Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

KODE MK : W312100013

Pengambilan
Keputusan Manajerial
Pengambilan
Abstract Keputusan Jamak
Sub – CPMK- 3
Pengertian dan Memahami tentang Mahasiswa mampu menegaskan
ruang lingkup pengambilan cara pengambilan keputusan
dengan berbagai tujuan dan
keputusan jamak membuat keputusan walaupun
berada dalam tim (CPMK-4)

UNIVERSITAS MERCU BUANA


2021

Fakultas Program Studi Online Ke : Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis S1 - Manajemen W312100013 Chairiel Oktaviar,SE,MM

08
Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa Mampu menegaskan cara pengambilan keputusan dengan berbagai tujuan dan membuat
keputusan walaupun berada dalam tim (CPMK-4)

Materi Bahasan :

1. Pengambilan Keputusan Jamak


2. Pengambilan Keputusan Individual versus Kelompok
3. Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan Kelompok
4. Teknik-teknik Penyelesaian Masalah secara Kelompok
5. Teknik Kelompok Nominal
6. Pengambilan Keputusan yang dibantu Komputer

1.

Yoon Hwang (1982) merumuskan pengambilan keputusan dengan atribut jamak sebagai pemilihan berbagai
alternatif yang disifati dengan adanya berbagai atribut. Hwang dan Masud (1979) memasukkan tujuan jamak
ke dalam persyaratan pengambilan keputusan semacam itu. Menurut Yoon dan Hwang persoalan yang
dihadapi adalah dalam hal sulitnya mengompromikan berbagai atribut yang digunakan karena dampak
perbedaan ukuran satuan dari berbagai atribut yang digunakan.

Dalam pengambilan keputusan dengan tujuan jamak, pengambil keputusan dihadapkan pada berbagai tujuan
keputusan yang sering kali bersifat antagonis satu sama lain. Persoalan pengambilan keputusan dengan
tujuan jamak (Multiple Attribute Decision Making) menjadi lebih mudah apabila pengambilan keputusan
mampu untuk membuat peringkat kepentingan dari berbagai relevan, dan menyatukannya secara integral.
Kualitas dari sebuah keputusan juga berkaitan dengan sebuah sistem informasi yang dapat menyangkut
secara terperinci segala sesuatu yang dianggap menjadi kebutuhan bagi masing-masing masyarakat. Dari
sebuah sistem informasi didapat sebuah kualitas informasi ditentukan oleh beberapa hal, yaitu:

Relevan: Dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy
informasi antara orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing
pengguna informasi tersebut.

Akurat: Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias
atau menyesatkan bagi penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi
tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
2 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli
tersebut berubah atau rusak.

Secara garis besarnya, keakuratan dari sistem informasi yang digunakan sebagai suatu pengambilan
keputusan didapat dari sebuah komponen, yang terdiri dari:

 Completeness: Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang
dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau
menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya
untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
 Correctness: Are message items correct? Maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya
tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
 Security: Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi yang diterima harus
terjamin keamanan datanya.
 Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal penyampaiannya
tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang maka informasi tersebut tidak mempunyai
nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam
pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi,
sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
 Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information through the problem-
solving cycle? Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung
pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya.
 Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of information output?
 Reliability (Dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini
menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan
manajemen.

Super Goal

Pardee (1969) mengusulkan super goal (sasaran super) sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan
keputusan dengan tujuan jamak. Super goal merupakan atribut yang normative, bersifat lengkap dan
ekshausti (menyeluruh). Super goal diisyaratkan bersifat mutually exclusive, dapat diterjemahkan secara
koheren dan logis ke dalam atribut-atribut yang lebih rendah tanpa terjadi konflik, serta maksimum berjumlah 7
hal/item (miller,1956). Penyebab pembatasan super goal ke dalam 7 item karena pengambilan keputusan
beratribut jamak, pengambil keputusan harus menentukan prioritas di antara item-item atribut melaui cara
pembandingan berpasangan:

1. Rangking atribut

Pembandingan atribut dilakukan dalam rangka memberikan bobot di antara atribut-atribut yang digunakan
dalam pengambilan keputusan.

2. Pembobotan Atribut

Seaver dan Edward menyarankan ranking atas atributbisa dibuat secara subjectiif, namun yang terpenting
adalah bagaimana memberikan bobot (weighting).

3. Pemilihan Alternatif
2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
3 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan pemilihan sebuah alternative dari sejumlah alternative
tersedia. Dalam pengambilan keputusan dengan tujuan tunggal, seperti dalam hal pemilihan alternative
dengan metode net present value (NPV), tujuan pemilihan adalah mencari alternative yang menghasilkan
NPV paling besar.

Ada dua metode pemilihan alternatif dalam situasi keputusan dengan tujuan jamak antara lain :

1. Metode Pembobotan Sederhana

Pembobotan sederhana ini bertujuan untuk mengetahui persentasi bobot dari masing–masing alternative,
sehingga kita mengetahui alternative mana yang mempunyai value yang paling tinggi sehingga kita bisa
mengambil keputusan berdasarkan nilai bobot tertinggi dari beberapa alternative tersebut.

Ada tiga langkah straegis yang harus dilakukan perusahaan sbb:

 Perusahaan memainkan peran lebih baik dan meningkatkan kondisi kerja.


 Perusahaan mengembangkan lebih banyak lagi produk-produk inovatif dan melestarikan
lingkungan.
 Mengeluarkan produk-produk untuk konsumen/pasar yang berusia lebih muda.

Ada empat kriteria yang relevan dalam pemilihan alternative ini sbb:

 Konsumen
 Pemegang saham
 Rekanan bisnis
 Dan masyarakat

2. Metode Eliminasi Sekual

Metode ini berbeda dengan metode pembobotan sederhana karena mengandung atribut dengan
nilai mutlak, sehingga tidak bisa dirata-ratakan yang mengandung konsekwensi menerima nilai
atribut yang tidak memenuhi syarat dalam proses perata-rataan.

Pengambilan Keputusan dalam Kelompok

Sebagaimana kita ketahui perusahaan atau organisasi adalah sebuah kelompok, jadi keputusan apapun
yang diambil melibatkan kelompoknya. Seperti halnya perusahaan terdiri dari beberapa divisi atu bagian
begitu juga dengan organisasi terdiri dari beberapa bagian. Bahkan di dalam perusahaan besar board of
director, terdiri dari beberapa orang direktur yang didalam pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan devisi devisi yang lain atu saling berkaitan diantara satu devisi dengan devisi yang
lain.

Pengambilan keputusan didalam kelompok menjadi penting mengingat:

 Tidak seorang manajer pun pada berbagi tingkatan yang memahami keseluruhan aspek-aspek
operasional perusahan.
 Resiko atas keputusan yg diambil biasanya sedikit banyak bersifat multidivisi, kegagalan di satu
divisi akan berimbas kedivisi yang lain.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
4 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Dampak sebuah keputusan terhadap alokasi sumber daya perusahaan akan dirasakan sebagai
keterbatasan atau kesempatan bagi berbagai divisi.
 Dibutuhkan pengambilan keputusan dalam kelompok dengan individual bukan pada situasi yang
dihadapi, melainkan pada perbedaan sudut pandang diantara berbagai peserta panel keputusan
tentang sebuah persoalan. Pengambilan keputusan kelompok atau individual relatif tidak berbeda,
artinya keduanya dapat bersifat melawan alam, melawan pihak lain, atau bersifat banyak
tujuan/sasaran.

Perbedaan pendapat tentu saja memerlukan keputusan yang kadang kadang harus diambil melalui voting
untuk mengompromikan berbagai kepentingan dan pendapat yang berbeda, karena voting mengeleminasi
pendapat minoritas yang boleh jadi jadi merupakan pendapat yang benar.

Framming dan Groupthink

Framing merupakan kecendurungan berpikir menggunakan pola lama. Kahneman dan Tversky (1982)
mendefinisikan framming sebagai evaluasi subjektif yang didasari oleh frame of reference pengambilan
keputusan. Menurut Svenson (1983), framming menyebabkan penyederhanaan persoalan ketika sebuah
keputusan dihasilkan. Misalnya ketika sejumlah panelis diminta untuk memikirkan bagaimana strategi
terbaik mengalahkan lawan yang memiliki pangsa pasar yang kuat. Jawaban yang diperoleh mayoritas
memberikan jawaban agar perusahaan melakukan analisa SWOT. Hampir dapat dipastikan bahwa para
panelis dalam hal ini telah melakukan framing, yaitu berfikir berdasarkan pola lama yang secara tradisional
telah dilakukan dari waktu ke waktu.

Groupthink merupakan cara berpikir kelompok yang telah sukses hidup dalam beberapa masa dengan
tingkat kohesivitas kelompok sangat tinggi. Dalam kelompok seperti itu, biasanya telah terbentuk sebuah
pemahaman yang pasif tentang berbagai hal. Itu sebabnya menurut Janis (1972), groupthink merupakan
tekanan terhadap ide-ide yang akan membawa arah sebuah kelompok. Misalnya, ketika ditanyakan pada
sebuah kelompok pemasaran mengenai bagaimana seharusnya meningkatkan marketshare, diperoleh
jawaban yang homogen tentang perlunya memberikan diskon dan meningkatkan biaya periklanan atau
melakukan pengembangan produk. Fenomena groupthink menjadi semakin parah ketika anggota
kelompok yang sama berusaha untuk membela pendapat kawannya dan bersama-sama saling
menguatkan pendapat tersebut. Pada akhirnya, groupthink menyebabkan tertutupnya jalan pemikiran ke
arah alternatif-alternatif lain yang mungkin lebih baik. Kecenderungan penggunaan framming dan
groupthink dalam pengambilan keputusan dalam kelompok menyebabkan tertutupnya kebenaran dan
mengabaikan kemampuan kreatif secara mutlak.

Kualitas Pengambilan Keputusan Kelompok

Pengambilan keputusan kelompok merupakan upaya untuk menyatukan pemikiran- pemikiran anggota
kelompok terhadap persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu, kualitas pengambilan keputusan kelompok
sangat dipengaruhi oleh kualitas individual dalam kelompok, kreatifitas kelompok, dan kesediaan
kelompok dalam menerima ide-ide baru. Artinya untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
kelompok intervensi pada tiga hal tersebut sangat dibutuhkan. Kreativitas individual selain ditentukan oleh
bakat dasar individu, dipengaruhi juga oleh setiap organisasi terhadap kreativitas.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
5 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perdebatan, skeptisisme, bahkan dilontarkan bukan terhadap diri sendiri, melainkan terhadap orang lain.
Pada budaya simbolis yang bersifat konteks yang tinggi, seperti Indonesia, diskusi eksternal yang
diharapkan menghasilkan hal yang lebih baik menghadapi dua kendala yaitu:

 Kritikan adalah menyakitkan dan tidak sesuai budaya, dengan akibat orang merasa enggan melakukan
kritikan yang membangun.
 Individu merasa tidak tahan dengan kritikan. Untuk menghindari hal tersebut langkah-langkah yang di
tempuh sebagai berikut :
o Individu dilarang melakukan kritikan
o Individu dipaksa untuk menyajikan alternatif yang berbeda
o Evaluasi dilakukan dengan membahas kekuatan dan kelemahan setiap alternatif.

Penolakan kelompok dalam menerima ide-ide baru pada umumnya terjadi karena tidak adanya budaya/norma
yang mendukung untuk berpikir kreatif dan inovatif. Apabila hal ini ditarik ke akar permasalahannya maka
akan muncul sejumlah penyebab. Pertama tidak terbiasa dengan perbedaan. Kedua tidak adanya iklim
pengambilan keputusan yang mendukung. Ketiga tidak adanya fasilitas terhadap kolaborasi, terlebih ketika
terjadi konflik. Keempat disebabkan oleh tidak terbiasa melakukan active listening, dimana individu berusahan
untuk memahami apa yang dikatakan orang lain dan kemudian berusaha untuk membuat perbaikan atas
usulan yang di buat orang lain.

Keuntungan dan kerugian pengambilan keputusan yang dibantu kelompok

Dari segi positif, kelompok memiliki kumpulan pengetahuan yang lebih besar, memberikan lebih banyak
perspektif yang bervariasi, menciptakan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap keputusan,
meningkatkan penerimaan keputusan, dan membuat dasar pelatihan untuk para karyawan yang tidak
berpengalaman. Untuk melakukannya para manajer perlu menentukan sampai tingkat mana keuntungan dan
kerugian berlaku pada situasi keputusan. Tiga dasar petunjuk berikut kemudian dapat diterapkan untuk
membantu memutuskan apakah kelompok-kelompok sebaiknya dimasukkan ke dalam proses penga,bilan
keputusan:

1. Jika informasi tambahan akan meningkatkan kualitas keputusan, para manajer sebaiknya memasukkan
orang-orang yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut.
2. Jika penerima penting, para manajer perlu melibatkan orang-orang yang penerimaan dan komitmennya
penting.
3. Jika orang-orang dapat dikembangkan melalui partisipasi mereka, para manajer mungkin harus melibatkan
mereka yang pengembangannya paling penting.

Kinerja kelompok versus kinerja individual

Sebelum merekomendasikan para manajer untuk melibatkan kelompok dalam pengambilan keputusan,
penting untuk mengamati apakah kelompok bekerja baik atau lebih buruk daripada individu. Ahli pengambilan
keputusan menyimpulkan bahwa “kinerja kelompok pada umumnya secara kualitatif dan secara kuantitatif
lebih unggul daripada kinerja rata-rata individual” ada lima masalah penting yang harus diertimbangkan jika
menggunakan kelompok-kelompok untuk membuat keputusan:

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
6 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Kelompok kurang efisien dibanding individu. Ini menunjukkan bahwa hambatan waktu merupakan
pertimbangan penting dalam menentukan apakah akan melibatkan kelompok dalam penga,bilan
keputusan atau tidak.
2. Kelompok lebih percaya diri tentang penilaian dan pilihan mereka dibanding individual. Karena rasa
percaya diri kelompok bukan pengganti bagi kualitas keputusan kelompok, rasa percaya diri yang
berlebihan dapat memaksakan pemikiran kelompok dan resistensi untuk mempertimbangkan solusi
alternatif yang diusulkan individu-individu di luar kelompok.
3. Ukuran kelompok memengaruhi hasil keputusan. Kualitas keputusan berhubungan secara negatif dengan
ukuran kelompok.
4. Akurasi pengambilan keputusan lebih tinggi jika kelompok mengetahui banyak hal tentang masalah-
masalah yang ada di tangan dan para pemimpin kelompok memiliki kemampuan untuk secara efektif
mengevaluasi opini dan penilaian anggota kelompok. Kelompok perlu memberikan lebih banyak bobot
pada penilaian yang relevan dan akurat seraya menurunkan penilaian yang tidak relevan dan tidak akurat
dari pada anggotanya.
5. Komposisi kelompok mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan utaman kinerja. Misalnya,
kelompok dari orang-orang yang sudah saling mengenal lebih mungkin membuat keputusan yang lebih
baik jika para anggotanya berbagi banyak informasi unik. Sebaliknya, anggota kelompok yang tidak akrab
akan mengungguli kelompok teman akrab jika kebanyakan anggota kelompoknya memiliki pengetahuan
yang sama.

Tabel Keuntungan dan Kerugian Pengambilan Keputusan Yang Dibantu Kelompok

Keuntungan Kerugian
Kumpulan pengetahuan yang lebih besar. Tekanan sosial. Ketidakinginan untuk” menggoyang
Kelompok dapat mengambil jauh lebih banyak perahu” dan tekanan untuk menyesuaikan diri dapat
informasi dan pengalaman untuk menanggung menghambat kreatifitas kontributor individual
keputusan atau masalah daripada yang dapat
dilakukan individu sendirian.
Perspektif-perspektif yang berbeda. Individu Dominasi dari beberapa orang yang kerap bersuara.
dengan berbagai pengalaman dan Sering kali tindakan kelompok diturunkan jika
kepentingan membantu kelompok untuk melihat kelompok menyerah kepada meraka yang berbicara
situasi keputusan dan masalah dari sudut paling keras dan paling lama.
pandang berbeda-beda.
Pemahaman yang lebih lengkap. Meraka yang Balas jasa, Roda politik dan perjanjian- perjanjian
secara pribadi mengikuti jalannya tindakan dapat menggantikan pemikiran yang masuk akal jika
alternative dalam proses diskusi kelompok yang proyek panting individual atau kepentingan pribadi
saling memberi dan menerima, cenderung dipertaruhkan
memahami dasar pemikiran di belakang
keputusan akhir.
Meningkatnya penerimaan, Mereka yang Pergeseran tujuan. Sering kali pertimbangan kedua
memainkan peran aktif didalam pembuatan seperti memenangkan argumen,membuat poin, atau
keputusan dan penyelesaian masalah jika kembali pada persaingan menggeser tugas
cenderung memandang hasil sebagai milik kita utama untuk membuat keputusan yang baik atau
daripada milik mereka pemecahan masalah
Dasar pelatihan. Para partisipasi yang kurang Pemikiran kelompok. Kadang-kadang kekompakan
berpengalaman di dalem tindakan kelompok dalam kelompok membiarkan keinginan mencapai
belajar bagaimana harus menngani dinamika- kebulatan suara mengesampingkan persampingkan
dinamika kelompok dengan benar benar pertimbangkan yang masuk akal ketika sedang
dilibatkan menghasilkan dan mengevaluasi tindakan-tindakan
alternative
2.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
7 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ada banyak silang pendapat mengenai keefektifan pengambilan keputusan individual versus kelompok.
Kelompok biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai sebuah keputusan dibandingkan jika
dilakukan oleh individu. Hasil penelitian yang menunjukkan keputusan berdasarkan konsensus dari lima
partisipan atau lebih, akan lebih baik dibandingkan pengambilan keputusan individu, voting, atau keputusan
oleh pemimpin.

