PENDAHULUAN
Posisi yang ditawarkan oleh perusahaan antara lain kasir, sales associate,
dan supporting unit. Beberapa hal yang dinilai dalam penilaian kelayakan pelamar
antara lain umur, jenis kelamin, wawancara, psikotes serta tes keahlian dan kriteria
yang lain sesuai dengan syarat dalam penerimaan karyawan, sehingga terjadi
adanya kerumitan untuk menilai kelayakan data-data pelamar yang
mengakibatkan lambatnya proses rekrutmen karyawan.
Pada dasarnya AHP adalah metode yang memecah suatu masalah yang
kompleks dan tidak terstruktur kedalam kelompok- kelompoknya atau kriteria yang
terdiri dari informasi, manajemen, teknis, pemasaran, keuangan, mengatur
kelompok-kelompok tersebut kedalam susunan hirarki, memasukan nilai numerik
dari kriteria-kriteria yang ada yaitu informasi, manajemen, teknis, pemasaran,
1
keuangan sebagai persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan
akhirnya dengan suatu sintesis ditentukan elemen yang memiliki prioritas tertinggi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-
bacaan yang akan di bahas dengan bersumber buku - buku yang ada kaitannya
dengan judul penelitian untuk membantu menyelesaikan pembangunan dalam
sistem ini.
b. Observasi.
c. Interview
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang
ada kaitannya dengan topik yang diambil dari tahap pembuatan perangkat lunak.
Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu proyek,
dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang
diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.
3
b. Analisis
Merupakan tahap awal yang menganalisis dari pembuatan perangkat lunak dimulai
dari menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen yang diperlukan sistem dan
mengalokasikannya kedalam pembentukan perangkat lunak.
c. Design
Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah
dimengerti oleh user (User Friendly)
d. Coding
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang keadalam
bahasa pemrograman tertentu.
e. Pengujian
f. Maintenance
Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami
perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.
4
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud
dan Tujuan, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
5
1.7 Jadwal Pelaksanaan
Bulan
No Kegiatan I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan
2 Analisis
3 Perancangan
4 Implementasi
5 Pengujian
6 Pemeliharaan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun jurnal atau penelitian yang berhubungan dengan laporan skripsi ini
antara lain:
Herry Sanada, Wahyudin, dan Heri Sutarno. 2013. Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Siswa Baru Dengan Menggunakan
Metode AHP Dan Promethee Di SMA. Kegiatan seleksi penerimaan siswa baru di
SMA PGII 1 Bandung yang telah berjalan masih memiliki kendala, yaitu lamanya
proses memilih peserta dari hasil dipertimbangkan menjadi hasil diterima. Proses
ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian sebab peserta yang dipilih harus
9
berkualitas sehingga memenuhi jumlah daya tampung yang ada. Oleh karena itu,
untuk memudahkan dan membantu pihak sekolah dalam kegiatan seleksi
penerimaan siswa baru maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan
yang terkomputerisasi yang dapat membantu proses penentuan siswa dengan
metode AHP dan promethee. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk
perhitungan bobot kriteria dan Preference Ranking Organization Method For
Enrichment Evaluation (PROMETHEE) digunakan untuk mendapatkan bobot
peserta dan akan merangkingkan peserta sesuai dengan bobot nya.
Shinta Siti Sundari, Dani Rohpandi, dan Neng Fitri. 2014. Sistem Penunjang
Keputusan Kelayakan Penerimaan Pemasangan Listrik Secara Gratis
Menggunakan Metode AHP. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan,
pemerintah khususnya kelurahan Panyingkiran Tasikmalaya meyediakan berbagai
bantuan dana sosial seperti salah satunya bantuan dana sosial berupa pemasangan
listrik secara gratis yang diperuntukkan bagi masyarakat yang termasuk kategori
miskin (tidak mampu). Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang suatu sistem
penunjang keputusan untuk membantu dalam penilaian penentuan kelayakan
penerimaan bantuan dana sosial berupa pemasangan listrik secara gratis di
kelurahan panyingkiran. Dengan perhitungan indikatornya menggunakan metode
Analytical hierarchy process (AHP) yang kemudian perhitungan tersebut
diimplementasikan pada suatu program aplikasi melalui bahasa pemrograman
Microssoft. Visual Basic 6.0 dan database Microssoft Access.
Sri Anjarwati dan Moch. Supriadi Nur Indra. 2015. Sistem Pendukung
Keputusan Penerimaan Karyawan Baru Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process Pada Pd Tunas Bersama Yamansari Kabupaten Tegal.
Penelitian ini adalah untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan
penerimaan karyawan baru pada PD. Tunas Bersama. Metodologi yang digunakan
dalam membangun sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy proccess).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem
pendukung keputusan penerimaan karyawan baru menggunakan metode AHP pada
PD. Tunas Bersama ini diharapkan dapat membantu, mempermudah pekerjaan dan
meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan
penerimaan karyawan baru.
11
Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka
1. Imam Husni A. (2007) Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pada Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan pada
Seleksi Penerimaan Pegawai Menggunakan seleksi penerimaan karyawan.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode : AHP.
Hasil : Perancangan basis data dan sistem antar muka.
2. Kusrini dan Ester Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan pada
Sulistyawati (2007) (AHP) sebagai Model Sistem Pendukung seleksi penerimaan karyawan dengan banyak kriteria seleksi.
Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Metode : AHP.
Hasil : Sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan
yang mengambil banyak kriteria seleksi dan alternatif pelamar
yang dicalonkan untuk diterima.
3. Fiqih Fatimah dan Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan pada
Rikky Wisnu Nugraha Rekrutmen Calon Pegawai Di PT. Enseval rekrutmen calon pegawai di PT. Enseval Putera.
(2010) Metode : AHP.
12
Putera Megatrading cab. Bandung Hasil : Perangkat lunak berbasis web.
Menggunakan Metode AHP
4. Antono Adhi (2010) Pengambilan Keputusan Pemilihan Handphone Permasalahan : Banyaknya pilihan merk dan jenis handphone
Terbaik Dengan Analytical Hierarchy Process membuat bingung customer untuk memilih.
(AHP) Metode : AHP.
Hasil : Keputusan handphone terbaik dari tiga alternatif dengan
tiga kriteria dan sembilan subkriteria.
5. Pangeran Manurung Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Permasalahan : penentuan dalam menetapkan seseorang yang
(2010) Penerima Beasiswa Dengan Metode Ahp Dan layak menerima beasiswa.
Topsis (Studi Kasus: FMIPA USU) Metode : AHP dan TOPSIS.
Hasil : Alternatif terbaik untuk menentukan siapa yang berhak
menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.
6. Cahya Vikasari (2013) Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan pada
Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi proses perekrutan karyawan di PT. Sumber Alfaria Trijaya.
Kasus PT. Sumber Alfaria Trijaya Dengan Metode : AHP.
Metode AHP Hasil : Sistem Penerimaan karyawan secara otomatis.
13
7. Herry Sanada, Rancang Bangun Sistem Pendukung Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan pada
Wahyudin, dan Heri Keputusan Seleksi Penerimaan Siswa Baru seleksi penerimaan siswa baru SMA PGII 1 Bandung.
Sutarno (2014) Dengan Menggunakan Metode AHP Dan Metode : AHP dan Promethee.
Promethee Di SMA Hasil : Sistem penerimaan siswa baru yang terkomputerisasi.
8. Shinta Siti Sundari, Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan
Dani Rohpandi, dan Penerimaan Pemasangan Listrik Secara Gratis kelayakan penerimaan pemasangan listrik secara gratis.
Neng Fitri (2015) Menggunakan Metode AHP Metode : AHP.
Hasil : Suatu program aplikasi melalui bahasa pemrograman
Microsoft Visual Basic 6.0 dan database Microsoft Access.
9. Yuda Setyawan (2015) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan
Program Studi Dengan Metode Analytical pemilihan program studi di Stain Kediri.
Hierarcy Proses (AHP) Di Stain Kediri Metode : AHP.
Berbasis Android Hasil : Sistem pendukung keputusan berbasis android dengan
bahasa pemrograman java.
10. Sri Anjarwati dan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Permasalahan : Untuk membantu membuat suatu keputusan
Moch. Supriadi Nur Karyawan Baru Menggunakan Metode penerimaan karyawan pada PD Tunas Bersama.
Indra (2015) Metode : AHP.
14
Analytical Hierarchy Process Pada PD Tunas Hasil : Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan
Bersama Yamansari Kabupaten Tegal database MySql.
15
BAB III
LANDASAN TEORI
16
3.2 Rekrutmen
Menurut (Simamora, 1997) proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain
:
17
pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap
perusahaan.
18
3.2.3 Sistem Rekrutmen
19
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) bersifat multi kriteria karena
menggunakan banyak criteria dalam penyusunan suatu prioritas system
pendukung keputusan.
Disamping sifatnya yang multi criteria, metode AHP juga didasarkan pada
suatu proses yang logis dan terstruktur, karena penyusunan prioritasnya dilakukan
dengan menggunakan prosedur yang logis dan terstruktur. Kegiatan tersebut
dilakukan oleh ahli yang representative yang menyusun prioritasnya.
20
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan Analytical Hierarchy
Process (AHP) ada beberapa prinsip yang harus dipahami, di antaranya
adalah sebagai berikut:
21
Konsistensi memiliki dua makna. Yang pertama yaitu objek-objek yang
serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Yang kedua yaitu
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu. (Kosasi, Sandy. 2002).
a. Berstruktur hierarki, sebagai dampak dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan cara alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
c. Memperhitungkan daya tahan dan hasil analisis pengambil keputusan.
1. Reciprocal Comparison
Dalam pengambilan keputusan harus dapat membuat perbandingan dan
menyatakan pendapatnya. Pendapat tersebut harus memenuhi syarat yaitu
apabila A lebih penting daripada B dengan sekala x, maka B lebih penting
daripada A dengan sekala 1/x.
2. Homogeneity
Pendapat seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas, elemen-
elemenya dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya. Kalau aksioma ini
22
tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak
homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.
3. Independence
Pendapat seseorang dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria
tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh
objektif keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa model dalam metode
AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen
dalam satu tingkat tergantung pada elemen-elemen pada tingkat diatasnya.
4. Expectation
Dalam pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap.
Apabila tidak terpenuhi maka pengambilan keputusan tidak memakai
seluruh kriteria yang tersedia sehingga keputusan yang diambil dianggap
tidak lengkap.
23
Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut
nantinya dikembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level
hirarki yang berada dibawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk
menilai alternatif yang diberikan dan menentukan alternatif tersebut.
Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki
dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau
kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat
sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi,
mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua
perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas
secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan
matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi
dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari
pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan
berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya
K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan
dibandingkan misalnya A1, A2, A3, A4, A5, An.
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah
penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah
banyaknya elemen kriteria yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari
masing-masing elemen berupa angka dari 1 sampai 9 yang mengartikan
perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen
dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil
perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa
membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan
pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala
24
perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang
diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah ini:
Tingkat
Definisi Keterangan
Kepentingan
Kedua elemen Kedua elemen mempunyai
1
sama pentingnya. pengaruh yang sama.
Elemen yang satu Pengalaman dan penilaian
25
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten
maka pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan
yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen
elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan.
Penghitungan dilakukan lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari
matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan
nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk
mendapatkan rata-rata.
8. Memeriksa konsistensi hierarki.
Yang diukur dalam Metode Analytical Hierarchy Process adalah rasio
konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan
adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang
mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio
konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10%.
26
Perhitungan Metode Analytical Hierachy Process Saaty(1993)
menjelaskan bahwa elemen-elemen pada setiap baris dari matrik persegi
merupakan hasil perbandingan berpasangan. Setiap matrik pairwise
comparison dicari eigen vektornya untuk mendapat local priority.
CI = (λ max– n) /(n-1)
CR = CI / RI
n = Banyaknya elemen
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
27
3.4 Contoh Penghitungan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Setelah masukan data pada table 3.3 di atas, dihasilkan nilai pembagian
jumlah kolom yang rumusnya masing - masing sel pada tabel 3.3 di atas dibagi
dengan jumlah kolom masing - masing. Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4.
28
Untuk menghitung prioritas kriteria di gunakan rumus jumlah baris pada
tabel 3.4 dibagi dengan banyaknya kriteria.Hasilnya di tampilkan pada tabel 3.5.
29
Langkah selajutnya adalah mencari lamda dengan rumus prioritas
alternatif dibagi prioritas kriteria. Contoh hasil lamda untuk kriteria pendidikan
dapat dilihat pada tabel 3.7.
Langkah berikutnya adalah mencari lamda max dengan rumus jumlah lamda
dibagi jumlah alternative
7.964253 : 6 = 1.327376
1.327376 : 5 = 0.265472
0,143534+0,103592 = 0,247126
30
Dalam sistem skornya menjadi 24,7 untuk skor pendidikan. Simulasi ini
dapat di gunakan untuk menghitung kriteria dan alternatif masing masing pelamar
kerja di perusahaan Alfamart.
31