DISUSUN OLEH
KELOMPOK VIII A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal TAK
yang berjudul ”Stimulasi Sensori (Resiko Perilaku Kekerasan)” disusun untuk
memenuhi tugas target PKK Mata Kuliah Keperawatan Jiwa di RSJ MUTIARA.
SUKMA.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ditrektur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang telah memberikan kami ijin
dalam melakukan praktik keperawatan jiwa.
2. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan
baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan
keperawatan.
4. Kepala Ruangan di RSJ Mutiara Sukma
5. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal TAK ini kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
A. TOPIK..................................................................................................................1
B. TUJUAN..............................................................................................................1
C. LANDASAN TEORI...........................................................................................1
D. KLIEN..................................................................................................................3
E. PENGORGANISASIAN.....................................................................................4
F. PROSES PELAKSANAAN................................................................................6
G. PROSES PELAKSANAAN.................................................................................8
H. DOKUMENTASI..............................................................................................10
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PRESEPSI RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Sesi 1
sampai 5 mencegah resiko perilaku kekerasan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
C. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal
(Yosep, 2007). Di dalam kelompok tersebut, akan terjadi dinamika interaksi yang
saling ketergantungan, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium bagi klien
untuk berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki tingkah laku lama
yang maladaptif. Kelompok merupakan kumpulan individu yang memiliki
hubungan satu sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin berasal dari latar belakang
yang berbeda, yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom,
1995 dalam Stuart & Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi
dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik
yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Stimulus yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televisi.
2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan
secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan
sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang pernah mempunyai
hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat,
benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien.
Keterangan :
a. Asertif, adalah perilaku yang bias menyatakan perasaan dengan jelas dan lansung,
jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius tapi tidak
mengancam, tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya diri, bebas utnuk
menolak permintaan bebas dalam mengungkapkan alasan pribadi kepada orang lain,
bias menerima penolakan orang lain, mampu menyatakan perasaan kepada orang
lain, mampu menyatakan cinta pada orang terdekat, mampu menerima
masukan/kritik dari orang lain.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang tidak
realistis atau hambatan dalam mencapai tujuan.
c. Perilaku pasif, orang yang pasif merasa haknya dibawah hak orang lain. Bila marah
orang ini akan menyembunyikan marahnya sehngga menimbulkan gangguan pada
dirinya.
d. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak destruktif tapi masih terkontrol.
e. Amuk (perilaku kekerasan) yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri, orng lain dan
lingkungan.
c. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
Menurut Fitria (2006) tanda dan gelaja perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
E. KLIEN
1. Karakteristik klien
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi dengan
perawat ruangan
d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan bersama
perawa ruangan.
F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 4 November 2023
Tempat pertemuan : Ruang Dahlia
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
Durasi : 45 menit
Kegiatan : Terapi aktifitas kelompok resiko perilaku kekerasan sesi 1-5
Jumlah Anggota : 4 orang
2. Tim terapis
a. Leader : Susilawati
Bertugas
1) Katalisator : yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya.
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi.
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan
cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam kegiatan
b. Co-Leader : Suci Islamiaty S. Malik
Bertugas
1) Mendampingi jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver : Dian Dewi Lestari
Bertugas
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Hamza Dinata
Bertugas
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentasi : Semua anggota
Bertugas
1) Mengatur musik
2) Mendokumentasikan jalannya TAK
f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas : Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
a. Balon
b. Sound musik
c. Buku catatan dan pulpen
5. Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi
c. Tanya jawab
G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat
Keterangan:
Leader : Observer:
Co Leader :
Klien :
Fasilitator :
H. DOKUMENTASI
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu memperagakan cara melakukan nafas dalam, anjurkan klien mengguanakannnya
jika rasa kesal/marah muncul.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERSAN
SESI I: MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG
BIASA DILAKUKAN
A. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (perilaku kekerasan)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
B. Setting
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan
2. Orientasi
c. Kontrak
b) Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada
terapis
c) Lama kegiatan 10 menit
3. Kerja
2) Tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum
perilaku kekerasan terjadi
d. Saat seorang klien menceritakan perilaku kekerasan, setelah cerita selesai terapi
mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan perilaku kekerasannya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol perilaku kekerasan.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya.
A. Tujuan
1. Klien Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang bisa dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
B. Setting
C. Alat
2. Selimut
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langakh-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
2. Orientasi
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak
3. Kerja
a. Terapi meminta masing-masing klien secara berurutan searah jarum jam menceritakan
apa yang dilakukan jika mengalami marah/kesal dan apakah itu bisa mengatasi
emosinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : nafas
dalam saat marah/kesal muncul.
d. Terapis memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : nafas
dalam
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara fisik 1: nafas dalam dimulai
dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam sampai semua peserta
mendapat giliran.
f. Terapis menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : memukul
kasur/bantal saat marah/kesal muncul.
g. Terapis memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 :
memukul kasur/bantal
a. Evaluasi
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1. Klien dapat menyebutkan cara verbal yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
B. Setting
C. Alat
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
b) Bila klien ingin keluar dari kelompok, harus meminta izin pada terapis.
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain
4. Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
2) Mendorong klien untuk mengontrol kemarahan dengan cara verbal jika klien
merasa mulai marah/kesal
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya yaitu mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Pesriapan
2. Orientasi
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
3. Kerja
2) Mendorong klien untuk mengontrol kemarahan dengan cara spiritual jika klien
merasa mulai marah/kesal
b. Kontrak yang akan datang
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya yaitu dengan cara minum obat teratur
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1. Buku catatan
2. Pulpen
3. Contoh obat
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
b. Evaluasi/validasi
2) Terapi menyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya)
c. Kontrak
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis
3. Kerja
a. Terapi membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-masing
klien
b. Terapi menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran
c. Terapi meminta klien klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara
bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis
d. Terapi menjelaskan akibat jika tidak minum obat secra teratur
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat
secara teratur
f. Terapi menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien, benar
wakru, benar cara, benar dosis.
g. Terapi menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh
obat yang ada pada klien
h. Terapi meminta klien untuk menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara
menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara berurutan
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis
4. Terminasi
a. Evalusi
b. Tindak lanjut
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi
perawat yang saat itu bertugas
F. Evaluasi/dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
Petunjuk: dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0
29