Sayangnya diskusi terbuka biasanya dipengaruhi secara negatif oleh beberapa faktor perilaku seperti, tekanan
untuk conform; pengaruh kepribadian yang dominan dalam kelompok; “status incongurity” atau
ketidaksetaraan status yang mengakibatkan partisipan dengan status yang lebih rendah akan terhambat oelh
artisipan dengan status yang lebih tinggi dan akhirnya hanya “mengekor”.

Dalam proses pengambilan keputusan, ada beberapa poin berikut yang dapat diberikan mengenai proses
pengambilan keputusan tidak terprogram dalam kelompok:

1. Dalam menetapkan target dan tujuan, kelompok akan lebih baik di bandingkan individu karena akan
ada pengetahuan yang lebih banyak di dalam kelompok.
2. Dalam mengidentifikasi penyebab dan mengembangkan alternatif solusi, kontribusi individual dari
anggota kelompok akan sangat penting untuk memastikan pencarian dengan lingkup yang luas dan
dari berbagai bidang fungsi dari organisasi.
3. Dalam mengevaluasi alternatif solusi, penilaian kolektif dalam kelompok, dengan sudut pandang yang
lebih luas, akan lebih baik dibandingkan pengambilan keputusan individual.
4. Dalam memilih solusi, sudah terbukti bahwa interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya
menghasilkan penerimaan risiko yang lebih tinggi dibandingkan tingkat risikon yang akan diterima oelh
pengambilan keputusan individual. Dalam berbagai kesempatan, keputusan kelompok akan lebih
mungkin di terima sebagai hasil dari pasrtisipasi pihak-pihak yang akan terpengaruh oleh konsekuensi
keputusan tersebut
5. Implementasi dan tindak lanjut keputusan, terlepas dari dibuat oleh kelompok atau tidak biasanya akan
di jalankan oleh manajer secara individual. Jadi, karena kelompok biasanya tidak memiliki tanggung
jawab tertentu, tanggung jawab untuk implementasi dan tindak lanjut sebuah keputusan biasanya akan
jatuh pada manajer secara individual

3.

Kreativitas adalah proses dimana individu, kelompok atau tim menghasilkan ide-ide baru dan berguna untuk
memecahkan masalah atau meraih kesempatan. Dalam organisasi kreativitas adalah kemampuan
melepaskan diri dari cara berpikir logis, linear dan “in the box”. Hal ini disebut berfikir lateral atau proses
menghasilkan cara-cara baru untuk memcahkan masalah yang dihadapi oleh individu atau kelompok.

Pengambilan keputusan yang kreatif memiliki karateristik berikut ini :

1. Keteguhan hati (preserverance). Mereka tahan menghadapi kesulitan lebih lama dari orang lain

2. Berani mengambil risiko. Mereka mengambil risiko yang menegah atau tinggi, tetapi tidak mengambil
risiko yang sangat tinggi

3. Keterbukaan. Terbuka terhadap pengalaman baru dan mau mencoba pendekatan baru.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
8 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Toleransi terhadap ambiguitas. Mereka bisa mentoleransi kurangnya struktur, ketidakjelasan, dan
kurangnya informasi, data dan jawaban.

Keputusan dapat dibagi menjadi terprogram dan tidak terprogram, tergantung tipe masalahnya. Keputusan
terprogram ketika bersifat repetitif dan rutin serta ada prosedur pasti yang telah di kembangkan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Keputusan disebut tidak terprogram ketika masalah yang dihadapi benar-
benar baru, tidak terstruktur dan belum ada prosedur buku untuk mengatasinya. Karena tidak semua masalah
memiliki tingkat kepentingan yang sama, sangat penting untuk menentukan prioritas. Seberapa signifikan
sebuah masalah tergantung tida atribut dari masalah tersebut: urgensi, dampak, dan growth tendency.
Urgensi berhubungan dengan waktu dan seberapa kritis tekanan waktu dalam menghadapi masalah. Dampak
adalah seberapa serius efek dari sebuah masalah. Growth tendency adalah seberapa mungkin urgensi dan
dampak sebuah masalah akan berkembang di masa yang akan datang.

2.

Menggunakan kelompok dalam membuat keputusan pada umumnya mengharuskan mereka untuk dapat
mencapai konsensus. Menurut seorang ahli pengambil keputusan konsensus (consensus) "dicapai jika semua
anggota dapat berkata bahwa mereka setuju dengan keputusan itu atau mereka tak mampumeyakinkan sudut
pandang mereka kepada orang-orang lain. Dalam analisis akhir, setiap orang setuju untuk mendukung
hasilnya. Definisi ini menunjukkan bahwa konsensus tidak menuntut perjanjian dengan suara bulat karena
anggota—anggota kelompok mungkin masih tidak setuju dengan keputusan akhir, namun bersedia untuk
bekerja menuju keberhasilannya.

Kelompok dapat mengalami jalan buntu ketika sedang mencoba untuk sampai pada keputusan konsensus.
Bagi seseorang, kelompok mungkin tidak menghasilkan semua alternatif yang relevan untuk suatu masalah
karena individu mendominasi atau mengintimidasi anggota-anggota kelompok lainnya. Hal ini jelas dan/ atau
samar. Misalnya anggota kelompok yang memiliki kekuasaan dan otortias seperti CEO dapat mengintimidasi,
tanpa memperhatikan gaya antarpribadi, hanya dengan kepribadiannya di dalam ruangan. Lagi pula, rasa
malu menghambat munculnya alternatif-alternatif. Rasa malu atau kecemasan sosial bagi individu dapat
menahan masukan mereka karena takut akan kecanggungan atau kurangnya percaya diri. "Pemberi
keputusan adalah halangan lain dalam pengambilan kelompok yang efektif. Seperti yang telah dinyatakan
sebelumnya, kelompok-kelompok memberikan keputusan sejumlah besar terbatasnya waktu, informasi atau
kemampuan untuk menangani sejumlah informasi besar informasi." Seorang ahli manajemen menawarkan
apa yang harus "dikerjakan" dan apa "yang tidak boleh dikerjakan" untuk secara berhasil mencapai konsesus.
Kelompok-kelompok sebaiknya menggunakan keterampilan mendengarkan aktif, melibatkan sebanyak
mungkin anggota, mencari alasan dibalik argumen, dan menggali fakta-fakta. Pada saat bersamaan,
kelompok sebaiknya tidak melakukan apa yang disebut "dagang kuda" (Saya akan mendukung keputusan
Anda ini karena Anda mendukung saya pada keputusan terakhir), tidak mengarahkan pemungutan surara
atau setuju hanya untuk menghindari "menggoncang perahu." Pemungutasn usara tidak dianjurkan karena
dapat memecah kelompok menjadi pemenang dan pecundang.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
9 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Para ahli pengambilan keputusan telah mengembangan tiga teknik pengambilan keputusan kelompok yakni
brainstorming, teknik kelompok nominal dan teknik Deplhi. Mengetahui teknik-teknik tersebut dapat membantu
manajer dan calon manajer untuk menggunakan metode pengambilan keputusan berbantuan kelompok
secara lebih efektif. Selain itu, beragamnya pengambilan keputusan berbantuan komputer akan memampukan
manajer untuk menggunakan teknik-teknik ini guna memecahkan masalah yang kompleks dengan jumlah
kelompok yang besar.

Brainstorming

Brainstorming dikembangkan oleh A F Osborn, seorang eksekutif iklan, untuk meningkatkan kreativitas.
Brainstorming digunakan untuk membantu kelompok-kelompok dapat menghasilkan banyak ide dan alternatif
untuk memecahkan masalah. Teknik ini efektif karena membantu menurunkan gangguan yang disebabkan
oleh reaksi kritis dan reaksi yang bersifat menilai terhadap gangguan yang disebabkan oleh reaksi kritis dan
reaksi yang bersifat menilai terhadap ide-ide seseorang dari anggota kelompok lainnya.

Waktu mengadakan brainstorming, kelompok disatukan dan masalah yang dihadapi dikaji. Anggota-anggota
individual kemudian diminta untuk secara diam menghasilkan ide/ alternatif untuk memecahkan masalah.
Penghasilan ide diam-diam ini dianjrkan atas praktif agar anggota-anggota kelompok secara acak
mengeluarkan ide yang akan membawa pada sejumlah gagasan unik lebih besar. Kemudian, ide-ide alternatif
dikumpulkan dan ditulis pada atau bagan peta. Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa para manajer atau
para pemimpin tim mungkin mengumpulkan ide-ide brainstorming dengan tanpa nama. Hasil- hasil
memperlihatkan bahwa ide-ide yang lebih kontroversial dan lebih banyak ide yang tidak berlebihan dihasilkan
oleh kelompok-kelompok brainstorming tanpa nama daripada dengan nama.“ Akhirnya, keputusan kedua
digunakan untuk mengkritik dan mengevaluasi alternatif-alternatif. Para manajer dinasihatkan untuk mengikuti
empat aturan brainstorming:

1. Menekankan kuantitas dan pada kualitas. Para manajer sebaiknya mencoba untuk menghasilkan dan
menuliskan sebanyak mungkin ide. Dengan mendorong kuantitas akan mendorong orang-orang untuk
berpikir melampaui ide-ide kecil mereka.
2. Kebebasan bergerak sebaiknya didorong jangan menetapkan batasan. Anggota- anggota kelompok
dinasihatkan untuk menawarkan setiap ide dan semua ide yang mereka miliki. Semakin gila dan
semakin aneh ide tersebut, semakin baik.
3. Menunda penilaian. Jangan mengkritik selama tahap awal pembangkitan ide. Frasa-frasa seperti "kita
tak pernah mengerjakan dengan cara itu, itu tidak akan berjalan,” ”terlaIu mahal,” dan ”atasan tak akan
setuju” sebaiknya tidak digunakan.
4. Mengabaikan senioritas. Orang-orang enggan untuk bergerak bebas jika mereka sedang mencoba
untuk memberikan kesan kepada atasan mereka atau jika ide-ide dimodifikasi secara politis. Fasilitator
sesi brainstorming sebaiknya menekankan bahwa setiap orang memiliki derajat yang sama. Tak
seorang pun diberi ”kekuasaan veto” ketika sedang menjalankan brainstorming. Brainstorming
mempakan teknik efektif mtuk menghasilkan ide-ide/ alternatif baru, namun tidak tepat untuk
mengevaluasi altematif atau memilih solusi.
5.

Teknik Kelompok Nominal (nominal group technique—NGT) membantu kelompok untuk menggerakkan ide
dan mengevaluasi serta memilih solusi-solusi, NGT merupakan pertemuan kelompok terkonsepsi yang

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
10 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
mengikuti format ini“. Sebuah kelompok dikumpulkan untuk membicarakan masalah atau persoalan khusus.
Setelah masalah dipahami, individu-individu secara diam menghasilkan ide- ide secara tertulis. Masing-
masing individu kemudian menawarkan sebuah gagasan dari daftamya. Ide—ide dicatat pada papan tulis atau
fl ip chart; dan tidak didiskusikan pada tahapan proses ini. Sekali semua ide telah didapatkan, kelompok baru
mendiskusikannya- Setiap orang dapat mengkritik atau mempertahankan setiap item. Pada saat langkah ini,
klarifi kasi diberikan dan juga persetujuan atau tidak persetujuan umum dengan gagasan. Teknik "kotak sabun
30 detik" yang memerlukan pemberian maksimum waktu 30 detik kepada setiap partisipan untuk
mempertahankan atau melawan setiap ide yang sedang dibicarakan dapat dipakai untuk memfasilitasi diskusi
ini. Akhirnya anggota-anggota kelompok memberikan pemungutan suara (voting) yang diberi bobot (misal,
pilihan pertama= 3 poin, pilihan kedua

= 2 poin, pilihan ketiga = 1 poin). Pemimpin kelompok kemudian menambahkan suara untuk menentukan
pilihan kelompok. Sebelum membuat keputusan akhir, kelompok dapat memutuskan untuk membicarakan
item-item yang diberi peringkat paling atas da menjalankan putaran pemungutan suara kedua.

Teknik kelompok nominal ini menurunkan hambatan terhadap pengambilan keputusan kelompok dengan;

1. memisahkan brainstorming dari evaluasi,


2. meningkatkan partisipasi seimbang, antaranggota kelompok, dan
3. menggabungkan teknik-teknik pemungutan suara matematis agar dapat mencapai konsensus, NGT
telah berhasil digunakan pada berbagai situasi pengambilan keputusan yang berbeda.

Teknik Delphi

Metode penyelesaian masalah ini pada mulanya dikembangkan oleh Rand Corporation untuk meramalkan
teknologi. Saat ini digunakan sebagai alat perencanaan multi tujuan. Teknik Delphi merupakan proses
kelompok tanpa nama yang menciptakan ide atau penilaian dari para ahli yang secara fisik tersebar. Tidak
seperti NGT, ide-ide para ahli diperoleh dari kuesioner atau melalui internet yang berlawanan dengan diskusi-
diskusi kelompok yang saling berhadapan muka.

Manajer memulai proses Delphi dungan mengidentifikasi masalah-masaiah yang ingin diselidiki. Misalnya,
manajer mungkin ingin menyelidiki permintaan konsumen, preferensi masa depan para konsumen, atau
dampak penempatan pabrik di suatu wilayah negara tertentu. Kemudian, para partisipan diidentifikasikan dan
kuesioner dikembangkan. Kuesioner dikirimkan kepada para partisipan dan dikembalikan kepada manajer. Di
lingkungan yang terjaring komputer saal ini, hal ini sering kali berarti bahwa kuesioner itu di-e-mailkan saja
kepada para partisipan, Manajer kemudian meringkas jawaban-jawaban dan mengirimkan umpan balik
kepada para partisipan. Pada tahap ini, para partisipan diminta untuk;

1. Mengkaji umpan balik,


2. Memprioritaskan masalah-masalah yang dibicarakan, dan
3. Mengulang survei di dalam masa waklu yang ditetapkan. Siklus ini berulang sampai manajer
memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
11 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teknik Delphi sangat berguna ketika diskusi langsung berhadapan muka tidak praktis, ketika ketidakcocokan
dan konflik mungkin bisa merusak komunikasi, ketika orang- orang tertentu sangat mendominasi diskusi
kelompok, dan jika pemikiran kelompok merupakan hasil yang memungkinkan dari proses-proses kelompok.

6.

Tujuan pengambilan keputusan yang dibantu oleh komputer adalah untuk mengurangi penghambat
konsensus sambil mengumpulkan lebih banyak informasi pada periode masa waktu yang lebih pendek. Ada
dua jenis sistem pembutan keputusan yang dibantu oleh komputer yaitu: digerakkan oleh pembimbing dan
digerakkan oleh kelompok.“ Sistem yang digerakkan oleh pembimbing meminta para partisipan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditentukan sebelumnya di atas tombol atau keypad elektronik.
Audiensi televisi langsung pada pertunjukan seperti "Who wants to be Millionare” dan “kalimat Siapakah ini?
“sering kali di survei dengan sistem sistem komputer menabulasikan jawaban-jawaban para partisispan dalam
hitunagan detik.

Pertemuan-pertemuan yang digerakkan oleh kelompok dijalankan di fasilitas- fasilitas khusus yang dilengkapi
dengan stasiun kerja komputer individual dengan jaringan yang terhubung satu sama lain. Selain berbicara,
para partisipan rnengetikkan rnasukan, gagasan, komentar, reaksi, atau evaluasi mereka dengan keyboard
mereka. Masukan secara serentak muncul di layar proyektor besar di depan ruangan, sehingga
memungkinkan semua partisipan melihat semua masukan. Proses—proses yang digerakkan oleh komputer
ini mengurangi penghambat dalam konsensus karena setiap masukan tersebut tanpa nama, setiap orang
mendapatkan kesempatan untuk memberikan sumbangan, dan tak seorang pun dapat mendominasi proses.
Penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dibantu oleh komputer rnenghasilkan kualitas
dan kuantitas ide lebih besar daripada brainstorming tradisional atau teknik kelompok nominal untuk
kelompok-kelompok dengan jumlah orang yang besar. Tak ada manfaat yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan yang dibantu kelompok dengan kelompok- kelompok yang terdiri atas empat sampai
enam orang.” Lagi pula, penelitian terakhir menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dibantu oleh
komputer menghasilkan lebih banyak ide jika ukuran kelompok naik dari 5 menjadi 10 anggota. Manfaat—
manfaat positif kelompok lebih besar, bagaimanapun, lebih nyata untuk kelompok yang heterogen daripada
kelompok yang homogen."

Daftar Pustaka
2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
12 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/
Triono, Rachmadi Agus. (2017). Pengambilan Keputusan Manajerial. Teori dan Praktik. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

Fahmi, Irham. (2016). Manajemen Pengambilan Keputusan. Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung.

Terima Kasih

2021 Pengambilan Keputusan Manajerial (PKM) Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
13 Chairiel Oktaviar,SE,MM http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai