Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/277851849

PENERAPAN GAP ANALYSIS PADA


PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA...

Article June 2011

CITATIONS READS

2 3,457

3 authors, including:

Falahah Suprapto Galih Irianto Saputro


Universitas Widyatama LP3i Business College
17 PUBLICATIONS 26 CITATIONS 1 PUBLICATION 2 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Model of Self-healing software for Business Process View project

All content following this page was uploaded by Falahah Suprapto on 08 October 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

PENERAPAN GAP ANALYSIS PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG


KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PT.XYZ)
Yoki Muchsam1, Falahah2, Galih Irianto Saputro3
1,2
Prodi Teknik Informatika, Universitas Widyatama Bandung
yoki.muchsam@widyatama.ac.id, falahah@widyatama.ac.id
3
STMIK AMIKBANDUNG,
galihisaputro@gmail.com

ABSTRAK
Pengelolaan karir karyawan yang jelas dan transparan merupakan salah satu faktor penting yang
meningkatkan keharmonisan suasana kerja dan mempererat tingkat kepercayaan diantara karyawan dan
manajemen. Pada prakteknya, pengelolaan karir karyawan sulit dipisahkan dari faktor-faktor subyektif pihak
manajemen yang berwenang dalam pembuatan keputusan. Untuk mendukung transparansi keputusan, biasanya
diperlukan satu sistem yang dapat mengelola berbagai informasi yang terkait dengan prestasi dan kinerja
karyawan dan informasi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang obyektif bagi penentuan
pengembangan karir karyawan tersebut.
Kehadiran sistem pendukung keputusan di bidang pengelolaan jenjang karir karyawan dapat mempermudah
dan mempercepat proses penilaian terhadap karyawan tersebut dan diharapkan dapat mengurangi subyektivitas
dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan karir karyawan.
Salah satu pendekatan dalam mengevaluasi kinerja karyawan yaitu menggunakan gap analysis. Gap analisys
atau analis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan
maupun tahap evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam
pengelolaan manajemen internal suatu lembaga.
Secara harfiah "gap" mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal
lainnya. Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of service). Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithalm
dan Berry (1995) ini memiliki lima gap (kesenjangan), yaitu : Gap Persepsi Manajemen, Gap Spesifikasi
Kualitas, Gap Penyampaian Pelayanan, Gap Komunikasi Pemasaran dan Gap dalam Pelayanan yang
dirasakan. Gap analisys bermanfaat untuk menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan
suatu standar kerja yang diharapkan, mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan tersebut, dan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Pendekatan Gap analysis kemudian diterapkan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan
sederhana yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan tahunan, dengan mengambil studi kasus di
PT. XYZ. Sistem dibangun berbasis web untuk memudahkan penggunaan dan interaksidengan pengguna dan
sistem ini menggunakan gap analysis untuk menilai kinerja karyawan. Ujicoba sistem menunjukan bahwa sistem
ini mampu memberikan bantuan yang berarti bagi pihak manajemen khususnya bagian personalia untuk
menilai dan memberikan umpan balik kinerja bagi para karyawannya.

Kata Kunci: Sistem pendukung keputusan, Gap Analysis, pengelolaan karir, kinerja karyawan

1. PENDAHULUAN jabatan dalam perusahanaan menjadi sulit dan


Sumber Daya Manusia(SDM)/karyawan menghabiskan banyak waktu.
merupakan salah satu faktor penting dari berjalannya Masalah subyektivitas dalam penilaian kinerja
suatu perusahaan. Pengelolaan yang baik dari karyawan merupakan hal yang hampir tidak dapat
karyawan ini akan sangat mempengaruhi aspek dihindari. Penilaian secara kuantitatif sering
keberhasilan kerja perusahaan tersebut. Jika pegawai dianggap mengecewakan karena sulitnya mengukur
dapat diorganisir dengan baik, diharapkan perusahan parameter-parameter yang ada. Di lain pihak,
dapat menjalankan semua proses usahanya dengan manajemen dan karyawan membutuhkan proses
baik. Namun dalam mengelola karyawan tidaklah penilaian kinerja yang rutin dan cepat sehingga dapat
semudah membalikan telapak tangan terdapat memberikan umpan balik dan perbaikan yang cepat
beberapa kendala dalam mengelolanya, salah satunya di lingkungan kerja. Transparansi proses penilaian
adalah apabila perusahaan tersebut memiliki jumlah biasanya dapat memberikan efek positif bagi
karyawan yang cukup banyak maka perencanaan peningkatan motivasi kerja karyawan.
jenjang karir dari tiap pegawai dan pergantian

