Anda di halaman 1dari 30

Strategi Rebranding Radio Kis 95.

1 Fm Dalam Menarik Minat Pendengar

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

Nama: Kurnia Jati Pratama

Nim: 1806015020

Peminatan: Penyiaran

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2022
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2022

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal : Strategi Rebranding Radio Kis 95.1 Fm Dalam Menarik Minat Pendengar

Nama : Kurnia Jati Pratama

Nim : 1806015020

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Peminatan : Penyiaran

Telah diperiksa dan di setujui,

Untuk mengikuti seminar proposal skripsi oleh:

Pembimbing 1

Dr. H. Syaiful Rohim, M.Si

Tanggal:
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Strategi Rebranding

Radio Kis 95.1 Fm Dalam Menarik Minat Pendengar” dengan penuh tanggung jawab dan

keikhlasan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Sang Uswatun Hasanah,

Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang

istiqomah dalam menegakkan Islam.

Penulisan Proposal skripsi ini dilakukan untuk memenuhi syarat kelulusan guna

memperoleh gelar sarjana di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA dan sebagai

sebuah proses untuk mempersiapkan diri sebagai sumber daya manusia yang memiliki wawasan

dan pengalaman yang luas.

Proposal skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tentu tidak terlepas dari

bantuan berupa kritikan, saran, bimbingan, dukungan, petunjuk dan kerjasama dari berbagai

pihak yang bersangkutan, terutama dosen pembimbing sehingga kendala kendala yang dihadapi

penulis dapat dihadapi dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Tellys Corliana, M.Hum. Dekan FISIP UHAMKA

2. Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si. Wakil Dekan I FISIP UHAMKA

3. Rifma Ghulam Dzaljad, M.Si. Wakil Dosen II FISIP UHAMKA

4. Farida Hariyati, S.IP., M.I.Kom. selaku Kaprodi FISIP UHAMKA

5. Dr. H. Syaiful Rohim, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan motivasi

dan membimbing penulis dengan sabar.


6. Orang tua saya yang sudah memberikan support dan selalu memberikan doa kepada saya

7. MA Rully Austin John Siregar, Program Director Kis FM

8. Veronica Quillitta, Selaku Producer Radio Kis In The Morning

9. Dan terimakasih untuk semuanya yang sudah membantu atas pembuatan dan penyusunan

laporan PKL ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna

karena keterbatasan ilmu dari penulis dan kendala-kendala yang terjadi selama pengerjaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tulisan di waktu yang

akan datang. Harapannya tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk penelitian dan

pengembangan yang lebih lanjut.

Jakarta, Januari 2022

Kurnia Jati Pratama

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL......................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................v

DAFTAR TABEL...........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................2

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan teoritis adalah salah satu hal penting sebagai modal untuk dapat tumbuh,

berkembang, dan hidup berkelanjutan dalam memasuki dunia pekerjaan, baik itu menjadi pekerja

maupun wirausaha. Namun, kemampuan teoritis saja tidak cukup untuk menjadi modal

berkompetisi. Teknologi yang canggih dan beragam jenis pekerjaan baru hadir dalam suatu

perusahaan dan dunia kewirausahaan di era industri saat ini. Oleh karena itu, kemampuan yang

lebih komprehensif menjadi suatu hal wajib untuk dimiliki.

Kemampuan komprehansif yang handal yaitu tidak hanya memiliki kemampuan teoritis

tetapi juga dilengkapi oleh kemampuan praktis. Untuk membangun kemampuan komprehensif

ini dapat dibentuk dengan pengalaman atau pelatihan kerja. Pelatihan kerja sangat dibutuhkan

sebelum memasuki dunia kerja agar ketika memasuki dunia kerja dapat beradaptasi dengan baik.

Pelatihan kerja dilakukan juga untuk mengasah kemampuan praktis dan mengimplementasikan

teori-teori yang telah dipelajari.

Sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHAMKA, Program

Studi Ilmu Komunikasi, pada Peminatan Penyiaran, Penelitian ini dilakukan dengan mencari

riset langsung di Radio 95.1 KIS FM Jakarta yang berlokasi Jl. HR. Rasuna Said Jakarta 19280.

Menara Imperium, Setiabudi, Jakarta. Radio 95.1 KIS FM Jakarta adalah salah satu lembaga

penyiaran swasta yang memiliki tagline #KIS951FM #LoveBanget dan visi Insightful, Modern

and Humorous Serta misi menyajikan Best Hits 90’s sebagai core musik dan menjadi Radio yang

dapat menemani pendengar umur 25 – 35 tahun bersantai.

1
Radio menjadi tempat yang relevan untuk implementasikan kemampuan teoritis penulis

yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Tidak hanya itu, bidang, visi dan misi perusahaan

ini akan mampu memberikan bekal atau kemampuan praktis pada penulis untuk

mengembangkan kemampuan komprehensifnya di bidang Ilmu Komunikasi khususnya

penyiaran.

Radio merupakan salah satu media elektronik yang masih memiliki penggemar dan

digunakan oleh banyak masyarakat. Radio sekarang ini telah menjadi media informasi dan

hiburan yang semakin lama semakin berkembang. Sepanjang tahun teknologi yang digunakan

oleh radio semakin maju dan kualitas radio semakin meningkat sehingga radio juga masih dapat

bersaing dengan media-media penyiaran lainnya.

Pada masa kini, sebagian besar pendengar radio bertujuan untuk mencari hiburan. Radio

sebagai media memiliki produk hiburan yang merupakan hasil dari proses produksi yang

dijalankan. Ragam produk hiburan radio bermacam-macam, seperti: drama radio, infotainmet,

program humor, program kuis, dan bahkan musik. Kualitas suatu radio berada pada rangkain

program-program unik dan kreatif. Tidak hanya itu, kualitas dan penataan suara juga berperan

penting bagi oprasional radio.

Berdasarkan pemaparan yang telah penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk

mendeskripsikan “Peran Editor dalam Program Kis in The Morning di Radio 95.1 Kis FM

Jakarta” sebagai topik dalam laporan PKL ini.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Radio Kis 95.1 Fm memilih konsep Rebranding?

2. Bagaimanakah strategi rebranding yang digunakan oleh Radio Kis 95.1 Fm agar dapat

menarik minat pendengar secara efektif?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembahasan masalah dalam penelitian ini yaitu strategi rebranding sebagai upaya radio Kis 95.1

Fm menarik minat pendengar. Pembatasan masalah ini bertujuan untuk lebih memfokuskan pada

penelitian yang akan dilakukan.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah maka, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengkaji strategi

rebranding Radio Kis 95.1 Fm dalam menarik minat pendengar.

1.5 Signifikansi

1.5.1 Signifikan Akademis

Memberikan ide dalam penelitian untuk dikembangkan lebih lanjut dalam situasi

Dan kondisi lain, bagi kalangan akademis pada umumnya dan khususnya pada mahasiswa

komunikasi dengan peminatan penyiaran khususnya dalam rebranding radio.

1.5.2 Signifikan Praktis

Secara praktis pada penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan pengetahuan berkenaan pada penelitian ini.

1.5.3 Signifikan Teoritis

Secara teoritis pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa ide dan

sebuah saran bagi pengembangan kajian ilmu komunikasi massa khususnya pada studi deskriptif

mengenai penyiaran.

3
1.6 Keterbatasan Penelitian dan Kelemahan

1. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu peneliti kesulitan untuk mencari data secara langsung

dari narasumber. Karena narasumber seringkali bekerja secara WorkFromHome (WFH). Jadi

peneliti harus menunggu waktu yang tepat untuk melakukan wawancara secara mendalam.

2. Kelemahan pada penelitian ini yaitu peneliti kesulitan dalam menentukan dan menyusun

metode yang kerap digunakan dalam penelitian ini dikarenakan kurang memiliki jaringan yang

begitu luas sehingga tidak memiliki cukup banyak narasumber untuk dimintai keterangan terkait

dengan penelitian yang akan dibuat.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Dalam penelitian ini, peneliti juga mempelajari dari penelitian – penelitian

terdahulu yang pernah dibuat dan mampu dijadikan sebuah referensi. Supaya tidak adanya

tindakan plagiat atau meniru dengan penelitian yang telah dibuat. Maka, penelitian terdahulu ini

digunakan sebagai bahan pertimbangan juga perbandingan dengan apa yang penelitian saat ini di

buat.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

1. Devi Siang Hari – Strategi Rebranding Jeje Radio Guna Meningkatkan Pendengar

Dalam Menghadapi Persaingan Antar Radio Di Surabaya

Nama Peneliti Devi Siang Hari

Asal Peneliti Universitas Bhayangkara Surabaya

Judul Penelitian Strategi Rebranding Jeje Radio Guna Meningkatkan Minat Pendengar

Dalam Menghadapi Persaingan Antar Radio Di Surabaya

Jenis Penelitian Skripsi

Tahun Penelitian 2018

Pendekatan Deskriptif Kualitatif

Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif

Tujuan Penelitian Untuk mengkaji Strategi Rebranding Jeje Radio guna meningkatkan

minat pendengar dalam menghadapi persaingan antar Radio di Surabaya

5
Hasil Penelitian Strategi Rebranding Jeje Radio dapat mempertahankan dan

meningkatkan minat pendengar. Adanya konvergensi media membuat

Jeje Radio terbantu untuk membuat sebuah program – program yang

sesuai dengan minat pendengar.

Persamaan dan Perbedaan Persamaan pada penelitian ini adalah metode pada penelitian yang akan

penulis gunakan untuk menganalisis data, namun terdapat perbedaan

pada beberapa aspek yaitu informasi dan data yang akan dijadikan

bahan untuk di teliti

2. Dini Safitri Istiqomah Bantilan, Roro Retno Wulan, dan Indra N. A. Pamungkas –

Strategi Rebranding Zora Radio

Nama Peneliti Dini Safitri Istiqomah Bantilan, Roro Retno Wulan, dan Indra

N. A. Pamungkas.

Asal Peneliti Universitas Telkom

Judul Penelitian Strategi Rebranding Zora Radio

Jenis Penelitian Jurnal Ilmiah

Tahun Penelitian 2017

Pendekatan Kualitatif

Metode Penelitian Studi Kasus

Tujuan Penelitian Mengetahui bagaimana strategi rebranding dari Zora Radio

dengan melihat melalui tahap perencanaan, tahap

implementasi, dan tahap evaluasi.

Hasil Penelitian Per Oktober 2014, Zora Radio mengusung slogan Fresh and

6
Hits melakukan rebranding dengan mengusung slogan baru

yaitu Enjoy The Beat. Penggantian sloga ini diikuti dengan

berbagai perubahan lainnya dalam lingkup internal perusahaan

untuk menegaskan identitas merek baru yang dimiliki oleh

Zora Radio.

Persamaan dan Perbedaan Persamaan pada penelitian ini terdapat pada pendekatan

penelitian dan metode pada penelitiannya, namun terdapat

perbedaan pada jenis penelitian.

3. Rizki Cahya Nisita – Strategi Rebranding Radio Kampus Proalma menjadi Radio

Pendidikan

Nama Peneliti Rizki Cahya Nisita

Asal Peneliti Universitas Diponegoro Semarang

Judul Penelitian Strategi Rebranding Radio Kampus Proalma Menjadi Radio Pendidikan

Jenis Penelitian Skripsi

Tahun 2010

Penelitian

Pendekatan Deskriptif Kualitatif

Metode Deskriptif Kualitatif

Penelitian

Tujuan Untuk mendeskripsikan cara dan jenis strategi rebranding radio kampus Proalma

Penelitian menjadi radio pendidikan.

Hasil Penelitian Pada tahun 2005 Proalma mulai melakukan rebranding dengan memperbaiki bahkan

7
mengganti kondisi internal perusahaan, dengan tujuan mengembalikan segmentasi

pendengar.

Persamaan dan Pada penelitian ini terdapat persamaan dalam pengumpulan data dengan Kualitatif.

Perbedaan Namun, terdapat perbedaan dalam mendapatkan sebuah informasinya.

2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah salah satu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

Pada penelitian ini cara pandang yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma konstruktivis.

Paradigma konstruktivis yaitu paradigma yang dilakukan pengamatan dan objektivitas dalam

menemukan suatu realitas dan ilmu pengetahuan.

Menurut Hidayat (2003) bahwa paradigma konstruktivisme memandang ilmu sosial

sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung

secara terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan mengelola dunia

sosial mereka (Hidayat, 2003, p.3).

Dalam metodologi, bermacam jenis pengonstruksian dalam sebuah konsensus digunakan

dalam paradigma ini. Terdapat 2 aspek dalam proses ini yaitu yang pertama dialetik dan

hermeneutik. Dialetik adalah sebuah penggunaan dialog untuk melakukan pendakatan dengan

subjek yang diteliti untuk dianalisis pemikirannya agar bisa dibandingan dengan cara berfikir

peneliti sendiri. Hermeneutik adalah sebuah tindakan harmonisasi dalam komunikasi juga

memaksimalkan interaksi yang ingin dicapai. (Neuman, 2003:75).

Pada penelitian ini yang sifatnya kualitatif, peneliti menggunakan paradigma

konstruktivisme. Karena penelitian ini mendapatkan sebuah informasi dari narasumber atau

8
informan, hasil tersebut yang berupa konstruk atau berdasarkan realita yang terjadi pada manusia

secara indibvidu tanpa merubah hasil yang terjadi.

2.3 Komunikasi
Menurut Kriyantono (2019), komunikasi adalah kebutuhan hidup dan mempunyai posisi

penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi adalah bagian yang inheren atau melekat pada

diri manusia terutama saat melakukan interaksi sosial. Berikut ini beberapa pendapat mengenai

definisi komunikasi.

2.3.1 Definisi Komunikasi


Hakikat komunikasi adalah sebuah proses pernyataan antar manusia, di mana yang

dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa sebagai alat penyalurnya. Menurut Mulyana (2010: 66) terdapat tiga konseptualisasi atau

kerangka pemahaman mengenai definisi komunikasi, yaitu :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah, yaitu komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian

pesan searah dari satu orang kepada orang lainnya, baik secara langsung maupun melalui media.

Pemahaman komunikasi ini berorientasi pada variabel-variabel tertentu, seperti isi pesan

(pembicaraan), cara penyampaian pesan, dan daya bujuknya atau efek (pesan) komunikasi

(Naway, 2017).

2. Komunikasi sebagai interaksi, yaitu penyampaian pesan baik verbal maupun nonverbal yang

kemudian terdapat jawaban atas pesan yang disampaikan atau disebut umpan balik (feedback).

3. Komunikasi sebagai transaksi, yaitu komunikasi yang berlangsung bila seseorang telah

menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal. Kelebihan

komunikasi ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi pada komunikasi yang

disengaja atau respon yang dapat diamati (Kurniati, 2016).

9
Menurut (Vardhani & Tyas, 2019) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Efek tersebut

bervariasi dari memahami sampai melakukan sesuatu. Hal ini bisa dikaitkan dengan tujuan

komunikasi itu sendiri. Tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau

mengubah persepsi, bahkan perilaku.

Berdasarkan pendapat dari peneliti terdahulu, maka penulis menyimpulkan bahwasanya

komunikasi adalah proses interaksi untuk menyampaikan pesan antara satu individual maupun

lembaga dengan individual lain dengan menggunakan bahasa sebagai suatu pesan dan media

sebagai sarana pengiriman pesan baik melalui medium maupun tatap muka. Tujuannya untuk

memberikan informasi, merubah perilaku, dan menyampaikan perasaan atau pikiran.

2.3.2 Konteks Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi, dan berlangsung dalam

jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Pada komunikasi organisasi

seringkali melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpersonal, dan juga melibatkan

komunikasi publik.

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta

saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu salam lain untuk

mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah-ubah.

Katz dan Kahn berpendapat, bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah usaha

mengirim serta menerima pesan baik dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu

organisasi.

10
Berdasarkan penelitian maka Komunikasi organisasi adalah konteks komunikasi yang

tepat untuk digunakan sebagai penelitian. Penelitian ini juga memiliki pemahaman terkait pada

perubahan pada suatu perusahaan.

Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Perubahan

mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi keadaan setelahnya. Perubahan

merupakan hal yang cukup sulit dalam perusahaan kecil. Di lain pihak, perusahaan besar yang

melakukan perubahan juga membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam organisasi

merupakan tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini ke kondisi

yang akan datang guna meningkatkan efektivitas.

Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya. Tujuan

perubahan ini dibaut karena organisasi tidak dapat sepenuhnya dapat mengendalikan lingkungan

eksternalnya, sehingga perlu secara terus menerus melakukan perubahan lingkungan internal

organisasi agar dapat menghadapi tantagan-tantangan yang timbul akibat persaingan inovasi

teknologi, pembaruan peraturan-peraturan pemerintah dan berbagai tekanan sosial.

2.3.3 Model Komunikasi Organisasi

Model komunikasi merupakan sebuah konsep yang menjabarkan mengenai proses

komunikasi antar manusia dengan memperlihatkan adanya penggunaan berbagai simbol

didalamnya. Model ini biasanya digunakan untuk menguraikan proses komunikasi menjadi lebih

sederhana tanpa menghilangkan komponen yang terdapat didalamnya.

Dikutip dari (Zikri, 2017: 73), Gorden Wiseman dan Larry Barker mengungkapkan

bahwa model komunikasi memiliki tiga fungsi yaitu: melukiskan proses komunikasi,

11
menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan memperbaiki hambatan

komunikasi.

Dari berbagai model komunikasi yang telah dirumuskan oleh para ahli, dapat ditarik benang

merah bahwa model komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis model

komunikasi, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan model

komunikasi interaksional (Poppy, 2014: 2) dalam Desy.

1. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana dan

menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah. Arus pesan digambarkan

bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan. Dalam model komunikasi

linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan bersifat pasif dalam

menerima pesan. Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi linear

diantaranya adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model

komunikasi SMCR Berlo, dan model komunikasi Shannon dan Weaver.

2. Model Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada

pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang

berlangsung dua arah. Model komunikasi transaksional mengaitkan komunikasi

dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya. Dalam model ini

digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran

pesan melainkan untuk membangun hubungan. Model komunikasi yang merujuk

pada model komunikasi transaksional diantaranya adalah model komunikasi

transaksional Barnlund

12
3. Model Komunikasi Interaksional

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan

komunikasi berlangsung dua arah. Umumnya model komunikasi interaksi digunakan

dalam media baru seperti internet atau media komunikasi modern. Model komunikasi

yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm.

Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk

menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang

mempengaruhi arus serta efektivitas komunikasi.

2.3.4 Unsur-Unsur Komunikasi Organisasi

Dalam komunikasi organisasi terdapat unsur yang menyatakan terjadinya proses

komunikasi organisasi memiliki kejelasan batasan dan berdasarkan tujuan organisasi yang akan

dicapai. James L.Gibson (1997:437-439) memberi penjelasan dengan cara pengimplementasian

unsur tersebut pada kegaiatn komunikasi yang ada di organisasi:

1. Komunikator

Komunikasi suatu organisasi ialah karyawan yang akan menyampaikan informasi

dan gagasan dengan tujuan mengadakan kegiatan komunikasi.

2. Sandi (encoding)

Komunikator akan melakukan unsur sandi ini dengan melakukawn

penerjemahaan gagasan pada sandi-sandi komunikasi dengan tersistematis. Sandi yang

dimaksud tersebut adalah bahasa, informasi akuntansi, laporan dan data dari komputer.

Tujuan daripada hal tersebut ialah membuat gagasan kedalam bentuk tertentu sebagai

suatu informasi atau pesan.

3. Pesan

13
Pesan ini ialah hasil yang telah dihasilkan dari pada sandi yang dibuat

sebelumnya. Komunikator akan memberikan gagasannya dalam bentuk pesan baik secara

verbal maupun non-verbal.

4. Media

Unsur media ini ialah seperangkat alat agar komunikator dapat memberikan

informasi dari perusahaannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan secara langsung, via

komunikasi handphone, meeting, via komputer, pesan singkat, kebijakan, jadwal

penyiaran dan lain sebagainya.

5. Penguraian sandi ke komunikan

Unsur ini ialah bentuk teknis dari hasil pemikiran komunikator yang tersampaikan

kepada komunikan atau penerima pesan dari komunikator tersebut baik melalui

pengalamannya ataupun referensi yang digunakannya dalam memahami pesan tersebut.

6. Umpan balik (feedback).

Unsur ini adalah bentuk respon komunikasi dari penerima kepada komunikator

agar dapat terjadi komunikasi dua arah dalam kegiatan komunikasi. Sedangkan jika pada

komunikasi satu arah, tidak terjadi umpan balik dari komunikan atau terjadi distorsi

komunikasi. Unsur ini dapat dilakukan baik dengan langsung ataupun tidak langsung.

7. Kegaduhan

Unsur noise ini menjadi faktor yang dapat menghambat proses komunikasi terutama

dalam

kegiatan penyiaran radio. Munculnya faktor ini dapat diakibatkan terjadinya sedakan

dalam

berkomunikasi dan dilakukan dengan terburu-buru. Hal yang terjadi akibat noise ini ialah

14
penerima tidak menerima informasi yang lengkap dan terjadinya kesalahan pemahaman

antara komunikan dan komunikator.

2.4 Periklanan

2.4.1 Definisi Periklanan

Wright (1978) dalam Alo Liliweri menjelaskan bahwan iklan berbentuk proses

komunikasi dimana pesan atau informasi disampaikan dengan lengkap pada bagian-bagian isi

dalam iklan. Organisasi menggunakan iklan dalam kegiatan komunikasinya menjadi kekuatan

utama dalam strategi pemasaran agar dapat menawarkan produk dan memberi layanan kepada

konsumen

Seperti yang dikatakan oleh ahli pemasaran Kotler (1991:237), ia memberikan arti bahwa

iklan menjadi bentuk penyajian ide promosi baik barang ataupun layanan kepada konsumen

sehingga penerima yang memperoleh informasi iklan tersebut dapat melakukan pembayaran

kepada organisasi sebagai perusahaan yang membuat upaya tersebut..

2.4.2 Jenis Periklanan

Jenis periklanan dapat dilakukan pembagian yakni 7 (tujuh) jenis iklan. Jenis iklan

tersebut ialah iklan lowongan, iklan perbisnissan, perdagangn, pengeceran, konsumen, iklan

bersama, iklan keuangan (Jefkins, 1997, P. 39). Berikut adalah pengertian daripada jenis-jenis

iklan yang telah disebutkan diatas:

1. Iklan konsumen adalah iklan penjualan produk agar konsumen membeli dan

membayar barang yang ditawarkan. Barang yang ditawarkan tersebut dapat berupa

bahan pokok konsumen, consumer good,s durable goods dan lain sebagainya. Iklan

ini menggunakan media dalam pemasangan iklannya pada berbagai media seperti

radio, televisi, outdoor dan indoor hingga bioskop.

15
2. Iklan antarbisnis ini memiliki tujuan promosi produk yang tidak ditujukan kepada

konsumen melainkan kepada perusahaan sejenis yang menjadi sasaran pengiklanan.

Contoh dari jenis periklann ini ialah penyediaan barang-barang bahan baku yang

menjadi bahan utama produksi suatu perusahaan.

3. Iklan perdagangan ialah iklan yang ditawarkan kepada para pedangan besar,

distributor, agen-agen hingga eksportir.

4. Iklan eceran ialah iklan yang sasarannya pada pabrik yang akan membuat produk dan

umumnya sering diletakkan pada agen toko atau gerai agar konsumen dapat

mengunjungi gerai tersebut dan membelinya.

5. Iklan bersama biasanya dilakukan oleh perusahan-perusahan dalam memperkenalkan

produknya. Promosi bersama misalnya saja iklan roti dan iklan mentega dimana

saling berkaitan.

6. Iklan keuangan bertujuan untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan

modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasisurat utang atau

dan pension.

7. Iklan lowongan ialah iklan dengan tujuan memberikan layanan pada orang yang ingin

mencari lowongan pekerjaan dan perusahaan yang inging melakukan perektrutan

karyawan. Contoh daripada iklan ini ialah iklan pegawai penerimaan anggota

kepolisian, perusahaan, dan angkatan adapun keuntungan dalam penawaran iklan ini

ialah dimana tenaga kerja yang melamar dilakukan penyeleksian dengan teliti dan

mendapatkan yang benar-benar sesuai kualifikasi dari perusahaan.

2.4.3 Fungsi Periklanan

16
Iklan sebagaimana dikemukan Jorge Reina Schement, Merupakan bentuk komunikasi

nonpersonal berbayar yang yang disajikan dalam media massa secara kreatif untuk

menyampaikan sifat – sifat dasar dari berbagai produk, layanan, dan gagasan. Wujud dari iklan

adalah komunikasi persuasif yang menyajikan informasi tentang aneka ragam produk, gagasan

serta layanan yang tujuan akhirnya adalah memenuhi tujuan-tujuan dari iklan yang memasang

iklan tersebut (LSPR Reaserch Centre, 2010).

Schement mengemukakan tiga funsi iklan. Pertama, fungsi Indentifikasi, yang berarti

kemampuan iklan untuk membedakan (to differenciate) sebuah produk sehingga mempunyai

identitas atau personalitas yang unik dibandingkan dengan produk-produk lainnya. Kedua, fungsi

informasi (to inform), yang artinya iklan memberikan pengetahuan secara lebih detil. Ketiga, dan

ini merupakan hal yang terpenting, adalah fungsi persuasif (to persuade). Iklan pada dasarnya

bertujuan membujuk khalayak untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut

2.5 Teori Media Baru

Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang

mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan

media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi

sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre

Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang

terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi

pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan

pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.

2.5.1 Definisi Media Baru

17
New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang

termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin, 2009).

Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai

elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan

satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online

berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat

maupun secara public (Mondry, 2008).

2.5.2 Media Sosial

Seperti yang dikemukakan oleh Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah situs

jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun profil

publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka

terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain

dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3) dalam Waluyati.

Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi

konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan

dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568).

2.5.3 Instagram

Menurut Bambang dalam (Atmoko, 2012:10), Instagram adalah sebuah aplikasi dari

Smartphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang

mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada pengambilan

foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya. Instagram juga

dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, karena

18
Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan

menjadi lebih bagus.

Dari beberapa beberapa pendapat di atas instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto

dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan mengambil video kemudian

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk milik instagram sendiri

2.5.4 Youtube

Youtube adalah portal website yang menyediakan layannan video sharing. User yang

telah mendaftar bisa meng-upload video miliknya ke server youtube agar dapat dilihat oleh

khalayak internet diseluruh dunia. Video yang di up-load bisanya merupakan video-video pribadi

para penggunanya bukan itu saja bahkan video klip artis Hollywood, Bollywood dan video dari

seluruh mancanegara bisa dicari di sini (Kindarto. Asdani. Smitdev Community, 2002).

YouTube sebagai layanan Internet yang akan memperbaiki/reinvent televisi kepada

masyarakat. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah cepatnya konten yang ada di

program-program televisi yang diunggah kedalam YouTube. Alhasil, masyarakat dunia dapat

mengakses atau menonton kembali kontenkonten yang mereka tinggalkan. Menonton video di

dalam YouTube menjadi sebuah faktor yang memberikan gratifikasi kepada masyarakat dunia.

Menurut riset pasar Marketer, masyarakat US sendiri kurang lebih menonton 6 jam konten video

per harinya pada tahun 2013.

2.6 Teori S-O-R

Teori S-O-R ini pada mulanya adalah teori S-R (stimulus Respons) pada dasarnya merupakan

suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.

(Bungin, 2006: 277). Dengan nama teori S-R (stimulus Respons) yang diungkapkan De Fleur

yang didalamnya berisi 3 elemen penting, yaitu: Stimulus (S), yakni pesan dalam hal ini adalah

19
program acara yang disiarkan oleh Radio FAS FM, Organisme (O) yakni pihak penerima

(Receiver) dalam hal ini adalah pendengar Radio FAS FM yang berada di Komplek ADB 1 Alue

peunyareng yang akan diteliti dan Respons (R), yakni akibat atau dampak kepuasan dan sosial

yang ditimbulkan oleh siaran Radio FAS FM.

2.7 Model AIDCA

Menurut Umar (2003) berikut adalah tahapan jika menggunakan model AIDCA:

1. Attention

Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian khalayak sasarannya. Jika

tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutya menjadi tidak berguna. Dengan mengetahui hasil

pada tahap ini perusahaan sudah dapat mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan.

2. Interest

Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut iklan yang ditayangkan hendaknya dapat

membuat pemirsa berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang diiklankan.

Untuk itu pemirsa harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan iklan tersebut.

3. Desire

Iklan harus dapat menggerakkan keinginan pemirsa untuk memiliki atau menikmati produk

tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai atau melakukan sesuatu

sebagai kelanjutan tahap interest.

4. Conviction

Sampai tahap ini tujuan perusahaan melalui iklan telah berhasil menciptakan kebutuhan calon

pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh, tetapi masih

20
timbul keraguan. Dalam kondisi ini hendaknya iklan harus dapat meyakinkan atau menimbulkan

rasa percaya diri calon pembeli.

5. Action

Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan, membeli atau tidak,

tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli. Mungkin keinginan membeli sudah

diputuskan tetapi pembelian belum juga dilakukan karena ada kendala. Untuk itu iklan harus

dapat menuntun calon pembeli untuk mengambil langkah akhir berupa tindakan pembelian.

2.8 Definisi Konsep dan Operasional Konsep

Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik sesuatu

masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, dapat

dikemukakan definisi konseptual dari masing-masing variabel, sebagai berikut:

a. Periklanan

Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komuni kasi

non personal yang disampaikan oleh media dengan membayar ruang yang dipakaikannya untuk

menyampaikan pesan yang membujuk persuasive kepada konsumen oleh perusahaan. lembaga

non komersial maupun pribadi yang berkepentingan (Rendra Wudyatama, 2007).

b. Brand Ambassador

Brand Ambassador merupakan orang yang mendukung suatu merek dari berbagai tokoh

masyarakat populer, selain dari masyarakat populer dapat juga didukung oleh orang biasa dan

lebih sering disebut sebagai endorser biasa.

Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus dioperasionalisasikan

dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang mempunyai nilai. Penjelasan dari

difinisi operasinal dari variabel-variabel penelitian ini sebagai berikut:

21
a. Minat Pendengar

Minat Pendengar adalah keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat memengaruhi

corak perbuatan yang akan dilakukan seseorang. Minat/keinginan erat hubungannya dengan

perhatian yang dimiliki. Karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang.

2.8.1 Brand Ambassador

Menurut Shimp dalam Rennyta Yusiana (2015;312) mengatakan bahwa Brand Ambassador

merupakan orang yang mendukung suatu merek dari berbagai tokoh masyarakat populer, selain

dari masyarakat populer dapat juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut sebagai

endorser biasa.

Menurut Rositter dan Percy dalam Ligia Stephani Samosir (2016;234) Brand Ambassador

memiliki empat atribut yang harus disesuaikan dengan communication objective. Atribut

tersebut adalah:

1. Kemungkinan dilihat (visibility)

Karakteristik dari seorang Brand Ambassador mengarah pada seberapa terkenalnya dan

dikenalnya dari terpaan masyarakat umum. Seberapa jauh popularitas dan citra diri seorang

selebritas yang mewakili produk.

2. Kreadibilitas (creadibility)

Konsep kredibilitas Brand Ambassador telah lama dikenal sebagai elemen penting dalam

menentukan efektifitas seorang Brand Ambassador. Sejauh mana keahlian dan objektivitas sang

bintang.

3. Daya Tarik (attraction)

22
Daya tarik ini sangat pnting diperlukan sebagai ambassador. Terutama yang menyangkut dua hal,

yaitu tingkat disukai audiens (likability) dan tingkat kesamaan dengan kepribadian yang

diinginkan dengan pengguna produk (similiarity).

4. Kekuasaan (Power)

Tingkat kekuatan selebritas tersebut untuk membujuk para konsumen dalam mempertimbangkan

produk yang sedang diiklankan untuk dikomsumsi.

2.8.2 Minat Beli

Minat didefinisikan berbeda oleh beberapa orang ahli namun memiliki tujuan yang sama.

Masing-masing ahli mendefinisikannya sesuai dengan pandangan dan disiplin keilmuan masing-

masing. Kehendak atau kemauan ini juga erat hubungannya dengan kondisi fisik seseorang

misalnya dalam keadaan sakit, capai, lesu atau mungkin sebaliknya yakni sehat dan segar. Juga

erat hubungannya dengan kondisi psikis seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah dan

seterusnya (Sobur, 2003:246).

Minat beli adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada hal atau suatu aktifitas tanpa

adanya pembahasan. Menurut Slamento (1995:180) sementara minat membeli merupakan sebuah

pengambilan keputusan untuk membeli suatu merek diantara berbagai merek lainnya. Menurut

Kotler (2009:185). Schiffman dan Kanuk (2004:25) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal,

kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternative adalah hal yang dapat

menimbulkan minat beli pada konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha faktor social

dan budaya.

2.9 Bagan Kerangka Teori

23
Kerangka teori penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara teori yang diamati

atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan, maka kerangka teori yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Komunikasi Organisasi dalam Periklanan

Teori S-O-R

Penerapan Model AIDCA

Minat Pendengar

24
DAFTAR PUSTAKA

Atmoko Dwi, Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media kita.

Bungin, Burhan. 2009. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Desy Herawaty, S. (2019). MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI PADA DIVISI NEWSROOM

JAKTV (Doctoral dissertation, Universitas Buddhi Dharma).

Kindarto. Asdani. Smitdev Community. Belajar Sendiri Youtube. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo. 2002. Hal 1.

Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management,14th Edition. United States of

America : Pearson.

LSPR Reaserch Centre, Beyond Borders: Comunications Medernity & History, Jakarta Stikom

LSPR 2010. Hal 76.

Mondry. Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalisti. Bogor: Ghalia Indonesia. 2008. Hal 13.

Mufid, Muh Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Seti

Nurhadi, Zikri. Fachrul. (2017). Teori Komunikasi Kontempoler. Depok: Kencana.

Rendra Wudyatama, Pengantar periklanan, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007 hlm 13-

16

Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

WALUYATI, D., Rosdiana, M., Saputra, N. H., MUHAMAD, I., & PERMATASARI, F. (2021).

Analisis Penggunaan Media Sosial Sebagai Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan

Penjualan Benih Alpukat (Studi Kasus di Balai Benih Hortikultura Pasir

Banteng). SINTESA STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG, 11(1), 75-85.

25

Anda mungkin juga menyukai