Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Literature
Pada penelitian ini yang menjadi pedoman atau acuan dalam penulisan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Putu Sugiartawan, Heruzulkifli Rowa dan Nurul Hidayat
(2018), yang berjudul “ Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan
Metode Profile Matching”, Pada jurnal ini hasil dari proses perhitungan dengan metode
profile matching ini berupa nilai yang diranking berdasarkan nilai yang terbesar. Hasil dari
nilai ranking ini akan digunakan sebagai acuan dalam membantu manajer untuk melakukan
pengambilan keputusan.
Khairul dan Suherman (2018), mengenai “ Seleksi Pegawai Kontrak Menjadi
Pegawai Tetap Dengan Metode Profile Matching”. Menyebutkan bahwa masalah
rekrutmen pegawai kontrak menjadi pegawai tetap dapat diselesaikan dengan metode
profile matching dimana metode ini yang mencocokkan profil ideal dengan profil setiap
pegawai kontrak. Jadi semakin kecil nilai selisih antara profil ideal dengan profil setiap
pegawai (gap) maka semakin besar peluang pegawai kontrak diangkat menjadi pegawai
tetap.
Erwin Arry Kusuma (2018), mengenai “ Sistem Rekomendasi Pemilihan Atlet
Baseball Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Topsis” menyebutkan bahwa
diperlukan suatu sistem alternatif yang dapat membantu dalam perekomendasian atlet
baseball untuk mengikuti kejuaraan. Dengan membandingkan nilai (total nilai) secara
menual dengan nilai (total nilai) menggunakan aplikasi berbasis metode TOPSIS, maka
diperoleh tingkat akurasi sebesar 75%.
Dari ketiga penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang akan penulis lakukan, persamaan pada penelitian oleh putu Sugiartawan, dkk (2018)
dengan Khairul, dkk (2018) yaitu aplikasi tersebut dibangun sama-sama menggunakan
metode profile matching. Sedangkan penelitian dari Erwin (2018) yaitu menggunakan
metode yang berbeda dengan kasus yang yang hampir sama.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan


Menurut definisi Little, McLeod, Man dan Watson Sistem Pendukung Keputusan
adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang semi terstruktur dan tidak
terstruktur (Sukri, 2016). Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai

4
alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Kata berbasis komputer
merupakan kata kunci, karena hampir tidak mungkin membangun SPK tanpa
memanfaatkan komputer sebagai alat bantu terutama untuk menyimpan data serta
mengolah model.(Sukri, 2016)
Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa tujuan SPK dalam proses pengambilan
keputusan adalah:
1. Membantu menjawab masalah semi-terstruktur
2. Membantu manajer dalam mengambil keputusan, bukan menggantikannya
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada
efisiensinya.

2.3. Tahap Pengambilan Keputusan


Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus
dilalui dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melaui beberapa
tahap berikut (Sukri, 2016):
1. Tahap Penelususran (intelligence)
Tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga kita bisa
mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem ke
subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan
masalah.
2. Tahap Desain
Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan dan menganalisis
semua pemecahan yang mungkin yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili
kondisi nyata masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen aletrnatif
solusi.
3. Tahap Choice
Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternative pemecahan yang
dibuat pada tahap desain yang di pandang sebagai aksi yang paling tepatuntuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi
dan rencana implementasinya.
4. Tahap Implementasi
Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap
choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi,

5
sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk di atasi.
Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.
2.3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari 3 komponen utama atau subsistem yaitu
(Sukri,2016):
1. Subsistem Data (Database)
Subsistem manajemen data merupakan komponen SPK penyedia data bagi sistem.
Data pada basis data SPK diekstrak dari sumber data internal dan eksternal, juga
dari data personal milik satu atau lebih pengguna, kemudian hasil ekstraksi
ditempatkan pada basis data SPK. Data internal berasal terutama dari sistem
pemrosesan transaksi dari organisasi. Data eksternal contohnya data industri, data
riset pemasaran, dan data pertanian. Data personal dapat meliputi petunjuk-
petunjuk yang digunakan oleh pengambil keputusan khusus dan penilaian terhadap
data atau situasi spesifik.
Pada dasarnya ekstraksi berisi file-file penting, rangkuman, filtrasi standarisasi, dan
kondensasi data. Ekstraksi juga terjadi ketika pengguna menghasilkan laporan-
laporan dari data di dalam basis data SPK.
2. Subsistem Model (Model Subsistem)
Model merupakan representasi atau abstraksi sederhana dari realitas. Model dapat
merepresentasikan sistem atau masalah dengan berbagai tingkatan abstraksi. Model
dalam basis model terdiri dari model strategis, model taktis, dan model operasional.
Selain itu juga terdapat blok pembangun model dan subrutin. Model strategis
digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk menjalankan tanggung
jawab perencanaan strategis. Model taktis digunakan terutama oleh manajemen
tingkat menengah untuk membantu mengalokasikan dan mengontrol sumber daya
organisasi. Model operasional digunakan untuk mendukung aktivitas kerja harian
organisasi. Sedangkan blok pembangunan model dapat disebarkan untuk aplikasi
sebagai analisis data. Beberapa blok pembangunan ini dapat digunakan untuk
menentukan nilai variabel dan parameter pada suatu model. Subsistem manajemen
model merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan,
statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan
kapabilitas analitik dan manajemen. Perangkat lunak ini sering disebut sistem
manajemen basis model (Model Base Management System/ MBMS). Fungsi dari

6
MBMS adalah untuk membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman,
alat SPK dan subrutin, dan blok pembangunan lainnya.
3. Subsistem Dialog (user sistem interface)
Subsistem dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang
dengan pengguna secara interaktif. Melalui sistem dialog inilah sistem
diartikulasikan dan diimplementasikan sehingga pengguna atau pemakai dapat
berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Subsistem dialog ini dikelola oleh
perangkat lunak yang disebut sistem manajemen antarmuka pengguna (User
Interface Management System/UIMS). .
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi atas 3 komponen
yaitu (Sukri, 2016):
a. Bahasa aksi (Action language) yaitu suatu perangkat lunak yang dapat
digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem. Komunikasi ini
dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan key
function.
b. Bahasa tampilan (Display atau presentation language) yaitu meliputi sarana
yang berfungsi untuk menampilkan sesuatu yang harus diketahui pemakai.
Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini di antaranya adalah
printer, layar tampilan, grafik monitor, plotter, keluaran suara dan lain-lain.
c. Basis Pengetahuan (Knowledge base) yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh
pengguna sistem yang dirancang dapat berfungsi secara efektif.
Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.1

7
Gambar 2.1 Model Konseptual Sistem Pendukung Keputusan

2.4 Metode Profile Matching


Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses
membandingkan antara kompetensi individu kedalam kompetensi jabatan sehingga dapat
diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan
maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk
kandidat menempati posisi tersebut (Seradi Angkasa,2016).
Profile matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi
oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati.
Dalam proses metode profile matching secara garis besar merupakan proses
membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profie yang akan dinilai dengan
nilaiprofil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut
juga gap). Semakin kecil gap yang dihasilkan mak bobot nilainya semakin besar yang
berarti memiliki peluang yang lebih besar untuk pemain menempati posisi tersebut (Bagus
Febrianto, 2017).
Proses percocokan dengan metode profile matching (GAP) secara garis besar
merupakan proses membandingkan antara nilai data aktual dan sebuah barang elektronik
yang akan dinilai dengan nilai sebuah barang elektronik yang diharapkan atau nilai sebuah
barang yang ideal, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (GAP), semakin

8
kecil GAP yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki
peluang lebih beasar untuk direkomendasikan bagi konsumen atau sebagai pendukung
konsumen. Proses perhitungan percocokan profile terdiri dari pemetaan gap, penentuan
bobot nilai gap, perhitungan core factor, secondary factor, perhitungan nilai total, dan
penentuan ranking.
Berikut adalah penerapan beberapa tahapan dan perumusan perhitungan dengan
metode profile matching berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Atabik
Usman dkk, 2017):
1. Pemetaan GAP
Pemetaan bobot profil dan penentuan selisih (gap) dilakukan dengan perhitungan
menggunakan persamaan :
Gap = Profil ideal – profil individu
Gap yaitu selisih antara profil kandidat dengan profil yang akan dibutuhkan.

2. Pembobotan nilai GAP Pembobotan nilai selisih (gap) pada setiap kriteria ataupun
sub-kriteria diperoleh dengan berpedoman pada aturan pemberian bobot gap seperti
yang terlihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Pembobotan GAP
Bobot
No Selisih Keterangan
Nilai
1 0 5 Tidak ada selisih, sesuai dengan yang dibutuhkan
2 1 4,5 Kopentensi individu lebih dari 1 tingkat/ level
3 -1 4 Kopentensi individu kurang dari 1 tingkat/ level
4 2 3,5 Kopentensi individu lebih dari 2 tingkat/ level
5 -2 3 Kopentensi individu kurang dari 2 tingkat/ level
6 3 2,5 Kopentensi individu lebih dari 3 tingkat/ level
7 -3 2 Kopentensi individu kurang dari 3 tingkat/ level
8 4 1,5 Kopentensi individu lebih dari 4 tingkat/ level
9 -4 1 Kopentensi individu kurang dari 4 tingkat/ level
10 5/ -5 0 Kopentensi individu lebih atau kurang dari 5 tingkat/ level

3. Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Setelah menghitung bobot nilai gap
dari setiap sub-kriteria, maka proses yang dilakukan selanjutnya adalah
pengelompokan sub-kriteria dari masing-masing kriteria menjadi dua macam, yaitu

9
core factor (faktor utama) dan secondary factor (faktor pendukung). Setelah core factor
dan secondary factor terbentuk, setiap faktor dihitung. Menghitung core factor
menggunakan persamaan :

NCF=∑ NC (1)
∑ IC
Keterangan :
NCF = Nilai rata-rata Core Factor aspek kapasitas intelektual
NC = Jumlah total nilai Core Factor aspek kapasitas intelektual
IC = Jumlah item Core Factor
Untuk menghitung secondary factor menggunakan persamaan :

NSF=∑ NS (2)
∑ IS

Keterangan :
NSF = Nilai rata-rata Secondary Factor aspek kapasitas intelektual
NS = Jumlah total nilai Secondary Factor aspek kapasitas intelektual
IS = Jumlah item Secondary Factor

4. Perhitungan Nilai Total Perhitungan total nilai berdasarkan pada perhitungan hasil dari
NCF dan NSF pada setiap kriteria. Hasil perhitungan NCF dan NSF tersebut akan
dihitung bersamaan dengan nilai total, berdasarkan seberapa besar presentase bobot
core factor dan secondary factor yang mempengaruhi proses pemilihan Anggota
Pengurus Harian Pondok Pesantren Putra Sabilurrosyad. Perhitungan total nilai
menggunakan persamaan :
N = 60% NCF + 40% NSF (3)
Keterangan : N = Nilai Total tiap Aspek
NCF = Nilai Core Factor
NSF = Nilai Secondary Factor

5. Perangkingan Perangkingan merupakan akhir proses dari metode Profile Matching.


Perangkingan berdasarkan pada nilai total yang dilakukan pada proses ke-4.

10
2.5 Definisi Database
Basis data adalah kumpulan informasi bermanfaat diorganisasikan kedalam tata
cara yang khusus. Selain itu database juga dapat di artikan sebagai sistem berkas terpadu
yang dirancang terutama untuk meminimalkan penggunaan data sedangkan sebagai
pendapat mengatakan database adalah suatu kumpulan data-data yang disusun sedemikian
rupa sehingga membentuk informasi yang berguna. Jadi database bisa dikatakan sebagai
suatu kumpulan dari data yang tersimpan dan di atur atau di organisasikan sehingga data
tersebut bisa di ambil atau dicari dengan mudah dan efisien. Database ada dua jenis yaitu:
1. Database hirarki adalah suatu yang tersusun dengan bentuk hirarki pada
susunan yang seperti ini terdiri dari beberapa unsur komponen yang saling
mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Jenis database hierarki ini
merupakan hubungan suatu komponen dengan banyak komponen.
2. Database relasi adalah suatu data yang tersusun dalam bentuk table yang terdiri
dari dua definisi dan tersusun secara terstruktur. Bentuk susunan dua dimensi
ini terdiri dari beberapa kolom dan record yang tersusun berbentuk basis data
dari kiri kekanan, data-data yang tersusun pada kola ini letaknya memanjang
dari kiri kekanan. Data-data yang berbentuk baris adalah susunan menurun
kebawah, dimana setiap baris berisikan data-data yang saling berkaitan satu
sama lain, artinya setiap pemasukan data yang tersimpan pada field merupakan
kesatuan dalam bentuk satu baris.
Keuntungan dari database relasi antara lain:
a. Data dalam model ini mendefenisikan dalam hubungan nyata terhadap dua
item data yang ada dalam record, sehingga mempermudah perancang
database.
b. Menggunakn tabel dua dimensi
c. Mampu mengubah nilai-nilai
d. Mempunyai struktur yang sederhana
Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang dibutuhkan dalam
sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi dengan baik. Terdapat
beberapa mengapa desain database perlu untuk dilakukan, salah satunya adalah untuk
menghindari pengulangan data. Adapun metode untuk meminimalisasikan pengulangan
data (data redundancy) antara lain dengan : normalisasi dan dekomposisi losseless.
Metode tersebut diperlukan jika ada indikasi bahwa tabel yang kita buat tidak baik (terjadi
pengulangan informasi, potensi inkosistensi data pada operasi pengubahan,

11
tersembunyinya informasi tertentu) dan diperlukan supaya jika tabel-tabel yang
dikomposisi kita gabungkan kembali dapat menghasilkan tabel awal sebelum
didekomposisi, sehingga diperoleh tabel yang baik.
Tingkatan data dalam database yaitu:
1. Characters merupakan bagian data terkecil, dapat berupa karakter numeric, huruf
atau pun karakter-karakter khusus (special characters) yang membentuk suatu item
data atau field.
2. Field mempresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item
dari data misalnya nama, alamat dan lain sebagainya.
Kumpulan dari field membentuk suatu record.
- Field name harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan
lainnya.
- Field representation tipe field (karakter, teks, tanggal, angka dan
sebagainya), lebar field (ruang maksimum yang dapat di isi dengan
karakter-karakter dat).
- Field value isi dari field untuk masing-masing record.
1. Record kumpulan dari field membentuk suatu record. Record
menggambarkan suatu unit data individu tertentu. Kumpulan dari record
membentuk suatu file, misalnya file pesinalia, tiap-tiap record dapat
mewakili data tiap-tiap karyawan.
2. File terdiri dari record-record yang menggambarkan suatu kesatuan data
yang sejenis, misalnya file mata pelajaran berisi data tentang semua mata
pelajaran yang ada.
3. Database kumpulan dari file atau tabel membentuk suatu database.
Beberapa fungsi database yaitu:
a. Salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan
dasar dalam menyediakan informasi.
b. Menetukan kualitas informasi : akurat, tepat pada waktunya dan relevan.
Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
c. Mengurangi duplikasi data (data redundancy)
d. Hubungan data dapat ditingkatkan (data relatibility)
e. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar

12
Database

File

Record

Field

Byte

Bit

Gambar 2.2. Hierarki Data


(Sumber : Turban, 2005)

2.6 MySQL
MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa pemograman
script untuk internet (PHP dan perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan
software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL lebih sering digunakan untuk
membangun aplikasi berbasis web, umumnya pengembangan aplikasinya menggunakan
bahasa pemograman scipt PHP.
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan
mengirimkan datanya dengan cepat dan biasa dijalankan pada sistem operasi windows
maupun linux. MySQL adalah database manajmen sistem (DBMS) . DBMS merupakan
salah satu sistem dalam mengakses database yang menggunakan bahasa SQL, MySQL
merupakan software open source artinya memungkinkan untuk semua orang untuk
menggunakan dan modifikasi software. (Abdul Kadir 2009:14)

2.7 Normalisasi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan data kedalam tabel-tabel
untuk memenuhi kebutuhan pemakai didalam suatu organisasi.Normalisasi merupakan
sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data yang mengelompokkan atribut
dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian
besar ambiguity bisa dihilangkan.

13
Tujuan dari normalisasi adalah :
1. Untuk menghilangkan kerangkapan data
2. Untuk mengurangi kompleksitas
3. Untuk mempermudah pemodifikasian data
Proses normalisasi antara lain :
1. Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisi berdasarkan persyaratan
tertentu beberapa tingkat.
2. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu maka tabel
tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi
data yang optimal.
2.7.1 Pentingnya Normalisasi
Suatu rancangan database disebut buruk jika :
a) Data yang sama tersimpan dibeberapa tempat(file atau record)
b) Ketidakmampuan untuk menghasilkan informasi tertentu
c) Terjadi kehilangan informasi
d) Terjadi adanya redudansi (pengulangan) atau duplikasi data sehingga
memboroskan ruang penyimpanan dan menyulitkan saat proses updating data
e) Timbul adanya NULL VALUE.
f) Kehilangan informasi bisa terjadi bila pada waktu merancang database
(melakukan proses dekomposisi yang keliru).
Bentuk normalisasi yang sering digunakan adalah 1st NF, 2nd NF, 3rd NF,
dan BCNF.
2.7.2 Bentuk Tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format tertentu. Dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data
dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
Pada bentuk tidak nomal terdapat pengulangan group sehingga pada kondisi ini menjadi
permasalahan dalam melakukan manipulasi data .
2.7.3 Bentuk Normal Pertama (1NF)
Bentuk normalisasi ini mrngelompokkan beberapa tipe data yang sejenis agar dapat
dipisahkan sehingga anomaly data dapat diatasi.
1NF mensyaratkan beberapa kondisi dalam sebuah database, berikut fungsi dari
normal pertama :
1. Menghilangkan duplikasi kolom dari data yang sama

14
2. Buat table terpisah untuk masing-masing kelompok data terkait dan
mengidentifikasi setiap baris dengan kolom (primary key).
2.7.4 Bentuk Normal Kedua (2NF)
Bentuk normal kedua dengan melakukan dekomposisi table menjadi beberapa table
dan mencari kunci primer dari tiap-tiap table tersebut dan attribute kunci haruslah unik.
Syarat untuk menerapkan normalisasi bentuk kedua ini adalah data telah dibentuk
dalam 1NF, berikut adalah beberapa fungsi normalisasi 2NF.
1. Menghapus beberapa subset data yang ada pada table dan menempatkan mereka
pada table terpisah
2. Menciptakan hubungan antara table baru dan table lama dengan menciptakan
foreign key.
3. Tidak ada attribute dalam table secara fungsional bergantung pada candidate key
table tersebut.

2.8 Pengertian PHP


PHP merupakan bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML. Untuk
membuat halaman web yang dinamis karena PHP merupakan server side scripting maka
sintaks dan perintah-perintah PHP akan di eksekusi di server kemudian hasilnya
dikirimkan ke browser dalam format HTML.(Arief,2011).
2.8.1 Dasar Dasar PHP
Semua script PHP harus ditandai secara khusus dengan tag tertentu agar server
tidak di anggap sebagi client side script, sehingga yang akan diboloskan ke browser web
apa yang di olah olehnya. Dengan PHP, developer tidak perlu lagi berurusan dengan dua
buah file terpisah. Browser web secara langsung ke file yang dituju, lalu dibaca oleh
server bagaimana file HTML biasa. Bedanya, sebelum dikirim balik ke browser, server
web memeriksa isi file dan menentukan apakah ada kode didalam file tersebut yang harus
di eksekusi, hasilnya dimasukkan ke dalam dokumen yang sama. Server web bekerja
langsung terhadap file yang bersangkutan, tidak memanggil script terpisah lagi
(Arief,2011). Seluruh kode di eksekusi di server. PHP mendukung beberapa jenis
variabel sebagai berikut:
a. Integer
Variabel sejenis integer bertujuan untuk menyimpan bilangan bernilai pecahan dan
juga bilangan bulat (tidak termasuk bagian pecahan bilanagan dan pemangkatan)
b. Double

15
Double digunakan untuk menyimpan bilangan bernilai pecahan dan juga bilangan
pemangkatan.
c. String
Merupakan jenis data karakter yang disimpan sebagai nomor pada memory komputer.
Nilai yang disimpan adalah ASCII karakter string tersebut.
d. Array
Sebuah set variabel yang mempunyai jenis data yang sama. Array mendukung
komponen yang dinamakan elemen. Elemen-elemen sebuah array disimpan dilokasi
tertentu pada memory
e. Object
Jenis variabel objek adalah berdasarkan gambaran objek pada dunia nyata yang
mempunyai “status” dan “tingkah laku”. Sebuah variabel objek menyimpan statusnya
dalam bentuk variabel dan tingkah lakunya dalam bentuk varameter

Pada bahasa pemograman PHP juga dapat dilakukan percabangan untuk mengambil
keputusan diantaranya:
1. If ... Then
Digunakan untuk mengeksekusi satu atau lebih perintah yang dinyatakan keadaan
standard penulisan adalah.
If<kondisi> Then
<Blok Perintah>
End if
2. If ...Then ...Else
Mirip dengan If ..Then , hanya saja digunakan untuk banyak blok perintah.
Standar penulisannya adalah.
If <kondisi > Then
<Blok Perintah 1>
If <kondisi > Then
<Blok Perintah 2>
If <kondisi > Then
<Blok Perintah n>
3. Select Case
Dapat digunakan sebagai alternatif penggantian dari struktur control if..
Then ...Else. Standar penulisannya adalah.

16
Select case”kondisi”
<case ekspresi 1>
<blok perintah 2>>
<case ekspresi 2>
<blok perintah 2>>
<case else
<blok perintah n>>
Sedangkan untuk perulangan (looping) dapat digunakan metode :
a. Do..Loop
Perintah ini digunakan untuk mengulang sebuah blok perintah sampai jumlah
tertentu atau sampai kondisi menjadi benar. Untuk menghentikan digunakan suatu
kondisi tertentu. Standard penulisannya adalah:
Do While<kondisi>
<blok perintah>
Loop while<kondisi>
b. For... Next
Perintah For...Next jumlah pengulangan nya dapat diketahui dengan pasti
standard penulisannya adalah.
For variabel = awal to akhir [step pertambahan]
<Blok perintah>
Next[variabel]
c. For Each..Next
Perintah ini mirip dengan For...Next, tetapi pada For Each...Next digunakan untuk
pengulangan sekelompok perintah bagi setiap elemen pada suatu kolesi objek.
Standar penulisannya adalah :
For Each elemen In Group
<blok perintah>
Next [Elemen]

2.9 Context Diagram


Context Diagram merupakan kejadian tersendiri dari suatu diagram alir data. Dimana
satu lingkaran merepresentasikan seluruh sistem. Context Diagram ini harus berupa suatu
pandangan, yang mencakup masukan-masukan dasar, sistem-sistem dan keluaran. Context
Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu

17
proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua
entitas eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data
utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan
tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran
daa menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara dengan user dan
sebagai hasil analisis dokumen.
Context diagram menggaris bawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem:
1. Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita
melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
2. Data dimana sistem kita menerima dari lingkungan dan harus diproses
dengan cara tertentu.
3. Data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
4. Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem kita dengan
terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau
sebaliknya,, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita.
5. atasan antara sistem kita dan lingkungan.
Context Diagram dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data, aliran
kontrol penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan keseluruhan sistem. Bagian
termudah adalah menetapkan proses (yang hanya terdiri dari satu lingkaran) dan diberi
nama yang mewakili sistem. Nama dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan
atau dalam kasus ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses
yang dilakukan keseluruhan organisasi. Terminator ditunjukkan dalam bentuk persegi
panjang dan berkomunikasi langsung denga ns istem melalui aliran data atau penyimpanan
eksternal. Antar terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung. Pada kenyataannya
hubungan antar terminator dilakukan, tetapi secara definitif karena terminator adalah
bagian dari lingkungan, maka tidak relevan jika dibahas dalam context diagram.

2.10 ERD (Entity Relationship Diagram)


ERD adalah suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data
berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan
beberapa notasi dan simbol.
Pada dasarnya ada tiga komponen yang digunakan, yaitu :

18
1. Entitas
Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan
dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi
panjang.
2. Atribut
Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk
mendes-kripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai
sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar
atribut diwakili oleh simbol elips.
3. Atribut Key
Atribut Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat
membedakan semua baris data ( Row/Record ) dalam tabel secara unik. Dikatakan
unik jika pada atribut yang dijadikan key tidak boleh ada baris data dengan nilai
yang sama
Contoh : Nomor pokok mahasiswa (NPM), NIM dan nomor pokok lainnya
4. Atribut simple
Atribut yang bernilai atomic, tidak dapat dipecah/ dipilah lagi Contoh : Alamat,
penerbit, tahun terbit, judul buku.
5. Atribut Multivalue
Nilai dari suatu attribute yang mempunyai lebih dari satu (multivalue) nilai dari
atrribute yang bersangkutan Contoh : dari sebuah buku, yaitu terdapat beberapa
pengarang.
6. Atribut Composite
Atribut composite adalah suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih
kecil yang mempunyai arti tertentu yang masih bisah dipecah lagi atau mempunyai
sub attribute. Contoh : dari entitas nama yaitu nama depan, nama tengah, dan nama
belakang
7. Atribut Derivatif
Atribut yang tidak harus disimpan dalam database Ex. Total. atau atribut yang
dihasilkan dari atribut lain atau dari suatu relationship. Atribut ini dilambangkan
dengan bentuk oval yang bergaris putus-putus.
8. Hubungan/Relasi
Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang
berbeda.

19
2.10.1 Simbol ERD
Tabel 2.7 Simbol ERD
No. Simbol Ketterangan
1 Entitas/entity Entitas rnerupakan data inti yang akan disimpan;
bakal tabel pada basis data; benda yang memiliki
data dan harus disimpan datanya agar dapat diakses
oleh aplikasi
komputer; penamaan entitas biasanya lebih ke kata
benda dan belum merupakan nama tabel.
2 Atribut Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam
suatu entitas

3 Relasi Relasi yang menghubungkan antar entitas; biasanya


diawali dengan kata kerja

4 Asosiasi / association Penghubung antara relasi dan entitas di mana di


kedua ujungnya memiliki nntltiplicityy Kemungkinan
jumlah pemakaian. Kemungkinan jumlah maksimum
keterhubungan antara entitas satu dengan entitas yang
lain disebut dengan kardinalitas.

2.11 Flowchart
Flowchart adalah diagram operasi computer, orang, atau sistem akuntasi yang
melibatkan system atau akivitas yang kompleks (Sujatmiko, 2012). Jadi, Flowchart adalah
suatu diagram yang tersusun dari simbol-simbol dan digunakan untuk menunjukan bagan
aliran proses yang saling berhubungan.
2.11.1 Simbol flowchart
 Flow Direction Symbols atau Connecting Line digunakan untuk menghubungkann
satu simbol dengan simbol lainnya.
Berikut contohnya :

20
Tabel 2.8 Simbol Flowchart Direction Symbols
No. Simbol Ketterangan
1 Simbol Arus atau Flow
Simbol yang menjelaskan jalannya arus suatu
proses.
2 Simbol communication link, yaitu
menyatakan transmisi data dari satu lokasi ke
lokasi lain
3 Simbol Office Connector
Simbol yang menyatakan sambungan proses
ke proses lain dalam halaman yang berbeda.

Simbol offline connector, menyatakan


4 sambungan dari proses ke proses lainnya
dalam halaman yang berbeda

21
 Processing Symbols
Tabel 2.9 Simbol Flowchart Processing Symbols
Simbol Keterangan
Simbol proses yaitu simbol yang
menyatakan suatu tindakan (proses)
yang dilakukan oleh komputer
Simbol manual yaitu simbol yang
menyatakan suatu tindakan (proses)
yang tidak dilakukan oleh komputer
Simbol decision, menunjukan suatu
kondisi tertentu yang akan
menghasilkan dua kemungkinan benar
atau salah (Ya/Tidak)
Simbol predefined process,
menunjukan penyediaan tempat
penyimpanan suatu pengolahan untuk
memberi harga awal
Simbol terminal, menyatakan
permulaan atau akhir suatu program

Simbol keying operation, menyatakan


segala jenis operasi yang diproses
dengan menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard
Simbol offine-storage, menyatakan
bahwa data dalam simbol ini akan
disimpan ke suatu media tertentu

Simbol manual input, memasukkan


data secara manual dengan
menggunakan online keyboard

 Output/Input Symbol

22
Tabel 2.10 Simbol Flowchart Output/Input Symbols
Simbol Keterangan
Simbol input/output, menyatakan
proses input atau output tergantung
jenis peralatannya

Simbol punched card, menyatakan


input berasal dari kartu atau output
ditulis ke kartu

Simbol magnetic tape, menyatakan


input berasal dari pita magnetis atau
output disimpan ke pita magnetis

Simbol disk storage, menyatakan input


berasal dari disk atau disimpan ke disk

Simbol document, mencetak keluaran


dalam bentuk dokumen (melalui
printer)

Simbol display, mencetak keluaran


dalam bentuk layar monitor

2.12 Olahraga Muay Thai


2.12.1 Sejarah Muay Thai

23
Muay Thai merupakan seni bela diri yang berasal dari negeri gajah putih
Thailand. Muay Thai terdiri dari dua suku kata yakni muay dan thai. Kata muay berasal
dari bahasa sanskerta mavya yang berarti tinju bela diri. Sedangkan thai adalah suku Thai
dari negeri Thailand. Muay Thai adalah pengembangan dari bela diri Muay Boran. Praktisi
dari Muay Thai disebut dengan nak muay sedangkan praktisi Muay Thai yang berasal dari
luar negara Asia Tenggara disebut dengan nak muay farang. Muay Thai dikenal juga
dengan seni delapan tungkai atau ilmu delapan tungkai. Hal ini karena Muay Thai
memiliki teknik yang menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, dimana
semua gerakan tersebut menggunakan delapan tungkai atau “titik kontak”. Muay Thai
adalah ilmu bela diri yang muncul sekitar 2000 tahun yang lalu, yang tercipta pada masa
konflik dan peperangan.
Muay Thai memiliki teknik yang hampir sama dengan beberapa bela diri
daerah Asia lainnya seperti :
a. Tomoi dari Malaysia
b. Pradai Serey dari Kamboja
c. Lethwei dari Myanmar
d. Muay Lao dari Laos
Muay Thai muncul dan berkembang pertama kalinya di kerajaan Thai, yang
diadopsi dari beladiri “Muay Boran” yang berarti tinju kuno. Muay Boran merupakan
metode pertempuran menggunakan tangan kosong yang digunakan oleh tentara bangsa
Siam (Thailand) akibat kehilangan senjata pada saat pertempuran. Pendapat lain
mengatakan bahwa Muay Thai berasal dari ilmu bela diri yang menggunakan senjata
bernama Krabi Kratong. Selain itu, juga ada pendapat yang mengatakan bahwa Muay Thai
berasal dari dua bela diri yakni Muay Boran dan Krabi Kratong. Hal ini tercermin dari
beberapa teknik tendangan, pitingan, dan gerakan lainnya, dalam Muay Thai mengadopsi
gerakan “wai khru” dari bela diri Krabi Kratong yang dipergunakan dalam pertempuran
bersenjata.
Meski pada awalnya ilmu bela diri Muay Thai dipergunakan dalam
pertempuran, dalam perkembangannya Muay Thai telah menjadi sebuah olahraga antara
dua orang yang saling berlawanan secara sportif dan dijadikan sebagai suatu hiburan bagi
raja-raja di negeri Thailand.

2.12.2 Perkembangan Muay Thai

24
Muay Thai dikenal luas oleh masyarakat dunia dan mengalami
perkembangan pesat dalam masa seratus tahun terakhir. Hal ini bermula ketika masa
Perang Dunia II, dimana para tentara negara Thailand banyak yang dikirimkan ke luar
negeri dan berperang disana dalam waktu yang cukup lama.
Iniah awal mula warga dari luar negara Thailand melihat gerakan Muay
Thai. Setelah memperhatikan para tentara Thailand ini berlatih dan menyadari kekuatan
dari ilmu bela diri Muay Thai ini, akhirnya tentara dari negara Amerika dan Eropa ini
merasa tertarik dan berniat untuk mempelajarinya. Masa Perang Dunia II inilah yang
menjadi sarana dikenalnya ilmu bela diri Muay Thai milik negara Thailand oleh orang dari
luar negara gajah putih tersebut.
Muay Thai pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari dunia olahraga
pada saat Perang Dunia II telah berakhir. Pertandingan olahraga ini menjadi lima ronde,
dimana setiap ronde diberi durasi waktu masing-masingnya 3 menit. Sehingga total waktu
pertandingan adalah 15 menit, tanpa menghitung waktu istirahat. Sama halnya seperti jenis
olahraga lainnya, Muay Thai juga terbagi atas beberapa kelompok pembagian kelas seperti
kelas ringan, kelas menengah/sedang dan kelas berat.

25

Anda mungkin juga menyukai