A-94
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

Untuk membantu proses penilaian kinerja bantu bagi para pengambil keputusan untuk
karyawan, perlu dibuat sebuah sistem informasi yang memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk
dapat memberikan masukan bagi manajemen menggantukan penilaian mereka. DSS ditujukan
khususnya HRD dalam membuat keputusan yang untuk keputusan-keputusan yang sama sekali tidak
tepat bagi pengembangan potensi setiap karyawan. didukung oleh algoritma. Aplikasi DSS dapat terdiri
Adanya sistem pendukung keputusan ini diharapkan dari beberapa subsistem, yaitu : subsistem
dapat mengurangi subyektifitas dalam pengambilan manajemen data, subsistem manajemen model dan
keputusan penilaian terhadap karyawan, sehingga subsistem antarmuka pengguna. Selain itu DSS juga
karyawan yang memiliki kemampuan terbaik akan bisa memiliki subsistem manajemen basis
mendapatkan penilaian yang terbaik pula. pengetahuan yang mendukung subsistem-subsistem
Pembuatan sistem pendukung keputusan dengan lainnya.
menggunakan analisis gap ini dimaksudkan agar Pada prakteknya, terdapat banyak jenis DSS terkait
proses penilaian karyawan dapat berjalan secara dengan penggunaannya, antara lain : strategic,
objektif berdasarkan penilaian standar yang dimiliki tactical dan operational.
oleh perusahaan. Hasil proses ini berupa ranking Dalam kaitannya dengan tiga jenis DSS di atas,
yang akan menjadi dasar rekomendasi bagi para sistem pendukung keputusan yang menyangkut pada
pengambil keputusan untuk mengevaluasi kinerja pengembangan karir karyawan dapat dikatagorikan
karyawan.Dengan adanya penilaian yang baik yaitu sebagai tactical DSS karena meskipun dapat
secara objektif maka diharapkan kesenjangan antar digunakan secara periodik, tetapi sistem ini sangat
karyawan tidak akan terjadi dan juga akan membantu perusahaan dalam mengalokasikan
memberikan motivasi kepada seluruh karyawan sumber daya manusia yang tepat bagi kebutuhan
untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan. perusahaan.
Sebagai studi kasus, sistem yang dibangun akan
mengambil data dan kondisi yang terjadi di sebuah 2.2. Analisis GAP
perusahaan pengelola supermarket yang merupakan Gap analisys merupakan salah satu alat yang dapat
jaringan supermarket internasional. Permasalahan digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan.
yang ditemui pada perusahaan tersebut terkait Gap analisys atau analis kesenjangan juga
dengan penilaian kinerja karyawan antara lain: merupakan salah satu langkah yang sangat penting
proses penilaian karyawan masih manual sehingga dalam tahapan perencanaan maupun tahap evaluasi
memakan waktu yang lama dan belum adanya sistem kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang
dan aplikasi yang mendukung proses penilaian paling umum digunakan dalam pengelolaan
karyawan. manajemen internal suatu lembaga. Secara harfiah
gap mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan
2. TINJAUAN LITERATUR (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.
2.1. Sistem Pendukung Keputusan Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen
Ada berbagai macam pendapat mengenai pengertian dan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk
dari sistem pendukung keputusan antara lain Little mengukur kualitas pelayanan (quality of service).
(1970) mendefinisikan sistem pendukung keputusan Bahkan pendekatan ini paling sering digunakan di
sebagai sebuah himpunan/kumpulan prosedur Amerika Serikat untuk memonitor kualitas
berbasis model untuk memproses data dan pelayanan.
pertimbangan untuk membantu manajemen dalam Model yang dikembangkan oleh Parasuraman,
pembuatan keputusannya. Keen (1980), Zeithalm dan Berry (1995) ini memiliki lima gap
mendefinisikan sistem pendukung keputusan adalah (kesenjangan), yaitu:
sistem berbasis komputer yang dibangun lewat 1. Gap Persepsi Manajemen, yaitu adanya
sebuah proses adaptif dari pembelajaran, pola-pola perbedaan antara penilaian pelayanan menurut
penggunaan dan evolusi sistem. pengguna jasa dan persepsi manajemen
Sedangkan Bonczek (1980) mendefinisikan sistem mengenai harapan pengguna jasa.
pendukung keputusan sebagai sistem berbasis 2. Gap Spesifikasi Kualitas, yaitu kesenjangan
komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara persepsi manajemen mengenai harapan
antara lain komponen sistem bahasa (language), pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa.
komponen sistem pengetahuan (knowledge), dan 3. Gap Penyampaian Pelayanan, yaitu kesenjangan
komponen pemrosesan masalah (problem spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa
processing) yang saling berinteraksi satu sama (service delivery).
lainnya. 4. Gap Komunikasi Pemasaran, yaitu kesenjangan
Sistem pendukung keputusan / decision support antara penyampaian jasa dan komunikasi
system (DSS) adalah sebuah sistem yang eksternal. Ekspektasi pelanggan mengenai
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan
keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi
terstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat ekternal pemasaran.

