Anda di halaman 1dari 16

EMOSI DAN AGRESIF

Di susun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah :


Bahasa Indonesia
Dosen pengampu : N. Fitri Amaliya, M.Pd.I

Disusun Oleh :
- Fatihah Putri Jamali : 2122.050190
- Narlina : 2122.050218
- Hernawati : 2122.050217

Program study PAUD


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MIFTAHUL HUDA SUBANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt,karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan
tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing
kami dalam menyusun makalah ini.

Selain dari pada itu kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman sekalian yang telah memberi kami support, dan banyak inspirasi dan
motivasi-motivasi yang sangat bermanfaat bagi terwujudnya makalah ini.

Subang , 25 Maret 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

BAB II ISI 6

A. Perilaku Agresif dan Emosi

1.Pengertian Agresif dan emosi 6

2.Dimensi Perilaku Agresif 7

3.Bentuk-bentuk perilaku agresif 9

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif……………………………………....10

B. Sikap Emosi 12

1. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Emosi………………………………………..13


2 Faktor Timbulnya Emosi……………………………………………………………13

3 Perubahan Pada tubuh Saat Terjadi Emosi…………………………………………13

4 Cara Meredam Emosi yang Efektif agar Tak Meledak-ledak………………………………14

BAB III PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15

3
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku agresif seringkali diperbincangkan oleh masyarakat karena
hal tersebut memicu kekhawatiran masyarakat sekitar, terutama dimasyarakat. Hal
ini tentu sangat merugikan bagi semua pihak. Proses timbulnya
perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik keadaan dimana ia
sedang emosi. Hal tersebut memicu timbulnya kemarahan, dari kemarahan
tersebut dapat menimbulkan pelampiasan terhadap diri seseorang terhadap
objek tertentu yang kemudian timbullah perilaku yang dinamakan perilaku
agresif.
Sebuah perbuatan digolongkan sebagai perilaku agresif jika perbuatan
tersebut sengaja dilakukan dengan menyakiti atau merugikan orang lain.
Menurut Chaplin (2011: 62) dalam Dictionary Of Psychology
mngatakan definisi emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam
sifatnya dari perubahan perilaku. sedangkan Daniel Goleman (2011: 62)
mendefinisikan emosi merujuk kepada makna yang harfiah yang di ambil dari
Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap kegiatan
atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat
dan meluap-luap.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk makalah ini,
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan emosi dan agresif?
2. Contoh perbuatan agresif dan emosi
3. Bentuk perilaku agresif dan emosi
4. Cara menghindari sikap agresif dan emosi

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk maka tujuan penyusunan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan agresif dan emosi.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis agresif dan emosi.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk perilaku agresif.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara seorang menghindari dari sikap agresif dan emosi.

5
BAB II
ISI
A. Perilaku Agresif dan Emosi
A.1 Pengertian Perilaku Agresif dan Emosi
Terdapat beberapa perbedaan dalam mengartikan perilaku agresif menurut
para ahli. Perbedaan dalam mengemukakan pengertian perilaku agresif ini
terjadi karena masing-masing ahli mengartikan perilaku agresif berdasarkan
sudut pandang dan pendekatan yang berbeda-beda. Berikut ini terdapat
pengertian perilaku agresif yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Perilaku agresif diartikan sebagai sesuatu yang dipandang sebagai hal atau
situasi yang mengecewakan, menghalangi, menghambat (Paul, Book, & Editor,
2019). Agresi sendiri mengandung makna menyerang, perasaan marah,
perbuatan bermusuhan (Press,2016). Kemudian (Marcus, 2017) mendefinisikan
agresi sebagai salah satu perilaku yang dapat membahayakan atau mencelakai
orang lain. Agresif dicontohkan dengan tindakan memukul dan menampar,
menghina dan mengancam, menyebar gossip. Selain itu menghancurkan
barang, berbohong, dan perilaku yang bertujuan menyakiti orang lain
merupakan agresi (Goldstein & Sara, 2016).
Baron dan Byrne (2012) mengartikan perilaku agresif sebagai sebuah
perilaku individu yang bertujuan untuk melukai atau mencelakai individu lain
yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Sementara itu,
(Denson, Pedersen, Friese, Hahm, & Roberts, 2012) mengungkapkan bahwa
agresi merupakan perilaku yang dimaksud untuk menyakiti orang lain, baik
Berdasarkan beberapa pengertian perilaku agresif yang telah dikemukakan
diatas, dapat dipahami bahwa perilaku agresif merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk menyakiti atau melukai orang
atau objek lain secara fisik (seperti memukul, menendang, mencubit,
menampar, dan sebagainya) atau verbal (seperti mengumpat, mengejek,
mengancam, dan sebagainya), dan dilakukan secara langsung atau tidak
langsung kepada orang lain yang tidak menginginkan adanya perilaku tersebut.

