Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOSTATISTIK

KONSEP DASAR UJI ASOSIATIF

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

ALINA
BUDI GUSTAMAN
EDY FITRIYANINGSIH
MARIA MAGDALENA
TRI PURBOYO WAHYU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah pada mata kuliah Biostatistik yang berjudul “Konsep Dasat Uji Asosiatif”,
di Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKes) YARSI Pontianak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak


dapat dilaksanankan apabila tidak didukung oleh berbagai pihak, untuk itu tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ns. Uti Rusdian Hidayat, M. Kep Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) YARSI Pontianak.
2. Ns. Debby Hatmalyakin, M.Kep sebagai dosen mata kuliah Biostatistik
3. Teman-teman Pendidikan STIKes YARSI Pontianak yang telah banyak
mengorbankan waktu dalam membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis telah berusaha seoptimal mungkin dalam menyusun makalah ini,


untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan guna
penyempurnaan penulisan ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.

Pontianak, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan................................................................................ 3
C. Metode Penulisan ............................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ........................................................................ 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................... 4

A. Sejarah Statistika................................................................................ 4
B. Pengertian Uji Asosiatif ..................................................................... 4
C. Pengujian Hipotesis Asosiatif ............................................................ 8

BAB III KESIMPULAN.............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam
mencakup benda alam dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam
penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian
pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari pertimbangan lainnya
(Soekanto, 2017). Untuk itu, penelitian didefinisikan sebagai penyelidikan
yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomena-fenomena
alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan
yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Secara historis,
pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat seperti Rene
Descartes, Auguste Comte dan John Dewey. Manusia mempunyai tahap
perkembangan mulai dari tahap teologis, metafisik sampai positif. Kebenaran
ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga ilmu harus memusatkan perhatian
pada gejala yang nyata dan konkret. Paham positivisme ini mengatakan bahwa
perilaku masyarakat manusia memiliki kesesuaian dengan kondisi alam
(isomorphism).
Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan pendidikan terdapat
dalam konsep heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan dalam lapangan
biologi, teori psikologi medan diambil dari teori medan magnet, teori belajar
kuantum berasal dari fisika kuantum, konsep individu, stimulus dan respons,
juga merupakan konsep-konsep dalam ilmu alam yaitu teori atom. Pengaruh
ilmu alam dalam metode penelitian psikologi dan pendidikan terlihat dalam
penggunaan metode observasi yang diambil dari cara yang digunakan dalam
ilmu astronomi, asumsi normalitas dalam pengukuran psikologis, prosedur
sampling, analisa kuantitatif, metode eksperimen, perlunya definisi
operasional, dan sebagainya Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas
menjadi kuantitas dilakukan terhadap tanda-tanda perilaku dalam variabel.

1
2

Benda alam tidaklah diukur hakikatnya, tetapi "perilaku" yang dapat


diindera. Benda konsep tidak diukur dalam hakikat konseptual variabel, tapi
dalam indikator yang menjadi tanda-tanda perilaku dalam variabel. Perilaku itu
diperoleh melalui proses belajar, sehingga pengukuran merupakan kegiatan
mengukur hasil belajar dalam variabel yang diteliti. Pengalaman dari proses
belajar merupakan hasil belajar yang bersifat objektif dan dapat diukur.
Misalnya kepandaian diukur berdasarkan tanda-tanda perilaku yang dimiliki
oleh orang yang pandai, yaitu kemampuan menjawab dengan benar tes yang
diberikan kepadanya. Tingkat demokratisme guru adalah perilaku yang
dilakukan dalam, mengambil keputusan, memberi perintah, dan menilai hasil
kerja siswa. Pemanfaatan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian
kuantitatif menjadi sangat menentukan. Perkembangan alat ukur berjalan
searah dengan perkembangan ilmu. Berkembangnya alat-alat pengukuran
mendorong penemuan-penemuan ilmiah, dan penemuan-penemuan ilmiah
mendorong usaha untuk mengembangkan alat-alat ukur baru. Usaha untuk
memahami bintang-bintang menimbulkan usaha untuk menciptakan teropong
bintang dan penemuan teropong bintang mendorong penemuan-penemuan
besar dalam lapangan astronomi.
Dalam kehidupan sehari-hari terutama pada bidang kesehatan masih banyak
hal-hal yang harus kita jadikan sebagai bahan penelitian agar pelayanan yang
diberikan kepada pasien dapat menjadi efesien serta tepat guna. Sehingga
setelah dilakukan penelitian dapat dijadikan acuan untuk pelayanan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas maka kami merasa tertarik untuk menulis
makalah yang berjudul Konsep Dasar Uji Asosiatif.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan agar setiap orang khususnya mahasiswa / i
keperawatan dapat memahami Konsep Dasar Uji Asosiatif.
3

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah :
a. Mahasiswa / i mampu memahami konsep dasar Uji Asosiatif.
b. Mahasiswa / i mampu menggunakan uji asosiatif.

C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan study literatur yang penulis
dapatkan dari berbagai sumber buku yang ada dan dari internet

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 BAB yaitu :
1. BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar Belakang, Tujuan, Metode
Penulisan dan Sistematika Penulisan
2. BAB II Tinjauan Teoritis yang terdiri dari Konsep Dasar Uji Asosiatif
3. BAB III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sejarah Statistika
Menurut Nuryadi (2017) Ilmu statistika mempunyai sejarah yang sangat
panjang seiring peradaban manusia. Pada zaman sebelum Masehi, bangsa-
bangsa di Mesopotamia (Babilonia), Mesir, dan Cina telah mengumpulkan
data statistik untuk memperoleh informasi tentang berapa besar pajak yang
harus dibayar oleh setiap penduduk, beberapa banyak hasil pertanian yang
mampu diproduksi, dan lain sebagainya. Pada abad pertengahan, lembaga
gereja menggunakan statistika untuk mencatat jumlah kelahiran, kematian,
dan pernikahan.
Statistika pertama kali di temukan oleh Aristoteles dalam bukunya yang
berjudul “politea”, dalam buku tersebut ia menjelaskan data tentang keadaan
158 negara yang di sebut sebagai statistika. Pada abad ke-17 di Inggris,
statistika di sebut sebagai political aritmatic. Pada abad ke-18, istilah
statistika dipopulerkan oleh Sir John Sinclair dalam bukunya berjudul
“statistical account of Scotland (1791-1799)”, setelah terlebih dahulu
dikemukakan oleh seorang ahli hitung asal Jerman yang bernama Gottfried
Achenwell (1719-1772).

B. Pengertian Uji Asosiatif


Menurut Sugiyono (2007) Hipotesis asosiatif adalah suatu
pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah "Apakah ada
hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja?",
Rumus dan hipotesis nolnya adalah : Tidak ada hubungan antar gaya
kepemirnpinan dengan efektivitas kerja.
Hipotesis statistiknya adalah: Ho: p=0

4
5

Ha : p -:! 0 (p = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan)


Dapat dibaca : Hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan
(nol = tidak ada hubungan) antara Gaya Kepemimpinan dengan
Efektivitas Kerja dalam populasi. Hipotesis alternatifnya menunjukkan
ada hubungan (tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari O atau
lebih kecil dari nol.

Menurut Fabregas (2017) Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya


hubungan antar variabel dalam populasi, melalui data hubunga dalam sampel.
Untuk itu, dalam langkah awal pembuktiannya, perlu dihitung terlebih dulu
koefisien korelasi antar variabel dlam sampel, kemudian koefisien yang
ditemukan tersebut diuji signifikansinya. Jadi menguji hipotesis asosiatif
adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan
pada seluruh populasi tempat sampel diambil.

Terdapat tiga macam hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris,


hubungan sebab akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling
mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel
tersebut. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnya hubungan antar variabel. Arah hubungan dinyatakan dengan
tanda positif atau negatis, sedangkan kuatnya hubungan ditunjukkan dengan
besarnya angka koefisien korelasi yang besarnya berkisar antara 0 sampai
dengan ± 1.

Hubungan positif antara dua variabel memberikan arti bahwa


naiknya salah satu variabel akan menyebabkan naiknya variabel yang
satunya. Sedangkan hubungan yang negatif mengandung arti bahwa ketika
salah satu variabel nilainya naik maka variabelyang lain turun. Sebagai
hubungan yang positif antara besarnya pendapatan dengan besarnya
belanja bulanan, mengandung arti bahwa ketika pendapatan naik, maka
belanja bulanan juga semakin naik. Sedangkan hubungan negatif terjadi
misalnya dalam hubungan antara faktor usia dengan daya ingat, yang berarti
6

bahwa semakin bertambah usia seseorang maka daya ingat akan semakin
menurun. Demikian juga sebaliknya.

Angka koefisien korelasi yang berkisar antara 0 sampai dengan ± 1


menujukkan kuat/lemahnya hubungan kedua variabel tersebut. Koefisien
korelasi +1 menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat
hubungan positif sempurna. Sempurna disini mengandung arti bahwa naik
atau turunnya salah satu variabel bisa dijelasksn dengan variabel yang lain
dengan sepenuhnya tanpa kesalahan sedikit pun. Sedangkan koefisien
korelasi sebesar nol, berarti bahwa antara kedua variabel tersebut sama sekali
tidak terdapat hubungan. Artinya, naik atau turunnya variabel yang satu sama
sekali tidak mempengaruhi variabel yang lain. Namun, dalam kehidupan
sosial, korelasi sebesar nol dan satu ini jarang sekali terjadi (tidak akan pernah
ada).

