JURUSAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:
1) Mengetahui sistem pendidikan pada film Guru Bangsa Tjokroaminoto?
2) Mengetahui perbandingan sistem pendidikan Indonesia dengan Belanda?
BAB II
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu
berisi teori teori yang relevan dengan masalah – masalah penelitian. Pada bagian
ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan
literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam
berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi untuk membangun konsep atau
teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian. Kajian pustaka atau studi pustaka
merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,khususnya penelitian
akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun
aspek manfaat praktis. Sehingga dengan menggunakan metode penelitian ini
penulis dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang hendak diteliti.
Dilihat dari jenis penelitiannya, adapun jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, yakni
penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah
yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat
kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah
yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap
bahan-bahan pustaka yang relevan.
Sebelum melakukan telaah bahan pustaka, peneliti harus mengetahui
terlebih dahulu secara pasti tentang dari sumber mana informasi ilmiah itu akan
diperoleh. Adapun beberapa sumber yang digunakan antara lain; bukubuku teks,
jurnal ilmiah,refrensi statistik,hasil-hasil penelitian dalam bentuk skripsi, tesis,
desertasi,dan internet, serta sumber-sumber lainnya yang relevan. Dilihat dari
sifatnya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, penelitian deskriptif
berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian
dilakukan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kesimpulan
Kebijaksanaan sistem pendidikan kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900-
1942 memang tidak bisa terlepas dari (1) ciri-ciri pendidikan kolonial Belanda,
seperti gradualisme, dualisme, kontrol sentral yang kuat, keterbatasan tujuan
pendidikan, prinsip konkordansi, dan tidak adanya perencanaan pendidikan yang
sistematis; (2) kebijakan Gubernur Jenderal Belanda terhadap sistem pendidikan
di Indonesia. Segala masalah atau urusan pendidikan dimainkan dan diatur oleh
pemerintah. Segala macam bentuk perubahan dalam hal pendidikan seberapa pun
kecilnya harus melalui ijin Gubernur Jenderal. Antara tahun 1900 hingga 1942
terjadi beberapa pergantian kedudukan Gubernur Jenderal yang memimpin Hindia
Belanda, jadi bisa disimpulkan bahwa terjadi pergantian kebijakan juga dalam hal
pendidikan karena setiap Gubernur Jenderal sudah pasti memiliki pemikiran yang
berbeda tentang pendidikan dan pengajaran.
Sistem pendidikan kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900-1942 memiliki
komponen-komponen pendidikan yang terdiri dari (1) tujuan pendidikan; (2)
kurikulum; (3) peserta didik; (4) pendidik atau guru; (5) anggaran pendidikan; (6)
lulusan atau tamatan. Komponen-komponen tersebut harus ada dalam pendidikan
karena merupakan sebuah sistem yang menggerakkan pendidikan sehingga
pengajaran dapat berjalan
Perbedaan sistem pendidikan di Belanda adalah penjurusan yang sudah
dimulai sejak pendidikan di tingkat dasar dengan mempertimbangkan minat dan
kemampuan akademis dari siswa yang bersangkutan.
Basisschool (Sekolah Dasar) di Belanda berlangsung 8 tahun, terhitung dari
grup 1 (kelas 0 Kecil di Indonesia), grup 2 (kelas 0 Besar di Indonesia) dan
grup 3 s/d grup 8 (kelas 1 s/d 6 Sekolah Dasar di Indonesia).
Raport siswa di Basisschool memuat 44 butir pendidikan. Banyaknya items
yang harus dinilai oleh Basisschool membuat pihak sekolah betul-betul dapat
mengenali bakat, mentalitas dan budaya para siswanya.
Di Belanda ada 2 macam institusi pendidikan tinggi. Yang pertama adalah
HBO atau hoger beroepsonderwijs, yang terjemahan bebasnya dalam bahasa
Indonesia “pendidikan kejuruan tinggi”,
Dan yang kedua institusi berjenis WO biasanya disebut Universiteit
(universitas) atau Technische Universiteit (universitas teknik). Dalam bahasa
Inggris institusi seperti ini biasanya disebut University dan University of
Technology.
4.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang
membangun agar kedepannya penulis dapat menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, D., & Azwar, A. (2017). Pengaruh Tayangan Film “Guru Bangsa:
Tjokroaminoto” terhadap Rasa Nasionalisme Siswa-Siswi SMUN 4
Depok. Prosiding Konferensi Nasional Komunikasi, 1(01).
Fajar Shidiq Sofyan Heru, H., & Nurul Umamah, U. SISTEM PENDIDIKAN KOLONIAL