Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL ILMIAH

“Narkoba: Merusak Anak Bangsa”


Andi Rassya Akbar
2106735836

Abstrak
Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan
damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional tersebut tentu harus menjadi peran dan tanggung
jawab seluruh bangsa bukan hanya pemerintah saja melainkan masyarakat juga
sangat dibutuhkan kontribusi dan aspirasinya agar ikut membantu pemerintah
menciptkan pembangunan Indonesia. Terutama pada generasi muda yang menjadi
harapan masa depan bangsa. Generasi muda akan menentukan bagaimana nasib
bangsa ini dikemudian waktu. Apabila generasi muda suatu negara bermasalah dan
tidak ikut membangun dan mendukung pemerintah dalam memajukan bangsa dan
negaranya maka dapat dipastikan negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam
pembangunan nasionalnya. Masalah terbesar di suatu negara yang dihadapi
termasuk anak bangsa Indonesia adalah penggunaan Narkoba. Oleh karena itu
artikel ini ditulis dengan tujuan untuk membahas mengenai penggunaan Narkoba
dan dampaknya bagi generasi bangsa. Adapun hasil pembahasan dari masalah ini
adalah mengenai pengertian dari pada narkoba dan penjelasan jenis-jenis narkoba,
undang-undang yang mengatur tentang narkoba, proses rehabilitasi, penyebab-
penyebab penyalahgunaan narkoba dan dampak yang akan diakibatkan apabila
mengkonsumsi narkoba serta upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
mengobati anak bangsa agar permasalahan mengenai Narkoba di Indonesia mulai
berkurang dan Indonesia dapat mengharapkan anak bangsa dalam pembangunaan
nasional.

Kata Kunci: Pembangunan Nasional, Narkoba, Anak Bangsa


1. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan
damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Demi mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut perlu peningkatan secara terus
menerus usaha-usaha di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan termasuk
ketersediaan narkoba sebagai obat, di samping usaha pengembangan ilmu
pengetahuan meliputi penelitian, pengembangan, pendidikan, dan pengajaran1
kepada anak-anak muda yang menjadi harapan bangsa Indonesia menjadi lebih
maju.
Melalui generasi muda tentunya dapat melahirkan inspirasi untuk
membangun kearah yang lebih baik dan dapat mengatasi berbagai kondisi dan
masalah yang diperhadapkan kepada kita pada era reformasi saat ini. Pemuda atau
generasi muda dapat memainkan peran lebih besar untuk mengawal dan
berpartisipasi aktif terhadap jalannya reformasi dan pembangunan secara kreatif
dan produktif. Sehingganya dalam upaya mewujudkan hal tersebut tentunya setiap
generasi muda memerlukan wadah untuk bernaung dalam rangka merumuskan
berbagai hambatan dan gejala yang dihadapi dalam pembangunan, dengan jalan
melalui suatu organisasi yang didukung dengan sumber informasi yang luas dan
banyak. Demi mencapai tujuan nasional tersebut dilaksanakan berbagai upaya
pembangunan dan pemberdayaan disegala bidang, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya. Salah satu sumber daya yang sering menjadi
permasalahan yaitu sumber daya manusia, yang berhubungan erat dengan kualitas
manusia yang pada dasarnya sumber daya manusia itu adalah bagian dan
generasi muda. Karena generasi muda inilah yang akan kelak
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dimasa yang akan datang, sehingga
kita membutuhkan generasi yang terampil, berakhlak, bermoral serta cinta
tanah air dan dapat diandalkan di tengah masyarakat terutama bangsa dan
negara. Peranan generasi muda sebagai pilar, penggerak, dan pengawal
jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan 2. Generasi muda adalah
1
Dina Novitasari. Rehabilitasi Terhadap Terhadap Anak Korban Penyalahgunaan Narkoba. Jurnal
Hukum Khaira Ummah 12, No.4 (2017):917.
2
Pratiwi Ramlan. Optimalisasi Karang Taruna dalam Pengembangan Potensi Generasi Muda di
Desa Tuncung. MALLOMO: Journal of Community Service 1, No.1 (2020):44.
remaja yang nantinya akan menjadi tunas harapan dan modal pembangunan
bangsa yang akan datang. (Damayanty, 2012:3). Menurut Syukur (2008:27)
generasi muda atau pemuda adalah penduduk yang berusia 15-35 tahun, yaitu
mereka yang diidealkan sebagai sosok yang penuh energi, semangat, dan
kreativitas untuk menciptakan semangat pembaharuan. Hal ini berarti bahwa
generasi muda atau pemuda merupakan remaja yang mempunyai daya pikir
kreatif, inovatif, semangat, dan berani menyongsong pembangunan bangsa di
masa yang akan datang3.
Namun permasalahan yang dihadapi generasi muda yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan dirinya menyebutkan ada sembilan hal yaitu
sebagai berikut4:
1. Kekurangpastian generasi muda dihari depan,
2. Tidak seimbangnya jumlah anak dan remaja/generasi muda dengan
fasilitas pendidikan yang tersedia,
3. Cukup besarnya jumlah anak dan remaja yang berhenti sekolah dan
anak/remaja yang tidak sekolah,
4. Kekurangan/terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi
pemuda/pemudi dan jumlah pengangguran dikalangan generasi
muda yang semakin mengkhawatirkan;
5. Kekurangan gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak,
6. Perkawinan dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh
golongan-golongan masyarakat terutama masyarakat pedesaan;
7. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental social,
8. Keberandalan dan kenakalan remaja,
9. Penyalahgunaan narkotika dikalangan muda-mudi.
Melihat permasalahan yang dihadapi generasi muda diatas terutama pada
poin ke 9 yaitu adanya penyalahgunaan narkotika dikalangan generasi muda hal
tersebut tentu akan menghambat pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut

3
Farra A.K dkk. Peranan Organisasi Karang Taruna Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
(Suatu Studi Di Desa Tewasen, Desa Pondos, Desa Elusan, Desa Wakan Kecamatan Amurang
Barat Kabupaten Minahasa Selatan). Jurnal Administrasi Publik 3, No.31 (2015).
4
Direktorat Kesejahteraan Anak dan Keluarga.Pedoman Pembinaan Program dan Kegiatan
Karang Taruna Jakarta: Dirjen Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, (1987):37
maka perlu adanya suatu usaha yang nantinya akan dapat membantu generasi
muda ymg bermasalah ini dalam memecahkan masalahnya, yang mana usaha
tersebut memerlukan suatu wadah untuk membina dan mengarahkan generasi
muda tersebut, pelaksanaan pembinaan tersebut merupakan tugas dan kewajiban
aparat pelaksana baik dari tingkat pusat maupun daerah yang sesuai dengan
bidangnya, yang diterjemahkan ketengah masyarakat terutama dalam pemberian
bantuan dan bimbingan yaitu dengan membentuk suatu organisasi yang nantinya
akan menjadi wadah pernbinaan generasi muda tersebut terkhususnya di
pedesaan5.
Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa
di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah
memperoleh keuntungan material dalam jumlah yang besar, kini telah
berkembang jauh. Diantaranya, peredaran narkoba telah menjadi alat subversi
yang diarahkan kepada upaya penghancuran generasi (lost generation) suatu
bangsa maupun penghancuran suatu sistem pemerintahan 6. Bandar dan pengedar
narkoba adalah perusak generasi yang licin dan cerdik. Mereka memanfaatkan
ketidak tahuan bangsa ini. Mereka tidak menawarkan narkoba sebagai narkoba,
melainkan sebagai food supplement, pil pintar, pil sehat, dan lain-lain. Akibatnya,
orang yang menyatakan anti narkoba itu tertipu, kemudian tanpa disadari malah
telah memakai narkoba7. Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia
sekarang ini dirasakan gawat. Sebagai negara kepulauan yang mempunyai letak
strategis, baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan politik dalam dunia
internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi menanggulangi kejahatan
penyalahgunaan narkotika, yaitu dengan diundang-undangkannya Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba bukan saja merupakan tantangan
pemerintah, tetapi juga merupakan masalah bangsa yang amat rumit, karena di
samping merusak fisik dan mental generasi bangsa juga dapat mengganggu

5
Farra A.K dkk. Peranan Organisasi Karang Taruna Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
(Suatu Studi Di Desa Tewasen, Desa Pondos, Desa Elusan, Desa Wakan Kecamatan Amurang
Barat Kabupaten Minahasa Selatan). Jurnal Administrasi Publik 3, No.31 (2015).
6
1Muhammad Amir dan Imran Duse. Narkoba Ancaman Generasi Muda. Kaltim: Gerpana,
(2007):9
7
Badan Narkotika Nasional (BNN). Petunjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba Bagi Masyarakat, (2008):2
keamanan dan ketahanan nasional. Dan lebih dari 200 juta penduduk indonesia,
saat ini 2 persen atau sekitar 4 juta jiwa terlibat dalam penyalahgunaan narkoba
dan 85 persen di antaranya adalah generasi muda dari berbagai kalangan.
Untuk lebih mengefektifkan pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan narkoba, di atur mengenai penguatan kelembagaan yang sudah
ada yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN). Kemudian, sering dilakukan upaya
penanggulangan, antara lain dengan melakukan pembinaan terhadap Narapidana
yang telah melakukan kejahatan penyalahgunaan narkoba melalui Lembaga
Pemasyarakatan. Rehabilitasi adalah bagian dari sistem pembinaan yang di
gunakan untuk membantu seseorang melepaskan diri dari kecanduan dan merubah
prilakunya menjadi lebih baik8
Sistem pemasyarakatan dan peraturan standar minimum bagi perlakuan
terhadap narapidana menganut filosofi penghukuman yang diwarnai pendekatan
rehabilitatif, yaitu pendekatan yang mengangap pelaku pelanggar hukum sebagai
pesakitan dan karenanya harus disembuhkan.Berdasarkan hal ini, hakikat
pemasyarakatan sesuai dengan falsafah pemidanaan modern yaitu “treatment”.
Treatment lebih menguntungkan bagi penyembuhan penjahat, sehingga tujuan
dari sanksi bukanlah menghukum, melainkan memperlakukan atau membina
pelaku kejahatan. Melalui sistem pemasyarakatan ini pembinaan yang dilakukan
terhadap narapidana lebih bersifat manusiawi dengan tetap menjunjung tinggi
harkat dan martabatnya sebagai manusia. Perlakuan ini dimaksudkan untuk
menempatkan narapidana sebagai subjek di dalam proses pembinaan dengan
sasaran akhir mengembalikan narapidana ke tengah-tengah masyarakat sebagai
orang yang baik dan berguna (resosialisasi9. Pembinaan terhadap narapidana
pelaku penyalahgunaan narkoba membutuhkan perlakuan yang khusus, mengingat
mereka biasanya merupakan pengedar maupun pemakai sehingga sifat kecanduan
terhadap narkoba masih ada di dalam tubuh mereka10
Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba
sudah menjadi momok bagi orang tua dikalangan siswa pengguna narkoba.

8
Hari Sasangka. Narkotika dan Psikoptropika Dalam Hukum Pidana. Bandung: Mandar Maju,
(2003):28
9
Mohammad Eka Putra., Abdul Khair. Sistem Pidana di Dalam KUHP dan Pengaturannya
Menurut Konsep KUHP Baru. Medan: Universitas Sumatera Utara Press, (2010):53
10
Muladi. Lembaga Pidana Bersyarat. Bandung: Satya Kenanga, (1985):30
Narkoba sudah menjadi istilah popular di masyarakat. Narkoba merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Bila zat ini
masuk dalam tubuh manusia, akan menimbulkan pngaruh pada kerja otak.
Narkoba memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkoba
tidak dapat lepas dari pemakainya. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia selalu
meningkat setiap tahun. Korban narkoba bukan lagi dominan orang berduit tau
artis, tetapi sudah menjamah hamper seluruh lapisan masyarakat. Anak-anak usia
sekolah antara 14-18 tahun merupakan usia rawan mencicipi narkoba. Masa
remaja merupakan masa rawan pengaruh terhadap narkoba dan terjerumus dalam
pergaulan yang salah. Masa remaja adalah masa dimana ingin mengetahui sesuatu
hal yang baru, baik yang berdampak baik atau buruk bagi dirinya. Narkoba bisa
datang dengan cara halus, melalui rayuan pemasaran yang dekat dengan nilai
kebanggaan yang ada pada golongan muda. Agen-agen pemasarannya telah
membangun jaringan luas dan bersifat terputus, antar satu Bandar dengan Bandar
yang lain terkadang tidak saling mengenal. Jika masalah narkoba tidak ditangani
serius oleh semua kalangan, maka tujuan untuk mewujudkan Indonesia yang
bebas dan bersih dari narkoba sulit terwujud. Berdasarkan dari pemaparaan
permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk membahas artikel ini dengan
judul “Narkoba: Merusak Anak Bangsa”.
2. PEMBAHASAN
A. Narkoba
Narkoba memiliki 3 sifat yang sangat jahat dan berbahaya yaitu habitual,
adiktif dan toleran. Habitual merupakan sifat pada narkoba yang membuat
pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung
untuk selalu mencari dan rindu untuk terus menerus memakai narkoba. Adiktif
merupakan sifat yang membuat pemakai memakai terus dan tidak dapat
menghentikannya. Toleran merupakan sifat narkoba yang membuat tubuh
pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan narkoba dan menuntut dosis
pemakaian yang sangat tinggi.11

11
Joyo Nur Suryanto Gono. Narkoba : Bahaya Penyalahgunaan dan Pencegahanny. Jurnal Undip
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan
menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang
tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di
atas12.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-
undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang
narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997.
Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis
maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang
dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti Alkohol yang mengandung ethyl
etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat,
aceton, ether dan sebagainya.

12
Enik Isnaini. Penggunaan Ganja Dalam Ilmu Pengobatan Menurut Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jurnal independent 5, No.2 (2017):47.
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Narkotika sendiri dikelompokkan lagi menjadi:
 Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Heroin, Kokain, Ganja.
 Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin.
 Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/ atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein.
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan:
 Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
 Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Amphetamine.
 Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Phenobarbital.
 Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM). Zat Adiktif Lainnya.
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi: Minuman Alkohol,
mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat,
dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol13:
a. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)
b. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)
c. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker)
Inhalasi, gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah: Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin. Tembakau, pemakaian tembakau yang
mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan
Narkoba di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja,
harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang berbahaya.
B. Penyebab dan Dampak Penggunaan Narkboba
Penyebab penyalahgunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh
banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Oleh karena itu penulis akan
memaparkan faktor faktor tersebut sebagai berikut14:
1. Faktor Internal: faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.

13
Rahmat Hasanudin. Pendekatan Behavior Dalam Mereduksi Kebiasaan Mabuk-Mabukkan
Driver Ojek Online (Studi Kasus di Base Camp Giant Sempu Kota Serang) (Doctoral dissertation,
UIN SMH BANTEN). (2021).
14
Maudy, P.A dkk. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja (Adolescent Substance
Abuse). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 4, No.2 (2017):340
a) Keluarga: Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken
Home) maka seseorang akan mudam merasa putus asa dan Frustasi.
Akibat lebih jauh, orang akhirnya mencari kompensasi diluar rumah
dengan menjadi konsumen narkoba.
b) Ekonomi: Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk
bekerja menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup
mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk
dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna
narkoba.
c) Kepribadian:Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan
mudah dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang
narkoba.
2. Faktor Eksternal: Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat
mempengaruhi seseorang.
a) Pergaulan: Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi
terjerumusnya seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari
ikut-ikutan teman. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan
keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.
b) Sosial /Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan
memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya
digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai
alasan – mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain lain, maka
narkoba kemudian disalahgunakan.
Banyak asumsi yang beredar dimasyarakat bahwa kita dapat mengetahui
seseorang dikatakan sebagai pecandu Narkoba bisa dilihat dari raut wajah dan
postur tubuh seseorang. Akan tetapi asumsi tersebut belum dapat dikatakan akurat
untuk menyatakan seseorang sebagai pecandu Narkoba. Sehingga menurut Sadzali
terdapat cara mudah untuk mengetahui seseorang telah menjadi pecandu narkoba.
Adapun ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba adalah sebagai
berikut15:
a) Pecandu daun ganja Pecandu ganja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
cenderung lesu, mata merah, kelopak mata mengantuk terus, doyan
makan karena perut terasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat
pembicaraan lucu.
b) Pecandu Putauw Pecandu Putaw memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
sering menyendiri ditempat gelap sambil mendengarkan musik, malas
mandi karena kondisi badan kedinginan, badan kurus, layu serta selalu
apatisterhadap lawan jenis.
c) Pecandu inex atau ekstasi Pecandu inex atau ekstasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik
house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka
keringatan, sering mindersetelah pengaruh inex hilang.
d) Pecandu sabu-sabu Pecandu sabu-sabu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang
mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karaktrernya
dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan
berkeringat meski berada diruang ber-AC, suka marah dan sensitif.
Kejahatan tanpa korban biasanya hubungan antara pelaku dan korban tidak
kelihatan akibatnya. Dalam kejahatan ini tidak ada sasaran korban sebab semua
pihak terlibat dan termasuk dalam kejahatan tersebut. Adapun akibat dari
penyalahgunaan narkoba adalah16:
1. Bagi diri sendiri/ yang bersifat pribadi.
Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja (daya ingat
mudah lupa, perhatian sulit konsentrasi, dan lain-lainnya), intoksikasi
(keracunan), overdosis, gangguan perilaku/mental-sosial, gangguan kesehatan,
masalah keuangan dan berhadapan dengan hukum, dan kendornya nila-nilai
agama-sosial dan budaya (seperti melakukan seks bebas). Pengguna menjadi

15
Dina Novitasari. Rehabilitasi Terhadap Terhadap Anak Korban Penyalahgunaan
Narkoba. Jurnal Hukum Khaira Ummah 12, No.4 (2017):922.
16
Dina Novitasari. Rehabilitasi Terhadap Terhadap Anak Korban Penyalahgunaan
Narkoba. Jurnal Hukum Khaira Ummah 12, No.4 (2017):921.
pemarah, pemalas, motivasi belajar menurun sehingga prestasi yang dicapai
rendah bahkan bisa gagal.
2. Bagi keluarga
Kenyamanan dan ketenteraman keluarga terganggu, orang tua merasa
malu, sedih, marah dan juga merasa bersalah. Pengguna tidak lagi menjaga
sopan santun di rumah bahkan berani melawan orang tua, tidak segan mencuri
uang untuk membeli obat terlarang. Kehidupan ekonomi keluarga morat-
marit, keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini.
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat dibutuhkan dalam
proses belajar, prestasi belajar turun drastis, beberapa diantara mereka menjadi
pengedar, mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah, membolos,
meningkatnya perkelahian/tawuran.
4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara
Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya menerima estafet
kepemimpinan bangsa, hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta tanah air,
penyelundupan meningkat (penyelundupan dalam bentuk apapun merugikan
Negara), kesinambungan pembangunan terancam, Negara menderita kerugian,
karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat.
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati
dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung
pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
psikis maupun sosial seseorang17.
Dampak Fisik bagi pemakai narkoba antara lain :
1) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

17
Rosita E, K. Mengenal Bahaya Narkoba bagi Remaja. Bandung: PT. Rosda arya, (2009).
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid)
8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
Dampak Psikis dan Sosial bagi pemakai narkoba antara lain :
1) Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
2) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
6) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
7) Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
8) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar 18. Pada awalnya, pelajar yang
18
Rospite A,S. Ancaman Narkoba Bagi Generasi Muda dan Upaya Pencegahan Serta
Penanggulangannya. Jurnal Comunita Servizio 1, No.2 (2019):143-153.
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah
menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan. Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-
obatan pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin
meresahkan. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan
manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa
jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk
proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai
dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini
mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan. Dari sinilah
muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan ketenangan
yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak
orang, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya. Bahaya narkoba hingga
menjadi kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik
jika berhenti menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.
Dalam buku "KENAKALAN REMAJA" oleh Drs. Sudarsono. S.H., M.Si.
berpandapat bahwa "Secara sosiologis, penyalahgunaan narkotika yang dilakukan
oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan
yang mereka miiki sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses
interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok. Secara subjektif individual,
penyalahgunaan narkotika oleh remaja sebagai salah satu upaya individual untuk
menemukan kepuasan yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga
yang hakikatnya menjdi kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu,
teerutama bagi kaum remaja yang masih dalah proses tumbuh dan berkembang19.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Generasi
muda semakin hari semakin rapuh di grogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf

19
yang menyebabkan generasi pemuda tidak dapat berpikir jernih. Sehingga,
generasi penerus bangsa yang berkualitas akan digrogoti oleh narkoba. Bahaya
narkoba selalu mengincar generasi penerus bangsa kapan saja.
C. Rehabilitasi
Selanjutnya dalam pelaksanaan Rehabilitasi terdapat beberapa tahapan yang
haru dilalui. Adapun tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :
1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi),
Tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental
oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu
diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia
derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala
putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian
guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.
2. Tahap rehabilitasi nonmedis,
Tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di
bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah
tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan
Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program
diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas
langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.
3. Tahap bina lanjut (after care),
Tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk
mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat
kerja namun tetap berada di bawah pengawasan20
D. Peran Pemuda Bagi Bangsa
Remaja merupakan generasi muda penerus bangsa sebagai pemegang estafet
pembangunan Nasional. Pergaulan remaja diharapkan memiliki dampak positif
yang mengarah kepada meningkatnya prestasi akademik. Perilaku yang
diharapkan pada remaja adalah perilaku tidak merokok, tidak minum-minuman
beralkohol, mematuhi norma/aturan, tidak memberontak, dan disiplin dalam
sekolah.Remaja memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan ingin memberikan
20
BNN. Panduan Pelaksanaan Terapi dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat. Jakarta: Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia Pusat Laboratorium Terapi dan Rehabilitasi, (2008):8-9
kesan bahwa remaja sudah hampir dewasa. Akan tetapi, kenyatannya remaja
memiliki sikap dan perilaku yang negatif sehingga terjadi kerentanan terhadap
risiko penyalagunaan NAPZA. NAPZA adalah singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yang meliputi zat alami atau sintetis yang
bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta
menimbulkan ketergantungan (Sasangka, 2008).Risiko penyalahgunaan NAPZA
diartikan sebagai bentuk perilaku yang dapat terjadi pada seseorang untuk menjadi
penyalahgunaan NAPZA (Sunarso, 2004).
Penyalahgunaan NAPZA menurut Undang–Undang No. 35 Tahun 2009 dapat
diartikan sebagai suatu perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan hukum
tentang NAPZA21. Penyalahgunaan NAPZA biasanya diawali dari bujukan,
tawaran atau tekanan dari teman sebaya yang didorong rasa ingin tahu atau ingin
mencoba, diawali dari pemakaian sekali kemudian beberapa kali sehingga menjadi
ketergantungan terhadap narkoba. Padahal NAPZA sangat berpengaruh terhadap
tubuh dan mental emosional bagi pemakainya.Semakin sering dikonsumsi, apalagi
dalam jumlah yang berlebihan bisa merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi
sosial didalam masyarakat.
Masa remaja merupakan fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasaPada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba dan mengikuti tren dan gaya hidup, serta
bersenang senang sangat besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar,
tetapi hal itu bisa memudahkan remaja untuk menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukan bahwa jumlah pengguna narkoba paling banyak adalah kelompok
usia remaja. Bahaya narkoba juga bisa menularkan HIV / AIDS di kalangan
remaja. Hal ini dapat terjadi akibat pemakaian narkoba melalui jarum suntik
secara bergantian. Bangsa Indonesia akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
merupakan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa ini.
E. Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba

21
Sholihah, Q. Efektivitas program p4gn terhadap pencegahan penyalahgunaan NAPZA. KEMAS:
Jurnal Kesehatan Masyarakat 10, No. 2, (2015):153-159.
Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu:
a) Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk
pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan
melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih
banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar
pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan
kepada remaja langsung dan keluarga.
b) Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal
(initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.
c) Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase
stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke
masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan
penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang
bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling,
membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.22
Hal ini terjadi biasanya karena penawaran, bujukan atau tekanan seseorang
atau sekelompok orang kepadanya. Didorong rasa ingin tahu, ingin mencoba atau
ingin menggunakan barang haram tersebut. Upaya penanggulangan yang paling
mendasar dan efektif sebenarnya adalah pembinaan dan pencegahan. Usaha yang
paling praktis dan membuahkan hasil adalah penindakan. Upaya yang paling
manusiawi adalah pengobatan dan pemulihan.
a) Pembinaan Program

22
Darwis A. Dkk Narkoba, Bahaya dan Cara Mengantisipasinya. AMALIAH: JURNAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1, No.1 (2017):36-45.
Pembinaan kepada para remaja maupun masyarakat yang belum memakai
narkoba bahkan belum mengerti apa itu narkoba. Prinsipnya adalah meningkatkan
peranan kelompok ini secara nyata lebih sejahtera dan menyadarkan diri agar
tidak pernah berfikir mendapat kebahagiaan yang semu dari narkoba.
b) Pencegahan Program
Pencegahan dilakukan kepada remaja-remaja dan masyarakat yang masih
sehat dan belum memakai narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga
tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Misalnya dilakukan penyuluhan seluk
beluk narkoba, kampanye anti penyalahgunaan narkoba, pendidikan dan pelatihan
kelompok, saling mengawasi.
c) Pengobatan Program
Pengobatan ditujukan kepada pemakai narkoba. Tujuannya adalah mengobati
ketergantungannya terhadap dan penyambuhan penyakit sebagai akibat dari
pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba bagi pecandu.
d) Pemulihan Program
Pemulihan bertujuan untuk memulihkan keshatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada pemakai narkoba yang telah menjalasi program pengobatan.
Program ini dilakukan agar tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan
yang disebabkan oleh bekas pemakain narkoba.
e) Penindakan Program
Penindakan adalah program penindakan hukum kepada produsen, bandar,
pengedar, dan pemakai narkoba berdasarkan hukum yang berlaku. Program ini
adalah program yang nyata23.
3. KESIMPULAN
Anak korban penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu bentuk prilaku
menyimpang yang dilakukan oleh anak sebagai akibat dari perkembangan zaman
dan teknologi yang begitu pesat disamping kurangnya pengawasan dari orang tua
maupun pemerintah. Prilaku menyimpang dengan menggunakan Narkoba yang
dilakukan oleh anak ini termasuk kedalam kategori kejahatan tanpa korban (crime
without victim), kejahatan tanpa korban yang berarti kejahatan ini tidak
menimbulkan korban sama sekali, akan tetapi si pelaku sendirilah sebagai
23
Bidari dan Sekar. Ancaman Narkoba Bagi Generasi Penerus Bangsa. In Seminar Narkoba 2014.
Surakarta University, (2013).
korbannya. Rehabilitasi terhadap anak korban penyalahgunaan Narkoba dilakukan
sebagai upaya memulikan kembali kondisi anak dan merupakan salah satu upaya
memberikan perlindunganan hukum terhadap anak.

Anda mungkin juga menyukai