Anda di halaman 1dari 11

Siklus Hidup Produk

Kapan Teori Siklus Hidup Produk Ditemukan?


Teori Siklus Hidup Produk diperkenalkan oleh seorang ekonom Amerika
bernama Raymond Vernon pada tahun 1966
Hingga kini teori siklus hidup produk masih merupakan model yang
banyak digunakan dalam bidang ekonomi dan pemasaran. Produk
memasuki pasar dan secara bertahap menghilang lagi.
Manfaat dari Konsep Siklus Hidup Produk
Manfaat dari konsep siklus hidup produk adalah membantu para pengambil
keputusan untuk memahami dinamika produk dan pasar. Dalam hal
penggunaannya sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk ini
akan memperjelas berbagai tantangan pemasaran yang ada serta alternatif
strategi yang bisa diterapkan.
Tahap Perkenalan (Introduction)
Sesuai dengan namanya, tahapan ini merupakan tahapan perkenalan
yang menjadi cikal bakal suatu siklus hidup. Awalnya melalui
tahapan ini, produk akan diproduksi dan dipasarkan dalam jumlah
yang lebih besar. Walaupun begitu, volume penjualannya tentu saja
tidak sesuai dengan jumlahnya.

Tahapan Pertumbuhan (Growth)


Tahapan kedua adalah pertumbuhan, tahapan yang satu ini sesuai
dengan namanya merupakan tahap siklus hidup produk yang
menentukan suatu produk menjadi lebih berkembang atau tidak.

Tahapan Kedewasaan (Maturity Process)


Selanjutnya adalah tahap pendewasaan, tahapan yang satu ini
merupakan tahapan, dimana produsen serta semua pihak terkait
dapat melihat serta mampu menetapkan bahwa penjualan yang
dilakukan serta pemasaran yang dilakukan lebih meningkat jauh
lebih banyak dari sebelumnya dan untuk kedepannya juga masih
terlihat semakin tetap.

Tahap Kemunduran (Decline)


Dalam tahapan yang satu ini, pasti setiap siklus hidup produk akan
memiliki tahapan dimana produk yang dipasarkan mengalami
penurunan agresivitas atau biasa yang disebut sebagai tahapan kuno
suatu produk. Untuk itu setiap produsen harus memiliki strategi baru
yang tentu saja wajib diberikan dalam mengembangkan produk baru
yang diminati oleh masyarakat.
Tiga Tahap Pemasaran Digital

Dalam tiga tahap model Pemasaran Digital, prosesnya dibagi menjadi:


1. Penciptaan (Creation)
Membentuk fondasi di mana seluruh proses diletakkan, strategi dan
pesan untuk kampanye dibuat pada tahap pertama. Desain dan konten
yang dibuat pada tahap ini harus mencerminkan dengan tepat apa yang
diharapkan merek untuk diwujudkan kepada pelanggannya.

2. Interaksi (Engagement)
Konten yang dibuat pada tahap satu kemudian didistribusikan secara
efektif dan dikirim ke audiens menggunakan berbagai saluran
(pemasaran mesin pencari, email, dan media sosial) untuk mendapatkan
keterlibatan/ interaksi (engagement).

3. Pengumpulan Data dan Analisis


Mengumpulkan data untuk diukur/ evaluasi dari keberhasilan kampanye
Anda. Ini untuk membantu dalam membuat strategi yang lebih efektif
sesuai target audiens. Ini membawa pemasar kembali ke tahap pertama
di mana proses pembuatan diubah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
Outbound dan Inbound Marketing
Outbound dan Inbound Marketing
• Menurut Wordstream, outbound marketing adalah jenis pemasaran yang mengharuskan
perusahaan menjangkau calon pelanggannya sendiri. Strategi yang dilaksanakan kurang
lebih mencakup penyebaran brosur, iklan di televisi, dan menjalankan telemarketing ke
banyak orang.

• Inbound marketing, menurut Marketo adalah strategi pemasaran yang menggunakan


berbagai macam jenis pemasaran lainnya, mulai dari content marketing, search engine
optimization (SEO), media sosial, dan masih banyak lagi.

Pendekatan inbound marketing cocok digunakan oleh pemasar di era digital. Hal
ini sejalan dengan tren konsumen yang tidak tertarik dengan iklan yang hard sell.
Jika Anda perhatikan banyak sekali orang yang melakukan “skip ad” ketika iklan
muncul saat mereka sedang berselancar di media sosial.
Perbedaan Inbound dan Outbound Marketing

1. Pendekatannya
Perbedaan pertama adalah cara pendekatannya. Seperti yang sudah sempat disebutkan di
atas, outbound marketing menjangkau siapa pun itu (baik calon pelanggan maupun bukan),
sedangkan inbound marketing menggunakan strategi, yakni konten yang dibuat bisa menarik
calon pelanggan. Dengan cara ini, konsumen yang datang jadi lebih berkualitas dan lebih
mungkin membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Target yang dituju


Dilansir Weidert, perbedaannya adalah strategi inbound marketing menarik target orang
yang tertarik untuk melihat konten yang dibuat, sedangkan outbound marketing hanya
menjelaskan produk yang dijual saja.

Sebagai contoh, ada dua perusahaan berbeda, yaitu A dan C. Mereka sama-sama menjual produk kebersihan.
Perusahaan A menjalankan konsep inbound marketing dengan membuat konten yang menjelaskan berbagai macam
produk kebersihan, manfaatnya, dan mana dari produknya yang bisa dibeli. Di sisi lain, perusahaan B membuat
konten yang menjelaskan produk yang ingin dijual saja tanpa memikirkan calon pelanggan yang ingin membeli
produk tersebut.
3. Interaksi dengan konsumen

• Cara interaksi dengan konsumen merupakan perbedaan selanjutnya


dari strategi inbound dan outbound marketing. Dalam praktik
inbound marketing, komunikasi antara pemasar dan calon
pelanggan berjalan dua arah.

• Adapun komunikasi outbound marketing lebih satu arah. Alih-alih


melakukan soft-selling, outbound marketing cenderung
menggunakan teknik hard selling dalam menjual produknya.
Contohnya adalah penggunaan telemarketing dan membicarakan
seputar produk yang dijual, tanpa peduli orang yang dihubungi
tertarik atau tidak.
4. Medium strategi

• Perbedaan selanjutnya terletak pada medium yang digunakan untuk


menjalankan strategi inbound dan outbound marketing.
• Dikutip dari Outbrain, medium yang digunakan pada inbound, antara lain,
adalah blog, media sosial, dan juga marketing influencer. Adapun medium
untuk menjalankan outbound marketing adalah billboard, brosur, majalah,
iklan televisi, dan masih banyak lagi.

Perbedaan yang terakhir adalah hasil dari kedua strategi ini. Manakah yang lebih efektif? Dilansir Hubspot, outbound
marketing akan menjangkau siapa pun itu, meskipun mereka tidak termasuk ke dalam qualified lead. Sementara itu,
inbound marketing menggunakan strategi yang memungkinkan lead berkualitas menemukan konten yang mereka
buat.
Dapat disimpulkan bahwa inbound marketing jauh lebih efektif dari outbound marketing. Selain hemat tenaga, waktu,
dan biaya, inbound marketing dipercaya lebih tepat sasaran dalam praktiknya. Jika Anda lihat iklan-iklan di berbagai
platform digital media hampir semua brand atau pemasar melakukan strategi inbound marketing.

Anda mungkin juga menyukai