Anda di halaman 1dari 2

Diskusi.

Kamis, 15 September 2022, 02:46

Jumlah balasan: 25

Saudara Mahasiswa, silahkan diskusikan topik berikut ini…!

1. Kondisi New Normal (kenormalan baru) pasca pandemic Covid 19, menghentikan mobilitas dan
memaksa orang untuk berdiam diri di rumah (the rise of stay home). Jelaskan metode bauran
promosi yang paling tepat dipilih perusahaan menyesuaikan dengan kondisi tersebut?
2. Saat ini peran ‘INFLUENCER” begitu besar pengaruhnya untuk menerapkan strategi WOM (Word
of Mouth) secara efektif. Jelaskan

Jawaban:

1. Metode bauran promosi yang dapat dipilih perusahaan di kondisi New Normal yang pertama
adalah dengan melakukan Riset konsumen yang sesuai pasar produk Kita merupakan tahap awal
dari strategi penjualan yang efektif di masa new normal. Tujuannya tak lain untuk mengenali ke
mana bisnis akan melaju dan mengantisipasi hal yang bisa terjadi ke depan. Melalui riset
konsumen, kita bisa memahami perubahan selera, daya beli, serta pendapat mereka tentang
produk kita. Saat fase normal baru, kurva elastisitas harga kemungkinan akan berubah. Pembeli
biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari produk yang tahan lama dengan
harga ekonomis, bahkan lebih berusaha menawar harga. Konsumen lebih banyak memilih untuk
menunda pembelian dan membeli lebih sedikit. Konsumen juga cenderung memilih produk yang
mereka kenal, ketertarikan untuk mencoba produk baru atau kategori produk baru akan
berkurang. Menjelang fase normal baru seperti saat ini, Kita harus benar-benar mengenal
karakteristik konsumen kita dan bagaimana respons mereka menghadapi masa krisis. Misalnya,
terkait perubahan perilaku belanja, perubahan prioritas konsumsi, produk-produk yang
dibutuhkan, termasuk belanja yang dikurangi. Komponen tersebut akan membantu kita
menentukan produk, lokasi, harga, dan pola promosi bisnis Kita ke depan. Pengenalan
karakteristik konsumen bisa diperoleh salah satunya melalui rekam jejak pencatatan penjualan
di periode sebelumsebelumnya. Masa krisis akibat Pandemi Covid 19 saat ini telah benar-benar
mengubah perilaku konsumsi masyarakat. Dari semula melakukan transaksi konvensional
menjadi transaksi virtual menggunakan beragam perangkat teknologi. Konsumen, baik kalangan
muda maupun tua kini sudah tak awam lagi berbelanja online. Maka itu, pelaku usaha perlu
mengambil peluang dari perubahan perilaku konsumen tersebut dengan mengalihkan fokus
penjualan ke saluran online.Pelaku usaha harus lebih agresif melancarkan jurus berjualan di
website, media sosial, dan e-commerce.
2. Diera teknologi seperti saat ini menyebabkan pergeseran pada strategi pemasaran produk suatu
brand. Tentunya kini hampir semua brand memasarkan produk mereka melalui social media.
Salah satu pemasaran produk disosial media adalah melalui Influencer. Influencer mampu
menghasilkan konten yang mampu menarik perhatian (attention), dan minat (interest)
warganet. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah like, dan comment yang dapat menjadi salah
satu parameter ketertarikan dari followers pada masing-masing akun yang menjadi influencer.
Para influencer juga mampu mengkomunikasikan berbagai macam promosi dengan gaya visual
dan bahasa dari personal masing-masing. Hal tersebut ditunjukkan dari pemilihan foto dan
copywriting yang dapat memikat calon konsumen. Potensi pencarian produk (search),
pembelian (action), dan review kembali oleh warganet yang terpengaruh pun semakin besar,
sehingga dapat berdampak pada perusahaan yang mempromosikan produknya pada influencer.
Maka dari itu, Influencer menjadi strategi marketing yang dirasa efektif dikarenakan influencer
dapat menyajikan post untuk promosi suatu brand dengan citra dan karakteristiknya sendiri,
dengan dampak yang besar terhadap konsumennya.

Sumber Referensi:
- BMP EKMA4475 / PEMASARAN STRATEGIK
- https://www.jurnal.id/id/blog/pahami-strategi-penjualan-yang-efektif-saat-fase-new-
normal/

Anda mungkin juga menyukai