Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Perilaku Hedonisme Pada Mahasiswa Rantau Semester 6 Fakultas PSI


UMP

Disusun oleh,

Nama
NIM

JURUSAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan pola hidup sangat dipengaruhi oleh berkembangnya ilmu
pengetahuan saat ini yang menciptakan teknologi komunikasi sehingga membuat
terjadinya pergeseran kebudyaan dalam kehidupan masyarakat. produksi dari
media massa memberikan hasil yang begiutu banyak tersedia piliihan yang
membuat orang-orang merasa tergiur dengan bahasa yang digunakan bersifawt
ajakan atau persuasif dengan tidak mengutamakan sisi pendidikannya. Efek
samping yang diberikan oleh hasil teknologi ini adalah pola konsumsi yang tidak
terkontrol dalam mengakses semua pilihan tersebut.
Pengaruh budaya global juga diberikan oleh media massa dnegna
kenikmatan yang diberikan pada masyarakat menjadi bebas dan terbentuk perilaku
yang hedonis. Budaya Indonesia telah berubah menajdi budaya alternatif akibat
dsari padsa pengaruh budaya global dimana sebelumnya mayarakat Indonesia
merupakan masyarakt yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan norma.
Perubahan ini telah terjadi dan beralih pada pola kehidupan yang hedonisme bagi
semua lapisan kehiduapn masyarakt (Sulianti, 2005).
Gaya hidup adalah suatu pola yang terbentuk pada seseorang dsalam
kehidupannya dan aktivitasnya, minat dan juga opini yang diberikannya (Kotler,
2002). Asal dari kata hedonisme ialah hedone yang artinya ialkag keniikmatan.
Suseno (1987) memberikan pegnertian hedonisme ialah suatu paham terkait
kenikmatan yang menjadi acuan dari pola kehidupan.
Hedonisme ialah aliran filsafat tua yang terkenal di Yunani. Aliran ini
memberikan paham tentang hedone yang menjadi tolak ukur dari suatu tindakan
yanmg baik. Arah dan tujuan dari penganut prinsip hedonisme ini adalah
mengeajr semua hal yang membuat tercipta rasa nikmat tanpa memikirkan
kehidupan yang susah (Vos de, 1987). Pengertian sempit dari kenikmatan tersebut
ialah kesenangan dunia. Paham ini memberikan arti tentang kehidupan sebagai
kesempatan dalam bersenang-senang karena kehidupan hanya sekali sehingga
pantas untuk mengejar hal tersebut.
Perilaku dari pada kehidupan yang hedonisme biasanya ditemukan pada
orang yang bekerja di pesiar, tempt bepesta atau diskotik, tempat tongkrongan,
mall dan lain sebagaiya yang tergolong pada kehidupan yang mulai menengah ke
atas. Penekanan dari pernyatan tersebut adalah ciri dari pada kehidupan hedon
yang memiliki kecenderungan hidup bersenang-senang dalam semua kegiatan
yang dilakukan.
Gaya hidup hedonisme yang berdasarkan tingkah laku dapat terbagi menjadi
3 ydiantaranya adalah seks bebas, penggunana obat terlarang dan sifat konsumtif
atau boros. Semua tindakan dan perilakku tersebut dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat. saat ini, bukan lagi hanya pada masyarakat menengah ke
atas saja yang terdapt perilaku hedonisme bahkan menengah ke bawah pun saat
ini telah memiliki sifat yang hedonisme.
Gaya hidup hedonisme memberikan ketertarikan bagi masyarakt terutama
bagi generasi muda yang masih memiliki sifat antusias mengenai kehidupan yang
berhubungan dengna hal-hal baru yang disebabkan oleh rasa penasaran yang
tinggi untuk mencobanya. Tidak lain juga generasi muda yaitu mahasiswa.
Sejarah perkembangan Indonsia berhubungan erat dengan peran yang dibedrikan
oleh mahasiswa melalui gerakan-gerawkannya. Mahasiswa memiliki pandangan
yang baik dalam kehidupan masyarakat menjadi orang-orang yang terpelajar dan
mendapatkan pendidikan sehingga akan mencerminkan suatu perilaku yang baik
dan tidak buruk. Seperti contoh pada masa lampau di masa perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia dimana mahasiswa mampu memunkculkan orde
baru hingga reformasi 1998 yang m3embuat rezim orde baru menjadi jatuh
(Immanuddin, 2003).
Pernyataan diatas memberikan suatu indikasi bahwa mahasiswa merupakan
generasi mudas yang memiliki tanggung jawab dalam keberlangsungan kehidupan
masyrakat. Sebagai mahasiswa yang menempuh pendidkan dituntur memiliki
kepekaan terhadap semua yang terjadi dlam lingkunga sekitarnya. Bukan hanya
teori saja yang diharapkan daripada mahasiswa yang berpendidikn namun juga
praktek dalam kehidupannya. Mahasiswa diharapkan dapat berperan dsalam
penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.
Gaya hidup hedonis sangat tercermin bagi mahassiswa yang berdomisili di
lingkungan perkotaan. Hal ini dipengaruhi oleh banyakny arus masuk teknologi
dan fasilitas-fasilitas terbaru di setiap waktunya. Di kota besar umumnya banyak
ditemukan lingkunga perbelanjaan, restoran, diskotik kafe dan fasilitas-fasilitas
hibran lainnya.
Fenomena kehidupan hedonisme yang tercemin dalam kehidupan
mahasiswa diantaranya adalah penggunaan obat terlarang, kehidupan seks bebas
baik diajak teman ataupun dengan pasangannya yang tidak lain dengan dukungan
dari pemiliki kos yang tidak berani memberikan teguran pada mahasiswa tersebut
dikarenakan takut kehilangan penghuni kostnya. Hal inilah ytang mendukung
perilaku-perilaku yang tidak baik tersebut. Selain daripada fenomena tersebut, saat
ini banyak sekali ditemukan mahasisw yang memiliki pola hidup hedonisme
dimana terbentuknya pola konsumtif dalam kehidupannya. Mahasiswa sering
melakukan belanja dengan biaya-biaya yang sangat mahal dan bertemu di tempat
tongkrongan dan hiburan lainnya yang berkelas dengan biaya yang mahal. Hal ini
kebanyakan dilakukan mahasiswa sebagai bentuk daripada gengsi. Kehidupan
mahasiswa terus mengalami pengaruh globalisasi terhadap gaya hidupnya dan
pengaruh kelompok sosial sehingga membuat dampak yang tidak baik bagi
mahasisswa.
Uraian latar belakang diatas memberikan ketertarikan baig peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perilaku Hedonisme Pada
Mahasiswa Rantau Semester 6 Fakultas PSI UMP”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang masalah penelitian ini maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana gambaran perilaku hedonisme
pada mahasswa rantau Semester 6 Fakultas PSI UMP?”

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dar penelitian ini adlaah untuk Mengetahui gambaran perilaku
hedonisme pada mahasswa rantau Semester 6 Fakultas PSI UMP.
1.4. Manfaat Penelitian
A. Secara teorits
Penelitian ini dpat bermanfaat bagi bidang psikologi terkait perilaku
gaya hidup hedonisme pada mahasiswa.
B. Secara praktis
Manfaat penelitian ini bagi 3 pihak berikut:
1. Mahasiswa
Mengenal perilaku-perilaku yang hedonisme dan dampak yang
diberikannya sehingga menanamkan dalam diriunya kesadaran
ataupun tidak mengikut paham hedonisme tersebut.
2. Orang tua
Menjadi wawasan dan pengetahuan orang tua dalam memberikan
bimbingan dan pertimbagn untuk mengontrol perilaku hidup
anaknya terutama mahasiswa.
3. Peneliti
Menjadi referensi terhadap penelitian selanjutnya terkait perilaku
dan hedonisme yang ada pada mahasiswa atau subjke lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gaya Hidup
Pengertian Gaya Hidup
Susanto (1993) memberikan arti gaya hidupa adsalah suatu bentuk cara
setiap individu untuk menyakatan dirinya sesuai dengan apa yang diinginkannya
untuk dapat diterima dsan m asuk pada kelompok sosial tertentu. hawkins dkk
(1998), gaya hidup ialah cara individu dalam menjalani kehidupanya
yangtercermin pada kegiatannya, minatnya, sikap dan juga harapnnya.
Ruslit (1997) juga memberikan pendapat tentang gaya hidupki ialah
tingkah laku yang masyarakat atau kelompk sosial bersifatk khas. Lahirnya gaya
hidup dari kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai sosial. Perubahan gaya
hidup masyaakat dapat di lakukan dengan kontak masyarakat lainnya. Perubahan
ini didukung oleh adsasnya kemajuan teknologi komunikasi saat ini. Masyarakat
dari semua daerah dapat bertemu dasn berinteraksi satu dengan yang lainnya
hanya dengan menggunakan media massa.
Kotler (2002) memberikan gambaran gya hidup seseorang mencerminkan
pola kehidupanya di dunia ini dari minat kegiatan dan juga pendapatnya. Gaya
hidup menunjukkan “keseluruhan orang tersebut” artinya semua tentang orang
yang diamati kehidupannya dapat dilihat dari gaya hidupnya. Hidup manusia
biasanya suka untuk mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan semua
keseangan dan kenikmatanb dunia.
Pengukuraan Gaya Hidup
Teknik dalam pengukuran gaya hidup disebut Psikofrafi. Psikografi ialah
teknik penelitian untuk mengukur kegiatan dari gaya hidup. Acuan dari psikografi
ialah pengukuran dimensi gaya hidup yang tercaku[ sistem AIO (Activities,
Interest dan Opinions):
a. Aktivitas merupakan cara orang dalam mempergunakan waktunya dan
tercermin pada tindakannya
b. Minat pada sesutuahal yang disertai fokus perhatian berulang-ulang pada
objek yang diminati.
c. Pendapat merupakan tanggapan baik verbal atau non verbal terhadap
kondisi terkait isu dirinya dasn produk.
Dari uraian diatas, diketahui bahwa gaya hidup ialah pola kehidupan setiap
orang dalam menggunakan waktu dasn uangnya yang dapat diamati daripada
kegiatannya, minat dan opininya terkait sesuatu hal. Aktivitas dapt dilihat dsari
hobi, perilaku konsumsi dan juga hiburan yang digunakannya. Minat dapat dilihat
