Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH REVIEW JURNAL AGRESIVITAS MAHASISWA SUKU MADURA,

MINANG, GORONTALO, DAN JAWA DI MALANG


MATA KULIAH PSIKOLOGI ULAYAT

Disusun Oleh:
Novinda Dwi Zayyani 111911133086
Hanun Khansa Zabrina 111911133098
Tamara Pradnya Paramitha 111911133103
Diah Putri Ramadani 111911133113
Joanita Kanissa 111911133121

Kelas B-1
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas karunia-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Ulayat. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog selaku
dosen pengampu mata kuliah Psikologi Ulayat B-1. Atas bimbingan beliau, kami dapat menyusun
makalah ini dengan lancar dan bertahap sehingga dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah
ini kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami dapat melakukan perbaikan agar makalah ini menjadi sebuah makalah yang baik
dan tepat.

Surabaya, 21/12/2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I: KONSEP ........................................................................................................................... 1
BAB II: METODE ........................................................................................................................ 5
BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 7
BAB IV: KESIMPULAN ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...10

iii
BAB I
KONSEP

Agresivitas merupakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk
menyakiti manusia lain maupun terhadap objek atau benda, baik itu secara fisik maupun non fisik
seperti verbal dan lainnya. Suku jawa dikenal dengan sikapnya yang sopan, segan dan menjaga
etikanya sementara suku madura dikenal sebagai sifat yang mudah tersinggung, mudah marah,
pendendam dan suka melakukan kekerasan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pola
agresivitas pada suku Jawa, Madura, Gorontalo, dan Minang.
Perspektif teoritis tentang perilaku agresi cukup bervariasi dan memiliki berbagai
penekanan diantaranya adalah (Podunge , 2015):
1. Teori insting
Manusia memiliki insting bawaan secara genetis untuk berperilaku agresif. Hal ini
menunjukan bahwa perilaku agresi terjadi bukan disebabkan oleh stimulus atau provokasi dari luar
individu namun bersifat alamiah dari dalam diri individu
2. Teori frustasi agresi
Hasil dari dorongan untuk mengakhiri keadaan frustasi seseorang yang dihasilkan dari
peristiwa yang tidak menyenangkan sehingga menyebabkan timbulnya keinginan untuk bertindak
agresi yang diarahkan kepada sumber-sumber eksternal yang menjadi sebab dari frustasi tersebut.
Frustasi dapat disebabkan oleh variabel perantara seperti ketakutan terhadap hukuman karena
tindakan agresi, ketidakadaan eksistensi penyebab frustasi, atau tanda-tanda yang berhubungan
dengan perilaku agresi
3. Teori belajar sosial
Perilaku agresi merupakan hasil dari proses belajar sosial melalui pengamatan di
lingkungan sekitarnya. Mereka mempelajari perilaku agresi sebab dipelajari secara sosial melalui
perilaku dalam setting interaksi sosial sama halnya dengan perilaku yang lain. perilaku agresi juga
bisa disebabkan oleh hasil dari interaksi banyak faktor seperti pengalaman masa lalu, jenis-jenis
perilaku agresi yang mendapatkan hukuman, serta variabel lingkungan dan kognitif sosial
4. Teori penilaian kognitif
Reaksi individu terhadap stimulus agresi bergantung pada cara stimulus diinterpretasi oleh
individu sehingga individu yang membawa residu rangsang dari aktivitas fisik dalam situasi sosial

1
dimana mereka mengalami provokasi akan cenderung berperilaku agresi dibandingkan individu
yang tidak membawa residu tersebut.
Buss (1978) dalam Dayakisni & Hudaniah (2009) dan (Podunge , 2015) mengelompokan
agresi manusia ke dalam 8 jenis bentuk agresi yaitu:
1. Agresi fisik aktif langsung
Individu/kelompok berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain dan terjadi
kontak fisik seperti memukul, mendorong, dll.
2. Agresi fisik pasif langsung
Individu/kelompok berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain namun
tidak terjadi kontak fisik seperti demonstrasi.
3. Agresi fisik aktif tidak langsung
Individu/kelompok tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain
namun melibatkan kontak fisik seperti membakar rumah, menjarah, dll.
4. Agresi fisik pasif tidak langsung
Individu/kelompok tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain dan
tidak terjadi kontak fisik seperti bertindak masa bodoh
5. Agresi verbal aktif langsung
Individu/kelompok berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain dan terjadi
kontak verbal seperti memaki, mencemooh, dll.
6. Agresi verbal pasif langsung
Individu/kelompok berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain namun
tidak terjadi kontak verbal seperti bungkam
7. Agresi verbal aktif tidak langsung
Individu/kelompok tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain dn
terjadi kontak verbal seperti fitnah dan mengadu domba.
8. Agresi verbal pasif tidak langsung
Individu/kelompok tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain dan
tidak terjadi kontak verbal seperti tidak menggunakan hak suara saat pemilihan.
Terdapat 4 aspek agresi yang dihasilkan dari evaluasi terhadap preferensi agresi yang
digunakan untuk mengkaji gaya-gaya agresi yaitu (Podunge , 2015):
1. Bentuk agresi

