Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI RESIKO PERILAKU KEKERASAN


SESI 1 SAMPAI 5 MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK VIII A

1. Dian Dewi Lestari (P07120523008)


2. Hamza Dinata (P07120523018)
3. Suci Islamiaty S. Malik (P07120523038)
4. Susilawati (P07120523039)

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal TAK
yang berjudul ”Stimulasi Sensori (Resiko Perilaku Kekerasan)” disusun untuk
memenuhi tugas target PKK Mata Kuliah Keperawatan Jiwa di RSJ MUTIARA.
SUKMA.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ditrektur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang telah memberikan kami ijin
dalam melakukan praktik keperawatan jiwa.
2. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan
baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan
keperawatan.
4. Kepala Ruangan di RSJ Mutiara Sukma
5. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal TAK ini kedepannya.

Mataram , 29 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

A. TOPIK..................................................................................................................1

B. TUJUAN..............................................................................................................1

C. LANDASAN TEORI...........................................................................................1

D. KLIEN..................................................................................................................3

E. PENGORGANISASIAN.....................................................................................4

F. PROSES PELAKSANAAN................................................................................6

G. PROSES PELAKSANAAN.................................................................................8

H. DOKUMENTASI..............................................................................................10
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PRESEPSI RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Sesi 1
sampai 5 mencegah resiko perilaku kekerasan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang


dilakukan sehingga dapat mencegah resiko perilaku kekerasan.
2. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

c. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan

d. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)

C. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal
(Yosep, 2007). Di dalam kelompok tersebut, akan terjadi dinamika interaksi yang
saling ketergantungan, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium bagi klien
untuk berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki tingkah laku lama
yang maladaptif. Kelompok merupakan kumpulan individu yang memiliki
hubungan satu sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin berasal dari latar belakang
yang berbeda, yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom,
1995 dalam Stuart & Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi
dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik
yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Stimulus yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televisi.
2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan
secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan
sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang pernah mempunyai
hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat,
benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien.

2. Resiko Perilaku Kekerasan


a. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan


yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motoric yang tidak terkontrol (Yosep, 2010)

b. Rentang Respon Marah


Menurut Yosep (2010), rentang respon dari marah seperti pada gambar berikut :
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Keterangan :
a. Asertif, adalah perilaku yang bias menyatakan perasaan dengan jelas dan lansung,
jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius tapi tidak
mengancam, tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya diri, bebas utnuk
menolak permintaan bebas dalam mengungkapkan alasan pribadi kepada orang lain,
bias menerima penolakan orang lain, mampu menyatakan perasaan kepada orang
lain, mampu menyatakan cinta pada orang terdekat, mampu menerima
masukan/kritik dari orang lain.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang tidak
realistis atau hambatan dalam mencapai tujuan.
c. Perilaku pasif, orang yang pasif merasa haknya dibawah hak orang lain. Bila marah
orang ini akan menyembunyikan marahnya sehngga menimbulkan gangguan pada
dirinya.
d. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak destruktif tapi masih terkontrol.
e. Amuk (perilaku kekerasan) yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri, orng lain dan
lingkungan.
c. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Menurut Fitria (2006) tanda dan gelaja perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :

1) Fisik: pandangan tajam, tangan menggepal, rahangnya menggatup, wajah


merah serta postur tubuh kaku.
2) Verbal: mengancam, mengumpat dengankata-kata kotor, bicara dengan nada
keras dan kasar, sikap ketus.
3) Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, seikap menentang dan amuk agresif.
4) Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu dan
berkelahi.

5) Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat,


dan mengeluarkan kata-kata sarkasme.
6) Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan,
suka mengejek dan mengkritik,
7) Spiritual: meras diri berkuasa, tidak realistis, kreatifitas terlambat, ingin orang
lain memnuhi keinginannya dan meras diri tidak berdosa.

d. Proses Terjadinya Masalah


1) Faktor predisposisi.
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan faktor
psikologipsychoalnalytical theory, teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan naluri naluri, freud berpendapat bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh dua insting, pertama insting hidup yang diekspresikandengan
seksualitas.
2) Faktor sosial buadaya
Social- learning theory : teori yang dikembangkan oleh Bandura (1977) ini
mengemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain.
Agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering
mendapat penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi
seorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif
sesuai dengan respon yang dipelajari.
3) Faktor biologis
Neorabilogical faktor (Montague, 1979) bahwa dalam susuana persyarafan ada
juga yang berubah pada saat orang agresif.Sistem limbic berperan penting dalam
meningkatkan dan menurunkan agresif.
4) Faktor presipitasi
Secara umum, seorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya
terancam. Acaman tersebut dpata berubah injury secara psikis, atau lebih dikenal
dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang.Ketika seseorang merasa
terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber
kemarahannya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal.Contoh stresol
internal adalah tidak berprestasi kerja, kehilangan orang yang dicintai, respon
terhadap penyakit kronis. Contoh stressor eksternal dalah serangan fisik, putus
hubungan, dikritik orang lain. Marah juga bias disebabkan perasaan jengkel yang
menumpuk dihati atau kehilangan control terhadap situasi. Rawah juga bias
timbul pada orang yang dirawat inap

D. SESI YANG DIGUNAKAN


1. Sesi I : Mengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan
2. Sesi II : Cara Mengontrol Perilaku Kekerasan Dengan Cara Fisik
3. Sesi III : Cara Mengontrol Perilaku Kekerasan Dengan Cara Sosial/Verbal
4. Sesi IV : Cara Mengontrol Perilaku Kekerasan Secara Spiritual
5. Sesi V : Cara Minum Obat Yang Benar

E. KLIEN
1. Karakteristik klien

a. Klien yang sudah tenang dan kooperatif


b. Klien yang tidak terlalu gelisah
c. Klien yang sudah kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
aktivitas kelompok
d. Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
e. Kondisi fisik dalam keadaan baik
f. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama

2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi dengan
perawat ruangan
d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan bersama
perawa ruangan.

F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 4 November 2023
Tempat pertemuan : Ruang Dahlia
Waktu : 09.00 – 09.45 WIB
Durasi : 45 menit
Kegiatan : Terapi aktifitas kelompok resiko perilaku kekerasan sesi 1-5
Jumlah Anggota : 4 orang

2. Tim terapis
a. Leader : Susilawati
Bertugas
1) Katalisator : yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya.
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi.
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan
cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam kegiatan
b. Co-Leader : Suci Islamiaty S. Malik
Bertugas
1) Mendampingi jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver : Dian Dewi Lestari
Bertugas
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Hamza Dinata
Bertugas
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentasi : Semua anggota
Bertugas
1) Mengatur musik
2) Mendokumentasikan jalannya TAK
f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas : Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

3. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
a. Balon
b. Sound musik
c. Buku catatan dan pulpen

5. Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi
c. Tanya jawab

G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat

Keterangan:

Leader : Observer:
Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

H. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu memperagakan cara melakukan nafas dalam, anjurkan klien mengguanakannnya
jika rasa kesal/marah muncul.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERSAN
SESI I: MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG
BIASA DILAKUKAN

A. Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (perilaku kekerasan)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

B. Setting

1. Kelompok berada diruang yang tenang

2. Klien duduk persegi panjang

C. Alat

1. Sound system

2. Buku catatan dan pulpen

D. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

E. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam


b. Evaluasi validasi: terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan aturan main

a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

b) Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada
terapis
c) Lama kegiatan 10 menit

d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Kerja

a. Memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien


memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang
berada di sebelah kiri terapis.
b. Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi
pengalaman tentang Resiko Perilaku Kekerasan yang mereka alami dengan
menceritakan.:
1) Penyebab marah

2) Tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum
perilaku kekerasan terjadi

3) Perilaku yang dilakukan saat marah

4) Akibat dari perilaku kekerasan

c. Meminta klien menceritakan perilaku kekerasan yang dialami secara berurutan


dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum
jam.

d. Saat seorang klien menceritakan perilaku kekerasan, setelah cerita selesai terapi
mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.

f. Setiap kali klien bisa menceritakan perilaku kekerasannya, terapis memberikan pujian.

4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok.

b. Rencana tindakan lanjut


1) Terapi menganjurkan kepada peserta jika mengalami resiko perilaku kekerasan
segera menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan dating

1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol perilaku kekerasan.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya.

F. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan stimulasi penyebab


kemarahannya
2. Menyebutkan respons yang dirasakan
saat marah (perilaku kekerasan)
3. Menyebutkan reaksi yang dilakukan saat
marah (perilaku kekerasan)
4. Menyebutkan akibat perilaku kekerasan

Petunjuk: dilakukan= 1 tidak dilakukan= 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN
SESI II: CARA FISIK 1 DAN 2

A. Tujuan
1. Klien Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang bisa dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

B. Setting

1. Klien duduk persegi

2. Kelompok ditempat yang tenang

C. Alat

1. Pulpen dan buku catatan

2. Selimut

D. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

3. Simulasi

E. Langakh-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mempersiapkan alat

b. Mempersiapkan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik: terapi mengucapkan salam

b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini

2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapis menjelaskan aturan main

a) Lama kegiatan 10 meint

b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir

c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.

3. Kerja

a. Terapi meminta masing-masing klien secara berurutan searah jarum jam menceritakan
apa yang dilakukan jika mengalami marah/kesal dan apakah itu bisa mengatasi
emosinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : nafas
dalam saat marah/kesal muncul.
d. Terapis memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : nafas
dalam

e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara fisik 1: nafas dalam dimulai
dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam sampai semua peserta
mendapat giliran.
f. Terapis menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : memukul
kasur/bantal saat marah/kesal muncul.
g. Terapis memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 :
memukul kasur/bantal

h. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara fisik 2 : memukul


kasur/bantal dimulai dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam
sampai semua peserta mendapat giliran
i. Terapi memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapi menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana tindak lanjut

1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang

1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar


mengontrol halusinasi dengan cara verbal
2) Terapi membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

F. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1 Menyebutkan cara yang selama ini


digunakan mengatasi marah/kekesalan
2 Menyebutkan efektifitas cara
3 Menyebutkan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 :
Nafas Dalam
4 Memperagakan cara fisik 1 : nafas dalam
5 Menyebutkan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik 2 : Memukul
kasur/bantal
6 Memperagakkan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik 2 : Memukul
kasur/bantal

Petunjuk: dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN
SESI III: CARA SOSIAL/VERBAL

A. Tujuan klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain

1. Klien dapat menyebutkan cara verbal yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

2. Klien dapat mendemonstrasikan cara verbal dapat mencegah perilaku kekerasan.

B. Setting

1. Tampat TAK diruangan yang tenang dan nyaman

2. Klien duduk persegi

C. Alat

1. Pulpen dan buku catatan

D. Metode

1. Diskusi kelompok

2. Simulasi

E. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Terapi mempersiapkan alat dan tempat TAK

b. Terapis membuat kontrak dengan klien

2. Orientasi

a. Salam: terapi mengucapkan salam kepada klien

b. Terapi menanyakan pengalaman klien mengontrol perilaku kekerasan setelah


menerapkan 2 cara lainnya (cara fisik 1 dan 2)
c. Kontrak

1) Terapi menjelaskan tujuan TAK


2) Terapis menjelaskan waktu kegiatan adalah 5 menit

3) Terapi menjelaskan aturan main:

a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan

b) Bila klien ingin keluar dari kelompok, harus meminta izin pada terapis.

3. Kerja

a. Terapis menjelaskan cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,”


Saya perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari klien
yang duduk disebelah kiri terapis, sampai semua semua mendapatkan giliran.
e. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang
lain, yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...” atau ”Saya tidak menerima dikatakan .....”
atau ”Saya kesal dikatakan seperti...”.
f. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari klien
yang duduk disebelah kiri terapis, sampai semua semua mendapatkan giliran.
g. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.

4. Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menayakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengontrol kemarahan


dengan cara verbal jika klien merasa marah/kesal

2) Mendorong klien untuk mengontrol kemarahan dengan cara verbal jika klien
merasa mulai marah/kesal
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya yaitu mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual

2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya

F. Evaluasi dan dokumentasi

No Askep Yang Dinilai Nama pasien TAK

Menyebutkan cara verbal yang dapat


mencegah perilaku kekerasan

Memperagakan cara verbal yang dapat


mencegah perilaku kekerasan

Petunjuk: dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN
SESI IV: CARA SPIRITUAL

A. Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur

B. Setting

1. Klien duduk persegi

2. Lingkungan tenang dan nyaman

C. Alat

1. Pulpen dan buku catatan

D. Metode

1. Diskusi

2. Latihan

E. Langkah-langkah kegiatan

1. Pesriapan

a. Terapi mempersiapkan alat dengan tempat TAK

b. Terapi membuat kontrak dengan klien

2. Orientasi

a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam

b. Evaluasi/validasi

1) Terapi menanyakan keadaan klien hari ini

a. Terapi menanyakan pengalaman klien mengontrol perilaku kekerasan setelah


menerapkan 3 cara lainnya (cara fisik 1 dan 2, cara Sosial/Verbal)

c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan

2) Terapi menjelaskan aturan permainan

a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis

c) Waktu TAK adalah 10 menit

3. Kerja

a. Terapis menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Terapis mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Terapis meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Terapis klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.


4. Terminasi
a. Evaluasi

1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengontrol kemarahan


dengan cara spiritual jika klien merasa marah/kesal

2) Mendorong klien untuk mengontrol kemarahan dengan cara spiritual jika klien
merasa mulai marah/kesal
b. Kontrak yang akan datang

1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya yaitu dengan cara minum obat teratur

2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya

F. Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK


1. Menyebutkan kegiatan ibadah yang biasa
dilakukan
2. Memperagakan kegiatan ibadah yang dipilih

Petunjuk: dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN

SESI V: CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan

1. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur

2. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat

3. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat

4. Klien mengetahui jika putus minum obat

B. Setting

1. Klien duduk persegi

2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman

C. Alat

1. Buku catatan

2. Pulpen

3. Contoh obat

D. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

3. Simulasi

E. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat

b. Terapis membuat kontrak dengan klien


2. Orientasi

a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien

b. Evaluasi/validasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

2) Terapi menyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya)

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan TAK

2) Terapis menjelaskan aturan main TAK

a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir

b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis

c) Lama waktu TAK 5 menit

3. Kerja

a. Terapi membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-masing
klien
b. Terapi menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran

c. Terapi meminta klien klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara
bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis
d. Terapi menjelaskan akibat jika tidak minum obat secra teratur

e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat
secara teratur
f. Terapi menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien, benar
wakru, benar cara, benar dosis.
g. Terapi menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh
obat yang ada pada klien
h. Terapi meminta klien untuk menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara
menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara berurutan
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis
4. Terminasi

a. Evalusi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikut TAK

2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1) Menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur

2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi
perawat yang saat itu bertugas

c. Kontrak yang akan dating

1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya

2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK

F. Evaluasi/dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya minum obat


secara teratur
2. Menyebutkan akibat jika tidak minum
obat secara Teratur
4. Menyebutkan dosis obat
5. Menyebutkan cara minum obat yang
tepat
6. Menyebutkan efek terapi obat
7. Menyebutkan efek samping obat

Petunjuk: dilakukan = 1
Tidak dilakukan = 0
29

Anda mungkin juga menyukai