Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Informatika 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN ASISTEN


PELATIH SEPAK BOLA MENGGUNAKAN
METODE PROFILE MATCHING
Adil Setiawan

Universitas Potensi Utama


Jl. K.L Yos Sudarso Km. 6,5 No.3A Medan
Email : adilsetiawan65@gmail.com

Abstrak — Asisten Pelatih Sepak Bola adalah orang yang berada penuh melatih dan membimbing pemain
dalam melakukan latihan. Karena itu dalam menentukan kelayakan seorang asisten sangatlah penting. Oleh
sebab itu diperlukan Sistem Pendukung Keputusan yang baik agar penentuan Asisten Pelatih menjadi lebih
optimal. Dalam Sistem Pendukung Keputusan diperlukan sebuah metode yaitu Profile Matching yang
digunakan untuk menentukan prioritas dengan ranking tertinggi, di mana sebagai saran dari sistem yang tepat
dalam menentukan seorang Asisten Pelatih Sepak Bola. Dalam perhitungan menggunakan metode Profile
Matching berdasarkan standar yang terdapat pada SSB Sriwijaya, merupakan parameter dalam menentukan
kelayakan seorang Asisten Pelatih Sepak Bola. Dengan hasil Pengujian ke sistem mencapai tingkat 100 %
akurasi kecocokannya.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching, Asisten Pelatih Sepak bola

Pendahuluan rangka mengoptimalkan setiap strategi yang


LatarBelakang diterapkan yang terkait dengan sistem
Sistem pendukung keputusan adalah pembelajaran (Abu-Naser, at al, 2011) [2].
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk Proses Profile Matching dilakukan untuk
mendukung para pengambil keputusan manajerial menentukan rekomendasi Calon Asisten Pelatih
dalam situasi keputusan. Untuk menjadi alat bantu dalam sistem penerimaan Asisten Pelatih Sepak
bagi para pengambil keputusan untuk memperluas Bola. Untuk mendapatkan seorang Asisten Pelatih
kapabilitas mereka, namun tidak untuk mengganti sangat membutuhkan waktu yang lama karana
penilaian mereka. Dalam hal ini kaitannya dengan dalam penilaian terdapat lebih dari satu orang
Profil Maching adalah sistem kompetensi akan penilai, dan proses yang panjang hingga
mendeskripsikan prestasi dan potensi sumber menghabiskan banyak waktu. Untuk itu
daya manusia sesuai dengan unit kerjanya, dibutuhkan suatu sistem yang diharapkan dapat
pencapaian prestasi karyawan dan potensinya memiliki kemampuan memecahkan suatu
dapat terlihat apakah kopetensinya tersebut telah permasalahan dalam pemilihan Asisten Pelatih.
sesuai dengan tugas pekerjaan yang dimilikinya. Hal inilah yang mendorong lahirnya konsep
(Asfan Muqtadir, Irwan Purdianto, 2013) [1]. sistem pendukung keputusan ini. Hasil dari proses
seleksi berupa skor akhir Asisten Pelatih, sebagai
Profile Maching merupakan proses rekomendasi yang lebih cepat dan mudah bagi
membandingkan antara kompetensi individu pengambil keputusan untuk memilih Calon
dengan kompetensi jabatan sehingga dapat Asisten Pelatih yang diterima.
diketahui perbedaan kompetensinya. Sejauh ini
Profile Maching digunakan untuk perencanaan Metode Profil Matching dilakukan
karir, seleksi karyawan berprestasi, kenaikan untuk menentukan rekomendasi Asisten Pelatih
jabatan, pemindahan tugas karyawan dan Baru dalam sistem seleksi penerimaan Asisten
sebagainya yang berhubungan dengan Pelatih dengan melihat hasil perbandingan (GAP)
kemampuan personal. Semakin kecil gap yang antara standar parameter kompetensi pada
dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar beberapa variabel sistem dengan kompetensi
untuk seseorang menempati posisi tersebut, Asisten Pelatih baru. Hasil ini berupa nilai bobot
sistem kompetensi akanmendeskripsikan prestasi atau skor akhir Asisten Pelatih sebagai
dan potensi sumber daya manusia sesuai dengan rekomendasi sistem. Hal ini berguna untuk
unit kerjanya. memudahkan dalam pengambilan keputusan yang
terkait dengan masalah seleksi penerimaan
Sistem Pendukung keputusan adalah Asisten Pelatih baru.
pendukung pengambilan keputusan dengan
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
diketahui oleh si pengambil keputusan dalam