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti
kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.Biasanya emosi merupakan reaksi
terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.Sebagai contoh emosi gembira mendorong
perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis.

6
A.2 Dimensi Perilaku Agresif
Buss dan Perry (1992) mengemukakan empat dimensi dalam menjelaskan
perilaku agresif, yaitu agresi fisik (physical aggression), agresi verbal (verbal
aggression), kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility). Agresi fisik dan
verbal mewakili komponen afektif dan kognitif dalam perilaku agresif.

Berikut penguraian lebih lanjut mengenai keempat dimensi perilaku agresif dari
Buss dan Perry (1992):
a. Agresi fisik (physical aggression), merupakan bentuk perilaku agresif yang
dilakukan dengan cara menyerang seseorang atau sesuatu secara fisik
dengan tujuan untuk melukai atau membahayakan objek yang diserang
tersebut.perilaku agresif ini ditandai dengan adanya kontak fisik antara
penyerang atau pelaku dengan korban atau objek yang diserang.
b. Agresi verbal (verbal aggression), adalah bentuk perilaku agresif yang
dilakukan dengan cara menyerang secara verbal atau dengan kata lain
menyerang menggunakan kata-kata. Agresif verbal ini berupa umpatan,
sindiran, fitnah, dan sarkasme
c. Kemarahan (anger), merupakan bentuk agresi tidak langsung (indirect
aggression), berupaperasaan benci kepada orang lain maupun sesuatu hal
atau karena seseorang tidak dapat mencapai tujuannya.
d. Permusuhan (hostility), adalah komponen kognitif dalam perilaku agresif
yang terdiri dari perasaan ingin menyakiti seseorang atau sesuatu dan
perasaan ketidakadilan terhadap sesuatu hal.
Dimensi perilaku agresif yang dikemukakan oleh Buss dan Perry (1992)
banyak digunakan beberapa peneliti Indonesia dalam mengkonstruksikan alat
ukur penelitiannya. Namun para peneliti tersebut menggunakan istilah yang
berbeda dalam mengemukakan dimensi perilaku agresif. Hakulinen, Jokela, &
Hintsanen (2013) mengemukakan delapan dimensi perilaku agresif dalam
mengembangkan alat ukurnya. Dimensi tersebut diambil berdasarkan tiga
klasifikasi perilaku agresif menurut Buss dan Perry (1992); yaitu fisik dan
verbal, aktif dan pasif, serta langsung dan tidak langsung.

Tiga klasifikasi ini saling berinteraksi sehingga menghasilkan delapan


bentuk perilaku agresif,
sebagai berikut:

7
a. Agresi fisik-aktif-langsung, yaitu perilaku atau tindakan agresif yang
dilakukan secara fisik aktif dan langsung, misalnya memukul, mencubit,
menendang orang lain, dan sebagainya.
b. Agresi fisik-aktif-tidak langsung, yaitu perilaku agresif yang dilakukan
secara fisik aktif tapi tidak langsung, misalnya membuat jebakan untuk
mencelakai orang lain, menyuruh orang lain untuk melakukan tindakan
menyakiti seseorang, dan sebagainya.
c. Agresif fisik-pasif-langsung, yaitu perilaku agresif fiski pasif dan dilakukan
secara langsung, misalnya tidak memberikan jalan pada orang lain.
d. Agresif fisik-pasif-tak langsung, yaitu agresi yang dilakukan secara fisik
pasif, dan tidak langsung, misalnya, menolak melakukan sesuatu, berdiam
diri dan tidak melakukan apapun, dan sebagainya.
e. Agresi verbal-aktif-langsung, yaitu perilaku agresif yang dilakukan secara
aktif dan langsung, misalnya mengejek, memaki, mengancam dengan
ucapan, dan sebagainya.
f. Agresi verbal-aktif-tidak langsung, yaitu perilaku agresif yang dilakukan
secara verbal aktif dan tidak langsung, misalnya menyebarkan gossip,
memfitnah, dan sebagainya.
g. Agresi verbal-pasif-langsung, yaitu perilaku agresif yang dilakukan secara
verbal pasif dan langsung. Misalnya tidak menjawab pertanyaan orang lain,
menolak untuk berbicara, dan sebagainya.
h. Agresi verbal-pasif-tidak langsung, yaitu perilaku agresif yang dilakukan
secara pasif dan tidak langsung, misalnya mengumpat dalam hati, memaki-
maki orang lain didalam hati, dan sebagainya.
(Ojanen, Findley, & Fuller, 2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
perilaku agresif dapat dilihat dalam beberapa dimensi berikut; yaitu fisik-
verbal, aktif-pasif, dan langsung-tidak langsung. Dimensi fisik-verbal berarti
menyakiti suatu objek (orang/benda) secara fisik atau menyakiti dengan kata-
kata (verbal). dimensi aktif-pasif berarti tindakan yang dilakukan secara nyata
atau gagal dalam berindak. Sedangkan dimensi langsung-tidak langsung berarti
tindakan yang dilakukan secara kontak langsung dengan objek yang disakiti
atau terjadi tanpa kontak langsung dengan orang yang ingin disakiti.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
macam aspek dari perilaku agresif . meskipun demikian, peneliti memutuskan
untuk menggunakan empat aspek perilaku agresif yang diungkapkan oleh Buss
dan Perry (1992). Keempat aspek tersebut merupakan agresi fisik, agresi verbal,
kemarahan dan permusuhan. Alasan peneliti memilih aspek Buss dan Perry
(1992) karena aspek tersebut menjelaskan perilaku agresif yang lebih beragam
dibanding aspek yang lain.
8
A.3 Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Longino, H (2013) menyebutkan ada empat bentuk perilaku agresi yang
terkenal, yaitu:
a. Agresi Instrumental
Merupakan perilaku agresif yang muncul karena perilaku mempunyai
tujuan lain selain menyakiti korban. Misalnya, seseorang pencuri memukul
korbannya agar dapat mengambil uang milik korban.
b. Agresi Emosional
Merupakan perilaku agresif yang muncul ketika individu sedang marah dan
mempunyai keinginan untuk menyakiti seseorang. Tujuan utama dari agresi
emosional adalah menyakiti orang lain (Myers, 2008)
c. Agresi Langsung (Direct Aggression)
Merupakan perilaku agresif yang dilakukan seketika dan secara langsung.
Misalnya, ketika seseorang mengejek pelaku, maka pelaku langsung
meespon dengan cara memukul atau mengejek balik orang tersebut.
d. Agresi Tidak Langsung (Indirect Aggression)
Merupakan perilaku agresif yang dilakukan kepada seseorang secara tidak
langsung. Agresi tersebut biasanya dilakukan dengan cara menyebarkan
cerita negatif mengenai korban dengan tujuan merusak nama baik korban.
Selain itu, Baumeister dan Bushman (2014) juga menyebutkan beberapa
bentuk agresi, antara lain:
a. Agresi yang Dialihkan (Displaced Aggression)
Agresi yang dialihkan merupakan perilaku agresif yang ditujukan kepada
seseorang yang merupakan target penganti. Individu tidak dapat berperilaku
agresif terhadap provokator, sehingga individu mengalihkan perilaku
agresif tersebut kepada orang lain yang tidak bersalah. Misalnya seseorang
siswa yang kesal dengan gurunya melampiaskan kekesalannya dengan cara
membentuk temannya.
b. Agresi Langsung (Direct Aggression)
Agresi langsung merupakan perilaku agresif yang dilakukan kepada
seseorang yang saat itu sedang ada di tempat, misalnya memukul atau
membentak seseorang
c. Agresi Tidak Langsung (Indirect Aggression)
Agresi tidak langsung merupakan perilaku agresif yang dilakukan kepada
seseorang yang saat itu sedang tidak ada di tempat, misalnya menyebarkan
9
desas-desus mengenai seseorang secara diam-diam.
d. Agresi Reaktif
Agresi reaktif merupakan perilaku agresif yang bersifat impusif dan
didorong oleh keinginan mencelakakan seseorang. Agresi reaktif memiliki
arti yang sama dengan agresi emosional.
e. Agresi Proaktif
Agresi proaktif merupakan perilaku agresif yang bersifat terencana.
Perilaku tersebut muncul karena pelaku mempunyai tujuan tertentu,
misalnya mendapatkan uang atau mendapatkan suatu jabatan. Agresi
proaktif memiliki arti yang sama dengan agresi instrumental.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
bentuk perilaku agresif. Agresi instrumental/proaktif dan agresi
emosional/reaktif merupakan bentuk perilaku agresif berdasarkan motivasi dan
tujuan pelaku. Agresi langsung dan agresi tidak langsung merupakan bentuk
perilaku agresi berdasarkan kontak pelaku terhadap korban. Sedangkan agresi
antisosial, agresi prososial, dan agresi sanksi merupakan bentuk agresi
berdasarkan sifatnya terhadap norma sosial

A.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif


Barbara Khare (2014) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku agresi, diantaranya;
a. Faktor Kepribadian
Jika dibandingkan dengan temuan-temuan mengenai faktor situasional
peran kepribadian dalam agresi memang masih terbatas. Sekalipun demikian
beberapa konstruk kepribadian telah diusulkan untuk menjelaskan berbagai
perbedaan individu dalam agresi. Barbara Krahe (2014) menyatakan beberapa
konstruk kepribadian dapat menyebabkan perbedaan individu dalam perilaku
agresi, antara lain:
1) Iritabilitas
Iritabilitas mengacu pada kecendrungan untuk bereaksi secara impulasif,
kontroversial, atau kasar terhadap provokasi atau sikap tidak setuju bahkan
yang paling ringan sekalipun, yang bersifat habitual. Orang-orang yang
dalam keadaan irratable memperlihatkan tingkat agresi yang meaningkat
dibandingkan individu-individu yang nonirratable.
2) Kerentanan Mengatur Emosi

10
Kerentanan emosional didefinisikan sebagai kecendrungan individu untuk
mengalami perasaan tidak nyaman, putus asa, tidak adekuat dan ringkih.
Orang-orang yang rentan secara emosional memperlihatkan agresifitas yang
lebih tinggi
3) Pikiran Kacau Versus Perenungan
Pikiran kacau versus perenungan menggambarkan sejauh mana seseorang
yang mendapatkan stimulus agresilangsung menanggapi secara negatif atau
mampu memikirkan pengalaman tersebut.
4) Kontrol Diri
Konstruk kontrol diri mengacu pada hambatan internal yang seharusnya
mencegah keterlepasan kecendrungan respon agresif. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian DeWall, Finkel, dan Denson (2012) yang menyatakan
bahwa kegagalan kontrol diri dapat memberikan kontribusi untuk tindakan
yang paling agresif yang menyatakan kekerasan. Penjelasan lain juga
menunjukkan bahwa individu yang memiliki sifat pengendalian diri yang
rendah lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku kriminal, dan
menyimpang dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kontrol
diri yang tinggi (McMullen, 1999).
5) Harga Diri
Harga diri telah lama dianggap sebagai faktor penting yang menjelaskan
perbedaan individu dalam agresi. Secara umum, diasumsikan rendahnya
Harga diri akan memicu perilaku agresif, bahwa perasaan negatif mengenai
“diri” akan membuat orang lebih berkemungkinan menyerang orang lain
(Krahe, 2014). Namun demikian dalam penelitian Baumeister dan Boden
(1996), mereka berpendapat bahwa individu-individu dengan harga diri
tinggi lebih rentan terhadap perilaku agresif, terutama dalam menghadapi stimulus
negatif yang dipersepsikan sebagai ancaman terhadap harga diri mereka yang
tinggi.

B. SIKAP EMOSI
11
B.1 Macam-Macam dan Ciri-Ciri Emosi
Emosi ada dua macam yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif (emosi yang
menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang
mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya.
a). Emosi marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai
tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan
bertambah untuk menyalurkan ketegangan itu seseorang mengekpresikannya dengan marah
karena tujuannya tidak tercapai dan tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
b). Emosi Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan
sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu.
Sedangkan ciri-ciri emosi :
a). Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang memegang
peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang dan jenis-jenis emosi lainnya.
Pengalaman emosional ini kadang–kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh
yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti.
b). Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu
emosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahan- tersebut tidak selalu terjadi
serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka perubahan
yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain adalah pada pernafasannya, dan
sebagainya.
B.2 Faktor Timbulnya Emosi
1. Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang
secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun
gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah: a) Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik
mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa
yang mereka alami.
2. Faktor eksternal
Menurut Hurlock (1980) dan Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah
berikut ini.
a) Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga
diri mereka dilecehkan.
b) Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan jenis.
B.3 Perubahan Pada tubuh Saat Terjadi Emosi
Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi perubahan – perubahan pada tubuh kita,antara
lain:
1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah : bertambah cepat ketika sedang marah
3. Denyut jantung : bertambah cepat bila sedang terkejut
4. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah
5. Liur : mongering bila takut dan tegang

12
B.4 Cara Meredam Emosi yang Efektif agar Tak Meledak-ledak

Rasa marah yang tak terkendali bisa memicu masalah besar dalam hidup Anda. Karena itu,
penting untuk tahu cara meredam emosi yang tepat. Dengan mengontrolnya, Anda dapat
mengatasi masalah dengan hati lebih tenang.

Kenapa amarah harus dikendalikan?


Terapkan cara-cara meredam emosi ini
Jika Anda merasa amarah cenderung merugikan ketimbang menguntungkan, langkah-langkah
berikut mungkin dapat membantu dalam mengendalikan perasaan tersebut:

1. Sadari

Pertama-tama, sadarilah bahwa rasa marah yang sulit dikendalikan itu merupakan hal yang
buruk. Saat Anda selalu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan amarah, ujung-
ujungnya bukan solusi yang didapat, melainkan masalah lain. Namun, Anda juga harus
menyadari bahwa amarah adalah emosi yang wajar dialami.

2. Rasakan kemarahan tersebut, tapi jangan melampiaskannya

Setiap kali Anda merasa akan marah, coba duduk dan menarik napas sejenak. Rasakan
kemarahan tersebut, lalu identifikasi apakah rasa marah yang sedang Anda alami itu teman atau
musuh.Ingat bahwa perilaku agresif yang nantinya Anda lakukan saat marah, hanya akan
membuat Anda menyesal. Misalnya, rasa sesal karena telah merugikan diri sendiri maupun orang
lain.

3. Perhatikan kondisi tubuh dan pikiran

Cara meredam amarah yang satu ini juga penting. Kondisi tubuh dan pikiran Anda saat itu bisa
berpengaruh terhadap skala kemarahan Anda. Karena stres, lelah, atau sedang sakit dapat
membuat rasa marah makin menjadi-jadi.Jika Anda sedang kelelahan, beristirahatlah sejenak
agar amarah yang muncul tidak makin meluap. Atau bila Anda sedang lapar, makanlah sesuatu
yang enak dan sehat untuk meredakan amarah Anda. 

4. Belajar untuk lebih empati

Kemarahan muncul ketika Anda tidak dapat memahami orang lain. Itulah mengapa saat orang
marah, mereka cenderung tidak bisa menerima perilaku orang lain atau menyalahkan. Anda akan
sulit berpikir jernih untuk melihat situasi secara objektif.Menjadi lebih empati termasuk cara
meredam amarah yang bisa Anda terapkan. Anda akan lebih mampu untuk menahan diri agar
tidak melampiaskan kemarahan pada pasangan. Contohnya jika Anda berusaha mengerti
mengapa pasangan melakukan tindakan tertentu yang membuat Anda emosi.

13
5. Bicara dengan orang yang dipercaya

Tenangkan diri Anda dengan berbicara dengan teman atau orang lain yang Anda percaya.
Dengan ini, Anda bisa membicarakan masalah dan mengungkapkan perasaan secara lebih sehat
ketimbang menumpahkannya dalam bentuk marah.Sering kali orang berpikir, meluapkan rasa
marah pada teman dekat akan membuat hati lebih tenang. Tapi sebenarnya, akan jauh lebih baik
jika Anda fokus pada pencarian solusi masalah yang tepat atau cara meredakan marah tersebut.

6. Bergerak aktif

Luapkan rasa marah Anda dengan berolahraga, bisa dengan berjalan kaki atau pergi ke gym.
Selain dapat membakar kalori, langkah ini juga dapat membakar energi negatif yang bercokol di
diri Anda. Menurut banyak penelitian, olahraga aerobik dapat mengurangi stres. Contohnya,
berjalan kaki, bersepeda, dan berenang. Anda juga bisa melakukan cara menahan amarah ini
bersama teman-teman agar lebih semangat.

7. Jalani terapi

Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral intervention/CBT) bisa memberikan hasil efektif
bagi mereka yang merasa kesulitan dalam mengelola kemarahan. Intervensi ini akan membantu
Anda untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku Anda.Jadi apabila Anda ingin lebih dapat
mengendalikan emosi, penting untuk menyelaraskan pikiran, perasaan, dan perilaku terlebih dulu
karena semuanya saling berhubungan.Meski marah adalah emosi yang normal, Anda perlu tahu
cara meredam amarah yang tepat jika merasa sering marah secara tak terkendali.

BAB III
PENUTUP

14
KESIMPULAN
Perilaku agresif adalah suatu tindakan yang cenderung memiliki keinginan
untuk selalu menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal atau situasi
yang mengacau, menghalangi atau menghambat (Shao, Liang, Yuan, & Bian,
2014) . Buss dan Perry (1992) membagi empat aspek perilaku agresif, yaitu
agresi fisik, agresi verbal, agresi marah dan sikap permusuhan. Secara teori,
terjadinya tindakan agresif karena seseorang tidak bisa mengendalikan emosi
yang ada dalam dirinya, sikap agresif yang dipicu oleh rasa marah dan dendam
akan sangat mudah muncul.
Marah memiliki reputasi buruk dibanding emosi-emosi positif lainnya.
Misalnya, kebahagiaan, harapan, dan ketenangan.Ada banyak alasan mengapa
orang kerap mengasosiasikan amarah dengan keburukan. Salah satunya karena
orang seringkali melampiaskan rasa marah dengan kekerasan.Marah sebenarnya
juga dapat bernilai positif. Tak sedikit perubahan sosial di dunia yang berawal dari
rasa marah.Marah dapat menjadi hal yang negatif saat berubah tak terkendali dan
berujung pada perilaku agresif. Berteriak pada orang lain, melakukan tindakan
merusak, memukul termasuk sebagian dari bentuk manifestasi kemarahan yang
merugikan.Namun marah tak selalu berbentuk agresi. Sebagian orang lebih suka
menyepi dari dunia ketika marah dan menyimpannya dalam hati.  Terlalu banyak
memendam (atau meluapkan) amarah tentu tidak akan menguntungkan bagi
kesehatan fisik maupun mental Anda. Risiko menurunnya kekebalan tubuh hingga
depresi bisa saja terjadi ketika seseorang tidak berusaha untuk mengendalikan
perasaannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

15
https://www.studocu.com/id/document/universitas-bina-darma/psikologi/makalah-
emosi-dan-jenisnya-psikologi-umum/15454081

http://eprints.ums.ac.id/14620/2/03._BAB_I.pdf

https://eprints.uny.ac.id/66549/3/BAB%20II.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai