Disusun oleh :
Kelompok 1 PBL
SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2022
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. LATAR BELAKANG
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi
perubahan terhadap ekspresi kemarahan ke arah yang lebih baik pada klien dengan
riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan
ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Banyak ahli mendefiniskan mengenai perilaku kekerasan diantaranya,
menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis. Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006)
menjelaskan bahwa perilaku kekerasan merupakan respon perilaku manusia untuk
merusak sebagai bentuk agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap
orang lain dan atau sesuatu.Pendapat senada diungkapkan Stuart dan Laraia
(2005),yang menyatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan hasil dari marah
1
yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik
berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan terancam ini dapat
berasal dari lingkungan luar (penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan
kritikan dari orang lain) dan lingkungan dalam (perasaan gagal di tempat kerja,
perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit fisik).
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan, meliputi :
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor
herediter yaitu adanya anggotakeluarga yang sering memperlihatkan atau
melakukan perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, adanyan riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA (narkoti, psikotropika dan zat aditif lainnya).
2) Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi sebagai
hasil dari akumulasi frustrasi.Frustrasi terjadi apabila keinginan individu
untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau terhambat.Salah satu
kebutuhan manusia adalah “berperilaku”, apabila kebutuhan tersebut tidak
dapat dipenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka yang akan muncul
adalah individu tersebut berperilaku destruktif.
2
3) Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial (social environment theory)menyatakan
bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah.Norma budaya dapat mendukung individu untuk
berespon asertif atau agresif.Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara
langsung melalui proses sosialisasi (social learning theory).
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik,
berbeda satu orang dengan yang lain.Stresor tersebut dapat merupakan
penyebab yang brasal dari dari dalam maupun luar individu.
3. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang di harapkan pada penatalaksaan
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
yang di gunakan untuk melindungi diri. Beberapa mekanisme koping yang di
pakai klien marah untuk melindungi diri antara lain:
3
e. Deplacement: melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan. Pada
objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya : timmy berusia 4thn marah karena ia
baru saja menapatkan hukuman dari ibunya karena menggambar didinding
kamarnya. Ia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.
Keterangan
4
Pasif Asertif Agresif
Isi Negatif dan Positif dan Menyombongk
Pembicara merendahkan menawarkan an
an diri, contohnya diri, contohnya diri,
perkataan: perkataan: merendahkan
“Dapatkah “Saya dapat…” orang lain,
saya?” “Saya akan…” contoh
“Dapatkah perkataan:
kamu?” “Kamu
selalu…”
“Kamu tidak
pernah…”
Tekanan Cepat lambat, Sedang Keras dan
suara mengeluh ngotot
Posisi Menundukkan Tegap dan Kaku, condong
badan santai ke
kepala depan
Jarak Menjaga jarak Mempertahank Siap dengan
dengan sikap an jarak yang jarak akan
acuh/mengabaik aman menyerang
an orang lain
Penampilan Loyo, tidak Sikap tenang Mengancam,
dapat tenang posisi
menyerang
Kontak Sedikit/sama Mempertahank Mata melotot
mata sekali tidak an kontak mata dan
sesuai dengan dipertahankan
hubungan
a. Data Subjektif:
1) Ungkapan berupa ancaman
2) Ungkapan kata-kata kasar
3) Ungkapan ingin memukul/ melukai
b. Data Objektif:
1) Wajah memerah dan tegang
2) Pandangan tajam
5
3) Mengatupkan rahang dengan kuat
4) Mengepalkan tangan
5) Bicara kasar
6) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
7) Mondar mandir
8) Melempar atau memukul benda/orang lain
D. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan perilaku
kekerasan, yaitu
a. Hari/Tanggal : Kamis, 02 Juni 2022
b. Waktu : Pukul 14.00 – selesai
c. Alokasi waktu :
1) Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
2) Terapi kelompok (60 menit)
3) Penutup (5 menit)
d. Tempat: Gedung F
F. PESERTA TAK
a. Kriteria pasien
1) Pasien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok
2) Kondisi fisik dalam keadaan baik
3) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
6
4) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
G. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan terhadap pasien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil pasien
b. Memberi kesempatan pada pasien untuk menjawab sapaan perawat atau
pasien lain
b. Co-leader
Uraian tugas:
1) Menyampaikan uraian materi
c. Observer
Uraian tugas:
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
7
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok
d. Fasilitator
Uraian tugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
I. RENCANA PELAKSANAAN
a. Memilih pasien yang mengikuti TAK sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
b. Peserta TAK 8 orang.
c. Persiapan waktu yang akan digunakan ada dalam Tabel 1.
8
1. Tahap orientasi:
• Memberi salam terapeutik:
salam dari terapis 5 menit Dipimpin oleh Leader
• Evaluasi/validasi:
menanyakan perasaan
pasien saat ini
• Kontrak
2. Tahap kerja:
• Sesi 1 dan 2 60 menit Dipimpin oleh Leader
3. Tahap terminasi:
• Evaluasi 5 menit Dipimpin oleh Leader
• Rencana tindak lanjut
• Kontrak yang akan datang
d. Setting Tempat
OBSERVER
LEADER CO LEADER
PASIEN
FASILITATOR
9
J. PROSES PELAKSANAAN
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
a. Tujuan :
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
b. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
c. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
b. Setting :
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
c. Metode :
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
d. Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1) Salam teraupetik
a. Salam dari terapis kepada klien.
b. Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan
nama).
c. Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama).
2) Evaluasi /validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 20 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
10
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
1) Tanyakan pengalaman tiap klien marah
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda
dan gejala)
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
d. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan
e. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
f. Upayakan semua klien terlibat
g. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan
akibat perilaku kekerasan
h. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan
4. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
2) Tindak lanjut
a. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
b. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala
perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
11
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1,
kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku,
mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Stimulasi perilaku Kekerasan
Nama klien Penyebab PK
No Perilaku Akibat
. Kekerasan perilaku marah
1.
2.
3.
4.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika
mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.
dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
12
SESI 2 : Mencegah Perilaku Kekerasan Secara Fisik
a. Tujuan:
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan
b. Setting:
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Alat:
1. Bantal / kantong tinju/ gendang
d. Pengorganisasian :
1. Leader
2. Co-leader
3. Observer
4. Fasilitator
e. Metode:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ stimulasi
f. Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis pada pasien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
13
2) Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda
dan gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
Lama kegiatan 20 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah
dipelajari
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
14
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi
sosial yang asertif
2. Meyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 2,
kemampuan yang di harapkan adalah 2 kemampuan mencegah perilaku
kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
No Nama klien Menyebutkan cara Mempraktekkan
fisik mencegah cara menarik napas
perilaku kekerasan dalam dan
memukul bantal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
15
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2
cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien
mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
16
Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Kegiatan Sosial
a. Tujuan :
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
b. Seting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
c. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi
d. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evaluasi /Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah,
serta perilaku kekerasan
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
sudah dilakukan
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah
perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 20 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
17
a. Bermain permainan dengan cara estafet bola/boneka sembari
diiringi musik
b. Bila musik berhenti maka orang yang terakhir memegang bola
harus maju ke depan untuk memperagakan :
cara meminta sesuatu tanpa paksaan
cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang
lain
c. Memberikan pujian dan hadiah pada peran serta klien yang berhasil
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial
yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif secara teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan
harian pasien.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan
secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 3: TAK
18
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku Kekerasan Social
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan
pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak
dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika
klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Erita, dkk. 2019. Buku Materi Pembelajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta : Universitas Kristen
Indonesia
20