PERILAKU KEKERASAN
KELOMPOK 4
2022
1
Kata Pengantar
Puji dan Syukur patut kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan
Jiwa ini. Pada kesempatan kali ini tidak lupa kami juga mengucapkan Terima kasih
kepada semua pihak yang sudah ikut terlibat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
ini,baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini pasti memiliki banyak
kekurangan oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun.Kami juga memohon maaf bila ditemukan kesalahan penulisan
pada Makalah ini.Semoga makalah Keperawatan Ketidakberdayaan ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.
penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Pengkajian...........................................................................................................6
2. Masalah Keperawatan..........................................................................................6
3. Perencanan...........................................................................................................7
4. Impelemntasi........................................................................................................8
5. Evaluasi................................................................................................................9
6. perencanan Pulang..............................................................................................9
3.2. SARAH...........................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang
stress berat membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri,
misalnya: memaki-maki orang di sekitarnya, membanting–banting barang,
menciderai diri sendiri dan orang lain, bahkan membakar rumah, mobil dan sepeda
montor.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah
sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan
dan “pengawalan” oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998),
perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri,
peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung,
dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral).
Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia
akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk
menyusun makalah mengenai kegawatdaruratan pada perilaku kekerasan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kegawatdaruratan psikiatri pada perilaku kekerasan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan gawat darurat
psikiatri pada perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari perilaku kekerasan
b. Mengetahui factor- faktor dari perilaku kekerasan
c. Mengetahui patofisiologi dari perilaku kekerasan
d. Mengetahui tanda dan gejala dari perilaku kekerasan
e. Penata laksanan
4
BAB II
1. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
a. Faktor Predisposisi
1) Psikologis
Suatu kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat menimbulkan sikap agresif/ amuk. Pada masa anak-anak, faktor penyebab
seperti perasaan ditolak, dihina, dianiaya dan saksi penganiayaan dapat
menimbulkan prilaku amuk pada masa remaja ataupun dewasa.
2) Perilaku
a) Reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan .
5
b) Sering mengobservasi kekerasan di rumah/ di luar rumah menstimulasi
individu mengadopsi prilaku kekerasan.
3) Sosial budaya
a) Kontrol yang tidak pasti terhadap prilaku kekerasan.
b) Budaya tertutup dan membalas secara diam-diam (pasif-agresif).
c) Menciptakan situasi seolah-olah prilaku kekerasan diterima (Permisive).
4) Bioneurologis
Kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakmampuan
interpesonal bisa menjadi penyebab prilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
1) Pasien, seperti: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan dan kurang
percaya diri.
2) Lingkungan, seperti: lingkungan yang berisik, padat, kritik yamg mengarah
pada penghinaan pada kehilangan dan kehilangan orang yang dicintai.
3. Patofisiologi
Proses terjadinya amuk dimula dari kemarahan yang timbul sebagai akibat
adanya ancaman integritas diri atau keutuhan (Rawlin, Cit Keliat, 1992)
Pohon masala
Perilaku kekerasan/Amuk
Perilaku kekerasan/amuk
6
4. Tanda dan gejala
5. Penatalaksanaan
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2 yaitu:
a. Medis
1) Nozinan, yaitu sebagai pengontrol prilaku psikososia.
2) Halloperidol, yaitu mengontrol psikosis dan prilaku merusak diri.
3) Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri dan
menenangkan hiperaktivitas.
4) ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
7
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Psikoterapeutik
2) Lingkungan terapieutik
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
4) Pendidikan kesehatan
1. Pengkajian
8
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, diagnosa medis, pendidikan dan
pekerjaan.
2) Keturunan
Adalah keluarga berpenyakit sama seperti klien atau gangguan jiwa lainya,
jika ada sebutkan.
3) Proses psikologis
a) Riwayat kesehatan masa lalu
- Apakah klien pernah sakit/ kecelakaan
- Apakah sakit tersebut mendadak/ menahun dan meninggalkan cacat.
b) Bagaimana makan minum klien
c) Istirahat tidur
d) Pola BAB/BAK
e) Latihan
f) Pemeriksaan fisik
- Fungsi sistem, seperti pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal,
genitourineri, integumen dan paru udara.
- Penampilan fisik, berpakaian rapi/tidak rapi, bersih, postur tubuh
(kaku, lemah, rileks, lemas).
c. Faktor emosional
Klien merasa tidak aman, merasa terganggu, dendam, jengkel.
d. Faktor mental
Cenderung mendominasi, cerewet, kasar, keremehan dan suka berdebat.
e. Latihan
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
2. Masalah Keperawatan
a. Daftar masalah
1) Resiko tinggi kekerasan; terhadap diri sendiri dan orang lain dan
lingkungan.
2) Koping keluarga tidak efektif.
b. Diagnosa keperawatan
9
1) Resiko tinggi kekeasan: mencedarai diri sendiri/ orang lain dan
lingkungan.
2) Koping keluarga tidak efektif: gangguan persepsi
3. Perencanaan
Diagnosa 1:
- Tujuan umum: klien tidak menciderai orang lain dan diri sendiri
- Tujuan khusus:
o Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Klien dapat mengenal amarahnya
o Klien dapat mengendalikan emosinya
o Klien dapat dukungan dari keluarganya untuk mengontrol amarahnya.
o Klien dapat memanfaatkan obat sebaik mungkin.
- Kriteria hasil
o Klien mampu mendemonstrasikan kemampuan mengendalikan diri seperti
relaksasi tubuh.
o Klien mampu memahami situasi yang nyata.
o Klien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan.
- Intervensi
Dirikansebuah kepercayaan dalam diri klien, seperti: jangan berusaha berdebat/
menentang amuknya, yakinkan klien bahwa dia dalam keadaan aman dan
jangan tinggalkan klien sendirian.
Rasional: menghindari kecurigaan dan menimbulkan keterbukaan.
Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional: memperkirakan kemungkinan terjadi kekerasan.
Kaji persepsi sensori klien yang dapat menimbulkan keinginan melakukan
kekerasan.
Rasional: memahami isi pikir klien sehingga dapat mengetahui perubahan isi
pikir klien.
10
Jangan menerima/ mengkritik isi pikir klien yang salah.
Rasional: hal tersebut dapat menimbulkan konflik yang dapat menghambat
proses interaksi.
Pertahankan sikap yang tenang terhadap klien.
Rasional: ansietas perawat memancing klien lebih agitasi.
Ajarkan klien latihan relaksasi.
Rasional: membantu mengatasi meningkatnya stimulus.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pembrian obat-obatan tranquilizer dan
pantau keevektifitasannya dan efek sampingnya.
Rasional: sebagai pengontrol prilaku psikosis dan penenang hiperaktivitas.
4. Implementasi
Ada 5 prinsip utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien khususnya,
pada kien amuk/ kekerasan yaitu:
a. Psikoterapiutik
1) Membina hubungan saling percaya
2) Membantu meningkatkan harga diri
3) Membantu koping klien
b. Lingkungan terapiutik
1) Lingkungan yang bersahabat
2) Pujian atas keberhasilan klien
c. Kegiatan hidup sehari-hari
1) Membantu memenuhi aktivitas sehari-hari
2) Membimbing klien dalam perawatan diri.
d. Somatik
Memberi obat sesuai ketentuan, membujuk klien untuk minum obat dan Pendidikan
kesehatan
1) Membantu klien mengenal penyakitnya.
2) Mengikutsertakan keluarga dalam mengatasi masalah klien.
11
5. Evaluasi
6. Perencanaan pulang
Perawatan dirumah sakit akan lebih bermakna jika dilanjutkan dirumah. Untuk
itu semua rumah sakit perlu membuat perencanaan pulang. Perencanaan pulang
dilakukan sesegera mungkin setelah klien dirawat dan diintegrasikan didalam proses
keperawatan.
Jadi bukan persiapan yang dilakukan pada hari atau sehari sebelum klien
pulang.
Adapun Tujuan perencanaan pulang adalah:
a. Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial.
b. Klien tidak menciderai diri, orang lain dan lingkungannya.
c. Klien tidak terisolasi sosial
d. Menyelenggarakan proses pulang yang bertahap ( Kelliat, 1992).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang
ekstrim dari marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan
itu sendiri dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan
perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
3. Memberontak (acting out)
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
B. Saran
Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga dalam
mengatasi masalahnya.
Perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang
kegawatdaruratan psikiatrik pada perilaku kekerasan, diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara
bersama-sama dapat meningkat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih,
Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998
Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, 2 nd
Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993
Stuart, G.W. & Michele T. Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998
Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan
Rencana Keperawatan,
14