Dalam analisis statistik, besarnya koefisien korelasi bisa digambarkan


dengan penyebaran titik data dalam kurva X-Y. Gambar-gambar yang
menunjukkan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Variabel Y

Variabel Y

Variabel Y

Variabel X Variabel X Variabel X

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


7

Gambar 1 menunjukkan persebaran hubungan antara variabel X dan


variabel Y yang tidak menujukkan pola tertentu. Artinya, pada saat variabel
X rendah, variabel Y bisa rendah maupun tibggi. Demikian juga pada saat
variabel X tinggi. Pola seperti ini menujukkan tidak terdapat hubungan antara
kedua variabel tersebut.

Gambar dua menujukkan ketika variabel X rendah maka variabel Y juga


rendah. Pada saat variabel X tinggi maka variabel Y juga tinggi. Hubungan
seperti ini menunjukkan bahwa ntara kedua variabel tersebut terdapat
hubungan positif yang cukup kuat.

Gambar dua menujukkan ketika variabel X rendah maka variabel Y tinggi,


dan pada saat variabel X tinggi maka variabel Y rendah. Hubungan seperti
ini menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan
negatif yang cukup kuat.

Terdapat bermacam-macam teknik statistik korelasi yang dapat


digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik koefisien yang mana
yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang dianalisis. Berikut adalah
berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis
asosiatif. Uji koralsi untuk data interval dan rasio menggunakan statistik
parametriks, sedangkan uji korelasi untuk data nominal dan ordinal
menggunakan statistik nonparametriks.

Teknik Uji Hipotesis Asosiatif untuk berbadai skala data


Skala data Teknik Uji Statistik

Interval/Ratio Pearson Product moment Korelasi Ganda Korelasi Parsial

Ordinal Korelasi Rank Spearman Kendall Tau


Nominal Koefisien Kontingency
8

C. Pengujian Hipotesis Asosiatif


Menurut Sugiyono (2007) Hipotesis asosiatif merupakan dugaan
tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan
diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari
populasi tersebut.. Untuk itu · dalam langkah awal pembuktiannya,
maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel
dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya.
Jidi menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisiensi korelasi yang
ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana
sampel diambil (Lihat Gambar 7.1). Bila penelitian dilakukan pada
seluruh populasi maka tidak diperlukan pengujian signifikansi terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan. Hal ini berarti peneliti tidak
merumuskan dan menguji instrumen statistik.
Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan
simetris, hubungan sebab akibat ikausal) dan hubungan interaktif (saling
mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau
lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan
dicari hubungannya, Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah
dan kuatnyu hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan
dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya
hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan


positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan
meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila satu variabel
diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain.
Sebagai contoh, ada hubungan positif antara tinggi badan dengan
kecepatan lari, hal ini berarti semakin tinggi badan orang, maka
akan semakin cepat larinya, dan semakin pendek orang maka akan
semakin lambat larinya.
9

Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan negatif, bila


nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel
yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan,
maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Contoh misalnya ada
hubungan negatif antara curah hujan dengan es yang terjual. Hal ini
berarti semakin tinggi curah hujan, maka akan semakin sedikit es yang
terjual, dan semakin sedikit curah hujan, maka akan semakin banyak es
yang terjual.
BAB II

KESIMPULAN

Menurut Fabregas (2017) Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya


hubungan antar variabel dalam populasi, melalui data hubunga dalam sampel.
Untuk itu, dalam langkah awal pembuktiannya, perlu dihitung terlebih
dulukoefisien korelasi antar variabel dlam sampel, kemudian koefisien yang
ditemukan tersebut diuji signifikansinya. Jadi menguji hipotesis asosiatif adalah
menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh
populasi tempat sampel diambil.

Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan


simetris, hubungan sebab akibat ikausal) dan hubungan interaktif (saling
mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih
dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari
hubungannya, Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan
kuatnyu hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam
bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan
dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

10
Daftar Pustaka

Fabregas, Adhe Ariska. (2017). Makalah Pengujian Hipotesis Asosiatif.


https://www.scribd.com/document/346714154/Makalah-Pengujian-
Hipotesis-Asosiatif. Diaskes pada tanggal 20 September 2023.

Nuryadi, dkk. (2017). Dasar-Dasar Penelitian. Gramasurya. Yogyakarta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Peneliti. Alfabeta. Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai