KEPERAWATAN JIWA II
“MENGIDENTIFIKASI KASUS GANGGUAN PSIKOSOSIAL PADA
PASIEN PERILAKU KEKERASAN”
(Fasilitator : Ns. Sasteri Yulianti., M.Kep)
5. Tegang.
Definisi :
Suatu tubuh mendapatkan masalah.
Menurut KBBI : Tegang adalah kencang, kaku, keras dan liat terasa
mencengkang bertentang keras.
6. Marah.
Definisi :
Menurut KBBI : Marah adalah tanda emosi yang dihasilkan dari
kehidupan manusia.
Menurut KBBI : Marah artinya sangat tidak senang.
Marah adalah suatu emosi secara fisik karena merasa tidak senang,
karena dihina, karna diperlakukan tidak sepantasnya.
7. Mengekspresikan.
Definisi :
Mengungkapkan perasaan dengan anggota tubuh.
Mengungkapkan gagasan, maksud dan perasaan dengan gerak anggota
badan dan kata-kata.
8. Bicara kasar.
Definisi :
Mengungkapkan sesuatu dengan tidak sepantasnya .
Suatu perkataan yang tidak baik.
Mengungkapkan suara saat emosi.
Berkata,berbahasa dan bertingkah laku dengan tidak lemah lembut.
9. Kasih sayang.
Definisi :
Perasaan yang mendalam kepada seseorang.
Suatu sikap yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Rasa simpati dan empati terhadap suatu yang bersifat abstrak.
10.Mengamuk.
Definisi :
Suatu respon tubuh yang dikeluarkan secara emosional.
Menyerang secara membabi buta.
Suatu cara untuk melepas emosi atau amarah.
Keadaan di mana disaat kita kehilangan kontrol diri.
11.Beban pekerjaan.
Definisi :
Sejumlah proses/kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
Suatu yang dirasakan diluar kemampuan pekerjaan untuk melakukan
pekerjaannya.
Sesuatu yang berat yang dilakukan untuk mendapat sesuatu dari
pekerjaan yang sedang dijadikan sebagai profesi saat itu.
Penyebab :
Beban pekerjaan, sejak usia 0-2 tahun kurang
mendapatkan kasih sayang, kebutuhan ASI yang
tidak cukup, sering menonton tayangan kekerasan
cucku
Akibat :
Perilaku kekerasan
Efek
Resiko mencerderai diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan
Masalah Utama
Perilaku kekerasan
Penyebab
Gangguan Harga Diri (HDR)
7. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
A. PENGKAJIAN
Sumber : Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Pasien Perilaku
Kekerasan, Redza Nanda Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP
(2015)
Data yang perlu dikaji adalah:
1) Identitas klien dan penanggung jawab.
2) Data subyektif :
Kilen mengancam
Klien mengumpat dengan kata-kata kasar.
Klien mengatakan dendam dan mengancam.
Klien mengatakan ingin berkelahi.
Klien menyalahakan dan menuntut.
Klien meremehkan.
3) Data obyektik :
Mata melotot.
Tangan mengepal.
Rahang mengatup.
Wajah memerah dan tegang.
Postur tubuh kaku.
Suara keras.
4) Tanda dan gejala.
5) Riwayat kesehatan keluarga.
B. DIAGNOSA
Sumber : Jurnal Askep Jiwa pada Pasien Perilaku Kekerasan,
Redza Nanda Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP (2015).
1) Perilaku kekerasan.
2) Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan.
3) Ganguan konsep diri : harga diri rendah .
4) Isolasi social.
5) Perubahan persepsi sensori : halusinasi.
6) Berduka disfungsional .
7) In-efektif proses terapi.
8) Koping keluarga in-efektif.
C. INTERVENSI
1) Pasien
Menurut Jurnal Askep Jiwa pada Pasien Perilaku Kekerasan, Redza
Nanda Pratama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP (2015).
Tujuan :
1. Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Kriteria hasil :
1. Klien mau membalas salam.
2. Klien mau berjabat tangan.
3. Klien mau menyebut nama.
4. Klien mau tersenyum.
5. Klien ada kontak mata.
6. Klien mau mengetahui nama perawat.
7. Klien mau menyediakan waktu untuk perawat.
8. Klien mengungkapkan perasaannya.
9. Klien mampu mengungkapkan penyebab persaan marah,
jengkel/kesal (terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan).
10. Klien mampu mengungkapkan tanda-tanda
marah/jengkelnya.
11. Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda marah/jengkel yang
dialaminya.
12. Klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukannya.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan
kesal/jengkelnya.
4. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya.
5. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien.
6. Simpulkan bersama klien tanda-tanda marah/jengkel yang
sedang dialaminya.
7. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
2) Keluarga.
Sumber: Asuhan Keperawatan Pskiatri Berbasis Klinis, Ali
Mustofa (2010).
Tujuan :
Keluarga dafat merawat pasien di rumah
Intervensi :
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekersan
(penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku tersebut).
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang
perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar
atau memukul benda/atau orang lain.
4. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan:
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada
pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut
secara tepat.
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus
dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala
perilaku kekerasan.
5. Buat perencanaan pulang bersama keluarga.
D. EVALUASI
1) Pasien
Sumber : Asuhan Keperawatan Pskiatri Berbasis Klinis, Ali
Mustofa (2010).
Pasien mengetahui penyebab prilaku kekerasan .
Pasien mengetahui tanda tanda prilaku kekerasan.
Pasien mampu menyebutkan prilaku kekerasan yang pernah
ia lakukan.
2) Keluarga.
Keluara mampu merawat pasien di rumah .
Keluarga mampu mengontrol kemarahan klien.
Artinya : Maka di sebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekeliling. Karna itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekat maka bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah menyukai orang
orang yang bertawakal padanya.(QS. Ali-imran/3:159).
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhrifah & Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :
Refika Aditama.
Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi Dan Mahasiswa
Keperawatan. Mataram : Stikes Hamzar.
Mustofa, Ali. 2010. Asuhan Keperawatan Psikiatri Berbasis Klinik. Mataram :
Stikes Hamzar.
http://repository.ump.ac.id/3988/3/Yanuar%20Adhi%20Nugroho%20BAB
%2011.pdf
http://repository.ump.ac.id/1433/3/REDZA%20NANDA%20PRATAMA
%20BAB%2011.pdf.
https://www.neliti.com/id.publications/240297/aspek-hukum-islam-tentang-
kekerasan-terhadap-perempuan
https://id.scribd.com/document/363453136/jurnal-upaya-penurunan-resiko-
perilaku-kekerasan-pada-dengan-melatih-asertif-secara-verbal. Diunggah
oleh Wawan Van HeLsinkz pada November 04, 2017.