Komunikasi, penciptaan peluang, dan komunikasi bisnis saling terkait dalam konteks
hubungan antara mereka. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hubungan antara
ketiga konsep tersebut:
1) Komunikasi: Komunikasi merupakan proses penyampaian dan pertukaran
informasi antara individu atau kelompok. Komunikasi melibatkan pengiriman
pesan, penerimaan pesan, dan pemahaman pesan tersebut. Komunikasi yang
efektif memainkan peran penting dalam menjalin hubungan yang baik antara
individu, tim, dan organisasi.
2) Penciptaan Peluang: Penciptaan peluang merujuk pada proses mencari dan
mengidentifikasi peluang bisnis baru. Penciptaan peluang melibatkan
pemikiran kreatif, inovasi, dan kepekaan terhadap kebutuhan pasar yang
belum terpenuhi. Dalam konteks bisnis, penciptaan peluang melibatkan
identifikasi peluang untuk pengembangan produk baru, penetrasi pasar,
kerjasama bisnis, atau ekspansi bisnis.
3) Komunikasi Bisnis: Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang terjadi dalam
konteks bisnis atau organisasi. Tujuan komunikasi bisnis adalah
menyampaikan pesan yang relevan dan penting kepada pihak yang terkait
dalam bisnis, seperti pelanggan, rekan bisnis, karyawan, atau pemangku
kepentingan lainnya. Komunikasi bisnis melibatkan penggunaan saluran
komunikasi yang tepat, pesan yang efektif, dan pemahaman yang baik antara
pihak yang terlibat.
Hubungan antara ketiga konsep ini terletak pada peran komunikasi yang efektif dalam
mendukung penciptaan peluang bisnis. Komunikasi yang baik memungkinkan
individu atau organisasi untuk mengidentifikasi peluang bisnis, berkomunikasi
dengan pihak yang relevan, dan menjalin hubungan yang kuat dengan para pemangku
kepentingan.
Menurut teori ini, tindakan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan-
dorongan naluri atau kebutuhan biologis semata, tetapi juga oleh niat dan
tujuan yang terkait dengan nilai-nilai, keyakinan, dan kepentingan individu.
Individu dipandang sebagai aktor rasional yang bertindak berdasarkan
pertimbangan rasional atas tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa poin kunci dalam konsep teori tindakan strategis adalah sebagai
berikut:
Refleksivitas: Teori ini menekankan pada refleksivitas individu, yaitu
kemampuan individu untuk merefleksikan dan memahami konteks
sosialnya serta dampak tindakan mereka terhadap konteks tersebut.
Individu tidak hanya bertindak berdasarkan aturan-aturan yang ada,
tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengubah dan membentuk
aturan-aturan tersebut.
Konteks sosial: Tindakan strategis individu tidak terlepas dari konteks
sosial yang melingkupinya. Lingkungan sosial dan interaksi dengan
orang lain memiliki peran penting dalam membentuk tindakan strategis
individu. Individu mengamati dan menyesuaikan tindakan mereka
dengan norma-norma, nilai-nilai, dan harapan-harapan sosial yang ada.
Relevansi dan Risiko: Individu dalam teori ini dianggap sebagai aktor
yang secara aktif mempertimbangkan relevansi informasi yang mereka
terima dan mengukur risiko dan konsekuensi tindakan mereka. Mereka
melakukan kalkulasi rasional tentang manfaat dan biaya dari berbagai
tindakan yang mungkin mereka lakukan.
Kemampuan agensi: Teori ini mengakui adanya kemampuan agensi
individu dalam melakukan tindakan strategis. Individu tidak hanya
dipandang sebagai produk dari struktur sosial, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengubah struktur sosial, dan
berpartisipasi dalam pembentukan kehidupan sosial.
Teori tindakan strategis memberikan sudut pandang yang lebih fokus pada
individu dan strategi tindakan mereka dalam konteks sosial yang lebih luas.
Pendekatan ini menggabungkan elemen refleksivitas individu dengan
pengaruh konteks sosial dalam memahami dan menjelaskan tindakan individu.
Teori ini membantu dalam memahami bagaimana individu berperan dalam
membentuk dan mempengaruhi kehidupan sosial.
Berikut adalah beberapa poin kunci yang terkait dengan konsep tindakan
instrumental:
Tujuan dan hasil: Tindakan instrumental dilakukan dengan maksud
untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Individu secara
sadar merencanakan tindakan mereka dengan pertimbangan atas hasil
yang ingin mereka capai.
Rasionalitas: Tindakan instrumental didasarkan pada pertimbangan
rasional. Individu mengevaluasi alternatif tindakan yang tersedia,
mengidentifikasi yang paling efektif atau efisien dalam mencapai
tujuan, dan melakukan tindakan tersebut dengan cara yang dianggap
paling rasional.
ii. Penyelesaian yang dapat ditempuh ketika hambatan komunikasi bisnis terjadi:
Gunakan Pendekatan Alternatif: Jika komunikasi secara langsung tidak
menghasilkan hasil yang diinginkan, pertimbangkan untuk
menggunakan pendekatan alternatif seperti komunikasi tertulis atau
melalui surat resmi. Kadang-kadang, menulis atau mendokumentasikan
pesan dengan jelas dapat membantu mengatasi hambatan yang
mungkin muncul dalam komunikasi lisan.
Kelola Konflik dengan Bijaksana: Jika terjadi konflik atau perbedaan
pendapat, hadapi dengan kepala dingin dan berusaha untuk mencapai
solusi yang saling menguntungkan. Dengarkan dengan empati, cari
titik kesepahaman, dan gunakan pendekatan yang kooperatif untuk
mencapai resolusi.
Dapatkan Bantuan Pihak Ketiga: Jika hambatan komunikasi tidak
dapat diatasi secara langsung antara Anda dan pihak lain,
pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga yang netral dan
terpercaya, seperti mediator atau konsultan komunikasi. Pihak ketiga
ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah
komunikasi dengan objektivitas dan keahlian.
i. Komunikasi vertikal
Adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam organisasi.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam
suatu organisasi atau kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat
yang lebih rendah secara timbal balik.
ii. Kelebihan dan kelemahan komunikasi vertikal
Kelebihan Komunikasi Vertikal:
Jelasnya Instruksi dan Arahan: Komunikasi vertikal memungkinkan
atasan untuk memberikan instruksi dan arahan langsung kepada
bawahan, memastikan pemahaman yang jelas tentang tugas dan
tanggung jawab.
Pengambilan Keputusan yang Efisien: Komunikasi vertikal
memungkinkan pertukaran informasi antara manajemen dan karyawan,
yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih efisien dan
tepat.
Umpan Balik yang Terarah: Komunikasi vertikal memungkinkan
umpan balik yang terarah dari atasan kepada bawahan, yang dapat
membantu dalam memperbaiki kinerja, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan, serta memberikan dorongan dan motivasi.
Koordinasi dan Konsistensi: Melalui komunikasi vertikal, atasan dapat
memastikan koordinasi yang baik antara berbagai tingkatan hierarki,
serta memastikan pemahaman yang konsisten tentang tujuan
organisasi.
v. Komunikasi diagonal
Adalah komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada pihak lain dalam
posisi yang berbeda, di mana kedua pihak tidak berada pada jalur struktur
yang sama.
5. SURAT PENGADUAN
TOKO ANDA
Jalan Munding No. 321
Bandungan
Nomor: 123/NN/01/2023
10 Mei 2023
Kepada:
PT Nasional
Jalan Jatingaleh No. 12
Semarang
Dengan Hormat,
Barang kiriman Saudara yang berupa 10 (sepuluh) buah printer dengan merk
“Cannon” telah kami terima. Atas pelayanan Saudara, kami sampaikan terima kasih.
Pada waktu barang telah diterima, kami sedikit kecewa karena ternyata ada 2 (dua)
buah printer yang mengalami cacat serius.
Sesuai dengan perjanjian Saudara yang akan memberikan garansi kerusakan selama
pengiriman barang baik dengan penggantian barang baru apabila memiliki kerusakan
yang tidak cukup serius dan memberikan pelayanan perbaikan, maka kami mohon
Saudara untuk mengganti barang tersebut.
Hormat kami,
Toko Anda