2
Saat kita mengalami perilaku agresi, kita dapat menggunakan bentuk fisik/tindakan seperti
memukul atau menampar dan ekspresi verbal/kata-kata seperti menghujat atau berbicara kasar
untuk menunjukan kemarahan kita.
2. Arah pelampiasan agresi
Individu dapat mengarahkan pelampiasan agresi secara langsung kepada
individu/kelompok atau dialihkan ke objek/benda miliknya atau benda disekitar individu.
3. Level kendali-diri
Setiap individu memiliki tingkatan dalam mengekspresikan agresinya seperti mengamuk
atau menghadapinya dengan tenang.
4. Arah agresi
Respon intrapunitif merupakan pengalihan agresi terhadap diri sendiri dengan
menyalahkan diri sendiri, dan lainnya sedangkan respon ekstapunitif merupakan respon
sebaliknya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas adalah:
1. Sosial
Dapat disebabkan oleh rasa frustasi akibat terhambatnya atau tercegahnya upaya mencapai
tujuan namun agresi tidak selalu muncul karena frustasi. Salah satu penyebab yang dapat
menimbulkan perilaku agresi adalah provokasi verbal atau fisik dengan menyepelekan atau
merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan atau sombong. Selain itu alkohol juga dapat menjadi
salah satu faktor sosial penyebab perilaku agresi.
2. Personal
Perilaku agresi dapat disebabkan oleh pola tingkah laku individu sebagai dasar dari
kepribadiannya. Perbedan jenis kelamin juga merupakan faktor dari perbedaan tingkat agresi
dimana menurut penelitian, laki-laki lebih agresif dibandingkan perempuan.
3. Kebudayaan
Lingkungan di sekitar individu, nilai dan norma yang mengatur, dan Lingkungan geografis
juga turut berperan dalam pembentukan tingkah laku individu sehingga berpengaruh pada tingkat
agresivitas yang dimiliki oleh individu tersebut.
4. Situasional

3
Agresi juga dapat dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi oleh individu pada saat itu dan
akhirnya mempengaruhi suasana hatinya. Contohnya adalah cuaca yang dapat mempengaruhi
suasana hati
5. Sumber daya
Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak selalu terpenuhi dapat
menyebabkan agresi. Apabila individu tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka 2
kemungkinan yang akan dilakukan adalah mencari sumber pemenuhan kebutuhan lain atau
mengambil paksa dari pihak yang memilikinya
6. Media massa
Sesuai dengan teori belajar sosial, tayangan dari televisi maupun konten di media sosial
berpotensi besar diimitasi oleh pemirsanya terutama pada anak-anak kemudian diterapkan pada
kehidupan sosialnya.
7. Amarah
Marah memiliki ciri aktifitas sistem parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak
suka yang kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan yang berakhir pada perasaan ingin
melakukan tindak kekerasan atau tindakan destruktif lainnya.

4
BAB II
METODE

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam
prosesnya banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, analisis data, sampai
pengambilan hasilnya. Dari jenis masalah yang ingin dikaji penelitian ini merupakan penelitian
komparasi.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Berikut mengenai variabel penelitian:
1. Variabel bebas (X) : Mahasiswa antar suku di Malang. Dalam penelitian terdapat 4 suku, yaitu
Mahasiswa suku Madura, suku Minang, suku Gorontalo, dan suku Jawa.
2. Variabel (Y) : Agresivitas
C. Definisi Operasional
Definisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa antar suku di Malang yaitu mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di universitas
yang ada di Malang dengan latar belakang budaya yang beragam. Yang diteliti yaitu mahasiswa
dari suku Madura, Gorontalo, Minang, dan Jawa.
2. Agresivitas adalah tingkah laku manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti manusia
lain atau terhadap objek benda, baik itu secara fisik maupun secara non fisik. Terdapat 4 aspek
yaitu bentuk agresi terdiri dari fisik dan verbal, arah pelampiasan agresi terdiri dari dialihkan dan
langsung, level kendali diri terdiri dari mengamuk dan tenang, serta arah agresi terdiri dari
intrapunitif dan ekstrapunitif.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi

5
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa suku Madura dan Jawa yang berkuliah
di Malang, seluruh mahasiswa Gorontalo yang tergabung dalam HPMIG
Malang, dan seluruh mahasiswa Minang yang tergabung dalam IPPM Bundo Kanduang
Malang.
2. Sampel
- Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
probability sampling.
- Pengambilan sampel berdasarkan teknik cluster sampling. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 25 orang untuk masing-masing suku.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kuesioner. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini diadopsi peneliti dari
latihan penilaian diri pada preferensi-preferensi agresi yang telah melalui perubahan redaksi tanpa
mengubah maksud dari pernyataan agar mudah dimengerti oleh responden. Latihan ini digunakan
untuk melihat respon-respon yang muncul ketika seseorang sedang marah.

F. Analisis Data
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data statistik.
Analisis data yang akan dipakai adalah analisis varians (ANOVA) dengan metode inferensial dan
didukung oleh analisis deskriptif. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan agresivitas antara
mahasiswa suku Madura, Minang, Gorontalo, dan Jawa digunakan analisis One Way Anova,
sedangkan untuk analisa data secara keseluruhan diolah dengan menggunakan alat bantu komputer
program SPSS.

6
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan pola agresi siswa terhadap
etnis Madura, Minang, Gorontalo dan Jawa. Bagi mahasiswa etnis Madura, sering menggunakan
bentuk agresi fisik, memiliki arah pelampiasan agresi secara teralihkan, tingkat kendali-diri yang
tenang, dan arah agresi yang ekstrapunitif. Kemudian untuk mahasiswa suku Minang, sering
menggunakan bentuk agresi fisik, memiliki arah pelampiasan agresi secara teralihkan, tingkat
kendali-diri yang tenang, dan arah agresi yang ekstrapunitif. Untuk mahasiswa suku Gorontalo,
sering menggunakan bentuk agresi fisik, memiliki arah pelampiasan agresi secara teralihkan,
tingkat kendali-diri yang tenang, dan arah agresi yang ekstrapunitif. Sedangkan siswa Jawa sering
menggunakan bentuk agresi fisik, memiliki arah relaksasi yang teralihkan, tingkat pengendalian
diri yang tenang, dan agresi yang bersifat intrapunitif.
Hasil Uji Hipotesis:
1. Hasil Perbedaan Agresivitas Mahasiswa antar Suku Madura, Minang, Gorontalo, dan Jawa
Berdasarkan penelitian diatas ditemukan bahwa ada perbedaan agresivitas antara
Mahasiswa dari Suku Madura, Minang, Gorontalo dan Jawa. Hasil tersebut ditemukan nilai
F=8.700 p=0.000 (p<0.01 = sangat signifikan).
2. Hasil Perbedaan Pola Agresivitas Mahasiswa antar Suku Berdasarkan Aspek Bentuk Agresi
Dari pengolahan data yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan bentuk
agresi mahasiswa antar suku maka ditemukan bahwa tidak ada perbedaan bentuk agresi dari
mahasiswa antar semua suku.
3. Hasil Perbedaan Pola Agresivitas Mahasiswa antar Suku Berdasarkan Aspek Arah
Pelampiasan Agresi
Arah Pelampiasan Agresi dari pengolahan data yang dilakukan, maka ditemukan bahwa ada
perbedaan arah pelampiasan agresi antara mahasiswa. Suku Madura dan Jawa dengan mean -1.040
dan nilai p= 0.001 (p<0.05 = signifikan). Antar mahasiswa suku Madura dengan suku Minang juga
ada perbedaan dengan Mean=-0.720 dan nilai p=0.040, antara mahasiswa suku Madura dan
Gorontalo tidak ada perbedaan dengan Mean=-0.560 dan nilai p=0.161 (p > 0.05 = Tidak
Signifikan), antara mahasiswa suku Minang dan Jawa juga tidak ada perbedaan dengan

7
Mean=-0.320 dan nilai p=0.629, antara mahasiswa suku Minang dan Gorontalo juga tidak
ada perbedaan dengan Mean=0.160 dan nilai p=0.932, antara mahasiswa suku Gorontalo dan Jawa
juga tidak ada perbedaan dengan Mean=-0.480 dan nilai p=0.280.

4. Hasil Perbedaan Pola Agresivitas Mahasiswa antar Suku Berdasarkan Aspek Level Kendali-
Diri
Dari pengolahan data yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan bentuk
agresi mahasiswa antar suku maka ditemukan bahwa tidak ada perbedaan level kendali-diri dari
mahasiswa antar semua suku.
5. Hasil Perbedaan Pola Agresivitas Mahasiswa antar Suku Berdasarkan Aspek Arah Agresi
Dari pengolahan data yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan bentuk
agresi mahasiswa antar suku maka ditemukan bahwa ada perbedaan level kendali-diri dari
mahasiswa antar semua suku.mahasiswa suku Madura dan Jawa dengan Mean= -1.920 dan nilai
p=0.000 (p < 0.01 = Sangat Signifikan). Antar mahasiswa suku Madura dengan suku Minang tidak
ada perbedaan dengan Mean=-0.840 dan nilai p=0.145(p>0.05=tidak Signifikan), antara
mahasiswa suku Madura dan Gorontalo ada perbedaan dengan Mean=-1.360 dan nilai p-0.004,
antara mahasiswa suku Minang dan Jawa juga ada perbedaan dengan Mean=-1.080 dan nilai
p=0.034, antara mahasiswa suku Minang dan Gorontalo tidak ada perbedaan dengan Mean=-0.520
dan nilai p=0.545, antara mahasiswa suku Gorontalo dan Jawa juga tidak ada perbedaan dengan
Mean=-0.560 dan nilai p=0.481.

Pembahasan
Dari hasil penelitian keempat kelompok, agresi pada mahasiswa Madura, Minang dan
Gorontalo akan dialihkan ke luar atau benda lain (seperti memukul meja, menendang pintu),
sedangkan untuk Mahasiswa Jawa sendiri dialihkan ke dirinya sendiri (menyembunyikan
perasaan).
Pada aspek bentuk agresi, nilai rata-rata siswa Minang adalah 4,16, tertinggi di antara tiga
kelompok lainnya. Aspek ini mencerminkan perbedaan nyata antara ekspresi kemarahan dalam
verbal atau tindakan. Dalam aspek arah pelampiasa agresi, nilai rata-rata mahasiswa suku Jawa
adalah 5,40, dan nilai rata-rata mahasiswa suku Jawa adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
tiga kelompok lainnya. Aspek ini menunjukkan perbedaan yang kurang mencolok antara agresi

8
yang diarahkan sebagai alasan kemarahan dan agresi yang dialihkan ke objek lain. Dalam hal
tingkat pengendalian diri, nilai rata-rata mahasiswa suku Minang adalah 9,68, tertinggi di antara
tiga kelompok lainnya. Aspek ini mencerminkan tingkat pengendalian diri ketika sedang marah.
Pada aspek arah agresi, nilai rata-rata maha siswa suku Jawa adalah 8,92, tertinggi dibandingkan
tiga kelompok lainnya. Aspek ini mengacu pada arah agresi. Aspek ini mengacu pada arah agresi,
respon intrapunitif berupa agresi diri sendiri, sedangkan esktrapunitif meliputi agresi ke luar.
Salah satu penyebab perilaku agresif adalah faktor budaya. Dibandingkan dengan orang
yang tinggal di pedalaman, lingkungan geografis seperti pantai menunjukkan kepribadian yang
lebih kuat. Kemudian, nilai dan norma yang melatarbelakangi sikap dan perilaku individu dan
masyarakat juga akan mempengaruhi agresivitas suatu kelompok. Misalnya, kekeringan dan
ketandusan yang disebabkan oleh faktor iklim, kondisi tanah kapur dan kawasan hutan yang sempit
di daerah Madura membuat orang Madura menjadi ekspresif, spontan dan terbuka. Mahasiswa
suku Madura akan diam jika marah, tetapi jika amarahnya dapat ditahan, amarahnya akan
diarahkan ke objek lain, seperti memukul meja, menendang pindu, dll.
Berdasar level kendali-dirinya yang tenang dan arah pelampiasan agresi yang dialihkan
menunjukkan adanya sedikit perbedaan dengan gambaran mengenai orang madura yang ekspresif,
dan suka kekerasan. Sementara itu, masyarakat Minang tinggal di daerah yang subur dan memiliki
sumber air yang cukup, sehingga menimbulkan pertikaian yang menimbulkan gelombang
perpindahan masyarakat Minangkabau, terutama di daerah konflik. Dari perselisihan tersebut,
terlihat bahwa suku Minang tidak menyukai karakter yang menindas. Mereka akan melakukan
perlawanan secara fisik, tetapi jika mereka tidak mampu, mereka meninggalkan kampung
halamannya.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa siswa Minang mengungkapkan kemarahannya
dalam diam, tetapi ketika kemarahan tidak bisa lagi ditahan, mereka biasanya menyerang objek
lain, seperti suku Madura. Bagi masyarakat suku Gorontalo, kesadaran sosial mereka sangat tinggi,
sehingga hampir tidak ada konflik di antara mereka. Jika ada masalah, itu akan diselesaikan
melalui musyawarah.
Mahasiswa Suku Jawa sulit untuk mengekspresikan kemarahannya, tetapi ketika
kemarahan tidak dapat ditahan, mereka akan mengarahkan agresi ke dalam diri. Pada intinya,
agresi yang muncul pada siswa suku Madura, Minang dan Gorontalo akan dialihkan keluar atau
objek lain, sedangkan pada mahasiswa suku Jawa akan dialihkan kedalam dirinya sendiri.

9
Zillman dalam (Krahe, 1997; Hanurawan, 2010:85; Podunge, 2015) menyatakan bahwa
agresi dapat dipicu karena adanya rangsangan fisiologis yang berasal dari sumber-sumber yang
netral atau sumber-sumber yang sama sekali tidak berhubungan dengan atribusi rangsangan itu
(mengalami keadaan terprovokasi).

10
BAB IV
KESIMPULAN

Agresivitas adalah hasil dari dorongan untuk mengakhiri keadaan frustasi seseorang yang
dihasilkan dari peristiwa yang tidak menyenangkan sehingga menyebabkan timbulnya keinginan
untuk bertindak agresi yang diarahkan kepada sumber-sumber eksternal yang menjadi sebab dari
frustasi tersebut. Selain itu agresi juga dapat dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi oleh individu
pada saat itu dan akhirnya mempengaruhi suasana hatinya. Keinginan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya yang tidak selalu terpenuhi dapat menyebabkan agresi. Selanjutnya dari hasil
penelitian menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan pola agresi siswa terhadap etnis Madura,
Minang, Gorontalo dan Jawa. Bagi mahasiswa etnis Madura, sering menggunakan bentuk agresi
fisik, memiliki arah pelampiasan agresi secara teralihkan, tingkat kendali-diri yang tenang, dan
arah agresi yang ekstrapunitif. Kemudian untuk mahasiswa suku Minang, sering menggunakan
bentuk agresi fisik, memiliki arah pelampiasan agresi secara teralihkan, tingkat kendali-diri yang
tenang, dan arah agresi yang ekstrapunitif.
Lalu, berdasarkan penelitian diatas ditemukan bahwa ada perbedaan agresivitas antara
Mahasiswa dari Suku Madura, Minang, Gorontalo dan Jawa. Dari hasil penelitian keempat
kelompok tersebut, agresi yang muncul pada mahasiswa suku Madura, Minang, dan Gorontalo
akan dialihkan keluar atau objek lain , sedangkan untuk mahasiswa suku Jawa sendiri dialihkan ke
dalam diri sendiri. Aspek ini merujuk pada arah agresi, respon intrapunitif adalah agresi dalam diri
sendiri, sedangkan ekstrapunitif meliputi agresi ke luar.

DAFTAR PUSTAKA
Podunge , F. (2015). Agresivitas Mahasiswa Suku Madura, Minang, Gorontalo, dan Jawa Di Malang
[Internet]. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

11

Anda mungkin juga menyukai