Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI KEMACETAN DI JAKARTA

OLEH:
AFDHAL RUSKA
BOB SALIM HARTONO
FACHRYAN AULYA ARSYAD
HADIID THANTHAWI SAIRUN
KHOIZUHRON UFAIROH NAUFAL
MOCHAMMAD AUNUR ROCHMAN
MUHAMMAD MAFAZI RANGKUTI
MUHAMMAD ICHSAN NASUTION
MUHAMMAD YORITAZKIA WIBOWO

2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini telah di setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim


Penguji Karya Ilmiah SMA Ibnu Hajar Boarding school.

Pada tanggal :

Pembimbing

Diepta A, M.Pd

2
LEMBAR PENGESAHAN
Karya ilmiah ini tela di pertahankan di hadapan Guru Penguji Karya
Ilmiah SMA Ibnu Hajar Boarding School dan di terima untuk memenuhi
persyaratan kenaikan kelas.

Pada Hari:
Tanggal:
Guru Penguji Karya Ilmiah
Nama Terang Tanda Tangan

Penguji 1 :
……………………………..

Penguji 2 :
……………………………...

Disahkan oleh
Kepala,
SMA Boarding School

Irwan Zulkarnaen, S.Pd.

3
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan

terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya

tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya

tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan

dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan

sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak

semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami

melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang

budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan

yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa dating.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat

yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini

dapat membantu teman – teman untuk mengetahui problematika kemacetan di Jakarta.

Dan juga membantu pihak yang terlibat.

4
Daftar Isi

JUDUL ........................................................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 6
A. Latar Belakang ............................................................................................... 6
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 12
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 13

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sektor transportasi merupakan sektor yang strategis dan semakin penting

dalam kelancaraan pembangunan bagi era industrialisasi di Indonesia. Salah satu

masalah yang menonjol dan belum teratasi hingga sekarang ini adalah masalah

kemacetan lalu lintas di perkotaan. Tingginya mobilitas penduduk di Ibukota belum

diimbangi dengan ketersediaan transportasi umum yang aman, akibatnya kendaraan

bermotor pribadi baik kendaraan sepeda motor pertumbuhannya dari tahun ke tahun

selalu meningkat akan tetapi tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan.

Kemacetan adalah situasi atau keadaan yang tersendat atau bahkan terhentinya

lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak memiliki transportasi

umum yang baik atau tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk,

saat ini kemacetan bukanlah hal yang aneh lagi bagi masyarakat yang tinggal dikota

besar. Waktu-waktu rawan terjadinya kemacetan yaitu saat jam berangkat sekolah,

berangkat kerja, jam pulang kerja, akhir pekan dan hari libur.

Hampir semua jalan di Jakarta mengalami kemacetan yang cukup membuat kita

kesal, pusing, uring-uringan dan sebagainya akibat kemacetan yang terjadi.

6
Sebenarnya sederhana saja, kemacetan ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

pertambahan jumlah kendaraan yang setiap harinya meningkat apalagi di kota-kota

besar banyak yang ingin memiliki kendaraan pribadi. Kendaraan merupakan alat yang

digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari suatu tempat ketempat

yang lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya mulai dari kendaraan beroda

empat dan kendaraan roda dua. Kemajuan teknologi di bidang transportasi, kini

modernisasi seperti pada prasarana jalan, sarana angkutan dan perangkat lalu lintas

lainnya faktor selain perkembangan teknologi, ialah pertumbuhan ekonomi yang

menyebabkan pengguna jalan semakin meningkat intesitas pengguna dan volume

kendaraan. Negara Indonesia merupakan negara yang tingkat pembelian kendaraan

bermotor yang sangat tinggi dibandingkan negara negara-negara lainnya.

Kemacetan lalu lintas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perbandingan

jumlah kendaraan dengan ruas jalan yang tersedia tidak seimbang, jumlah kendaraan

pribadi yang terus meningkat, parkir liar, kurang maksimalnya penggunaan transportasi

umum, dan adanya kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pengguna jalan yang tidak tertib

pada peraturan lalu lintas juga dapat menyebabkan kemacetan. Seiring berjalannya

waktu, kemacetan lalu lintas menjadi masalah yang cukup serius. Hal ini dikarenakan

kemacetan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pemborosan bahan

bakar, pemborosan waktu dan polusi udara.

7
Menurut Tamin (1992), masalah lalu lintas atau kemacetan menimbulkan

kerugian yang sangat besar bagi pengguna jalan, terutama dalam hal pemborosan

waktu, pemborosan bahan bakar, pemborosan tenaga dan rendahnya kenyamanan

berlalu lintas serta meningkatnya polusi baik suara maupun polusi udara. Pada kondisi

kemacetan pengendara cenderung menjadi tidak sabar yang menjurus ke tindakan tidak

disiplin yang pada akhirnya justru memperburuk kondisi kemacetan lebih lanjut lagi.

Jumlah kendaraan juga mengakibatkan kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi,

daya beli masyarakat terhadap pembelian kendaraan bermotor sangat tinggi yang

menyebabkan terjadinya lalu lintas menjadi macet apalagi di Jakarta yang setiap

harinya kendaraan bermotor mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dimana dari

tahun 2010 sampai tahun 2014 jumlah kendaraan yang paling tinggi kepada jenis

kendaraan sepeda motor.

Masyarakat yang lebih memilih sepeda motor dibandingkan dengan angkutan

umum, kendaraan bermotor itu lebih efektif dari pada angkutan umum karena angkutan

umum itu membuat masyarakat tidak nyaman dan aman, banyaknya angkutan umum

itu adanya kriminal yang sangat tinggi sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan

bermotor.

Penelitian yang dilakukan oleh Inrix sepanjang 2017 menempatkan Indonesia

yang diwakili oleh Jakarta berada di peringkat 12 dalam daftar kota-kota termacet di

dunia. Peringkat ini diketahui naik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2016 yang

menempatkan Jakarta pada posisi 22. Sementara itu, berdasarkan lama waktu

8
kemacetan yang dirasakan pengendara di Jakarta, dalam setahun rata-rata mencapai 63

jam dengan porsi 20 persen. Angka ini juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun

2016 yang menyebut para pengendara harus menghabiskan waktu 55 jam di jalan saat

macet (Kota, 2018).

Sistem Lorenz merupakan suatu model matematika yang dapat menggambarkan

kondisi atmosfer. Apabila suatu lapisan udara dipanaskan daribawah akan muncul

udara panas. Sedangkan, apabila lapisan bumi bagian atas didinginkan, maka udara

akan terasa dingin. Sistem Lorenz mendefinisikan variabel tergantung waktu yaitu laju

konveksi yang mengacu pada intensitas gerakan konvektif, laju konveksi yang

mengacu pada perbedaan temperatur antara arus yang naik dan yang turun, dan laju

konveksi yang mengacu pada distribusi temperatur secara vertikal (Lorenz, 1963).

Terdapat beberapa sistem persamaan yang merupakan aplikasi dari sistem persamaan

Lorenz, antara lain sistem persamaan gerak kincir air yang diteliti oleh Moyerman pada

tahun (2006) dan sistem persamaan kemacetan lalu lintas yang diteliti oleh Olemskoi

& Khomenko pada tahun (2001).

Menurut Yusnita (2002), terdapat tiga jenis model yang dapat digunakan

sebagai pendekatan fenomena arus lalu lintas, yaitu model mikroskopik, model

makroskopik, dan model kinetik. Model mikroskopik memodelkan respon aktual dari

kecepatan suatu kendaraan terhadap kecepatan kendaraan didepannya, variabel pada

model ini dinyatakan berdasarkan posisi kendaraan dan waktu. Sedangkan model

makroskopik ditentukan berdasarkan persamaan dinamika arus lalu lintas yang

9
berhubungan dengan kecepatan arus lalu lintas, kepadatan arus lalu lintas dan arus lalu

lintas. Model kinetik memodelkan setiap jalur lalu lintas digambarkan berdasarkan

distribusi statistic dari posisi dan kecepatan setiap kendaraan.

Dalam papernya pada tahun (2001),”Synergetic Theory for Jamming

Transition in Traffic Flow”, Olemskoi menyebutkan bahwa transisi kemacetan serupa

dengan fase transisi gas ke cair, dimana fase bebas macet dan macet,masing-masing

sesuai dengan fase gas dan cair. Penelitian ini terus berkembang, Khomenko, et al

(2004) melanjutkan penelitian mengenai model kemacetan lalu lintas dengan

mempertimbangkan fluktuasi dari karakteristik waktu percepatan/waktu pengereman.

Ganji, et al (2010) meneliti mengenai penyelesaian secara numerik dari model

kemacetan lalu lintas dengan sistem Lorenz dengan Differential Transform Method

(DTM). Ganji, et al (2011) melanjutkan penelitiannya yaitu mengenai perbandingan

penyelesaian secara numerik dengan Runge Kutta orde-4 dan dua metode secara

analitik yaitu Homotopy Perturbation Method (HPM) dan Variational Iteration

Method (VIM) dari model kemacetan lalu lintas dengan sistem Lorenz.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kemacetan adalah menganalisa

bagaimana mendapatkan suatu keadaan lalu lintas yang tidak macet. Dalam suatu

sistem, keadaan transisi antara macet menjadi tidak macet dan sebaliknya dapat

dianalisa dengan melihat perubahan kestabilan sistem tersebut. Untuk

melihatkestabilan suatu sistem dapat dilihat dari nilai-nilai eigen atas matriks yang

bersesuaian dengan sistem tersebut. Nilai-nilai eigen akan menunjukkan stabil atau

10
tidaknya titik ekuilibrium suatu sistem. Titik ekuilibrium tersebut akan stabil apabila

nilai eigennya mempunyai bagian real negatif, sedangkan akan tidak stabil apabila

terdapat nilai eigen yang mempunyai bagian real positif (Olsder & Woude, 2004: 57).

Apabila pada suatu sistem mempunyai nilai eigen yang bagian realnya bernilai

0 (nol) atau imajiner murni maka sistem tersebut dalam kondisi rentan terhadap

gangguan. Sedikit saja sistem diganggu, maka nilai eigen dapat berpindah ke daerah

positif (menjadi titik ekuilibrium yang tidak stabil) atau ke daerah negatif (menjadi

titik ekuilibrium yang stabil). Hal ini yang memungkinkan terjadinya bifurkasi

(Wiggins, 1990: 254).

Menurut Wiggins (1990: 245-246), kestabilan di sekitar titik ekuilibrium

dengan nilai eigen 0 (nol) atau imajiner murni dapat ditentukan dengan mereduksi

sistem ke sistem berdimensi rendah dengan menggunakan teori center manifold.

Selanjutnya dari sistem tereduksi, kestabilan titik ekuilibrium diperoleh berdasarkan

teori bifurkasi. Selain itu, parameter juga berpengaruh terhadap keadaan titik

ekuilibriumnya. Titik ekuilibrium mungkin akan terbagi menjadi beberapa bagian,

bergabung, atau menghilang seluruhnya.

Masalah nilai awal merupakan suatu topik yang klasik dalam matematika yang

pada dasarnya melibatkan suatu persamaan diferensial. Suatu persamaan diferensial

akan diperoleh solusi khusus tergantung pada persyaratan awal yang diberikan pada

solusi tersebut. Sehingga, suatu nilai awal tertentu yang diberikan pada suatu

persamaan dapat mempengaruhi solusi dari persamaan tersebut. Berdasarkan latar

11
belakang tersebut, pada skripsi ini akan dianalisis perubahan kestabilan dan pengaruh

nilai awal terhadap perilaku solusi model dari kemacetan lalu lintas dengan sistem

Lorenz sehingga dapat diketahui karakteristiknya.

B. Identifikasi Masalah

1. Masalah kemacetan masih banyak terjadi di Indonesia.

2. Upaya keberhasilan mengatasi kemacetan lalu lintas masih belum tercapai.

C. Pembatasan Masalah

Pada Karya Ilmiah ini akan dibahas tentang analisis kestabilan lokal dan

kemungkinan terjadinya bifurkasi pada model kemacetan lalu lintas dengan sistem

Lorenz dan pengaruh nilai awal terhadap perilaku solusi model kemacetan lalu lintas

dengan sistem Lorenz.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana model kemacetan lalu lintas?

2. Bagaimana jenis bifurkasi yang terjadi pada model kemacetan lalu lintas?

3. Bagaimana pengaruh nilai awal terhadap perilaku solusi model kemacetan

lalu lintas?.

12
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Menjelaskan penurunan model kemacetan lalu lintas.

2. Menjelaskan jenis bifurkasi yang terjadi pada model kemacetan lalu lintas.

3. Menjelaskan pengaruh nilai awal terhadap solusi model kemacetan lalu

lintas.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Bagi penulis, peneliti, dan masyarakat pada umumnya penelitian ini

diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta dapat menjadi

referensi mengenai system Lorenz pada pemodelan kemacetan lalu lintas.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam rangka mendukung proses

tidak terjadinya kemacetan lalu lintas.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemacetan

Kemacetan adalah kondisi di mana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan

yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan

mendekati 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian (MKJI, 1997). Pada

saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan mencapai lebih

dari 0,8. Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan

semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan

satu sama lain (Tamin, 2000).

Kemacetan lalu lintas terjadi apabila kapasitas jalan tetap sedangkan jumlah

pemakai jalan terus meningkat, yang menyebabkan waktu tempuh perjalanan menjadi

lebih lama (Wohl et al dalam Sugiyanto, 2011). Kemacetan lalu lintas sebagai

gangguan kendaraan terhadap kendaraan lain, termasuk hubungan antara arus dan

kecepatan, di dalam kondisi dimana pendekatan yang digunakan oleh pengguna

transportasi adalah kapasitas jalan (Goodwin dalam Sugiyanto, 2011).

B. Tipe Kemacetan

Tipe kemacetan menjadi tiga yaitu recurent congestion, non-recurrent congestion dan

pre-congestion atau border line congestion. Recurrent congestion adalah kemacetan

yang terjadi secara berulang dan terus menerus, misalnya pada periode pagi pada saat

14
pergi kerja dan sore pada pulang kerja. Non-recurrent congestion adalah kemacetan

yang terjadi karena adanya suatu insiden misalnya kecelakaan lalu lintas. Pre-

congestion atau borderline congestion adalah tipe kemacetan yang terjadi ketika

kecepatan aktual kendaraan berada di bawah kecepatan arus bebas yang

mengakibatkan kerugian bagi pengguna jalan berupa pemborosan konsumsi bahan

bakar, waktu yang terbuang, pencemaran lingkungan (Sugiyanto, 2011)

15
BAB III
PENUTUP
A. Saran

Masyarakat seharusnya menaati peraturan lalu lintas dan memanfaatkan

transportasi umum sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisir.

Pemerintah alangkah bijaknya jika membangun sarana dan prasarana yang memadai

bagi pengguna jalan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan meminimalisir

kemacetan. Selain itu, penegakkan peraturan bagi para pengguna jalan juga harus

ditekankan lagi guna mendisiplinkan para pengguna jalan tersebut.

B. Kesimpulan

Kemacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan kendaraan di jalan.

Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan yang tidak mampu

diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai. Dampak kemacetan dapat

berimbas terhadap berbagai aspek seperti aspek ekonomi, kesehatan, dan psikologis.

Cara menanggulangi dan meminimalisir kemacetan di Jakarta diantaranya adalah

dengan pembangunan sarana dan prasarana, menegakkan peraturan bagi para pengguna

jalan, menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan kendaraan umum, dan

lain sebagainya.

16

Anda mungkin juga menyukai