251
Seminar Nasional Informatika 2015

Perumusan Masalah Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Masalah yang di bahas dalam jurnal ini
adalah sebagai berikut : Menurut Muslihudin et al, (2014)[5], Sistem
1. Bagaimana sistem metode Profile Matching pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen
digunakan untuk menyelesaikan masalah utama yaitu :
pemilihan Asisten Pelatih Sepak Bola yang 1. Subsistem pengelolaan data (database)
baru? Subsistem pengelolaan data
2. Bagaimana merancang dan membangun (database)merupakan komponen SPK yang
sebuah aplikasi yang dapat membantu untuk berguna sebagai penyedia data bagi sistem.
mendapatkan Asisten Pelatih Sepak Bola Data tersebut disimpan dan diorganisasikan
yang baru? dalam sebuah basis data yang diorganisasikan
3. Bagamana mengimplementasikan sebuah oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem
aplikasi yang dapat membantu untuk manajemen basis data (Database
mendapatkan Asisten Pelatih Sepak Bola Management System).
yang baru? 2. Subsistem pengelolaan model (model base)
Keunikan dari SPK adalah
Tujuan kemampuannyadalam mengintregasikan data
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: dengan model-modelkeputusan. Model
1. Menganalisa sistem pendukung keputusan adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala
yang dapat membantu dalam pemilihan yang sering dihadapi dalam merancang suatu
Asisten Pelatih Sepak Bola dengan metode model adalah bahwa model yang dirancang
Profile Matching. tidak mampumencerminkan seluruh variable
2. Merancang aplikasi sistem penunjang alam nyata, sehingga keputusan yang diambil
keputusan pemilihan Asisten Pelatih Sepak tidak sesuaidengan kebutuhan. Oleh karena
Bola dengan menggunakan metode Profile itu, dalam menyimpan berbagai model harus
Matching. diperhatikan dan harus dijaga
3. Mengimplementasikan aplikasi sistem fleksibilitasnya. Hal lain yang
penunjang keputusan pemilihan Asisten perludiperhatikan adalah pada setiap model
Pelatih Sepak Bola dengan menggunakan yang disimpan hendaknya ditambahkan
metode Profile Matching. rincian keterangandan penjelasan yang
4. Menguji sistem penunjang keputusan seleksi komprehensif mengenai model yang dibuat.
penerimaan Asisten Pelatih Sepak Bola 3. Subsi stem pengelolaan dialog (user
dengan menggunakan metode Profile interface)
Matching. Keunikan lainnya dari SPK adalah adanyafasilitas
yang mampu mengintregasikan sistem
Metodologi Penelitian yangterpasang dengan pengguna secara
interaktif,yang dikenal dengan subsistem dialog.
Defenisi Sistem Pendukung Keputusan Melaluisubsistem dialog, sistem
Sistem Pendukung Keputusan (Decision diimplementasikansehingga pengguna dapat
Support System) merupakan sistem informasi berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
interaktif yang menyediakan informasi, Hubungan antara ketiga komponen ini dapat
pemodelan, dan memanipulasi data. Sistem itu dilihat pada gambar di bawah ini(Muslihudin et al
digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi yang semiterstruktural
dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak
seorang pun tahu sacara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat (Riyani et al, 2010)
[3]
.
Dalam sistem pendukung keputusan pasti
tidak terlepas dari proses pengambilan keputusan
itu sendiri, pada dasarnya proses pengambilan
keputusan terdiri dari 3 proses: intelligence,
design, dan choice. Intelligence yaitu pencarian
kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan
keputusan, design yaitu menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis materi-materi
yang mungkin untuk dikerjakan, sedangkan
choice yaitu pemilihan dari materi-materi yang
tersedia, mana yang akan dikerjakan (Nyoman et
al, 2013) [4].