dari makanan, pakaian yang digunakannya. Pendapat dapat dilihat dari
tanggapannya mengenai sesuatu hal yang ada dilingkungannya.
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Hawkins dkk (2004) memberikan penjelasan tentang fakto yang menjadi
pengaruh bagi seseorang dalam gaya kehidupannya. Masing-masinbg individu
mwemiliki sudut pandang tersendiri terhadap dirinya dan terus berupaya untk
melakukan apa yang diinginkan dirinya sendiri. terdapat faktor yang
mempengaruhi diri sendiri untuk menentukan pandsangan dan gaya kehidupannya
sendiri, faktor tersebtu dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri sendiri dan
juga dari luar dirinya sendiri.
a. Faktor internal
a. Motif
Makna dari motif adalah dorongan. Motif ialah penenakan dari
kebutuhan diri seseorang dalam mendapatkan kepuasannyta
(kotler, 1992). Semua yang terdapat motif dalam diri seseorang
akan membuat seseorang menentukan pandangannyadalam
berperilaku. Banyak terdaspat alasan mengenai terbentuknya
gaya hidup seseorang.
b. Pengalaman masalalu
Dalam perjalanan kehidupan semua orang akan melalui banyak
kejadian dan kondisi. Hal tersebut akan membuat seseorang
mendapatkan banyak pengalaman sehingga memberikan
pandangan bagi dirinya. Pengalaman juga terbagi menjadi
pengalamab yang buruk dasn juga yang baik. Keduanya kan
mmemberikan pandangan yang berbeda dana mempengaruyhi
gaya kehidpan seseorang.
c. Kepribadiaan
Setiap orang meiliki kepribadian yang berbeda-bedda sesuai
denga ciri dan karateristiknya yang ada dalam dirinya. Ciri yang
menonjol pada seseorang akan menjadi faktor pembentuk
perilaku dirinya dan juga menentukan gaya hidup yang
dipillihnya.
d. Sikap
Sikap ialah cara orang dalam berpikir dan berperilaku mengenai
kejadian yang terdapat dilingkungannya. Motif, pandangan,
proses pembelajaran dsan emosi dapat menjadi penentu
seserorang dalam bersikap. Hal ini juga yang akan mendorong
seseornga dalam perilaku sebagai gambaran gaya hidupnya
(Hawkins dkk, 2004).
b. Faktor ekseternal
a. Kelompok Referensi
Kelomok ini menjadi titik perbandingan dalam seseorang
membentuk sikapnya. Pengaruh dari kelompok yang menajdi
refernsi seseroang akan menentukan cara berpikir dan
berperilaku serta menentukan gaya hidupnya.
b. Keluarga
Keluarga sangat berpengaruh pada gaya kehidupan setiap orang
karena kaitan yang erat dengan dirinya. Peranan penting keluarga
bagi seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Dukunga moral
dan etika dapat diberikan pada seseorang seperti orangtua pada
anaknya akan menetnukkan gaya kehidupan anaknya.
c. Kelompok Sosial
Kelompok ini dengna seseorang sangat berhubungan akrab dan
tentunya dengan tujuan motif dan pandangan yang sama
sehingga terjalin hubungan yang erat.
d. Kebudyaan
Budaya dapat menjadi fakto pembentuk nilai dan perilaku
seseorang. Masing-masing masyarakat memiliki visi yang
berbeda satu sama lain dsalam membangun kebudayaannya.
Seseorang yang tumbuh dalam kebudayaan yang berbeda-beda
tentu akan menentukan pola berperilakunya sehingga gaya
hidupnya juga akan berbeda.

2.3. Gaya Hidup Hedonisme


Hedonisme ialah paham dari filsafat Yunani yang asal katanyta ialah hedone
denganmakna kesenangan atau kenikmatan. Paham ini bertujuan agar seseorang
terhindar dri kesengsaraan di dunia ini sehingga membuat dirinya memanfaatkan
kesempatan untuk bersenang-senang. Awal dari perkembangannya, hedonissme
bernilai positif. Akan tetapi terjadi pergeseasrn ke arah negatif yang membuyat
semboyan baru hedonisme yaitu carpe diem yang artinya mengajak semua orang
untuk meraih kenikmatan semaksimal mungkin dalam kehidupannya (Vos de,
1987).
Penyebaran luas paham ini membuat semua orang lebih memikirkan hal-jhal
duniawi dalam menjalani kehidupannya. Terdapat 2 pandngan tentang hedonisme
yakni psikologis dan etis. Hedonisme artian psikologis ialah paham yang
mengajak orang untuk tidak sekalipun berbuat tidak untuk memberikan
kenikmatannya sendiri. Hedonisme artian etis ialah pendidiar bahwa kenikmatan
ialah nilai tertinggi dan tujuanyang utama dan akhir daslam perjalanan kehidupan
manusia (mangunhardja, 1997).
Gaya Hidup Hedonisme
Sussianto dalam Astuti, 2004 mengatakan bahwa gaya hidup hedonisme
ialah pola hidup yang memberikan arah kegiatan hidupan untuk memperoleh
kesenangan hidup dimana jarang dirumah dan lebih senang bermain, berbelanja
barangh-barang mewah dan selalu inigin menjadi pusat perhatian banyak orang.
Mars juga memberikan gambaran tentang gaya hidup hedonis anak muda
diantaranya ialah senang ke tongkrongan untuk berkkumpul, senang berpergian
untuk hura-hura, berpakaian mewah dan menyukai makanan junkfood dari luar
negeri.
Damayanti (2003) memberikan gambran gaya hidup hedonisme memiliki
karakteristik yaitu terlibat dengn orang lain, suka hidup hura-hura, tidsak serius
dan senang di tempat ramai. Aktivitas seseorang akan diarahkan kelompok sosial
agar dapat memmberikan orang tersebut mencapai kenikmatan dalam
kehidupanya. Terdapat 3 bidang hedonisme dalam kehidupan masyarakat
diatnarnaya adalah seks bebas atau fress sex, penggunaan obat terlarang atau
drugs dan consumtivistm atau berperilaku yang konsumtif (hidup dalam
pemborosan) (Rofiq, 1999). Perilaku yang hedonis.
Berdasarkan uraian diatas berarti dapat disimpulan bahwa gaya hidup
hedonis adalah pola prilaku sebagai cara hidup seseorang yang selalu mencari dan
menekankan pada kesenangan hidup.
2.4. Kerangka Pemikiran

Kemajuan Teknologi Komunikasi dan Infrormasi

Pengaruh Budaya Global

Gaya Hidup

4.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi:
Faktor Internal: Hedonisme
5.
- Motif
- Pengalaman Masalalu 5.1.
- Kepribadian
- Sikap Bentuk-Bentuk Hedonisme:
Faktor Eksternal: - Penggunaan Obat
- Kelompok Referensi Terlarang
- Keluarga - Seks Bebas
- Kelompok Sosial - Perilaku Konsumtif
- Kebudayaan

Perilaku Mahasiswa Rantau Semester 6


BAB III
METODE PENELITIAN

3.

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku hedonisme pada
Mahasiswa rantau semester 6 Fakultas PSI UMP. Oleh krena itu, penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,
karena itu penelitian ini akan menggambarkan perilaku gaya hidup hedonisme
yang terdapat pada mahasiswa rantau semester 6 fakultas PSI UMP.
Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan
data, tulisan dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Adapun studi
kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi,
menggambarkan subbudaya dan menemukan fenomena kunci (Robert K, 2003 :
5). Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau melukiskan
tentang apa yang diteliti dan berusaha mendapatkan data sebanyak mungkin
sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang jelas dan tepat tentang apa yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Dengan demikian peneliti akan
memperoleh data atau informasi lebih mendalam mengenai fenomena mahasiswa
hedonisme.
3.2. Fokus Penelitian
Topik yang menjadi fokus penelitian ini adalah tentang analisis perilaku
Hedonisme pada Mahasiswa Rantau Semester 6 Fakulst PSI UMP. Gaya hidup
adalah suatu bentuk cara setiap individu untuk menyakatan dirinya sesuai dengan
apa yang diinginkannya untuk dapat diterima dsan m asuk pada kelompok sosial
tertentu. Hedonisme adalah paham yang mengajak orang untuk tidak sekalipun
berbuat tidak untuk memberikan kenikmatannya sendiri dalam hidup. Gaya Hidup
Hedonis adalah pola prilaku sebagai cara hidup seseorang yang selalu mencari dan
menekankan pada kesenangan hidup.
3.3. Partisipan Penelitian
Peneliti menggunakan teknik Teknik Probability Sampling yaitu
Proportionate Stratified Random Sampling, dimana peneliti berupaya untuk
mendapat partisipan sesuai dengan kriteria tertentu yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Sugiyono, 2010: 63). Adapun pengertian dari sampling jenuh atau sensus
menurut Sugiyono (2008: 122), adalah: “Sampling jenuh atau sensus adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
Kriteria dari partisipan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua populasi
dapat dijadikan sampel artinya semua mahasiswa semester 6 Fakultas PSI UMP
memperoleh peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian ini.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:
1. Data primer yaitu informasi yang diperoleh dari informan penelitian di lokasi
penelitian. Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan dengan:
a. Observasi yaitu pengamatan oleh peneliti baik secara langsung ataupun
secara tidak langsung. Namun, dalam penelitian ini metode observasi yang
digunakan peneliti adalah metode observasi partisipan. Metode observasi
partisipan hampir sama dengan observasi langsung di mana, melalui pengamatan
gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian pada saat peristiwa sedang
berlangsung (Nawawi, 2006: 67). Metode observasi langsung ini digunakan jika
informan tidak dapat menjelaskan mengenai tindakan yang ia lakukan atau karena
ia tidak ingin menjelaskan mengenai tindakannya. Oleh karena itu, data dari
metode observasi langsung diharapkan dapat menjadi penunjang data dari metode
wawancara. Data yang diperoleh dari observasi ini adalah untuk melihat kondisi
geografis lokasi penelitian.
b. Wawancara mendalam adalah sebuah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancari, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara (Bungin,2005 : 126). Pada penelitian ini,
wawancara dilakukan apabila ada beberapa hal yang membutuhkan penjelasan
sumber data secara khusus. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai
permasalahan penelitian lebih mendalam. Wawancara dilakukan dengan
memberikan pertanyaan kepada informan secara spesifik dengan panduan
interview guide. Wawancara dengan interview guide dilakukan denganmelakukan
tanya jawab oleh peneliti dengan informan mengikuti pedoman pertanyaan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan (Nawawi, 2006:101).
Data yang diperoleh dari wawancara mendalam yaitu berupa pengetahuan
informan mengenai gaya hidup perempuan karir serta pengaruhnya dalam
pemilihan persalinan.
2. Data sekunder yaitu data yang berkaitan dengan objek penelitian namun bukan
dari penelitian di lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh
dari studi kepustakaan yakni dengan mencari data dari artikel, surat kabar, tabloid,
buku, internet, buku ataupun sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
3.5. Kredibilitas Penelitian
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas data diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data dan waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Sumber data penelitian ini berasal dari mahasiswa
tingkat semester 1, semester 3, semster 7, dan semester 9 Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang
menajadi mahasiswa perantauan. Data tersebut dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang
berbeda, misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan
observasi, dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengecekan dengan
teknik yang berbeda-beda menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain, untuk memastikan mana yang dianggap benar atau
mungkin semuanya benar, karena memiliki sudut pandang yang berbeda-
beda.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Dalam rangka pengujuan kridibilitas dapat
dilakukan dengan wawancara dan observasi dalam waktu dan situasi yang
berbeda jika hasil data yang diperoleh berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (Eko Putro
Widyoko, 2017:125-129).
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini mengunakan model Miles dan Huberman. Analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti melakukan analisis terhadap jawaban narasumber. Aktifitas dalam analisis
data yaitu ada data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan. Reduksi merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi, oleh karena itu melakuan
reduksi dapat mendiskusikan pada teman atau orang yang di pandang ahli.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian sigkat, bagan, hubungan
antar kategori, flow chart, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclution Drawing/ Verification
Langkah ketiga menurut Miles dan Huberman dalam analisis data adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi
mungkin juga tidak karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Eko Putro
Widyoko, 2017:91-99).
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W. 2004. Faktof faktor yang mempengaruhi gaya hidup hedonis pada
mahasiswa yang bekerja sebagai SPG rokok. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitaian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Damayanti, R. 2003. Hubungan antara macam macam gaya hidup dan perilaku
konsumtif terhadap pakaian pada remaja. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Eko Putro Widyoko. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2017.
Hawkins, DI., Best, RJ & Coney KA. 2004. Consumer Behavior : building
marketing strategy (9th ed). The McGraw-Hill Companies.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Prehallindo.
Kotler, P. (1992). Dasar-dasar pemasaran (5th ed). Jakarta:Intermedia.
Mangunhardja, A. 1997. Isme-isme dalam etika : dari A sampai Z. Yogyakarta :
Kanisius.
Nawawi, Hadari dan Hadari, Martini. (2006). Instrumen Penelitian Bidang
Sosial.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Susanto, AB. 2001. Potret-potret gaya hidup metropolis. Jakarta: kompas Media
Nusantara.
Suseno, FM. 1987. Etika Dasar masalah-masalah pokok filsafat moral.
Yogyakarta: kanisius.
Vos, de. 1987. Pengantar Etika. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Yin, Robert K. (2003). Studi Kasus (Desain dan Mode). Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai