Anda di halaman 1dari 13

2.3.

1 Model Komunikasi Organisasi

Model komunikasi merupakan sebuah konsep yang menjabarkan mengenai proses

komunikasi antar manusia dengan memperlihatkan adanya penggunaan berbagai simbol

didalamnya. Model ini biasanya digunakan untuk menguraikan proses komunikasi menjadi

lebih sederhana tanpa menghilangkan komponen yang terdapat didalamnya.

Dikutip dari (Zikri, 2017: 73), Gorden Wiseman dan Larry Barker mengungkapkan

bahwa model komunikasi memiliki tiga fungsi yaitu: melukiskan proses komunikasi,

menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan memperbaiki

hambatan komunikasi.

Dari berbagai model komunikasi yang telah dirumuskan oleh para ahli, dapat ditarik

benang merah bahwa model komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis model

komunikasi, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan model

komunikasi interaksional (Poppy, 2014: 2) dalam Desy.

1. Model Komunikasi Linear Model komunikasi linear adalah model komunikasi

yang sangat sederhana dan menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu

arah. Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima

pesan. Dalam model komunikasi linear tidak terdapat konsep umpan balik dan

penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan. Model komunikasi yang

merujuk pada model komunikasi linear diantaranya adalah model komunikasi

Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi SMCR Berlo, dan

model komunikasi Shannon dan Weaver.

2. Model Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan

pada pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses

komunikasi yang berlangsung dua arah. Model komunikasi transaksional


mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks

budaya. Dalam model ini digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya

sebagai ajang untuk pertukaran pesan melainkan untuk membangun hubungan.

Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi transaksional

diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund

3. Model Komunikasi Interaksional

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan

komunikasi berlangsung dua arah. Umumnya model komunikasi interaksi

digunakan dalam media baru seperti internet atau media komunikasi modern.

Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model

Osgood dan Schramm. Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model

komunikasi sebagai upaya untuk menggambarkan dan menjelaskan proses

komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta efektivitas

komunikasi.

2.3.2 Unsur-Unsur Komunikasi Organisasi

Dalam komunikasi organisasi terdapat unsur yang menyatakan terjadinya proses

komunikasi organisasi memiliki kejelasan batasan dan berdasarkan tujuan organisasi yang

akan dicapai. James L.Gibson (1997:437-439) memberi penjelasan dengan cara

pengimplementasian unsur tersebut pada kegaiatn komunikasi yang ada di organisasi:

1. Komunikator

Komunikasi suatu organisasi ialah karyawan yang akan menyampaikan informasi

dan gagasan dengan tujuan mengadakan kegiatan komunikasi.

2. Sandi (encoding)

Komunikator akan melakukan unsur sandi ini dengan melakukawn penerjemahaan

gagasan pada sandi-sandi komunikasi dengan tersistematis. Sandi yang dimaksud


tersebut adalah bahasa, informasi akuntansi, laporan dan data dari komputer.

Tujuan daripada hal tersebut ialah membuat gagasan kedalam bentuk tertentu

sebagai suatu informasi atau pesan.

3. Pesan

Pesan ini ialah hasil yang telah dihasilkan dari pada sandi yang dibuat

sebelumnya. Komunikator akan memberikan gagasannya dalam bentuk pesan baik

secara verbal maupun non-verbal.

4. Media

Unsur media ini ialah seperangkat alat agar komunikator dapat memberikan

informasi dari perusahaannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan secara

langsung, via komunikasi handphone, meeting, via komputer, pesan singkat,

kebijakan, jadwal penyiaran dan lain sebagainya.

5. Penguraian sandi ke komunikan

Unsur ini ialah bentuk teknis dari hasil pemikiran komunikator yang tersampaikan

kepada komunikan atau penerima pesan dari komunikator tersebut baik melalui

pengalamannya ataupun referensi yang digunakannya dalam memahami pesan

tersebut.

6. Umpan balik (feedback).

Unsus ini adalah bentuk respon komunikasi dari penerima kepada komunikator

agar dapat terjadi komunikasi dua arah dalam kegiatan komunikasi. Sedangkan

jika pada komunikasi satu arah, tidak terjadi umpan balik dari komunikan atau

terjadi distorsi komunikasi. Unsur ini dapat dilakukan baik dengan langsung

ataupun tidak langsung.

7. Kegaduhan
Unsur noise ini menjadi faktor yang dapat menghambat proses komunikasi

terutama dalam kegiatan penyiaran radio. Munculnya faktor ini dapat diakibatkan

terjadinya sedakan dalam berkomunikasi dan dilakukan dengan terburu-buru. Hal

yang terjadi akibat noise ini ialah penerima tidak menerima informasi yang

lengkap dan terjadinya kesalahan pemahaman antara komunikan dan

komunikator.

2.4 Periklanan

2.4.1 Definisi Periklanan

Wright (1978) dalam Alo Liliweri menjelaskan bahwan iklan berbentuk proses

komunikasi dimana pesan atau informasi disampaikan dengan lengkap pada bagian-bagian isi

dalam iklan. Organisasi menggunakan iklan dalam kegiatan komunikasinya menjadi kekuatan

utama dalam strategi pemasaran agar dapat menawarkan produk dan memberi layanan

kepada konsumen

Seperti yang dikatakan oleh ahli pemasaran Kotler (1991:237), ia memberikan arti

bahwa iklan menjadi bentuk penyajian ide promosi baik barang ataupun layanan kepada

konsumen sehingga penerima yang memperoleh informasi iklan tersebut dapat melakukan

pembayaran kepada organisasi sebagai perusahaan yang membuat upaya tersebut..

2.4.2 Jenis Periklanan

Jenis periklanan dapat dilakukan pembagian yakni 7 (tujuh) jenis iklan. Jenis iklan

tersebut ialah iklan lowongan, iklan perbisnissan, perdagangn, pengeceran, konsumen, iklan

bersama, iklan keuangan (Jefkins, 1997, P. 39). Berikut adalah pengertian daripada jenis-jenis

iklan yang telah disebutkan diatas:

1. Iklan konsumen adalah iklan penjualan produk agar konsumen membeli dan

membayar barang yang ditawarkan. Barang yang ditawarkan tersebut dapat

berupa bahan pokok konsumen, consumer good,s durable goods dan lain
sebagainya. Iklan ini menggunakan media dalam pemasangan iklannya pada

berbagai media seperti radio, televisi, outdoor dan indoor hingga bioskop.

2. Iklan antarbisnis ini memiliki tujuan promosi produk yang tidak ditujukan kepada

konsumen melainkan kepada perusahaan sejenis yang menjadi sasaran

pengiklanan. Contoh dari jenis periklann ini ialah penyediaan barang-barang

bahan baku yang menjadi bahan utama produksi suatu perusahaan.

3. Iklan perdagangan ialah iklan yang ditawarkan kepada para pedangan besar,

distributor, agen-agen hingga eksportir.

4. Iklan eceran ialah iklan yang sasarannya pada pabrik yang akan membuat produk

dan umumnya sering diletakkan pada agen toko atau gerai agar konsumen dapat

mengunjungi gerai tersebut dan membelinya.

5. Iklan bersama biasanya dilakukan oleh perusahan-perusahan dalam

memperkenalkan produknya. Promosi bersama misalnya saja iklan roti dan iklan

mentega dimana saling berkaitan.

6. Iklan keuangan bertujuan untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan

modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasisurat utang

atau dan pension.

7. Iklan lowongan ialah iklan dengan tujuan memberikan layanan pada orang yang

ingin mencari lowongan pekerjaan dan perusahaan yang inging melakukan

perektrutan karyawan. Contoh daripada iklan ini ialah iklan pegawai penerimaan

anggota kepolisian, perusahaan, dan angkatan adapun keuntungan dalam

penawaran iklan ini ialah dimana tenaga kerja yang melamar dilakukan

penyeleksian dengan teliti dan mendapatkan yang benar-benar sesuai kualifikasi

dari perusahaan.

2.4.3 Fungsi Periklanan


Iklan sebagaimana dikemukan Jorge Reina Schement, Merupakan bentuk komunikasi

nonpersonal berbayar yang yang disajikan dalam media massa secara kreatif untuk

menyampaikan sifat – sifat dasar dari berbagai produk, layanan, dan gagasan. Wujud dari

iklan adalah komunikasi persuasif yang menyajikan informasi tentang aneka ragam produk,

gagasan serta layanan yang tujuan akhirnya adalah memenuhi tujuan-tujuan dari iklan yang

memasang iklan tersebut (LSPR Reaserch Centre, 2010).

Schement mengemukakan tiga funsi iklan. Pertama, fungsi Indentifikasi, yang berarti

kemampuan iklan untuk membedakan (to differenciate) sebuah produk sehingga mempunyai

identitas atau personalitas yang unik dibandingkan dengan produk-produk lainnya. Kedua,

fungsi informasi (to inform), yang artinya iklan memberikan pengetahuan secara lebih detil.

Ketiga, dan ini merupakan hal yang terpenting, adalah fungsi persuasif (to persuade). Iklan

pada dasarnya bertujuan membujuk khalayak untuk menggunakan produk yang diiklankan

tersebut

2.5 Teori Media Baru

Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang

mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai

perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu

pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi

tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan

informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia

mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis

tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada

masyarakat.

2.5.1 Definisi Media Baru


New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang

termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin,

2009). Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan

berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa

media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan

internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan

dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008).

2.5.2 Media Sosial

Seperti yang dikemukakan oleh Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah situs

jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun

profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa

mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh

orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3) dalam Waluyati.

Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi

konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan

dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568).

2.5.3 Instagram

Menurut Bambang dalam (Atmoko, 2012:10), Instagram adalah sebuah aplikasi dari

Smartphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media digital

yang mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter, namun perbedaannya terletak pada

pengambilan foto dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi terhadap penggunanya.

Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga dapat meningkatkan

kreatifitas, karena Instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah,

lebih artistik dan menjadi lebih bagus.


Dari beberapa beberapa pendapat di atas instagram adalah sebuah aplikasi berbagi

foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan mengambil video

kemudian membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial termasuk milik instagram

sendiri

2.5.4 Youtube

Youtube adalah portal website yang menyediakan layannan video sharing. User yang

telah mendaftar bisa meng-upload video miliknya ke server youtube agar dapat dilihat oleh

khalayak internet diseluruh dunia. Video yang di up-load bisanya merupakan video-video

pribadi para penggunanya bukan itu saja bahkan video klip artis Hollywood, Bollywood dan

video dari seluruh mancanegara bisa dicari di sini (Kindarto. Asdani. Smitdev Community,

2002).

YouTube sebagai layanan Internet yang akan memperbaiki/reinvent televisi kepada

masyarakat. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah cepatnya konten yang ada di

program-program televisi yang diunggah kedalam YouTube. Alhasil, masyarakat dunia dapat

mengakses atau menonton kembali kontenkonten yang mereka tinggalkan. Menonton video

di dalam YouTube menjadi sebuah faktor yang memberikan gratifikasi kepada masyarakat

dunia. Menurut riset pasar Marketer, masyarakat US sendiri kurang lebih menonton 6 jam

konten video per harinya pada tahun 2013.

2.6 Teori S-O-R

Teori S-O-R ini pada mulanya adalah teori S-R (stimulus Respons) pada dasarnya

merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap

stimulus tertentu. (Bungin, 2006: 277). Dengan nama teori S-R (stimulus Respons) yang

diungkapkan De Fleur yang didalamnya berisi 3 elemen penting, yaitu: Stimulus (S), yakni

pesan dalam hal ini adalah program acara yang disiarkan oleh Radio FAS FM, Organisme

(O) yakni pihak penerima (Receiver) dalam hal ini adalah pendengar Radio FAS FM yang
berada di Komplek ADB 1 Alue peunyareng yang akan diteliti dan Respons (R), yakni akibat

atau dampak kepuasan dan sosial yang ditimbulkan oleh siaran Radio FAS FM.

2.7 Model AIDCA

Menurut Umar (2003) berikut adalah tahapan jika menggunakan model AIDCA:

1. Attention

Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian khalayak

sasarannya. Jika tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutya menjadi tidak

berguna. Dengan mengetahui hasil pada tahap ini perusahaan sudah dapat

mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan.

2. Interest

Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut iklan yang ditayangkan hendaknya

dapat membuat pemirsa berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk

yang diiklankan. Untuk itu pemirsa harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan

iklan tersebut.

3. Desire

Iklan harus dapat menggerakkan keinginan pemirsa untuk memiliki atau menikmati

produk tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai atau

melakukan sesuatu sebagai kelanjutan tahap interest.

4. Conviction

Sampai tahap ini tujuan perusahaan melalui iklan telah berhasil menciptakan

kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya

mulai tersentuh, tetapi masih timbul keraguan. Dalam kondisi ini hendaknya iklan

harus dapat meyakinkan atau menimbulkan rasa percaya diri calon pembeli.

5. Action
Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan, membeli

atau tidak, tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli. Mungkin

keinginan membeli sudah diputuskan tetapi pembelian belum juga dilakukan karena

ada kendala. Untuk itu iklan harus dapat menuntun calon pembeli untuk mengambil

langkah akhir berupa tindakan pembelian.

2.8 Definisi Konsep dan Operasional Konsep

Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik

sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di

atas, dapat dikemukakan definisi konseptual dari masing-masing variabel, sebagai berikut:

a. Periklanan

Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan merupakan bentuk

kegiatan komuni kasi non personal yang disampaikan oleh media dengan

membayar ruang yang dipakaikannya untuk menyampaikan pesan yang

membujuk persuasive kepada konsumen oleh perusahaan. lembaga non komersial

maupun pribadi yang berkepentingan (Rendra Wudyatama, 2007).

b. Brand Ambassador

Brand Ambassador merupakan orang yang mendukung suatu merek dari berbagai

tokoh masyarakat populer, selain dari masyarakat populer dapat juga didukung

oleh orang biasa dan lebih sering disebut sebagai endorser biasa.

Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus

dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang

mempunyai nilai. Penjelasan dari difinisi operasinal dari variabel-variabel penelitian ini

sebagai berikut:

a. Minat Pendengar
Minat Pendengar adalah keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat

memengaruhi corak perbuatan yang akan dilakukan seseorang. Minat/keinginan erat

hubungannya dengan perhatian yang dimiliki. Karena perhatian mengarahkan

timbulnya kehendak pada seseorang.

2.8.1 Brand Ambassador

Menurut Shimp dalam Rennyta Yusiana (2015;312) mengatakan bahwa Brand

Ambassador merupakan orang yang mendukung suatu merek dari berbagai tokoh masyarakat

populer, selain dari masyarakat populer dapat juga didukung oleh orang biasa dan lebih

sering disebut sebagai endorser biasa.

Menurut Rositter dan Percy dalam Ligia Stephani Samosir (2016;234) Brand

Ambassador memiliki empat atribut yang harus disesuaikan dengan communication

objective. Atribut tersebut adalah:

1. Kemungkinan dilihat (visibility)

Karakteristik dari seorang Brand Ambassador mengarah pada seberapa

terkenalnya dan dikenalnya dari terpaan masyarakat umum. Seberapa jauh

popularitas dan citra diri seorang selebritas yang mewakili produk.

2. Kreadibilitas (creadibility)

Konsep kredibilitas Brand Ambassador telah lama dikenal sebagai elemen penting

dalam menentukan efektifitas seorang Brand Ambassador. Sejauh mana keahlian

dan objektivitas sang bintang.

3. Daya Tarik (attraction)

Daya tarik ini sangat pnting diperlukan sebagai ambassador. Terutama yang

menyangkut dua hal, yaitu tingkat disukai audiens (likability) dan tingkat

kesamaan dengan kepribadian yang diinginkan dengan pengguna produk

(similiarity).
4. Kekuasaan (Power)

Tingkat kekuatan selebritas tersebut untuk membujuk para konsumen dalam

mempertimbangkan produk yang sedang diiklankan untuk dikomsumsi.

2.8.2 Minat Beli

Minat didefinisikan berbeda oleh beberapa orang ahli namun memiliki tujuan yang

sama. Masing-masing ahli mendefinisikannya sesuai dengan pandangan dan disiplin

keilmuan masing-masing. Kehendak atau kemauan ini juga erat hubungannya dengan kondisi

fisik seseorang misalnya dalam keadaan sakit, capai, lesu atau mungkin sebaliknya yakni

sehat dan segar. Juga erat hubungannya dengan kondisi psikis seperti senang, tidak senang,

tegang, bergairah dan seterusnya (Sobur, 2003:246).

Minat beli adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada hal atau suatu

aktifitas tanpa adanya pembahasan. Menurut Slamento (1995:180) sementara minat membeli

merupakan sebuah pengambilan keputusan untuk membeli suatu merek diantara berbagai

merek lainnya. Menurut Kotler (2009:185). Schiffman dan Kanuk (2004:25) menjelaskan

bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi

alternative adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli pada konsumen. Pengaruh

eksternal ini terdiri dari usaha faktor social dan budaya.

2.9 Bagan Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara teori yang

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan, maka kerangka teori yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Komunikasi Organisasi dalam Periklanan

Teori S-O-R

Penerapan Model AIDCA


DAFTAR PUSTAKA

Atmoko Dwi, Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media
kita.
Bungin, Burhan. 2009. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Desy Herawaty, S. (2019). MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI PADA DIVISI
NEWSROOM JAKTV (Doctoral dissertation, Universitas Buddhi Dharma).
Kindarto. Asdani. Smitdev Community. Belajar Sendiri Youtube. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 2002. Hal 1.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management,14th Edition. United States
of America : Pearson.
LSPR Reaserch Centre, Beyond Borders: Comunications Medernity & History, Jakarta
Stikom LSPR 2010. Hal 76.
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalisti. Bogor: Ghalia Indonesia. 2008. Hal 13.
Mufid, Muh Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Seti
Nurhadi, Zikri. Fachrul. (2017). Teori Komunikasi Kontempoler. Depok: Kencana.
Rendra Wudyatama, Pengantar periklanan, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007 hlm
13-16
Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Cetakan Ketiga, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
WALUYATI, D., Rosdiana, M., Saputra, N. H., MUHAMAD, I., & PERMATASARI, F.
(2021). Analisis Penggunaan Media Sosial Sebagai Strategi Pemasaran Dalam
Meningkatkan Penjualan Benih Alpukat (Studi Kasus di Balai Benih Hortikultura Pasir
Banteng). SINTESA STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG, 11(1), 75-85.

Anda mungkin juga menyukai