252
Seminar Nasional Informatika 2015

,2014). individu kedalam kompetensi jabatan sehingga


dapat diketahui perbedaan kompetensinya
(disebut juga gap), semakin kecil gap yang
dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar
yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk
karyawan menempati posisi tersebut. Sistem
kompetensi akan mendeskripsikan prestasi dan
potensi sumber daya manusia sesuai dengan unit
kerjanya (Asfan dan Irwan, 2013).
Berikut ini Langkah Penyelesaian
algotitma Profile Maching yang dicari adalah
nilai Gap, untuk mendapatkan nilai Gap adalah
sebagai berikut, Menurut Darmawan (2012),
langkah-langkah pada metode profile matching
yaitu :
1. Menentukan variable-variabel pemetaan gap
kompetensi. Menentukan aspek-aspek yang
akan digunakan dalam memproses nilai
karyawan.
2. Menghitung hasil pemetaan gap kompetensi
Gambar 1. Hubungan antara Ketiga yang dimaksud dengan Gap disini adalah
Komponen SistemPendukung Keputusan beda antara profil karyawan dengan profil
standar yang diharapkan atau dapat
Profile Matching ditunjukkan pada rumus di bawah ini :
Profile Matching merupakan suatu
proses yang sangat penting dalam manajemen Gap = Profil karyawan - Profil
SDM di mana terlebih dahulu ditentukan standar………...(1)
kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh Profil karyawan yaitu nilai-nilai yang
suatu jabatan, kompetensi kemampuan tersebut diperoleh dari karyawan sedangkan profil standar
harus dapat dipenuhi oleh pemegang atau calon yaitu nilai standar yang ditentukan terlebih
yang akan dinilai kinerjanya. Secara garis besar dahulu. Setelah diperoleh gap pada masing-
merupakan proses membandingkan antara masing karyawan, setiap profil karyawan diberi
kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan bobot nilai dengan patokan. Kemudian setiap
sehingga dapat diketahui perbedaan aspek dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu
kompetensinya (Muhammad, 2013) [6]. kelompok Core Factor dan Secondary Factor.
Profile matching merupakan suatu Perhitungan core factor ditunjukkan
proses yang sangat penting dalam manajemen menggunakan rumus di bawahini :
SDM di mana terlebih dahulu ditentukan …………..………..……..(2)
kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh Di mana :
suatu jabatan. Profile Matching berfungsi sebagai NCF = Nilai rata-rata core factor
alat bantu untuk mempercepat proses Matching NC = Jumlah total nilai core factor
antara profil jabatan (soft kompetensi jabatan) IC = Jumlah item core fator
dengan profil karyawan (soft kompetensi Sementara untuk perhitungan secondary
karyawan) sehingga dapat memperoleh informasi factor bisa ditunjukkan dengan rumus berikut :
lebih cepat (Andreas et al, 2012) [7].
………………….……….(3)
Metode Profile Matching merupakan
proses membandingkan kompetisi individu Dimana :
dengan kompetisi jabatan sehingga dapat NSF = Nilai rata-rata secondary factor
diketahui perbedaan kompetisi atau juga disebut NS = Jumlah total nilai Secondary factor
kesenjangan, semakin kecil gap yang dihasikan, IS = Jumlah item Secondary fator
semakin besar nilai bobot yang berarti memiliki Setelah perhitungan Core factor dan
peluang lebih besar untuk pelamar menempatkan Secondary factor, kemudian menghitung Nilai
posisi tersebut. Perbandingan tersebut yang total berdasarkan dari persentase dari core dan
menjadi landasan hasil penentuan kompetensi secondary yang diperkirakan berpengaruh
tersebut (Ferdian, 2013) [8]. terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh
perhitungan bisa dilihat pada rumus dibawah ini :
Pembahasan (x)%NCF(Nilai Rata-rata core factor) +
Algoritma Metode Profile Matching (x)%NSF(Nilai Rata-rata secondary factor)
Profile Matching merupakan merupakan =N(Total dari aspek)
proses membandingkan antara kompetensi ………………………………………(4)

253
Seminar Nasional Informatika 2015

Di mana : 2. Pengisian Nilai


(x)% = Nilai Persen yang Diinputkan Nilai kriteria atau variabel dimasukan
Terakhir perhitungan Ranking, berdasarkan kompetensi pelamar oleh pihak SSB
perhitungan tersebut bisa ditunjukkandengan Sriwijaya, tahapan selanjutnya, nilai yang
rumus dibawah ini : diinputkan adalah nilai ketentuan sistem
Ranking = (x)%N1 + (x)%N2+ (x)%N3……..(5) disesuaikan dengan nilai oleh pihak SSB
Di mana : Sriwijaya, ketentuan tersebut meliputi :
N1,N2,N3 = Nilai aspek yang sudah dihitung a. 60 < = 1
total b. 60 – 69 = 2
(x)% = Nilai persen yang diinputkan. c. 70 – 79 = 3
d. 80 – 89 = 4
Berikut penjelasan arsitektur di bawah ini e. 90 >=5
memiliki tiga komponen dasar, Arsitektur berikut
pada gambar di bawah ini adalah sebuah alur 3. Penentuan Bobot Nilai
proses Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Langkah selanjutnya setelah memperoleh
Asisten Pelatih di mana, Admin dapat pemetaan GAP didapatkan, maka akan keluar
menggunakan aplikasi tersebut dengan Design hasil dari pemetaan tersebut, yang diberi bobot
Interface yang terdiri dari Link Login, Link Input nilai dengan ketentuan seperti contoh tabel bobot
Data Pelamar, Link Input Nilai, Link GAP, Link Tabel 1. Bobot Nilai
Bobot Nilai, Link CF & SF, Link NT dan Link Bobot
No Selisih Keterangan
Skor Akhir. Admin mengakses Halaman User Nilai
Interface dengan cara login terlebih dahulu untuk Kompetensi sesuai dengan
mengimput data pelamar dan data penilaian, yang 1 0 5 yang dibutuhkan
akan disimpan kedalam Manajemen basis data Kompetensi individu
2 1 4,5 kelebihan 1 tingkat/level
menggunakan Mysql sebagai DBMS, selanjutnya
Kompetensi individu
diproses dengan menggunakan manajemen model. 3 -1 4 kekurangan 1 tingkat/level
Kompetensi individu
4 2 3,5 kelebihan 2 tingkat/level
Kompetensi individu
DBMS (Mysql) Model Profile
5 -2 3 kekurangan 2 tingkat/level
Matching
Kompetensi individu
6 3 2,5 kelebihan 3 tingkat/level
Kompetensi individu
Basis data User 7 -3 2 kekurangan 3 tingkat/level
InterfaceBerbasis
Kompetensi individu
Web
Data Pelamar Link Login 8 4 1,5 kelebihan 4 tingkat/level
Data Penilaian Link Input Data Kompetensi individu
Data Skor / Pelamar 9 -4 1 kekurangan 4 tingkat/level
Rangking Link Input Nilai
Link GAP
4. Menghasilkan nilai Skor
Link Bobot Nilai
Admin Link CF & SF Untuk mendapatkan nilai Skor didapat dari
Link NT hasil kalkulasi dari Nilai Total dengan ketentuan
Link Skor rumus seperti pada Bab.II, system dengan mudah
memberikan usulan alternative dengan peringkat
ranking tertinggi untuk dijadikan sebagai rujukan
bagi pengguna. Kriteria Penilaian Wawancara
merupakan hasil kriteria yang terdapat dalam SSB
Sriwijaya untuk itu metode Profile Matching
Gambar 2. Arsitektur SPK Penentuan Asisten
digunakan dengan perbandingan parameter
Pelatih Sepak bola Menggunakan Metode
kriteria SSB Sriwijaya untuk menentukan seorang
Profile Matching
calon Asisten Pelatih. Pengambilan keputusan
dimulai dengan memuat tampilan dari
keseluruhan jaringan keputusannya. Hal tersebut
1. Alternatif
menunjukkan faktor-faktor yang digunakan
Alternatif yang akan diolah ini adalah
berbagai alternatif yang ada. Kemudian sejumlah
alternatif yang digunakan pada penelitian ini,
perbandingan akan ditampilkan rangking yang
sumber data diambil dari SSB Sriwijaya yaitu :
paling tertinggi untuk mendapatkan peserta
1. Asep munandar = PE001
pelamar yang sesuai dengan kriteria SSB
2. Inal Tampubolon = PE002
Sriwijaya yang menjadikan rujukan untuk SSB
3. Anwar Lubis = PE003
Sriwijaya dalam pengambian keputusan
4. Bernat Sianipar = PE004

254
Seminar Nasional Informatika 2015

mendapatkan seorang Asisten Pelatih. Berikut ini 2 1 4.5 kompetensi kelebihan satu level
alternatife yang digunakan adalah sebaga berikut. kompetensi kekurangan satu
3 -1 4
level
Tabel 2. Nilai Variabel Penilaian Wawancara 4 2 3.5 kompetensi kelebihan dua level
NAMA VARIABEL kompetensi kekurangan dua
NO ASISTEN KODE 5 -2 3
level
PELATIH W001 W002 W003 W004
6 3 2.5 kompetensi kelebihan tiga level
Asep
1 kompetensi kekurangan tiga
Munandar PE001 65 69 61 68 7 -3 2
Inal level
2 kompetensi kelebihan empat
Tampubolon PE002 77 73 71 78 8 4 1.5
Anwar level
3 kompetensi kekurangan empat
Lubis PE003 59 59 58 58 9 -4 1
Bernat level
4
Sianipar PE004 80 88 83 83
Pada table di atas menjelaskan hasil
konversi nilai Gap menjadi nilai bobot sehingga
Penjelasan pada tabel di atas adalah menampikan akan diperoleh nilai bobot untuk setiap Asisten
sebuah inputan dari data wawancara Calon Pelatih, hal ini merupakan nilai bobot yang
Asisten pelatih beserta dengan nilainya pada menjadi ketentuan. Sehingga tiap Asisten Pelatih
penilaian wawancara. akan memiliki nilai bobot seperti yang terlihat
pada Tabel Gap di atas.
Tabel 3. Nilai GAP Variabel Penilaian Pada fase ini, setelah menyeleaikan
Wawancara beberapa tahapan maka bobot nilai didapatkan,
VARIABEL maka proses berikutnya adalah mengelompokkan
NO KODE variabel-variabel tersebut kedalamkelompok Core
W001 W002 W003 W004 GAP
Factor (CF) dan Secondary Factor (SF). Untuk
1 PE001 2 2 2 2 perhitungan core factor untuk lebih jelasnya
2 PE002 3 3 3 3 pengelompokkan bobot nilai dapat dilihat pada
1 1 1 1
perhitungan variabel Penilaian Wawancara.
3 PE003
Penghitungan core factor dan secondary factor
4 PE004 4 4 4 4 diawali dengan terlebih dahulu menentukan sub
PROFILE 4 4 4 4 (-) (+) variabel mana yang menjadi core factor. Maka
-2 -2 -2 -2 4 0 sub variabel sisanya akan menjadi secondary
1 PE001
factor. Kemudian nilai core factor dan secondary
2 PE002 -1 -1 -1 -1 4 0 factor ini dijumlahkan sesuai rumus di atas,
-3 -3 -3 -3 4 0 berikut ini adalah cara perhitungannya adalah
3 PE003 sebagai berikut:
4 PE004 0 0 0 0 0 4
NCF= = NSF= =
Diketahui :
W001 = Teori Umum
NCF= = NSF= =
W002 = Teori Di bidang Sepak Bola
W003 = Penguasaan Komunikasi
W004 = Kesehatan NCF= = NSF= =

Pada table 4 di atas terlihat Profile 4 NCF= = NSF= =


merupakan nilai ideal yang ditetapkan sesuai
ketentuan, sehingga tampak terlihat pada gambar
di bawahnya masing-masing nilai di kurang 4, Tabel 5. Nilai Cf Dan Sf Untuk Variabel
sehingga hasilnya terlihat pada gambar di atas. Wawancara
Pada tahapan selanjutnya setelah didapatkan nilai VARIABEL
GAP masing-masing calon Asisten Pelatih, maka N KOD W00 W00 W00 W00 C S
tiap nilai profile Calon Asisten Pelatih diberi O E 1 2 3 4 F F
PE00
bobot nilai dengan ditetapkan tabel bobot nilai 1 1 3 3 3 3 3 3
GAP. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4 di PE00
atas. 2 2 4 4 4 4 4 4
PE00
3 3 2 2 2 2 2 2
Tabel 4. Nilai Bobot GAP
PE00
NILAI
NO GAP KETERANGAN 4 4 5 5 5 5 5 5
BOBOT
1 0 5 Kompetensi sesuai standar

255
Seminar Nasional Informatika 2015

Tahapan selanjutnya dapat dilihat di atas 1. Pada Tabel di atas, diketahui perbandingan
hasil perhitungan tiap variabel pada tabel di atas. hasil perhitungan dengan cara manual, dan
kemudian dihitung nilai total berdasarkan dengan perhitungan Aplikasi SPK Penentuan
prosentase dari core dan secondary yang Asisten Pelatih Bola Baru, dari hasil yang
diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap- dibandingkan terdapat nilai pada beberapa
tiap profil. Contoh perhitungan seperti yang kriteria. Tidak ada perbedaan yang terjadi
dijelaskan pada persamaan 3 di atas: pada kedua pengujian yang dilakukan,
Diketahui : sehingga hasil akhir antara perhitungan
analisis manual dengan perhitungan analisis
NCF : Nilai Rata-rata Core Factor Aplikasi SPK Penentuan Asisten Pelatih Bola
NSF : Nilai Rata-rata Secondary Factor Baru dapat dikatakan konsisten.
NT : Nilai Total dari variabel 2. Pada informasi hasil pengujian perbandingan
(x)% : Nilai persen yang dimasukkan di atas, didapatkan hasil akurasi manual dan
dengan software akurasi 100% sehingga
Tahapan selanjutnya dalam proses ini adalah menggunakan cara ini akan lebih
dengan melakukan perhitungan nilai total, dapat mempermudah penyelesaian masalah.
dilihat pada perhitungan variabel Penilaian
Wawancara dengan nilai presentase 60% untuk Kesimpulan
CF dan 40% untuk SF berikut ini
perhitungannya: Sebagai penutup dari penulisan ini, maka ada
NT(w) = (60% x 3) + (40% x 3) = 3 beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan,
NT(w) = (60% x 4) + (40% x 4) = 4 antara lain :
NT(w) = (60% x 2) + (40% x 2) = 2
NT(w) = (60% x 5) + (40% x 5) = 5 1. Aplikasi SPK yang dibuat dengan
menggunakan metode Profile Matching dapat
Tabel 6. Hasil Skor Calon Asisten Pelatih melakukan perhitungan secara otomatis
ketika pengguna menginputkan nilai dan
bobot, sehingga dapat mengurangi masalah
NO KODE NT(w) NT(s) NT(p) NT(k) SKOR dalam pengambilan keputusan dalam
1 PE004 5 4.7 5 4.8 4.87
penetapan Asisten Pelatih Sepak Bola.
2 PE002 4 4 3.6 4.3 3.98
2. Kriteria yang diambil dalam sistem
3 PE003 2 5 3.4 4.2 3.62
pendukung keputusan ini mengacu pada data
4 PE001 3 3 3 3.6 3.12 hasil penelitian di SSB Sriwijaya sebagai
parameter dalam mengolah data yang
Dengan mengkorelasikan hasil perhitungan diperlukan.
yang telah dijabarkan di atas dapat terlihat jelas, 3. Aplikasi SPK Penentuan Asisten Pelatih Baru
data menunjukan bahwa calon Asisten Pelatih telah dapat memenuhi kebutuhan untuk
dengan kodePE004 menduduki peringkat pertama membantu dalam penentuan Asisten Pelatih
sebagai kandidat terbaik atas nama Bernat Sepak Bola baru yang terbaik sesuai dengan
Sianipar, hasil perhitngan yang dilakukan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh
menggunakan metode profile matching ini standart yang ada di SSB Sriwijaya.
menunjukan hasil yang sama persis dengan
mengolah data secara perhitungan excel, data
tersebut menunjukan besarnya korelasi antara Saran
metode yang dipakai dengan perhitungan
sederhana dengan menggunakan excel Berkaitan dengan telah terselesaikannya
menunjukan korelasi yang sesuai sehingga dengan penulisan ini, ada beberapa masukan dan saran-
ini hasilnya menjadikan data 100% bermanfaat saran yang disampaikan sebagai berikut :
sesuai kegunaan sehingga hasil perhitungan yang
dilakukan ini berhasil. 1. Aplikasi SPK dengan menggunakan metode
Profile Matching secara real dapat diterapkan
Tabel 7. Hasil Skor dan Ranking Alternatif di dalam penetapan penerimaan Asisten
Pelatih Sepak Bola baru di SSB Sriwijaya.
Pengujian Pengujian 2. Aplikasi SPK dengan metode Profile
No Alternatif Ranking
Software Manual Matching ini menggunakan Aplikasi SPK
1 PE004 4.87 4.87 Ke-1 Penentuan Asisten Pelatih Baru, disarankan
2 PE002 3.98 3.98 Ke-2 bagi pengguna bisa memahami cara-cara
3 PE003 3.62 3.62 Ke-3 mengoperasikannya.
4 PE001 3.12 3.12 Ke-4 3. Bagi para peneliti yang ingin
mengembangkan sistem pendukung

256
Seminar Nasional Informatika 2015

keputusan ini dapat dikembangkan lagi Tenaga Kerja Dengan Metode Profile
menjadi lebih baik dan lebih bervariasi Maching‖. E-Indonesia Initiative Konferensi
dengan melengkapi untuk kriteria-kriteria dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan
Penentuan Asisten Pelatih Baru, agar hasil Komunikasi untuk Indonesia. 1.
analisa lebih tajam dan valid. [5] Muslihudin et al, (2014). ―Sistem
Pendukung Keputusan Seleksi Siswa
Berprestasi Pada Smk Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA Pringsewu Menggunakan Metode
AHP‖.ISSN:2355-1941
[1] Asfan, et al, (2013). ―Sistem Penunjang Proceeding from JBPTITBPP.
Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan [6] Muhammad, (2013). ―Sistem Pendukung
Metode Profile Matching‖. Vol 1, No. 3. Keputusan Pemindahan Tugas
[2] Nasir Abu, et al, (2011). ―A Prototype KaryawanDengan Menggunakan Metode
Decision Support System For Optimizing Profile Matching‖ Vol 4, No.2.
The Effectiveness of E-Learning In [7] Andreas, et al, (2012). ―Pembuatan Aplikasi
Educational Institutions‖.Vol 1, No. 4. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses
[3] Riyani et al (2010). ―Sistem Pendukung Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir
Keputusan Sertifikasi Badan Usaha Pada PT. X‖. Vol 1, No.2
Pelaksana Jasa Konstruksi Pada BPD [8] Ferdian, (2013). ―Sistem Pendukung
GAPENSI Kaltim‖. Jurnal Informatika Keputusan Perencanaan Karir dan Pemilihan
Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010. Prestasi Karyawan di CV. Sas Bandung‖.
[4] Nyoman et al, (2013). ―Rancang Bangun Vol 1, No.4
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi

257

Anda mungkin juga menyukai