Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andini Wahida Fernandes

Kelas : IV-B

NPM : 02041811078

Jawaban :

1) Jelaskan :
a. Keputusan adalah suatu pengakhiran atau penyelesaian dari proses
pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif , yang artinya keputusan merupakan tindakan final yang di lalukan
seseoranppada saat melakukan tahapan-tahapan pada proses tindakan dalam
pengambilan keputusan.
b. Pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan pemilihan keputusan
atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua
alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak
akan ada satu keputusan yang akan dambil.
c. teori pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.Pola dasar berpikir dlm konteks organisasi:
 Penilaian situasi (SituationalApproach)untuk menghadapi pertanyaan “apa
yg terjadi?”
 Analisis persoalan (Problem Analysis)dari pola pikir sebab-akibat
 Analisis keputusan (DecisionAnalysis) didasarkan pada pola berpikir
mengambil pilihan
 Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis) didasarkan pada
perhatian kita mengenai peristiwa masad depan, mengenai peristiwa yg
mungkin terjadi &yangg dapat terjadi.
d. Keputusan Terprogram merupakan keputusan yang berulang dan telah
ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi.
Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya
kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai
kinerja saat ini tersedia dengan baik terdapat banyak alternatif keputusan, dan
tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah
perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Contoh
keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri
rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari
directcost. Sedangkan Keputusan Tidak Terprogram adalah dimana
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak
terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi
menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga
organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan
tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan
dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak
terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan
dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan
ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan
perencanaan strategik.

2) Fungsi dan Tujuan Pemgambilan keputusan yaitu :


a. Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal yaitu terjadi apabila
dalam keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, yang
artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda\
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda yaitu terjadi jika
keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, yang
artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih)
masalah yang sifatnya kontradiktif atau yang sifatnya tidak kontradiktif.
c. Awal dari semua aktivitas manusia yg sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
d. Suatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan harai depan,
masa yg akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup
lama.
3) Perusahaan menggunakan SPK (Sistem Pendukung Keputusan)adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan
(manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi DSS atau SPK ini
adalah sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manager
sampai ke direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan
sebuah kebijakan tertentu dalam perusahaan.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) – Di bawah


ini adalah Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) :

Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) meliputi :


 Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data/informasi untuk pengambilan keputusan.
 Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
 Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
 Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,
meskipun seandainya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun
dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
 Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang
diambilnya.
 Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan
dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Walaupun dirancang


dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) mempunyai kelemahan atau keterbatasan
diantaranya yaitu :

 Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak


dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif
dari pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta
model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.
 Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang
digunakan.
 Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut
selalu uptodate.
 Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan
dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk
mengambil alih pengambilan keputusan.

4) Probabilitas adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan


bahwa suatu kejadian akan terjadi. Probabilitas adalah suatu nilai untuk
mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang tidak
pasti.Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan kemungkinan
terjadinya suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai
nilai probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah
terjadi. Jadi, hubungan darinTeori probabilitas atau peluang merupakan teori
dasar dalam pengambilan keputusan yang memiliki sifat ketidakpastian.

5) "Kasus Kekecewaan Pelanggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga


I-phone"

Pada tanggal 5 Septembe 2007, SteveJobs, CEO Perusahaan Apple melakukan


praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan
harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga
semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua
bulan. Tak perlu

dibicarakan, dia menerima email yang sangat banyak dari para pelanggan yang
kecewa dan marah. Dua hari kemudian, SteveJobs menawarkan $100 kredit
yang dapat di gunakan di toko Apple dan onlinestore kepada para pelanggan
yang sudah membayar harga penuh. Apakah keputusan untuk mengurangi $200
dan sikap untuk melakukannya tepat dari sudut pandang etika?

Seandainya pihak management Apple melakukan snifftest sebelum mengambil


keputusan mungkin mereka memiliki kesimpulan bahwa ibu mreka tidak akan
bangga atau nyaman dengan keputusan tersebut. Sama halnya, mungkin
mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode
etik pelayanan pelanggan Apple.

Jika Apple hanya melihat dari sisi pemegang saham dalam mengambil
keputusan tersebut, mereka akan sadar selain pelanggan awal yang terkena
imbas, perusahaan Apple sendiri ternoda dan itu bisa juga berimbas terhadap
pelanggan lain yang mereka coba untuk dekati. Sebagai tambahan, para pekerja
Apple yang mana banyak diantara

mereka sudah tergoda oleh reputasi Apple yang kuat yang selalu menyediakan
solusi yang inovatif dengan standar tinggi akan dipertanyakan oleh
companymothers, yang mana akan melemahkan komitmen dan kesetiaan
mereka.

Seandainya pihak perusahan Apple sudah menerapkan philosophi etika


traditional mereka akan mengetahui hal hal berikut.

1. Konsekuensialisme

Dari sisi pandang keuntungan, Apple mengharapkan lebih dari sekedar


pengimbangan dari $200 pengurangan harga per unit in margin dan
mendapatkan jumlah penjualan yang besar. Jika hanya untukk iPhone saja
mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki banyak produk lain yang
juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa terkenda dampak
negatifnya. Dan juga melihat keputusan tersebut sebagai kesempatan untuk
pengurangan harga dari harga awal yang tinggi. Sikap GOUGING sudah bisa di
tebak yang mana akan merusak nilai proposisi apple secara keseluruhan dan
juga penjualan produk selain iPhone akan

terpengaruh sebagai dampak dari keputusan tersebut. Secara umum, pihak


management mungkin yakin dengan keputusan penggabungan untuk penjualan
iPhone dan produk lainnya.
2. Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple mempunyai

tugas untuk mendapatkan keuntungan selama hal tersebut tidak melanggar


hukum. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone memiliki hak secara legal
untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang tidak adil. Namun,
aksi individual akan lebih sedikit dari pada classaction. Dampak dari
ketidakadilan pengurangan harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan.

3. Kualitas Bagus yang Diharapkan

Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple, Jobs mempunyai
image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke depan yang
terarah untuk menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder. Penurunan harga
$200 tidak sesuai dengan harapan mereka pada Jobs dan Apple.

Apple seharusnya juga menggunakan pertanyaan “TuckerFramework” yang


dikembangkan dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga $200. Jika
begitu adanya, jawabannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah


menguntungkan atau tidak.
2. Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak
disinggung.
3. Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4. Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan
pelanggan potensial.
5. Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan?
Tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya.
6. Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap
lingkungan tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak
7. Negative dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang.
Sangat tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak
negatif di masa depan yang berpengaruh terhadap reputasi.

Sewajarnya, Apple harus mempertimbangkan praktek diskriminasi harga sebagai


strategi pemasaran sebagai ketidakadilan dan ketidakbijakan tanpa adanya
mitigasi bagi pembeli awal iPhone. Apakah pemberian kredit $100 memadai?
Dalam peristiwa apapun, Jobs dapat menghindari tekanan negatif dan kerusakan
pada reputasinya dan Apple, jika Apple telah menggunaka EDM untuk
menganalisa keputusan sebelum bertindak. Hal ini harus menjadi catatan bahwa
meskipun potongan harga yang disebutkan pada kasus ini tidak jarang dan
dianggap tidak umum sebagai masalah etika serius, mereka mempunyai aspek
etis yang bisa dinilai menggunakan pendekatan EDM. Mereka
merepresentasikan risiko yang dapat melemahkan reputasi eksekutif dan
perusahaan yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai