Anda di halaman 1dari 16

KISI-KISI SOAL UTS KOMUNIKASI BISNIS

1. Unsur komunikasi bisnis dan pengimplentasian pada komunikasi bisnis ialah:


1) Pengirim (Sender):
Pengirim adalah pihak atau individu yang mengirim pesan atau informasi
kepada penerima. Dalam komunikasi bisnis, pengirim dapat berupa individu,
perusahaan, atau departemen yang ingin menyampaikan pesan kepada
penerima.
2) Pesan (Message):
Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada
penerima. Pesan dalam komunikasi bisnis harus jelas, relevan, dan mudah
dipahami agar dapat mengkomunikasikan tujuan yang diinginkan dengan
efektif.
3) Media Komunikasi (Communication Channel):
Media komunikasi adalah saluran atau metode yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima. Contoh media
komunikasi dalam bisnis termasuk surat, email, telepon, pertemuan tatap
muka, presentasi, atau melalui platform komunikasi digital seperti aplikasi
pesan instan.
4) Penerima (Receiver):
Penerima adalah pihak yang menerima pesan dari pengirim. Dalam
komunikasi bisnis, penerima dapat berupa individu, tim, atau departemen yang
ditujukan untuk menerima dan memahami pesan yang disampaikan.
5) Pemahaman (Understanding):
Pemahaman adalah proses di mana penerima memahami pesan yang telah
disampaikan oleh pengirim. Penting bagi pengirim untuk memastikan bahwa
pesan yang disampaikan dipahami dengan jelas dan tidak menimbulkan
kebingungan.
6) Umpan Balik (Feedback):
Umpan balik adalah respons atau tanggapan dari penerima terhadap pesan
yang diterima. Umpan balik penting dalam komunikasi bisnis karena
membantu dalam memastikan pemahaman yang tepat, memperbaiki
kesalahpahaman, dan memperbaiki proses komunikasi di masa mendatang.
7) Konteks (Context):
Konteks merujuk pada situasi atau lingkungan di mana komunikasi bisnis
terjadi. Konteks dapat mencakup faktor seperti budaya, nilai-nilai organisasi,
tujuan komunikasi, atau aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi cara
pesan diterima dan dipahami.
8) Implementasi:
Implementasi dalam komunikasi bisnis adalah tahap di mana pesan dikirim
dan diterima oleh penerima. Ini melibatkan tindakan nyata untuk
menyampaikan pesan, baik melalui pertemuan, pengiriman dokumen, atau
komunikasi elektronik. Implementasi yang efektif memastikan bahwa pesan
dikirim dengan jelas dan tepat waktu kepada penerima yang dituju.
Dalam komunikasi bisnis, penting untuk memperhatikan dan mengelola semua unsur-
unsur ini dengan baik untuk memastikan pesan yang efektif dan pemahaman yang
baik antara pengirim dan penerima.

Komunikasi, penciptaan peluang, dan komunikasi bisnis saling terkait dalam konteks
hubungan antara mereka. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hubungan antara
ketiga konsep tersebut:
1) Komunikasi: Komunikasi merupakan proses penyampaian dan pertukaran
informasi antara individu atau kelompok. Komunikasi melibatkan pengiriman
pesan, penerimaan pesan, dan pemahaman pesan tersebut. Komunikasi yang
efektif memainkan peran penting dalam menjalin hubungan yang baik antara
individu, tim, dan organisasi.
2) Penciptaan Peluang: Penciptaan peluang merujuk pada proses mencari dan
mengidentifikasi peluang bisnis baru. Penciptaan peluang melibatkan
pemikiran kreatif, inovasi, dan kepekaan terhadap kebutuhan pasar yang
belum terpenuhi. Dalam konteks bisnis, penciptaan peluang melibatkan
identifikasi peluang untuk pengembangan produk baru, penetrasi pasar,
kerjasama bisnis, atau ekspansi bisnis.
3) Komunikasi Bisnis: Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang terjadi dalam
konteks bisnis atau organisasi. Tujuan komunikasi bisnis adalah
menyampaikan pesan yang relevan dan penting kepada pihak yang terkait
dalam bisnis, seperti pelanggan, rekan bisnis, karyawan, atau pemangku
kepentingan lainnya. Komunikasi bisnis melibatkan penggunaan saluran
komunikasi yang tepat, pesan yang efektif, dan pemahaman yang baik antara
pihak yang terlibat.
Hubungan antara ketiga konsep ini terletak pada peran komunikasi yang efektif dalam
mendukung penciptaan peluang bisnis. Komunikasi yang baik memungkinkan
individu atau organisasi untuk mengidentifikasi peluang bisnis, berkomunikasi
dengan pihak yang relevan, dan menjalin hubungan yang kuat dengan para pemangku
kepentingan.

Contoh-contoh hubungan antara komunikasi, penciptaan peluang, dan komunikasi


bisnis adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi yang efektif dengan pelanggan dapat membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga menciptakan
peluang untuk mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih sesuai
dengan kebutuhan pasar.
2) Komunikasi yang baik dengan rekan bisnis atau mitra kerja dapat membantu
dalam menjalin hubungan kolaboratif yang kuat, sehingga menciptakan
peluang untuk kerjasama bisnis, pengembangan produk bersama, atau
ekspansi pasar bersama.
3) Komunikasi internal yang efektif di dalam organisasi dapat membantu dalam
berbagi ide, pengetahuan, dan informasi antar tim atau departemen, yang dapat
mendorong terciptanya inovasi dan peluang pengembangan bisnis.
4) Komunikasi yang efektif dengan pemangku kepentingan eksternal, seperti
investor atau regulator, dapat membantu dalam membangun kepercayaan,
memenuhi kebutuhan mereka, dan membuka peluang kerjasama atau investasi
yang menguntungkan.

2. Manfaat teori dalam implementasi komunikasi bisnis adalah sebagai berikut.


Penerapan teori dalam implementasi komunikasi bisnis memiliki beberapa manfaat,
antara lain:

1) Memahami Prinsip-prinsip Komunikasi: Teori komunikasi menyediakan


kerangka kerja konseptual yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik
tentang prinsip-prinsip dasar komunikasi. Dengan memahami teori-teori ini,
praktisi komunikasi bisnis dapat mengenali elemen penting dalam proses
komunikasi dan menerapkannya dengan lebih efektif dalam konteks bisnis.
2) Merencanakan Komunikasi yang Lebih Efektif: Teori komunikasi bisnis
membantu dalam merencanakan komunikasi yang lebih efektif. Praktisi dapat
menggunakan konsep-konsep teori komunikasi untuk mengidentifikasi tujuan
komunikasi yang jelas, menyusun pesan yang tepat, memilih saluran
komunikasi yang sesuai, dan memahami audiens dengan lebih baik.
3) Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Teori komunikasi menyediakan
kerangka kerja untuk memahami dan mengembangkan keterampilan
komunikasi yang lebih baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip teori, praktisi
komunikasi bisnis dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
menyampaikan pesan dengan jelas, mendengarkan dengan efektif, mengelola
konflik, dan membangun hubungan yang kuat dengan mitra bisnis dan
pelanggan.
4) Menghindari Kesalahan dan Miskomunikasi: Dengan pemahaman teori
komunikasi, praktisi dapat menghindari kesalahan dan miskomunikasi yang
dapat merugikan bisnis. Menerapkan teori komunikasi membantu dalam
menghindari ambiguitas, interpretasi yang salah, dan persepsi yang salah
dalam komunikasi bisnis, sehingga meminimalkan risiko komunikasi yang
buruk.
5) Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas: Penerapan teori komunikasi dalam
implementasi komunikasi bisnis dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Memahami dan mengikuti prinsip-prinsip komunikasi yang
teruji secara teoritis dapat membantu mengurangi hambatan komunikasi,
meningkatkan aliran informasi, dan mempercepat pengambilan keputusan
dalam bisnis.

Dengan memanfaatkan teori komunikasi dalam implementasi komunikasi bisnis,


organisasi dapat mencapai komunikasi yang lebih efektif, membangun hubungan yang
lebih baik dengan mitra bisnis dan pelanggan, serta meningkatkan kinerja dan
kesuksesan bisnis secara keseluruhan.

i. Indikator teori tindakan komunikatif


Indikator-indikator dalam teori tindakan komunikatif (Communicative Action
Theory) yang dikembangkan oleh Jürgen Habermas adalah sebagai berikut:

 Kesesuaian Normatif (Normative Appropriateness): Indikator ini


menyoroti sejauh mana tindakan komunikatif sesuai dengan norma-
norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Tindakan
komunikatif dianggap berhasil jika sesuai dengan prinsip-prinsip
moral, etika, dan keadilan yang diakui secara umum.
 Keaslian Ekspresif (Expressive Authenticity): Indikator ini
menekankan pentingnya keaslian dan integritas pribadi dalam tindakan
komunikatif. Tindakan komunikatif dianggap autentik jika pihak yang
terlibat dapat mengekspresikan gagasan, pandangan, dan emosi mereka
dengan jujur dan tanpa ada unsur pemaksaan.
 Rasionalitas Argumentatif (Argumentative Rationality): Indikator ini
menyoroti penggunaan argumen rasional dan logis dalam tindakan
komunikatif. Tindakan komunikatif dianggap berhasil jika pihak yang
terlibat dalam komunikasi dapat menyajikan dan mengevaluasi
argumen dengan kecerdasan dan keadilan, serta mampu mencapai
kesepakatan yang didasarkan pada alasan yang baik.
 Keberhasilan Komunikatif (Communicative Success): Indikator ini
menunjukkan sejauh mana komunikasi mencapai tujuan yang
diinginkan. Tindakan komunikatif dianggap berhasil jika dapat
menciptakan pemahaman bersama, memperluas pengetahuan,
membangun relasi saling percaya, dan mencapai kesepakatan yang
diakui oleh semua pihak yang terlibat.
 Partisipasi Sederajat (Equal Participation): Indikator ini menyoroti
pentingnya partisipasi yang setara dan inklusif dari semua pihak dalam
tindakan komunikatif. Tindakan komunikatif dianggap berhasil jika
semua pihak memiliki kesempatan yang adil untuk berpartisipasi,
berbicara, dan mendengarkan, tanpa adanya dominasi atau penindasan.

ii. Pengertian teori tindakan rasional bertujuan


Teori tindakan rasional bertujuan (Theory of Rational Action with Purpose)
adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Max Weber, seorang sosiolog
dan filsuf Jerman. Teori ini bertujuan untuk memahami tindakan sosial
manusia dalam konteks motivasi dan tujuan yang mendasarinya.

Menurut teori ini, tindakan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan-
dorongan naluri atau kebutuhan biologis semata, tetapi juga oleh niat dan
tujuan yang terkait dengan nilai-nilai, keyakinan, dan kepentingan individu.
Individu dipandang sebagai aktor rasional yang bertindak berdasarkan
pertimbangan rasional atas tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

iii. Konsep teori tindakan strategis


Konsep teori tindakan strategis (Theory of Strategic Action) adalah sebuah
pendekatan teoritis yang dikembangkan oleh Anthony Giddens, seorang
sosiolog Inggris. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana individu
berinteraksi dengan lingkungannya dan melakukan tindakan yang disengaja
dan strategis untuk mencapai tujuan mereka.

Beberapa poin kunci dalam konsep teori tindakan strategis adalah sebagai
berikut:
 Refleksivitas: Teori ini menekankan pada refleksivitas individu, yaitu
kemampuan individu untuk merefleksikan dan memahami konteks
sosialnya serta dampak tindakan mereka terhadap konteks tersebut.
Individu tidak hanya bertindak berdasarkan aturan-aturan yang ada,
tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengubah dan membentuk
aturan-aturan tersebut.
 Konteks sosial: Tindakan strategis individu tidak terlepas dari konteks
sosial yang melingkupinya. Lingkungan sosial dan interaksi dengan
orang lain memiliki peran penting dalam membentuk tindakan strategis
individu. Individu mengamati dan menyesuaikan tindakan mereka
dengan norma-norma, nilai-nilai, dan harapan-harapan sosial yang ada.
 Relevansi dan Risiko: Individu dalam teori ini dianggap sebagai aktor
yang secara aktif mempertimbangkan relevansi informasi yang mereka
terima dan mengukur risiko dan konsekuensi tindakan mereka. Mereka
melakukan kalkulasi rasional tentang manfaat dan biaya dari berbagai
tindakan yang mungkin mereka lakukan.
 Kemampuan agensi: Teori ini mengakui adanya kemampuan agensi
individu dalam melakukan tindakan strategis. Individu tidak hanya
dipandang sebagai produk dari struktur sosial, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengubah struktur sosial, dan
berpartisipasi dalam pembentukan kehidupan sosial.

Teori tindakan strategis memberikan sudut pandang yang lebih fokus pada
individu dan strategi tindakan mereka dalam konteks sosial yang lebih luas.
Pendekatan ini menggabungkan elemen refleksivitas individu dengan
pengaruh konteks sosial dalam memahami dan menjelaskan tindakan individu.
Teori ini membantu dalam memahami bagaimana individu berperan dalam
membentuk dan mempengaruhi kehidupan sosial.

iv. Konsep tindakan instrumental


Konsep tindakan instrumental mengacu pada jenis tindakan yang dilakukan
oleh individu dengan tujuan mencapai hasil atau tujuan tertentu. Tindakan
instrumental didasarkan pada pertimbangan rasional dan diarahkan pada
pencapaian hasil yang diinginkan, sering kali dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.

Berikut adalah beberapa poin kunci yang terkait dengan konsep tindakan
instrumental:
 Tujuan dan hasil: Tindakan instrumental dilakukan dengan maksud
untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Individu secara
sadar merencanakan tindakan mereka dengan pertimbangan atas hasil
yang ingin mereka capai.
 Rasionalitas: Tindakan instrumental didasarkan pada pertimbangan
rasional. Individu mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia,
mengidentifikasi yang paling efektif atau efisien dalam mencapai
tujuan, dan melakukan tindakan tersebut dengan cara yang dianggap
paling rasional.

 Penggunaan sumber daya: Tindakan instrumental melibatkan


penggunaan sumber daya yang tersedia, seperti waktu, uang,
pengetahuan, atau keterampilan, untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Individu mempertimbangkan sumber daya yang mereka
miliki dan bagaimana cara terbaik untuk memanfaatkannya.
 Konteks situasional: Tindakan instrumental dipengaruhi oleh konteks
situasional di mana tindakan tersebut dilakukan. Faktor-faktor seperti
kondisi lingkungan, peraturan atau norma yang berlaku, atau
ketersediaan sumber daya tambahan dapat mempengaruhi bagaimana
individu merencanakan dan melaksanakan tindakan instrumental
mereka.

Contoh tindakan instrumental dapat meliputi:


 Seorang pengusaha merancang strategi pemasaran yang efektif untuk
meningkatkan penjualan produknya.
 Seorang mahasiswa merencanakan jadwal belajar yang teratur dan
efisien untuk mencapai prestasi akademik yang baik.
 Seorang atlet berlatih secara intensif dan mengikuti program latihan
yang direncanakan dengan tujuan mencapai performa yang optimal
dalam kompetisi.
 Dalam konteks tindakan instrumental, individu bertindak dengan
tujuan yang terencana dan berorientasi pada hasil yang diinginkan,
dengan mempertimbangkan rasionalitas dan penggunaan sumber daya
yang tersedia.

3. Kendala yang kemungkinan terjadi ketika komunikasi bisnis sedang


berlangsung adalah sebagai berikut.
1) Kesalahpahaman: Salah satu kendala yang umum adalah terjadinya
kesalahpahaman antara pihak yang berkomunikasi. Hal ini dapat disebabkan
oleh perbedaan interpretasi pesan, penggunaan bahasa yang ambigu, atau
kurangnya klarifikasi dan pemahaman yang memadai.
2) Gangguan Komunikasi: Komunikasi bisnis dapat terganggu oleh faktor-faktor
eksternal seperti gangguan teknis (misalnya, masalah jaringan atau telepon),
gangguan lingkungan (suara bising atau gangguan fisik), atau gangguan
internal (misalnya, kurangnya perhatian atau ketidakhadiran).
3) Perbedaan Budaya: Dalam konteks bisnis internasional atau multikultural,
perbedaan budaya dapat menjadi kendala. Perbedaan dalam norma, nilai,
bahasa, dan cara berkomunikasi dapat menghambat pemahaman yang efektif
dan menyebabkan kesalahpahaman atau konflik.
4) Keterbatasan Bahasa: Jika ada perbedaan bahasa antara pihak yang
berkomunikasi, keterbatasan bahasa dapat menjadi kendala. Terjemahan yang
tidak akurat atau pemahaman yang terbatas dari bahasa asing dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan menghambat aliran komunikasi yang
efektif.
5) Kurangnya Keterlibatan atau Perhatian: Jika salah satu pihak tidak sepenuhnya
terlibat atau tidak memberikan perhatian yang cukup dalam komunikasi, hal
ini dapat menghambat pemahaman yang efektif dan mengurangi efektivitas
komunikasi bisnis.
6) Komunikasi Nonverbal yang Tidak Tepat: Komunikasi nonverbal seperti
bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara juga dapat menjadi kendala
jika tidak tepat atau tidak konsisten dengan pesan verbal. Ini dapat
menghasilkan ketidakcocokan antara pesan yang disampaikan secara verbal
dan nonverbal, dan mengakibatkan kesalahpahaman atau interpretasi yang
salah.
7) Ketidakjelasan atau Ketidakteraturan Pesan: Jika pesan yang disampaikan
tidak jelas, tidak teratur, atau tidak terstruktur dengan baik, hal ini dapat
menyebabkan kebingungan dan menghambat pemahaman yang efektif. Pesan
yang tidak lengkap atau tidak terorganisir dengan baik dapat menyebabkan
informasi yang hilang atau salah dimengerti.

i. Cara mengantisipasi kendala yang terjadi ketika proses komunikasi bisnis


terjadi:
 Klarifikasi dan Penjelasan: Pastikan pesan yang disampaikan jelas,
terstruktur dengan baik, dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang
sederhana dan hindari penggunaan jargon atau teknis yang mungkin
membingungkan pihak lain. Jika perlu, berikan penjelasan tambahan
atau contoh untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan.
 Dengarkan dengan Aktif: Berikan perhatian penuh pada pihak yang
berbicara dan tunjukkan ketertarikan melalui bahasa tubuh dan
ekspresi wajah yang positif. Dengarkan dengan teliti dan hindari
gangguan yang dapat mengganggu pemahaman yang baik. Jika ada hal
yang tidak jelas, ajukan pertanyaan atau minta penjelasan lebih lanjut.
 Gunakan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang Tepat: Pastikan
bahwa komunikasi verbal dan nonverbal sesuai dengan pesan yang
ingin disampaikan. Perhatikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, intonasi
suara, dan konteks situasional untuk memastikan bahwa komunikasi
secara keseluruhan konsisten dan mengkomunikasikan pesan yang
diinginkan.
 Perhatikan Perbedaan Budaya: Jika terlibat dalam komunikasi bisnis
lintas budaya, cari informasi tentang norma-norma, nilai-nilai, dan
praktik bisnis dari budaya tersebut. Beradaptasi dengan gaya
komunikasi yang dihormati dalam budaya tersebut dapat membantu
menghindari kesalahpahaman dan membangun hubungan yang lebih
baik dengan mitra bisnis.
 Gunakan Teknologi Komunikasi yang Efektif: Jika komunikasi
dilakukan melalui teknologi seperti email, telekonferensi, atau aplikasi
pesan instan, pastikan untuk menggunakan teknologi yang andal dan
dapat mendukung aliran komunikasi yang lancar. Selain itu, periksa
koneksi internet, perangkat keras, dan perangkat lunak yang digunakan
untuk memastikan komunikasi berjalan dengan baik.
 Berikan Umpan Balik Terbuka: Selalu berikan umpan balik terbuka
kepada pihak lain untuk memastikan pemahaman yang saling berbagi.
Jika ada ketidakjelasan atau kesalahpahaman, sampaikan dengan jelas
dan secara konstruktif agar dapat diselesaikan dengan cepat.
 Pelajari dari Pengalaman: Setiap pengalaman dalam komunikasi bisnis
dapat dijadikan pelajaran untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan dalam berkomunikasi.

ii. Penyelesaian yang dapat ditempuh ketika hambatan komunikasi bisnis terjadi:
 Gunakan Pendekatan Alternatif: Jika komunikasi secara langsung tidak
menghasilkan hasil yang diinginkan, pertimbangkan untuk
menggunakan pendekatan alternatif seperti komunikasi tertulis atau
melalui surat resmi. Kadang-kadang, menulis atau mendokumentasikan
pesan dengan jelas dapat membantu mengatasi hambatan yang
mungkin muncul dalam komunikasi lisan.
 Kelola Konflik dengan Bijaksana: Jika terjadi konflik atau perbedaan
pendapat, hadapi dengan kepala dingin dan berusaha untuk mencapai
solusi yang saling menguntungkan. Dengarkan dengan empati, cari
titik kesepahaman, dan gunakan pendekatan yang kooperatif untuk
mencapai resolusi.
 Dapatkan Bantuan Pihak Ketiga: Jika hambatan komunikasi tidak
dapat diatasi secara langsung antara Anda dan pihak lain,
pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga yang netral dan
terpercaya, seperti mediator atau konsultan komunikasi. Pihak ketiga
ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah
komunikasi dengan objektivitas dan keahlian.

4. Macam-macam komunikasi bisnis:


1) Komunikasi Lisan: Komunikasi lisan melibatkan pertukaran informasi secara
verbal antara individu atau kelompok. Ini bisa terjadi dalam pertemuan tatap
muka, presentasi, telepon, konferensi telepon, atau rapat.
2) Komunikasi Tertulis: Komunikasi tertulis melibatkan penggunaan tulisan
untuk menyampaikan pesan. Ini termasuk surat, memo, email, laporan,
proposal, dokumen kontrak, dan komunikasi tertulis lainnya.
3) Komunikasi Elektronik: Komunikasi elektronik melibatkan penggunaan
teknologi digital untuk bertukar informasi. Ini mencakup email, pesan instan,
komunikasi melalui platform kolaborasi online, dan media sosial.
4) Presentasi: Presentasi adalah bentuk komunikasi di mana seorang individu
menyampaikan pesan kepada audiens melalui pidato atau demonstrasi.
Presentasi bisa dilakukan secara tatap muka atau melalui media seperti slide
presentasi atau rekaman video.
5) Komunikasi Visual: Komunikasi visual melibatkan penggunaan elemen visual
seperti grafik, bagan, diagram, infografis, atau presentasi visual untuk
menyampaikan pesan secara efektif.
6) Komunikasi Nonverbal: Komunikasi nonverbal melibatkan penggunaan
bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan, dan kontak mata untuk menyampaikan
pesan. Ini juga mencakup penggunaan simbol, warna, tata letak, dan desain
visual untuk mempengaruhi pemahaman dan persepsi.
7) Komunikasi Antarbudaya: Komunikasi antarbudaya terjadi ketika individu
atau organisasi berkomunikasi dengan pihak dari budaya atau latar belakang
yang berbeda. Ini melibatkan pemahaman dan penghormatan terhadap
perbedaan budaya, norma, dan nilai-nilai dalam komunikasi bisnis.
8) Komunikasi Pemasaran: Komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang
dilakukan untuk mempromosikan produk, merek, atau layanan kepada
pelanggan. Ini termasuk iklan, pemasaran langsung, kampanye media sosial,
materi promosi, dan kegiatan hubungan masyarakat.
9) Komunikasi Internal: Komunikasi internal terjadi antara individu dan
departemen dalam sebuah organisasi. Ini melibatkan pertukaran informasi,
arahan, umpan balik, dan kolaborasi antar anggota tim atau karyawan dalam
konteks bisnis.
10) Komunikasi Eksternal: Komunikasi eksternal melibatkan interaksi dan
pertukaran informasi dengan pihak luar organisasi seperti pelanggan, mitra
bisnis, pemasok, media, atau masyarakat umum. Ini melibatkan komunikasi
untuk membangun hubungan, menjaga reputasi, dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan eksternal.

i. Komunikasi vertikal
Adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam organisasi.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam
suatu organisasi atau kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat
yang lebih rendah secara timbal balik.
ii. Kelebihan dan kelemahan komunikasi vertikal
Kelebihan Komunikasi Vertikal:
 Jelasnya Instruksi dan Arahan: Komunikasi vertikal memungkinkan
atasan untuk memberikan instruksi dan arahan langsung kepada
bawahan, memastikan pemahaman yang jelas tentang tugas dan
tanggung jawab.
 Pengambilan Keputusan yang Efisien: Komunikasi vertikal
memungkinkan pertukaran informasi antara manajemen dan karyawan,
yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih efisien dan
tepat.
 Umpan Balik yang Terarah: Komunikasi vertikal memungkinkan
umpan balik yang terarah dari atasan kepada bawahan, yang dapat
membantu dalam memperbaiki kinerja, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan, serta memberikan dorongan dan motivasi.
 Koordinasi dan Konsistensi: Melalui komunikasi vertikal, atasan dapat
memastikan koordinasi yang baik antara berbagai tingkatan hierarki,
serta memastikan pemahaman yang konsisten tentang tujuan
organisasi.

Kelemahan Komunikasi Vertikal:


 Potensi Penyimpangan Informasi: Dalam komunikasi vertikal, ada
potensi bagi informasi untuk mengalami penyimpangan atau distorsi
saat melewati berbagai tingkatan hierarki, yang dapat menyebabkan
ketidakjelasan atau kesalahpahaman.
 Keterlambatan Informasi: Komunikasi vertikal bisa membutuhkan
waktu lebih lama karena pesan harus melewati berbagai tingkatan
hierarki sebelum mencapai tujuan akhirnya, yang dapat menyebabkan
keterlambatan dalam pengambilan keputusan atau tindakan yang
diambil.
 Ketidakpastian dan Rasa Tidak Aman: Dalam beberapa situasi,
komunikasi vertikal dapat menciptakan rasa tidak aman atau
ketidakpastian di antara karyawan karena adanya perbedaan kekuasaan
dan otoritas antara atasan dan bawahan.
 Kurangnya Partisipasi dan Keterlibatan: Dalam beberapa kasus,
komunikasi vertikal dapat membatasi partisipasi dan keterlibatan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan atau pertukaran ide,
yang dapat menghambat inovasi dan kerja tim.

iii. Komunikasi horizontal


Adalah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua pihak yang mempunyai
kedudukan sama, posisi sama, jabatan sama, jabatan selevel, maupun eselon
yang sama dalam suatu organisasi.

iv. Manfaat komunikasi horizontal


 Kolaborasi dan Tim Kerja yang Lebih Baik: Komunikasi horizontal
memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara individu atau tim
yang bekerja pada tingkatan yang sama. Ini membantu dalam berbagi
informasi, pemecahan masalah bersama, dan pengambilan keputusan
yang lebih baik.
 Efisiensi Operasional: Komunikasi horizontal dapat membantu
meningkatkan efisiensi operasional dalam organisasi. Dengan adanya
aliran informasi yang cepat dan lancar antara departemen atau individu
yang terlibat, koordinasi tugas menjadi lebih efektif dan pembaruan
dapat dilakukan dengan lebih cepat.
 Inovasi dan Kreativitas: Komunikasi horizontal memfasilitasi
pertukaran ide, pandangan, dan pengalaman antara individu yang
berbeda dalam organisasi. Ini dapat merangsang inovasi dan
kreativitas, karena mendorong adanya diskusi dan pemikiran
kolaboratif yang lebih luas.
 Penyelesaian Masalah yang Lebih Cepat: Dengan komunikasi
horizontal yang efektif, tim atau individu dapat berbagi informasi
secara langsung dan memecahkan masalah dengan lebih cepat. Hal ini
memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap tantangan atau
perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis.
 Meningkatkan Hubungan Antar Personal: Komunikasi horizontal
membantu memperkuat hubungan antar personal antara individu yang
bekerja pada tingkatan yang sama. Ini menciptakan ikatan yang lebih
baik antara anggota tim, meningkatkan rasa kebersamaan, dan
membangun kerjasama yang kuat.
 Pengambilan Keputusan yang Lebih Akurat: Dalam komunikasi
horizontal, individu dapat berbagi informasi, pandangan, dan
perspektif mereka secara terbuka. Ini membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih akurat, karena melibatkan banyak sudut pandang
dan mengurangi risiko bias atau kelalaian.
 Meningkatkan Perencanaan dan Koordinasi: Komunikasi horizontal
memfasilitasi perencanaan yang lebih baik antara departemen atau
individu yang terlibat. Informasi dan rencana dapat dibagikan dengan
lebih efisien, sehingga memastikan koordinasi yang baik dalam
pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan.

v. Komunikasi diagonal
Adalah komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada pihak lain dalam
posisi yang berbeda, di mana kedua pihak tidak berada pada jalur struktur
yang sama.

5. SURAT PENGADUAN
TOKO ANDA
Jalan Munding No. 321
Bandungan

Nomor: 123/NN/01/2023
10 Mei 2023

Kepada:
PT Nasional
Jalan Jatingaleh No. 12
Semarang

Hal: Pengaduan Kerusakan Barang

Dengan Hormat,

Barang kiriman Saudara yang berupa 10 (sepuluh) buah printer dengan merk
“Cannon” telah kami terima. Atas pelayanan Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Pada waktu barang telah diterima, kami sedikit kecewa karena ternyata ada 2 (dua)
buah printer yang mengalami cacat serius.

Sesuai dengan perjanjian Saudara yang akan memberikan garansi kerusakan selama
pengiriman barang baik dengan penggantian barang baru apabila memiliki kerusakan
yang tidak cukup serius dan memberikan pelayanan perbaikan, maka kami mohon
Saudara untuk mengganti barang tersebut.

Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Hormat kami,
Toko Anda

Anda mungkin juga menyukai