A-95
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

5. Gap dalam Pelayanan yang dirasakan, yaitu tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, dan
perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan memiliki sekitar 400 karyawan. Dari pengamatan
dan yang diharapkan oleh pelanggan jika pada bidang manajemen karyawan, ditemukan
keduanya terbukti sama, maka perusahaan akan beberapa kebutuhan terkait dengan manajemen
memperoleh citra dan dampak positif. kinerja karyawan sebagai berikut:
Boulding et al (1993) menganalisis kualitas 1. Dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan
pelayanan dengan menggunakan gap analisys. yang meringankan dan mempercepat tugas dan
Kesenjangan kualitas pelayanan diartikan sebagai kewajiban bagian HRD.
kesenjangan antara pelayanan yang seharusnya 2. Diperlukan sebuah sistem yang dapat memilih
diberikan dan persepsi konsumen atas pelayanan dan menentukan proses rekrutment maupun
aktual yang diberikan. Semakin kecil kesenjangan kenaikan jabatan dengan lebih cepat dan akurat
tersebut, semakin baik kualitas pelayanan. juga objektif.
3. Diperlukan sistem pendukung untuk pembuatan
laporan yang lebih akurat kepada jajaran
manajemen lainnya.

1.2. Perhitungan Gap Analisis


Pendekatan yang digunakan untuk menilai
kinerja karyawan adalah menggunakan metoda Gap
Analisis. Gap dihitung berdasarkan formula
sederhana sebagai berikut :

Gap = Profil Karyawan Profil Standar


Gambar 1. Model Expected dan Perceived Service
Quality Profil karyawan berupa nilai kuantitatif yang
dihitung dari hasil kuisioner, baik yang diisi oleh
Dari berbagai definisi diatas mengenai gap karyawan itu sendiri (self evaluation), maupun oleh
analisys, dapat diambil kesimpulan bahwa secara atasannya. Profil standar adalah nilai standar yang
umum gap analisys dapat didefinisikan sebagai suatu diharapkan oleh perusahaan dari karyawannya. Profil
metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui standar ditentukan berdasarkan kesepakatan
tingkat kinerja suatu perusahaan atau institusi. manajemen. Kriteria penilaian terdiri atas 15
Dengan kata lain, gap analisys merupakan suatu katagori untuk supervisor dan 13 kategori untuk
metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja staff. Beberapa katagori misalnya : proaktif, Inisiatif,
dari sistem yang sedang berjalan dengan sistem Inovasi, Pantang Menyerah, Kecepatan Bekerja,
standar. Dalam kondisi umum, kinerja suatu Flexibilitas dan Kemampuan, Pengetahuan dan
perusahaan atau institusi dapat tercermin dalam Kualitas, Kehandalan, dan lain-lain.
sistem operasional maupun strategi yang digunakan Dari setiap katagori tersebut, pihak manajemen
oleh institusi tersebut. Secara singkat, gap analisys menentukan nilai standar berdasarkan kesepakatan.
bermanfaat untuk: Nilai ini berupa skor 1 hingga 5. Total nilai profil
1. Menilai seberapa besar kesenjangan antara karyawan adalah gabungan penilaian untuk setiap
kinerja aktual dengan suatu standar kerja yang katagori.
diharapkan Tabel 1 memperlihatkan contoh perhitungan Gap
2. Mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan Analysis untuk salah seorang karyawan. K1 hingga
untuk menutup kesenjangan tersebut, dan K15 menunjukan parameter katagori beserta standar
3. Menjadi salah satu dasar pengambilan nilai yang ditetapkan oleh perusahaan.
keputusan terkait prioritas dan biaya yang
Tabel 1. Perhitungan Profil Karyawan
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan
yang telah ditetapkan.

3. PERANCANGAN SPK PENILAIAN


KINERJA KARYAWAN Dari table profil diatas dapat dihitung nilai profil
1.1. Analisis Kebutuhan standar sebagai berikut: (k1)=3,(k2)=3, (k3)=4,
Sistem yang akan dibuat disesuaikan dengan (k4)=3, (k5)=3, (k6)=2, (k7)=3, (k8)=2, (k9)=2,
kebutuhan pengguna, dalam hal ini bagian HRD (k10)=4, (k11)=3, (k12)=4, (k13)=3, (k14)=3,
PT.X sebagai tempat studi kasus penelitian. PT.X (k15)=2. Dari contoh data di atas, misalnya untuk
merupakan sebuah perusahaan nasional yang karyawan dengan nomor induk 2008140086
bergerak sebagai pelaksana sebuah supermarket diperoleh nilai profil karyawan untuk masing-masing
skala internasional secara franchise. Lokasi bisnisnya kategori sebagai berikut: (k1)=4, (k2)=4, (k3)=3,

A-96
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

(k4)=5, (k5)=2, (k6)=3, (k7)=3, (k8)=3, (k9)=2, IC = Jumlah item secondary factor
(k10)=4, (k11)=1, (k12)=3, (k13)=2, (k14)=4,
(k15)=4. Sehingga gap yang diperoleh adalah Penentuan kategori yang menjadi bagian dari core
(k1)=1, (k2)=1, (k3)=-1, (k4)=2, (k5)=-1, (k6)=1, factor dan secondary factor sangat tergantung dari
(k7)=0, (k8)=1, (k9)=0, (k10)=0, (k11)=-2, (k12)=- kebijakan manajemen. Pada contoh data di atas,
1, (k13)=-1, (k14)=1, (k15)=2. manajemen menentukan kategori K3,K6, K10, K11
dan K14 sebagai Core Factor. Tabel 5 menampilkan
Dari perhitungan yang diperoleh diatas dapat hasil pengelompokan nilai bobot berdasarkan Core
diketahui keunggulan dan kelemahan dari setiap factor dan Secondary Factor
karyawan, terutama setalah nilai gap dibandingkan
dengan bobot nilai yang terdapat dari setiap nilai Tabel 5. Pengelompokan Nilai Bobot
yang ada, seperti pada table 2.

Tabel 2. Bobot Nilai


Nilai akhir kinerja karyawan untuk semua kategori
dikerjakan dengan menggunakan persamaan di atas.
Setelah itu baru kita dapat menentukan nilai akhir
dari proses penilaian yang berlangsung yaitu dengan
menggunakan persamaan 3 :

Nilai Akhir = 60% NCI + 40% NSI ..................(3).

Tabel 6 menampilkan contoh hasil perhitungan nilai


Berdasarkan tabel nilai bobot, dilakukan pemetaan akhir kinerja karyawan.
nilai perhitungan gap dengan nilai bobot seperti pada
tabel 3. Hasil pemetaan nilai bobot kemudian Tabel 6. Nilai Akhir Karyawan
dihitung untuk mendapatkan nilai bobot gap analysis
seperti pada tabel 4.

Tabel 3. Hasil Pemetaan Gap Analisis


3.3 Kebutuhan Fungsional
Dari hasil analisis terhadap tahapan perhitungan
gap analysis dan kondisi yang ada, dapat
Tabel 4 Hasil Bobot Nilai Gap Analisis didefinisikan kebutuhan fungsional sistem seperti
pada tabel 7.

Tahapan perhitungan selanjutnya hasil bobot nilai


gap analysis tersebut dikelompokan menjadi 2
katagori utama yaitu core factor dan secondary
factor seperti pada persamaan (1) dan (2).

Core Factor :
NC
NCI ......................................... (1)
IC Tabel 7. Kebutuhan Fungsional Sistem
Sub Deskripsi
Kode Keterangan
Kode Kebutuhan
Keterangan : Pengelolaan data
01 Account
NCI = Nilai rata-rata core factor account dan profil
NC = Jumlah Total nilai core factor Proses input Proses input data
01.1
data karyawan karyawan oleh HRD
IC = Jumlah item core factor Proses penambahan user
Proses tambah
01.2 id (account ) untuk
account
Secondary Factor : HRD oleh HRD
NS Proses penghapusan
NSI ............................................(2) Proses hapus data account untuk
IS 01.3
account karyawan yang sudah
tidak bekerja oleh HRD
Proses untuk melihat
Keterangan : Proses lihat data profil pribadi oleh
NSI = Nilai rata-rata secondary factor 01.4
profil staff, supervisor dan
NC = Jumlah total nilai secondary factor supervisor
01.5 Proses edit Proses perubahan data

A-97
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

profil pribadi oleh staff,


supervisor dan manager
Proses mengubah
password untuk login
Proses ubah
01.6 menjadi lebih rahasia
password
oleh HRD, staff,
supervisor dan manager
Proses menginput
Proses Input
01.7 standar nilai untuk
standar nilai
proses penilaian
02 Kuisioner Pengelolaan kuisioner
Proses pengaktifan
Proses kuisioner sebagai tanda
aktivasi dimulainya proses
kuisioner penilaian karyawan oleh
HRD Gambar 2. use case diagram untuk aktor HRD
Proses pengecekan
Proses status
sejauh mana proses
proses
penilaian berlangsung
penilaian
oleh HRD

Proses pengisian form


Proses isi
02.3 kinerja karyawan oleh
kuisioner
staff dan supervisor

Proses persetujuan
Proses kuisioner yang
02.4 approval kemudian akan menjadi
kuisioner nilai karyawan oleh
supervisor dan manager
03 Data master Pengelolaan data master
Proses penginputan data
Proses input Gambar 3. use case diagram untuk aktor Staff
03.1 jabatan yang ada di
data jabatan
perusahaan oleh HRD
Proses hapus Proses penghapusan
03.2
data jabatan data jabatan oleh HRD
Proses penginputan data
Proses input
departemen yang
03.3 data
tersedia di perusahaan
departemen
oleh HRD
Proses hapus Proses penghapusan
03.4 data data departemen oleh
departemen HRD
04 Report Pengelolaan Report

Proses untuk melihat


Proses laporan
04.1 dan mensort data
data karyawan
karyawan yang ada oleh
manager Gambar 4. use case diagram untuk aktor Supervisor
Proses Proses untuk melihat
04.2 Laporan hasil hasil kuisioner yang
kuisioner diisi oleh manager 3.5. Rancangan Antarmuka
Proses melihat indeks Aplikasi penilaian kinerja karyawan dirancang
Proses laporan prestasi karyawan dengan struktur menu seperti pada gambar 7. Data-
04.3 penilaian selama bekerja di data master meliputi data karyawan, account, standar
karyawan perusahaan oleh
manager
nilai, departemen, dan jabatan. Tampilan aplikasi
3.4 Model Proses Bisnis dan Data dimulai dengan tampilan login. Setelah user login,
Sistem yang akan dibuat dirancang untuk disediakan beberapa menu akses ke tampilan
dioperasikan oleh tiga pengguna utama yaitu bagian lainnya. Aplikasi ini akan dibangun berbasis web
HRD, supervisor dan karyawan (staff) itu sendiri. dengan menggunakan sistem basis data MySQL dan
Gambar 2, 3, 4 dan 5 memperlihatkan diagram perangkat pemrograman PHP.
Business Use Case untuk masing-masing aktor yaitu
HRD dan staff.
Hubungan antar entitas data yang terlibat pada
sistem ini dimodelkan melalui class diagram pada
gambar 6.

A-98
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

perkembangan rata-rata nilai karyawan, dan berbagai


variasi laporan untuk mendukung kepentingan
manajemen di bidang evaluasi kinerja karyawan
secara keseluruhan.

4. KESIMPULAN
Dari hasil pengembangan sistem ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pendekatan Gap Analysis dapat digunakan
sebagai salah satu metoda pengukuran
kinerja karyawan yang obyektif dan
hasilnya dapat digunakan sebagai motivasi
untuk meningkatkan prestasi karyawan.
2. Penerapan pendekatan Gap Analysis pada
aplikasi penilaian kinerja karyawan dapat
membantu manajemen mengevaluasi
kinerja karyawan dan memutuskan tindakan
apa yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kinerja tersebut.
3. Untuk meningkatan utilitas aplikasi, perlu
pengembangan lebih lanjut dengan
Gambar 6. ClassDiagram penambahan fitur-fitur baru yang dapat
mengoptimalisasi data-data yang sudah
tersedia dan membantu manajemen
LOGIN
merencanakan pengembangan sumber daya
manusia di perusahaan.

REFERENSI
Halaman
Depan
Data Karyawan Data Account Data Company Input Standar Nilai [1] Aelani, Khoirida, Kerangka Kerja Evaluasi
Sistem Informasi (Studi Kasus pada
Implementasi Sistem Informasi Akademik),
Data
Departemen
Data Jabatan Aktivasi Kuisioner Status Proses Penilaian Prosiding SNATI 2008, Universitas Islam
Gambar 7. Struktur Menu Aplikasi Penilaian Kinerja Indonesia.
Karyawan. [2] Bhattacharjee, Pijush Kanti, A Novel Service
Quality Measurement Method with Minimum
Attributes, International Journal of Innovation,
Management and Technology, Vol. 1, No. 1,
April 2010, ISSN: 2010-0248 (diakses dari
alamat: www.ijimt.org/papers/20-M401.pdf)
[3] Bordley , Robert F., Integrating Gap Analysis
and Utility Theory in Service Research,
(diakses dari alamat :
bordley.org/mpe/quality4.pdf)
[4] Fedoroff, Paul, Comparing Service Quality
Performance with Customer Service Quality
needs, Explanation of SERVQUAL
Gambar 8. Tampilan Laporan Penilaian Karyawan Methodology of Zeithaml, Parasunaman, and
berdasakan hasil Gap Analysis Berry, (diakses dari alamat:
http://www.12manage.com/ methods_zeithaml
Gambar 8 memperlihatkan tampilan halaman servqual.html)
laporan penilaian karyawan untuk satu orang [5] Kanaidi,SE.M.Si, dan Saputra Suparno,
karyawan. Pada tampilan ini hanya akan SE.,Analisis Service Quality, Satisfaction,
diperlihatkan skor akhir proses perhitungan Gap Trust, Reputation, Loyalty dan Strategi
Analysis, dan grafik perkembangan perhitungan skor Pengembangan Service Quality dengan
gap analysis untuk setiap periode evaluasi. Pendekatan QFD, Hasil Penelitian Bersaing
Saat ini, pengembangan aplikasi terus dilakukan DP2M Ditjen DIKTI, 2009 (diakses dari
dengan menambahkan beberapa fitur misalnya rata- alamat : http://ken-
rata nilai seluruh karyawan untuk satu periode loyalty.blogspot.com/2009/11/analisis-service-
penilaian, untuk setiap kategori, laporan quality-satisfaction.html)

A-99
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 17-18 Juni 2011

[6] http://ken-servqual.blogspot.com/2009/11/
analisis-service-quality-satisfaction.html

A-100

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai