang berasal dari setengah abad lalu memberikan bukti
validitas tes terapan ‒ digunakan dalam konseling, klinis, pengembangan karir, penilihan dan
pengembangan personel, pengaturan pendidikan, dan penelitian. Persamaan riwayat dan
prediksi hadir untuk berbagai kriteria seperti kepemimpinan, kreativitas, prestasi akademik,
kesadaran, keterampilan sosial, empati, harga diri, penyesuaian perkawinan, dinamika,
kekuatan, pola koping, proses kognitif, dan profil pekerjaan (Cattell, Eber, & Tatsuoka, 1992;
Conn & Rieke, 1994; Guastello & Rieke, 1993; Kelly, 1999; Krug & Johns, 1990; Russell &
Karol, 2002; Schuerger & Watterson, 1998).
Pada 1980-an, 16 PF Questionnaire menduduki peringkat di antara yang tertinggi,
dalam jumlah artikel penelitian (Graham & Lilly, 1984, hal. 234), dan prediksi terbaru
menempatkan jumlah referensi sejak 1974 di lebih dari 2.000 publikasi (Hofer & Eber, 2002).
Sejak 1960-an, tes telah dicatat sebagai instrumen yang signifikan dalam praktik profesional.
Sebagai contoh, sebuah penelitian oleh Piotrowski dan Keller (1989), menemukan 16 PF
Questionnaire menjadi yang paling direkomendasikan dari kuesioner kepribadian umum.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tes ini agak lebih kuat daripada kuesioner utama lainnya
dalam memprediksi perilaku kehidupan nyata. Sebuah penelitian terbaru (Goldberg, in press)
membandingkan banyak kuesioner kepribadian populer dalam kemampuan mereka untuk
memprediksi enam kelompok perilaku dan menemukan bahwa dimensi 16PF memiliki
validitas prediktif tertinggi. (Cattell & Schuerger, 2003).
Validasi juga dilakukan 16 PF dengan Adjusment Inventory yang menunjukkan
penyesuaian diri yang tinggi diasosiasikan dengan kestabilan emosi (C+), kepercayaan (L-),
ketenangan diri (O-), dan ke-rileks-an diri (Q4-). Penyesuaian diri dilihat dari bidang sosial
ditunjukkan dengan tingginya skor kekuasaan (E+), keberanian secara sosial (H+), kepekaan
(I+), dan orientasi kelompok (Q2-). Penyesuaian diri dalam hal emosional dilihat pada
tingginya skor kestabilan emosi (C+), kepercayaan pada orang lain (L-), ketenangan diri (O-
), kerileks-an diri (Q4-), dan keabstrakan yang rendah (M-). Penyesuaian diri dalam pekerjaa
diprediksikan oleh kehangatan (A+) dan dominan yang rendah (E-)
11
Contoh:
1. Saya terbiasa lambat kalau bangun pagi
(a) Ya (b) Di antaranya (c) Tidak
(benar) (ragu-ragu) (tidak benar)
2. Saya lebih senang:
a) Mendengarkan lagu-lagu merdu
b) Tidak Pasti
c) Membaca cerita yang menarik
Jawaban Anda hendaknya dicantumkan pada lembar jawaban, dengan cara
mencantumkan lingkaran kecil di dalam salah satu kotak, kiri-tengah-kanan, sesuai dengan
jawaban yang Anda pilih. Misalnya contoh nomor 1, Anda setuju dengan pernyataan itu.
Kalau begitu cantumkanlah lingkaran kecil dalam kotak kiri (lihat contoh di bawah). Lalu
jika pada contoh nomor 2 Anda merasa ragu-ragu, maka cantumkanlah lingkaran dalam
kotak tengah (lihat contoh di bawah).
Kertas Jawaban:
1. a b c
2. a b c
2.5 Skoring
2.5.1 Hand Scoring
Prosedurnya sangat sederhana. Material yang diperlukan adalah satu set kunci skoring,
14
tabel norma, dan Individual Record Form. Sebelum skoring dilakukan, pastikan bahwa
partisipan menjawab semua item dan hanya memberikan satu jawaban pada setiap item.
Raw Score diperoleh dengan cara menempatkan kunci di atas lembar jawaban tanda bintang
pada kunci harus tepat berada di atas tanda bintang pada lembar jawaban. Lalu raw score di
transformasikan ke dalam standard score dengan mengunakan table norma. Untuk scorer
yang berpengalaman, keseluruhan proses ini memerlukan waktu hanya 6-7 menit.
Dengan ketentuan : Semua item harus dijawab (105 item), Mencari Raw Score (RS)
dari masing masing faktor, Skor per-item: 0,1,2. Menentukan Weighted Score (WS) score
berdasar table norma, Mengecek ketentuan khusus pada MD (Motivational Distortion),
15
2.5.6 Penormaan
Norma standar yang dipakai adalah Standar Ten Score (STEN), dengan menggunakan
table sesuai karakteristik subjek berdasarkan norma. Norma dikelompokkan menjadi 9
berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin, yaitu:
1. Kelompok SLTP dan SLTA laki-laki
2. Kelompok SLTP dan SLTA perempuan
3. Kelompok SLTP dan SLTA laki-laki dan perempuan
4. Kelompok Mahasiswa/PT laki-laki
5. Kelompok Mahasiswa/PT perempuan
6. Kelompok Mahasiswa/PT laki-laki dan perempuan
7. Kelompok Masyarakat Umum laki-laki
8. Kelompok Masyarakat Umum perempuan
9. Kelompok Masyarakat Umum laki-laki dan perempuan
M- • Praktikal. • Imajinatif.
Abstractedness • Orangnya sederhana dan bersahaja. • Hidupnya bebas.
• Pelupa dan suka melamun.
16PF Global
Factor Low High
EX Ektraversion Introvert, pemalu Ektrovert, suka berpartisipasi
AX Anxiety Tabah, tidak mudah stress Mudah stress, secara
emosional tidak stabil
T Tough- Mau menerima ide-ide baru, Keras kepala, tegas
M Mindedness berpikiran terbuka
IN Independence Ramah, baik hati, mudah setuju Mandiri, persuasif
dengan orang lain
SC Self-Control Bebas, suka mengikuti Bisa mengontrol diri, dapat
keinginannya Dipercaya
20
Contoh kasus :
Berikut ini adalah hasil tes 16 PF.
Subjek kurang mampu dalam mengontrol emosi, sehingga subjek masih dipengaruhi
oleh alam perasaan(diliha dari faktor C=2). Dalam mengambil keputusan subjek yakin
akan kemampuan diri, bahkan puas dengan dirinya sendiri (dilihat dari nilai sten score
faktir Q2=9 dan faktor O=5). Oleh karena itu subjek termasuk individu yang
intovert/tertutup (dilihat dari nilai faktor A yang rendah, nilai faktor F sedang, nilai faktor
H rendah,dan nilai faktor Q2 tinggi).
Subjek memiliki kekuatan, energi, dan arah kendali yang dapat dikontrol dengan
baik. Sehingga subjek mampu mengatasi ketegangannya ketika menghadapi suatu
permasalahan (diliahat dari nilai faktor E yang sedang, nilai faktor F sedang, nilai faktor
Q1sedang, dan nilai faktor Q4sedang).
Penilaian diri serta kekuatan diri subjek tergolong cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan subjek cukup baik dalam mengintegrasikan diri (dilihat dari nilai faktor Q3
sedang = 7). Pada dasarnya subjek mimiliki minat yang cukup tinggi terhadap relasi sosial
( dilihat dari nilai faktor N yang tinggi) dan terlalu berpegang teguh pada moral
masyarakat. Namun karena subjek terlalu berhati-hati (dilihat dari nilai faktor A yang
rendah), pemalu dan peka terhadap perubahan sosial (dilihat dari nilai faktor H yang
rendah) subjek cenderung menyendiri.
21
2.7.2 Kekurangan
• Skala kemampuan kognitif sangat singkat
• Karena penyempurnaan yang cermat pada edisi terbaru, beberapa skala tidak
berkorelasi dengan baik dengan skala yang lama yang memiliki konsistensi internal
yang jauh lebih rendah
• Scales tidak orthogonal (tidak berkorelaso). Langkah-langkah self-report
bisa”faked”
• Sebagai hasil dari peningkatan homogenitas, makna skala mungkin lebih sempit
daripada dalam bentuk sebelumya
• Arti jawaban middle answer ambigu
• Beberapa scoring keys diperlukan untuk handscoring
• Perbedaan rata2 ditemukan antara beberapa sub kelompok (mis. Jenis kelamin, usia,
ras) pada skala primer yang diharapkan, mis. Perempuan lebih tinggi sensitivity (I),
kelompok usia yang lebih tua lebih rendah pada liveliness (F)
• Lebih banyak studi validitas perlu diselesaikan pada edisi terbaru misalnya dalam
22
3.1 Kesimpulan
Tes kepribadian 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “sixteen personality factor
questionnaire (16 PF)” yang diciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh
institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 . Tes kepribadian 16 faktor terdiri
dari beberapa bentuk, yaitu: Bentuk A, B, C, D, E dan F. Bentuk A, B, C, D dapat
menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk individu-individu yang
mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca. 16 PF dirancang
untuk usia 16 th ke atas.
Faktor-faktor kepribadian yang diukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-
benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara
singkat akan diuraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor diberi abjad dan
uraian singkat untuk skor-skor yang rendah dan tinggi.
Tentang pelaksanaan tes dan sistem skoring terdapat pula pada bagian pertama
tersebut. Uraian yang lebih lengkap dari masing-masing faktor, terdapat di bagian kedua. Pada
pokoknya, ke 16 dimensi atau skala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal dalam
tes tersebut untuk satu ekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat
ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi skala tersebut. Lebih
lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 skala tersebut.
Tes 16 PF yang diperkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok kelompok
pekerja, karyawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L.R. & Marnat, G.G. (2009). Pengecekan dan Pemeriksaan. Jakarta: PT Indeks
Bahner, C.A., Clark, C.B. (2020). Sixteen Personality Factor Questionnaire (16PF).
Dalam: Zeigler-Hill V., Shackelford TK (eds). Encyclopedia of Personality and
Individual Differences. Wichita, Kansas: Department of Psychology, Wichita State
University, Amerika Serikat. https://doi.org/10.1007/978-3-319-24612-3_86
Brown, M. H. (1998). Psychological Reports. VALIDITY OF THE l6PF REASONING
ABILITY SCALE , 904-906
Cattell, H. E., & Schuerger, J. M. (2003). Essentials of 16PF Assessment. New Jersey:
John Wilwy & Sons, Inc
Faizah. (2016). Modul Inventory Kepribadian: 16 Personality Factor. Universitas
Brawijaya.
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. (2014). Alat Tes Inventori Kepribadian 16 PF.
StuDocu.com.
Gregory, R.J. (1996). Psychological Testing. History, Principles, and Applications.
Boston: Allyn and Bacon.
Hertati, A. V. L. Evaluasi Kualitas Psikometrik 16 Personality Factors (16 PF) Adaptasi
Universitas Indonesia. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Hertinjung, W. S., & Wardhani, I. R. (2012). Profil Kepribadian 16PF Pelaku dan Korban
Bullying.
Madani, B.R., C.D. Nirwanti., H. Lazuardi. 2021. Sixteen Personality Factor
Questionnaire (16PF). Makalah. Program Studi Psikologi Universitas Negeri
Malang. Surabaya.
Nastiti, D. (2019). Psikologi Proyeksi (Pengantar Memahami Kepribadian Secara
Akurat). Umsida Press, 1-116.
Russell, M.T. & Karol, D. L. (1993). 16 PF Fifth Edition Administrator’s Manual.
Illinois: Institute for Personality Ability Testing.
Supratiknya. (1993). Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius