Anda di halaman 1dari 6

Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IX, Nomor: 1, Maret 2015 ISSN : 2301-9425

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM MENENTUKAN


JUMLAH MENGAJAR PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR
(STUDI KASUS : BT/BS PRESTASI MEDAN)
Noferianto Sitompul

Dosen Tetap Program Studi Manajemen Informatika STMIK Budi Darma Medan
Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id // Email:riantompula@gmail.com

ABSTRAK
Dalam proses pembangunan sistem pendukung keputusan untuk menentukan jumlah mengajar menggunakan
Fuzzy Multiple Attribute Decission Making (FMADM) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).
Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternative terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif
yang dimaksudkan yaitu pembimbing (tentor) yang berhak menerima jumlah mengajar terbanyak berdasarkan
kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap alternatif,
kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu pembimbing
(tentor) yang terbaik. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu para pengambil
keputusan dalam menentukan jumlah mengajar, dapat mempercepat proses pendistribusian jumlah mengajar,
dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan jumlah mengajar, dan dapat mempermudah para pengambil
keputusan dalam menentukan jumlah mengajar.

Kata Kunci : SPK, FMADM, SAW, Alternatif

1. Pendahuluan suatu sistem yang mendukung proses penentuan


1.1 Latar Belakang Masalah jumlah mengajar, sehingga dapat mempersingkat
Setiap lembaga pendidikan khususnya lembaga waktu penyeleksian dan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan non formal seperti lembaga bimbingan keputusan.
belajar atau bimbingan studi masalah pemberian Dalam penelitian ini di bangun Sistem Pendukung
jumlah mengajar pada seorang pembimbing (tentor) Keputusan mengunakan metode Simple Additive
adalah hal yang sangat penting. Hubungannya Weighting dalam penentuan jumlah mengajar pada
langsung kepada penghasilan (honor) yang diterima lembaga bimbingan belajar BT/BS Prestasi Medan.
oleh pembimbing tersebut. Salah satu contohnya
adalah Bimbingan Test dan Bimbingan Studi Prestasi. 1.2 Tujuan
Penerimaan penghasilan pembimbing (tentor) Tujuan dari penelitian ini adalah mengaplikasikan
pada bimbingan test dan bimbingan studi Prestasi Metode Simple Additive Weighting dalam penentuan
tergantung kepada berapa jumlah les mengajar yang jumlah mengajar pada lembaga bimbingan belajar
dibawakan per minggunya. Jumlah mengajar yang BT/BS Prestasi Medan
didapat, tergantung kepada banyaknya jadwal
mengajar setiap minggunya per bidang studi sesuai 1.3 Batasan Masalah
dengan jumlah group belajar yang ada pada tiap lokasi Dalam penulisan penelitian ini, penulis
belajar, yang dibagi oleh seorang supervisor untuk membatasi permasalahan sebagai berikut :
tiap departemen ke beberapa pembimbing (tentor), a. Metode SPK yang digunakan dalam penelitian ini
salah satu contoh departemennya adalah : Departemen Menggunakan model Simple Additive Weighting
biologi (SAW) dalam proses analisis dan perancangan.
Proses pembagian jumlah mengajar dilakukan b. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini
masih menggunakan sistem manual, dimana jumlah diperoleh dari Bimbingan Test dan Bimbingan
mengajar pembimbing (tentor) per minggunya didapat Studi Prestasi Medan.
dari nilai angket (questioner) yang dibagikan kepada
siswa-siswi terhadap pelayanan pengajaran yang 2. Landasan Teori
diberikan oleh seorang pembimbing. Masalah yang 2.1 Sistem Pendukung Keputusan
muncul adalah bagaimana kalau seorang pembimbing Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
yang hanya punya 1 les mengajar mendapat nilai System) sebagai sebuah sistem berbasis komputer
angket yang tinggi, apakah layak mendapatkan les yang membantu dalam proses pengambilan keputusan.
yang banyak dibanding seorang pembimbing yang Sistem Pendukung Keputusan sebagi sistem informasi
mengajar lebih dari 1 les mengajar setiap minggunya berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel,
yang mempunyai angket terendah? yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung
Proses pembagian jadwal mengajar secara manual solusi dari permasalahan manajemen yang tidak
masih kurang efektif. Oleh karena itu, perlu adanya terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan
Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 173
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul
keputusan (Henry Wibowo S, et al, 2009) Subakti, 2002)
Definisi lain Sistem Pendukung Keputusan adalah
(1) sistem tambahan, (2) mampu untuk mendukung Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual
analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan, SPK, perhatikan gambar 1
(3) berorientasi pada perencanaan masa depan, dan (4)
digunakan pada interval yang tak teratur atau tak
terencanakan. Ada juga definisi yang menyatakan
bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem
berbasis komputer yang terdiri 3 komponen
interaktif: (1) sistem bahasa mekanisme yang
menyediakan komunikasi diantara user dan
pelbagai komponen dalam Sistem Pendukung
Keputusan, (2) knowledge system- penyimpanan
knowledge domain permasalahan yang ditanamkan
dalam Sistem Pendukung Keputusan, baik sebagai
data ataupun prosedur, dan (3) sistem pemrosesan
permasalahan - link diantara dua komponen,
mengandung satu atau lebih kemampuan
memanipulasi masalah yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan (Irfan Subakti, 2002).
Gambar 1. Model Konseptual SPK
2.2 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan (Sumber : Irfan Subakti, 2002)
Adapun Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
(Irfan Subakti,2002) : 2.4 Fuzzy Multiple Attribut Decision Making
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah Fuzzy Multiple Attribute Decision Making
yang kompleks. (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan
2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan untuk mencari alternatif optimal dan sejumlah
dalam kondisi yang berubah-ubah. alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM
3. Mampu untuk menerapkan pelbagai strategi yang adalah menentukan nilai bobot setiap atribut kemudian
berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan
dan tepat. menyeleksi alternatif yang sudah diberikan.
4. Pandangan dan pembelajaran baru. Pada dasarnya ada 3 pendekatan untuk mencari
5. Memfasilitasi komunikasi. nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif,
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara
7. Menghemat biaya. subyektif dan obyektif. Masing-masing pendekatan
8. Keputusannya lebih tepat. memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan
manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan subyektifitas dari para pengambil keputusan sehingga
sedikit usaha. beberapa factor dalam proses perangkingan alternatif
10. Meningkatkan produktivitas analisis. bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada
pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara
2.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan matematis sehingga mangabaikan subyektifitas dari
Adapun Komponen dari Sistem Pendukung pengambil keputusan (Fitrah Rumaisa, S.T. dan Tanti
Keputusan adalah: Nurafianti, 2010).
1. Data Management. Termasuk database, yang Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengandung data yang relevan untuk pelbagai menyelesaikan masalah FADM antara lain :
situasi dan diatur oleh software yang disebut (Apriansyah Putra dan Dinna Yunika Hardiyanti,
Database Management Systems (DBMS). 2011)
2. Model Management. Melibatkan model finansial, a. Simple Additive Weighting Method (SAW)
statistikal, management science, atau pelbagai b. Weighted Product (WP)
model kuantitatif lainnya, sehingga dapat c. ELECTRE
memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, d. Technique for Order Preference by Similarity
dan manajemen software yang diperlukan. to Ideal Solution (TOPSIS)
3. Communication(dialog subsystem). User dapat e. Analytic Hierarchy Process (AHP)
berkomunikasi dan memberikan perintah pada
DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan 2.5 Metode Simple Additive Weighting (SAW)
antarmuka. Metode SAW sering juga dikenal istilah metode
4. Knowledge Management. Subsistem optional ini penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW
dapat mendukung subsistem lain atau bertindak adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
sebagai komponen yang berdiri sendiri (Irfan kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut.
Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 174
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi
matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat 4 C4 Jabatan
diperbandingkan dengan semua rating alternatif
yang ada. 5 C5 Nilai angket

Jika J atribut Jumlah mengajar


6 C6
keuntungan (benefit) sebelumnya

7 C7 Tingkatan Kelas

Jika J atribut Biaya (cost)


3.2 Analisa Kriteria dan Bobot
a. Kriteria Hari Mengajar, dikonversi dengan bilangan
Di mana : fuzzy di bawah ini :
rij = nilai rating kinerja ternormalisasi
xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Tabel 2. Hari Mengajar
Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria Hari Bilangan Fuzzy
i Mengajar Bobot
Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria (hari)
i Sangat
benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik 6 1
Banyak(SB)
cost = jika nilai terkecil adalah terbaik 5 Banyak (B) 0,75
3-4 Sedang (SD) 0,5
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari 2 Sedikit (S) 0.25
alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Sangat Sedikit
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan 1 0
(SS)
sebagai:
b. Kriteria Jam Mengajar, dikonversi dengan bilangan
fuzzy di bawah ini :
Tabel 3. Jam Kerja
Jam Kerja Bilangan Fuzzy
Keterangan : Bobot
(Jam)
Vi = rangking untuk setiap alternatif
wj = nilai bobot dari setiap kriteria Sangat
6 1
rij = nilai rating kinerja ternormalisasi Banyak(SB)
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa 5 Banyak (B) 0,75
alternatif Ai lebih terpilih.(Heri Sulistiyo, 2009 dan 3-4 Sedang (SD) 0,5
Henry Wibowo S, 2010). 2 Sedikit (S) 0.25
Sangat Sedikit
1 0
3. Pembahasan dan Hasil (SS)
3.1 Analisa Kebutuhan Sistem
Pada proses pembuatan sistem pendukung c. Kriteria Status Pembimbing, dikonversi dengan
keputusan penentuan jumlah mengajar bagi tiap bilangan fuzzy di bawah ini :
pembimbing pada BT/BS Prestasi Medan, dibutuhkan
pembobotan pada setiap kriteria yang ada. Untuk Tabel 4. Status Pembimbing
penentuan jumlah mengajar ini ada 7 kriteria yang Status Bilangan
Bobot
akan digunakan. Dimana Kriteria C1 sampai C7 Pembimbing Fuzzy
adalah kriteria keuntungan (Benefit) Adapun kriteria- Menikah Baik (B) 1
kriteria tersebut yaitu : Belum Cukup
0,5
Menikah (C)
Tabel 1. Kriteria
Kriteri d. Kriteria Jabatan, dikonversi dengan bilangan fuzzy
No Keterangan di bawah ini :
a
Tabel 5. Jabatan
1 C1 Hari mengajar Jabatan Bilangan Fuzzy Bobot
Supervisor Sangat Tinggi (ST) 1
2 C2 Jam mengajar Tentor Tinggi (T)
0,75
Senior
Tentor Sedang (SD)
3 C3 Status pembimbing 0,5
Umum
Tentor Rendah (R) 0,25
Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 175
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul
Jaga Tabel 9. Alternatif dan Kriteria Pembimbing
Altern Kriteria
e. Kriteria Nilai Angket, dikonversi dengan bilangan atif
fuzzy di bawah ini : C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7

Ilham 1 1 0.5 1 1 0.25 0.75


Tabel 6. Angket 0.75
Nilai Bilangan Fuzzy Roy 0.5 0.5 0.5 0.25 1 0.25
Bobot 0.75
Angket Merry 0.5 0.5 0.5 0.25 1 0.25
800-1000 Standart (S) 1 0.75
Tidak Standart Paulina 1 0.5 1 0.25 1 0.75
0-799 0,5 0.75
(TS) Hendra 1 1 0.5 0.25 0.5 0.25

f. Kriteria Jumlah Mengajar Sebelumnya, dikonversi 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan


dengan bilangan fuzzy di bawah ini : kriteria Ci, kemudian melakukan normalisasi
matriks berdasarkan persamaan yang
Tabel 7. Jumlah Mengajar Sebelumnya disesuaikan dengan jenis atribut sehingga
Jumlah Bilangan diperoleh matriks ternormalisasi R.
Mengajar Fuzzy
Bobot
Sebelumnya Berdasarkan pada tabel 9. di atas, dapat dibentuk
(les) matrik keputusan X dengan data berikut :
Sangat
>=15 1
Banyak (SB)
10-14 Banyak (B) 0,75
6-9 Cukup (C) 0,5
2-5 Sedikit (S) 0.25
Sangat Sedikit
1 0
(SS)

g. Kriteria Tingkatan Kelas, dikonversi dengan Analisa perhitungan matriks ternormalisasi untuk ke-5
bilangan fuzzy di bawah ini : pembimbing di atas :

Tabel 8. Tingkatan Kelas


Tingkatan Bilangan
Bobot
Kelas Fuzzy
4 SD – 12 Sangat Tinggi
SMA + (ST) 1
Intensive
7 SMP- 12 Tinggi (T)
SMA + 0,75
Intensive
4 SD – 9 SMP Sedang (SD) 0,5

3.3 Analisa Pembahasan dan Hasil


Berikut ini akan dilakukan analisa pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan normalisasi
dan hasil yang diperoleh berdasarkan algoritma matriks X, maka dapat ditentukan matriks
FMDAM dengan melakukan perhitungan manual ternormalisasi R sebagai berikut :
menentukan jumlah mengajar menggunakan metode
SAW. Hasil akan diperoleh dengan mencari peringkat
prestasi pembimbing. Untuk contoh kasus dibawah ini
diambil contoh pada pembimbing yang mengajar
Kimia. Adapun langkah-langkah penyelesaiannya :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan
dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Ci
2. Menentukan rating kecocokan setiap Setelah proses normalisasi dilakukan atau matrik
alternatif pada setiap kriteria. ternormalisasi sudah didapatkan, tahap selanjutnya
Untuk ke-2 langkah diatas dijelaskan pada adalah menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria
tabel 9. dibawah ini : yang ditentukan oleh pengambil keputusan,
disimbolkan dengan (W):

Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 176
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul
Tabel 10. Tingkat Kepentingan Setiap Kriteria
Kriteria Bilangan Fuzzy Bobot 4.2 Tampilan Form Pembobotan
(C1) Hari mengajar Sangat Penting (SP) 1
Gambar 3. merupakan tampilan form
(C2) Jam Kerja Sangat Penting (SP) 1 pembobotan berfungsi untuk mengubah nilai kriteria
yang diinput pada form input data pembimbing ke
(C3) Status pembimbing Penting (P) 0.75
bilangan fuzzy
(C4) Jabatan Penting (P) 0.75
(C5) Nilai angket Sangat Penting (SP) 1
(C6) Jumlah mengajar Penting(P) 0.75
sebelumnya sebelumnya
(C7) Tingkatan Kelas Penting (P) 0.75

Dari tabel 10, 7 kriteria yang ada diberi bobot


dengan mengubahnya ke bilangan fuzzy yaitu SP
(Sangat Penting) dengan nilai bobot 1, Penting (P)
dengan nilai bobot 0.75 jadi range bobot yang diambil
antara 0.75 – 1. Pembobotan nilai bilangan fuzzy
adalah :

Kemudian tahap terakhir untuk mendapatkan


proses perangkingan yaitu dengan cara mengalikan Gambar 3 Form Pembobotan
bobot (W) dengan matrik yang telah ternormalisasi(R)
seperti yang ada di bawah ini : 4.3 Tampilan Form Hasil Peringkat
Gambar 4. merupakan tampilan form hasil
V1=(1)(1)+(1)(1)+(0.75)(0.5)+(0.75)(1)+(1)(1)+(0.75)(0 peringkat berfungsi untuk menampilkan peringkat
.33)+(0.75)(1) = 5.12 nilai pembimbing berdasarkan proses perangkingan
V2=(1)(0.5)+(1)(0.5)+(0.75)(0.5)+(0.75)(0.25)+(1)(1)+(
0.75)(0.33)+(0.75)(1)= 3.56
V3=(1)(0.5)+(1)(0.5)+(0.75)(0.5)+(0.75)(0.25)+(1)(1)+(
0)(0.33)+(1)(1) = 3.56
V4=(1)(1)+(1)(0.5)+(0.75)(1)+(0.75)(0.25)+(1)(1)+(0.75
)(1)+(0.75)(1) = 4.94
V5=(1)(1)+(1)(1)+(0.75)(0.5)+(0.75)(0.25)+(1)(0.5)+(0.
75)(0.33)+(0.75)(1) = 4.06
Nilai tertinggi yang didapat itulah yang menjadi
prioritas pendistribusian jumlah mengajar terbanyak

4. Implementasi
4.1Tampilan Input Masukan Prestasi Pembimbing
Gambar 2. merupakan tampilan input data
prestasi berupa nilai bobot kriteria dari pembimbing Gambar 4 Form Hasil Peringkat

5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan penelitian penentuan jumlah mengajar
menggunakan metode Simple Additive Weighting
adalah :
1. Metode Simple Additive Weighting
merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk pemecahan masalah dalam
penentuan jumlah mengajar pada suatu
Bimbingan Belajar karena proses
penentuannya dengan cara mencari rangking
tertinggi dari alternatif yang ada.
2. Alternatif yang digunakan dalam penentuan
Gambar 2 Form Input Data Prestasi Pembimbing jumlah mengajar menggunakan metode
Simple Additive Weighting adalah nama-
Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 177
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul
nama pembimbing yang ada di setiap
departemen pada Bimbingan Test dan
Bimbingan Studi Medica dan kriteria yang
digunakan adalah : waktu mengajar, jam
mengajar, status pembimbing, jabatan, nilai
angket, jumlah mengajar sebelumnya dan
tingkatan kelas.
3. Penentuan perangkingan alternatif pada
metode Simple Additive Weighting ditentukan
oleh nilai bobot setiap kriteria, semakin
tinggi nilai bobot yang diberikan
kemungkinan atribut akan memperoleh
peringkat perangkingan teratas.

Daftar Pustaka

[1] Apriansyah Putra, Dinna Yunika Hardiyanti.


(2011). “Jurnal Penentuan Penerima Beasiswa
Dengan Menggunakan FUZZY MADM”
[2] Fitrah Rumaisa, S.T., Tanti Nurafianti (2010).
“Jurnal Sistem Pendukung Keputusan Kelulusan
Ujian Saringan Masuk Jalur PMDK Berdasarkan
Nilai Rata-Rata Matematika dan Bahasa
Inggris”
[3] Hery Sulistiyo. (2009). “Jurnal Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Penerima Beasiswa Di SMA Negeri 6
Pandeglang”
[4] Irfan Surbakti. (2002). “ Sistem Pendukung
Keputusan”. Surabaya
[5] Sri Kusumadewi. (2006). “Fuzzy Multiple
Atribute Decision Making (FUZZY MADM)”.
Yogyakarta. Graha Ilmu

Metode Simple Additive Weighting Dalam Menentukan Jumlah Mengajar Pada Lembaga Bimbingan 178
Belajar (Studi Kasus : Bt/Bs Prestasi Medan). Oleh : Noferianto Sitompul

Anda mungkin juga menyukai