Disusun Oleh :
Kamal Ramadhan,S.Kep
2214901110034
1. Pengertian Planning
Kesuksesan organisasi adalah mencapai tujuan yang telah disusun oleh manajer pada periode
awal membentuk organisasi. Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer
memutuskan tujuan, menetapkan aksi untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan
tanggung jawab unutk menjalankan strategi kepada orang tertentu, dan mengukur
keberhasilan dengan membandingkan tujuan.
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan terlebih dahulu mengenal perbedaan
visi, misi, nilai dasar, dan tujuan. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal dari
perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu proses dan
untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam suatu organisasi.
Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi sedangkan visi menggambarkan
keinginan untuk masa depan, seringkali digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh
manajemer suatu organisasi.
Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh manajer,
sedangkan tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di usahakan untuk
di wujudkan. Empat karakteristik tujuan :
1. Tepat dan terukur. Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar
pembanding terhadap hasil yang telah dilaksanakan.
2. Menyebutkan issue yang penting. Untuk membangun manajer harus memilih
beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi.
3. Menantang tetapi realis. Memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi semua
karyawan, anggota organisasi untuk mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. jika tujuan
tidak realis atau terlalu mudah akan membuat putus asa dan bosan pada diri karyawan
atau anggota organisasi.
4. Menetapkan dalam periode waktu tertentu yang seharusnya dapat dicapai. Tenggat
waktu dapat menyuntikkan rasa urgensi dalam pencapaian tujuan dan bertindak sebagai
motivator. Namun, tidak semua tujuan memerlukan kendala waktu.
1.4. Implementasi
1.4.1. Menyadari kesempatan.
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang
di lingkungan eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal
perencanaan. Menjadi bagian penting melihat terhadap kesempatan masa depan.
Manajer harus tahu di mana kondisi pasar, kompetisi antar organisasi, permintaan
konsumen atau pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan kelemahan.
1.4.2. Menentukan tujuan.
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub
unit di dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub
unit di dalamnya.
1.4.3. Mengembangkan dasar pikiran.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi.
Mengenal dan memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang
sesuai, eksternal maupun internal.
1.4.4. Menentukan tindakan alternatif.
Memikirkan tindakan alternatif jika dalam pelaksanaan perencanaan terdapat
permasalahan hambatan.
1.4.5. Mengevaluasi tindakan alternatif.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang
dengan cermat, tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus
tentang pencapaian tujuan, biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling
tinggi.
1.4.6. Memilih tindakan alternatif yang telah ditentukan atau dirumuskan dan
dievaluasi.
1.4.7. Merumuskan pendukung tujuan. Saat keputusan telah dibuat, perencanaan
telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan, maka memerlukan daftar
atau hal yang diperlukan untuk mendukung tujuan. Contoh pendukung tujuan
adalah alat, bahan, memperkerjakan dan melatih pegawai, dan mengembangkan
sebuah produk baru.
1.4..8. Penghitungan anggaran dana perencanaan, seperti volum dan harga
penjualan, biaya operasi perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan
lainnya.
2. Pengertian Organizing
Organizing, atau dalam bahasa Indonesia pengorganisasian merupakan proses menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat,
tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.6. Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi, yang
dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan
usaha-usaha mereka dengan baik. Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas
pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-
kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979) Maksud dari hal tersebut
adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya tindakan-tindakan
untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat dan
memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan
tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja,
akan tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian
merupakan sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya
menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai
pengawasan manajerial.
3. Pengertian Staffing
Function Staffing (Staf/Personalia) , fungsi manajerial staf melibatkan mengawaki struktur
organisasi melalui tempat dan efektif, penilaian seleksi dan pengembangan personil untuk
mengisi peran yang ditugaskan. Menurut Haimann "staffing berkaitan dengan perekrutan,
seleksi, pengembangan dan kompensasi dari bawah".
Sifat fungsi personalia :
3.1. Staffing adalah bagian dari fungsi manajemen yang paling penting bersama
dengan fungsi planning organizing dan leading. Tanpa sumberdaya yang baik ke empat
fungsi manajemen itu tidak akan berjalan dengan baik.
3.2. Staffing adalah aktivitas yang luas , sebagai fungsi kepegawaian dilaksanakan
oleh semua manajer dan disemua jenis masalah dimana kegiatan usaha dilakukan.
3.3. Staffing adalah kegiatan berkesinambungan , karena fungsi staf berlanjut
sepanjang kehidupan organisasi atau perusahaan karena adanya tranfer promosi dan
pemecatan.
3.4. Dasar dari fungsi kepegawaian adalah manajemen yang efisien personil.
Sumberdaya manusia dapat dapat efisien dikelola oleh sebuah sistem atau prosedur yang
tepat, yaitu rekruitmet, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan,
pendampingan serta memberikan remu nerasi dan lain sebagainya.
4. Pengertian Actuating
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan
untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau
bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan
kepemimpinan (leadership) yang baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan
dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang
sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari
peranan kemampuan leadership.
4.1. Leadership dan Actuating
Actuating jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap
karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan sifatnya dinamis. Maka
dari itu, fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus
melibatkan fungsi dari leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh
Doghlas McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan positif.
Untuk pembahasan masalah teori leadership, akan dijelaskan lebih detail dalam bab
POSDCORBE. Di dalam proses actuating ini, keberadaan leadership adalah sebagai
pendukung. Karena actuating sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya
akan bertujuan mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
4.2. Prinsip Actuating
4.2.1. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan
pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan utama penugasan adalah
untuk mencapai keseimbangan antara beberapa faktor: persyaratan dan
kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan profesi, dan lain-lain.
4.2.2. Pengawasan Pengelolaan Dana.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi
penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
4.2.3. Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan,
misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi
atau pekerja.
4.2.4. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi
pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
4.2.5. Supervisi Audit.
4.3. Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi
seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
4.3.1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
4.3.2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
4.3.3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4.3.4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
4.3.5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
5. Pengertian Controlling
Pengendalian membuat persutujuan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu :
5.1. Menentukan standar dan metode untuk mengukur prestasi
5.2. Mengukur prestasi kerja
5.3. Lebih sesuai dengan prestasi kerja yang sudah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan
5.4. Mengambil tindakan perbaikan
Daftar Pustaka
Adisasmito, W 20015, ‘Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia : Systematic
Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat’, Jurnal Kesehatan
Masyarakat UI, vol. 11, no. 1, hal. 1-10.
Blais Kathleen Koenig dkk, 2017.Praktik Keperawatan Profesiona lKonsep & Perspektif.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth, 20016, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 volume 2, EGC,
Jakarta.