Anda di halaman 1dari 15

Keselamatan dalam Berlalu Lintas

DEMI KEAMANAN GENERASI PENERUS BANGSA


KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH

NAMA : Eka Maulinda Almanar


NIS/ NISN : 0011599178
KELAS : XII (DUA BELAS)
PROGRAM STUDI : IPS

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMA NEGERI 1 SEKAYU
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelasaikan karya ilmiah ini tanpa ada
suatu halangan apapun.Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
yang kita nanti – nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Karya tulis ilmiah ini saya susun dengan Metode Pustaka, Metode Langsung, Metode
Diskriptif Analitik.

Dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :


1. Kepala Dinas perhubungan Kabupaten Musi Banyuasin
2. KAPOLRES Musi Banyuasin dan semua pihak Kepolisian Kab. Musi
3. Banyuasin
4. Bapak Armansya,S.Pd.,MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Sekayu
5. Veronica S.pd selaku wali kelas XII IPS 1
6. Eva Dewi, S,Pd.,M.Si selaku pembimbing pembuatan karya tulis ilmiah
7. Ayah dan Ibu tercinta, Kakak dan Adik tersayang yang selalu mendo’akan,
serta medukungku dalam segala keadaan
8. Pihak terkait yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu
Yang telah membimbing, mendukung dan mendo’akan serta bersedia menyediakan
wadah sebagai mana untuk mengukur batas kemampuan guna memperbaiki kekurangan
dalam mengembangkan bakat serta hobi.
Namun, saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan
karya tulis ilmiah ini.
Saya berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
saya, pembaca, dan lingkungan masyarakat luas. Saya ucapkan terima kasih.
 

Sekayu, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL      ...............................................................................   i
KATA PENGANTAR   ................................................................................   ii
DAFTAR ISI   ..............................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................  1
1.1 Latar Belakang Masalah    .........................................................  1
1.2 Rumusan Masalah    ....................................................................   3
1.3 Tujuan    ......................................................................................      3
1.4 Manfaat   .....................................................................................      3
BAB II PEMBAHASAN  ...............................................................................     4
2.1 Pengertian Keselamatan dalam berlalu lintas     ........................       4
2.2 Penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas    .............................      4
2.3 Hukum dan Etika Berlalu Lintas    ..............................................      9
2.4 Upaya yang dilakukann pemerintah ...........................................      13
2.5  Peran penting dari Jasa Raharja dab BPJS ...............................................       14
BAB III PENUTUP  .....................................................................................       16
3.1 Kesimpulan  .................................................................................       16
3.2 Saran-saran .................................................................................      16
DAFTAR PUSTAKA  ...................................................................................      18
LAMPIRAN  .................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berita di berbagai media massa akhir-akhir ini sebagian besar perhatian akan
tertuju pada kejadian kecelakaan di lalu lintas. Kecelakaan sering terjadi dimana-
mana, sehingga menyebabkan kekacauan di lalu lintas. Dan menurut data yang ada,
korban dari kecelakaan tersebut kebanyakan dari kalangan remaja atau masih di
bawah umur.  Banyak sekali para remaja yang mengamudi sepeda montor tanpa
memenuhi persyaratan yang ada. Mereka selalu menganggap sepele akan hal itu.  Miris
sekali jika melihat anak sekolah mengendarai sepeda montor. Seakan mereka
menganggap bahwa jalan tersebut hanyalah miliknya. Meskipun tidak semua seperti
itu akan tetapi dengan realita yang ada sebagian besar sedemikian rupa.
Selain itu, berdasarkan data yang ada banyak anak remaja yang mengkonsumsi
narkoba.  Dan yang sangat disesali lagi-lagi anak yang masih duduk dibangku sekolah
khususnya tingkat SMA sederajat. Banyak juga para pengendara yang tidak tertib
berlalu lintas sehingga mereka menabrak tukang becak yang telah menaati aturan yang
ada
Dari The Washington Post, menurut data terbaru Global Burden bahwa jika
dicermati lebih lanjut, ternyata kejadian kecelakaan menjadi penyebab utama
kematian didunia dengan jumlah korban yang terbesar, melampaui HIV/AIDS,
malaria, TBC, dan penyakit pembunuh lainnya. Kecelakaan lalu lintas merupakan
peristiw mengerikan yang terjadi dibanyak negara. Terlebih untuk negara-negara
berkembang, dimana urusan transportasi seperti benang kusut. Menurut data yang
baru dikeluarkan, World Healt Organization (WHO)menunjukkan India menempati
urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu
lintas. Sedangkan negara Indonesia menempati urutan kelima. Namun yang
mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama peningkatan kecelakaan
menurut data Global Status Report on Road Safety yang dikeluarkan WHO. Indonesia
dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas sehingga lebih dari 80%.
Jumlah korban tewas akibat korban kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per
harinya. Tidak berbeda jauh dengan di Nigeria, yang mengklaim 140 jiwa warganya
tewas akibat kecelakaan setiap harinya.
Telah diketahui bahwa pembunuh global yang paling mengancam dalam berlalu
lintas adalah kendaraan bermotor. Salah satu contoh kecelakaan di Kabupaten Pati
yang baru saja terjadi yaitu kecelakaan maut antara mobil Suzuki Futura dengan mini
bus di Jalan Raya Pati-Juwana, desa Gadingrejo, Juwana.
Kecelakaan mobil yang telah terjadi hanyalah sebagian kecil dari contohnya
saja. Didaerah lain masih banyak lagi kejadian-kejadian yang luar biasa. Apalagi
didaerah Pati, yang dapat membuat rumah sakit penuh akan korban kecelakaan yang
ada dengan berbagai akibat yang dialami. Jumlah korban kecelakaan yang tinggi  di
kalangan pelajar menjadi perhatian penting dan dipandang sebagai masalah yang
sangat serius bagi pemerintah untuk segera ditangani. Tetapi yang disayangkan yaitu
penanganan terhadap tingginya angka kecelakaan di jalan masih belum signifikan
meskipun masalah yang dihadapi sudah sangat pelik.
1.2 Rumusan Masalah
            Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.    Apa penyebab banyak anak sekolah yang menjadi korban dari kecelakaan?
2.    Mengapa masih banyak para pengemudi yang belum taat akan peraturan yang ada
serta belum bisa memenuhi syarat-syarat yang harus dilengkapi dalam berkendara?
3.    Mengapa banyak anak bawah umur yang mengendarai sepeda motor?
4.    Kenapa angka kecelakaan lalu lintas meningkat setiap tahunnya?
5.    Apa upaya dari pemerintah untuk menghadapi masalah banyaknya kecelakaan lalu
lintas?
1.3  Tujuan
            Tujuan penulisan karya tulis ini adalah ingin memberikan penjelasan kepada
semua pihak tentang pentingnya keselamatan saat berkendara bagi diri sendiri dan
orang lain. Karena keselamatan merupakan tanggung jawab bersama yang harus
dilakukan.
1.4 Manfaat
            Manfaat penulisan karya tulis ini yaitu dapat menjadikan pengendara
kendaraan bermotor lebih mewawas diri, lebih berhati-hati, lebih tertib akan
peraturan lalu lintas, dan lebih bisa menjaga diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keselamatan dalam berlalu lintas
Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka
kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena kecelakaan mengakibatkan kerugian
pada keluarga korban kecelakaan. Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk
menurunkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas di jalan.
2.2 Penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas
Menurut pengamatan yang telah dilakukan banyak anak sekolah yang menjadi
korban dari kecelakaan sepeda motor yaitu karena kelalaian pada siswa sendiri. Siswa
tersebut tidak patuh akan peraturan yang ada serta menggunakan sepeda motor
dengan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri dan
keselamatan orang lain. Kelalaian tersebut disebabkan karena adanya kebanggaan atas
setiap individu. Mungkin siswa tersebut juga merasa hebat jika telah membuat orang
lain heran. Hal ini sungguh aneh, karena siswa tersebut dapat dikatakan tidak pernah
memikirkan akibat dari hal yang mereka lakukan. Selain itu, menurut kenyataan yang
ada bahwa kecelakaan yang dialami oleh para pelajar tak lain disebabkan karena
adanya keadaan yang tergesa-gesa dalam mengendarai sepeda motor. Sebagai contoh
saat mereka bangun terlalu siang sehingga untuk bisa tiba disekolah dengan tepat
waktu mereka harus menambah kecepatan dalam mengendarai sepeda motornya.
Itulah beberapa contoh kelalaian yang sangat kecil dan mengakibatkan dampak yang
mengenaskan. Kecelakaan tersebut dapat menyebabkan hancurnya impian mereka,
karena jika nyawa mereka tidak terselamatkan, meraka akan gagal dalam meraih cita-
cita mereka. Cacat fisik juga banyak dialami oleh korban kecelakaan.
Peraturan berlalu lintas itu tidaklah rumit. Tetapi mengapa masih banyak yang
melanggar peraturan yang ada, menurut penelitian yang telah dilakukan hal tersebut
disebabkan karena kurangnya kesadaran diri dari pengemui itu sendiri akan peraturan
berlalu lintas yang ada dan kepentingan pribadi yang bermacam-macam sehingga
dapat menyebabkan kelalaian, kecerobohan, bahkan kesengajaan yang menjadi
penyebab utama kecelakaan.
Sebagian orang tua juga melepas anaknya begitu saja untuk mengendarai
sepeda motor sendiri meskipun mereka tahu bahwa anaknya belum memenuhi
persyaratan yang ada atau belum cukup umur. Tetapi maksud dari orang tua mereka
yaitu bukan seolah-olah mereka melepas begitu saja dan tidak memperhatikan.
Disamping itu mereka juga sering menasehati anaknya untuk selalu berhati-hati.
Mereka berbuat seperti itu dikarenakan kesibukan akan pekerjaan masing-masing,
sehingga tidak bisa mengantar jemput anak-anaknya. Sehingga banyaknya kecelakaan
lalu lintas yang terjadi pada anak sekolah bukan karena tidak adanya perhatian dari
orang tuanya masing-masing melainkan karena kecerobohan dan kelalaiannya sendiri.
Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi ternyata juga disebabkan
karena orang tersebut terjerat kasus narkoba. Karena didalam narkoba itu sendiri
mengandung zat yang bisa menyebabkan terganggunya kestabilan tubuh serta fikiran
seseorang. Sehingga ketika orang tersebut mengenderai kendaraan kefokusannya
terganggu dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pengertian tentang narkoba itu
sendiri adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan
cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Jenis-jenis
narkoba itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu:
1.        Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah
“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan
memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan
dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
  Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a.       Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja,
heroin, kokain, morfin, dan opium.
b.      Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan
betametadol.
c.       Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
2.        Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu:
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta


berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, dan
fleenitrazepam.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif


ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK,
mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3.        Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah:
a.     Rokok

b.     Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
c.     Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang
bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). 
Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab
penyalahgunaan narkotika.
Meningkatnya jumlah kecelakaan di Indonesia tak lain juga disebabkan jumlah
kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya serta lagi-lagi kelalaian dari
manusia itu sendiri. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus
kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan potensi
kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun (2,9% - 3,1 %
dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia). Sedangkan pada 2011, terjadi
kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 31.185 orang.
Selain korban kecelakaan lalu lintas lebih didominasi oleh usia muda dan produktif,
sebagian besar kasus kecelakaan itu terjadi pada masyarakat miskin sebagai pengguna
sepeda motor, dan transportasi umum. Data yang berbeda dari Kementerian
Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) menyebutkan, kecelakaan pengendara sepeda
motor mencapai 120.226 kali atau 72% dari seluruh kecelakaan lalu lintas dalam
setahun, dampak sosial kecelakaan lalu lintas yang sedemikian banyaknya yaitu akan
menambah jumlah manusia miskin baru di Indonesia, terutama terjadi pada keluarga
yang ditinggal suami dan orang yang sebelumnya menjadi penopang hidup keluarga.
2.3 Hukum dan Etika Berlalu Lintas
Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin
banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin
ramainya transportasi di jalan. Kepadatan lalu lintas di jalan tentu saja memerlukan
pengaturan yang tepat agar keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas dapat
terpelihara dengan baik. Disamping itu juga disiplin masyarakat dalam menaati
peraturan lalu lintas harus pula dijaga. Keteguhan penegak hukum dalam hal ini polisi
lalu lintas harus senantiasa ditingkatkan agar polisi tidak mudah terjebak oleh
berbagai bujuk rayu masyarakat yang selalu saja menggoda polisi untuk tidak
mematuhi hukum yang berlaku.
Paradigma yang muncul kemudian adalah penyadaran masyarakat bahwa
penegakan hukum adalah untuk kepentingan bersama seluruh anggota masyarakat,
karena itu tidak dapat dibebankan secara sepihak kepada polisi lalu lintas belaka.
 Patuh hukum memang memerlukan biaya yang mahal. Sebagai contoh
dalam hal berkendara di jalan raya. Mematuhi hukum adalah wajib bagi setiap
pengendara sepeda motor misalnya harus memiliki SIM, STNK, mengenakan
helm yang standart, serta perangkat kendaraan yang laik jalan. Bila satu
keluarga dalam satu rumah tangga masyarakat terdiri dari seorang ayah,
seorang ibu dan 2 orang anak, maka dengan satu kendaraan sepeda motor
untuk orang setiap orang di rumah, maka akan memerlukan biaya tidak sedikit
untuk mendapatkan 4 SIM dan 4 helm standart. Jika tidak, maka seluruh
anggota keluarga akan dapat menikmati bersepeda motor secara bergantian
dengan mematuhi hukum. Apalagi sepeda motor dalam masyarakat kita adalah
sarana transportasi minimal yang tidak dapat dihindari lagi bila ingin
melancarkan segala urusan untuk memenuhi hajat hidup di masyarakat. Dalam
kondisi masyarakat yang telah dilanda krisis ekonomi secara berkepanjangan,
untuk patuh hukum dengan biaya setinggi itu tentu bukan hal yang mudah.
Di sisi lain untuk melanggar hukum, biayanya akan lebih mahal lagi.
Pelanggaran karena tidak dapat menunjukkan SIM kepada petugas sewaktu
diperiksa di jalan, sudah terancam denda maksimal satu juta rupiah, demikian
pula bila bersepeda motor tanpa mengenakan helm, ancaman denda maksimal
adalah satu juta rupiah. Ancaman denda yang diberikan jauh lebih mahal
daripada denda yang dikenakan terhadap berbagai kejahatan yang diancamkan
dalam KUHP.
Tentu saja kondisi penegakan hukum yang demikian itu menimbulkan
dilema di masyarakat. Untuk patuh hukum saja biayanya sudah begitu mahal,
apalagi untuk melanggar hukum jauh lebih mahal lagi. Kondisi serupa juga
dipahami oleh pihak penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, terbukti bahwa
polisi tidak lagi sekeras seperti dahulu dalam menindak pelanggar lalu lintas
dijalan, sehingga walau banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang
melakukan pelanggaran lalu lintas, polisi terlihat tidak ambil peduli. Tentu saja
keadaan di jalan raya menjadi semakin tidak tertib. Banyaknya pengendara
sepeda motor tanpa menyalakan lampu di waktu malam sudah sering membuat
orang lain selalu berdebar karena terkejut ataupun takut kalau terjadi
tabrakan. Disamping itu kecelakaan di jalan semakin bertambah terjadi karena
keadaan di jalan yang seperti tanpa aturan untuk dipatuhi. Padahal sudah ada
undang-undang lalu lintas yang seharusnya diberlakukan sejak tahun 1993,
yaitu UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan.
Disiplin berlalu lintas harus tetap ditegakkan meskipun dalam kondisi
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kepercayaan masyarakat terhadap polisi
yang sudah sangat rendah, akibat trauma masa lalu dimana polisi selalu
menghantui para pengendara lalu lintas di setiap sudut jalan raya, sehingga
pada waktu itu muncul plesetan dengan istilah "priiit, jigo" yang artinya setiap
ada bunyi pluit yang ditiup polisi, pasti akan diikuti dengan pengenaan denda
damai yang selalu dapat ditawar. Keadaan itu membuat citra polisi menjadi
tidak ada harganya di masyarakat, sehingga pelanggaran lalu lintas tidak
berkurang, sebab masyarakat akhimya hanya takut kepada polisi bukan patuh
kepada hukum yang berlaku. Masyarakat yang takut kepada polisi digunakan
untuk lebih menakuti masyarakat dengan membuat patung-patung polisi
ditempat yang tidak dapat dihadiri oleh polisi, sehingga yang terjadi adalah
pematungan polisi dimana-mana. Namun setelah reformasi, rasa takut
masyarakat terhadap polisi berbalik menjadi rasa takut polisi terhadap
masyarakat. Polisi dimana-mana akhirnya dianggap sebagai patung yang tidak
berdaya. Bukan hanya dibidang lalu lintas, bahkan kasus-kasus penegakan
hukum oleh polisi tidak lagi dipercaya orang.
Banyak terjadi unjuk rasa dan perusakan pada pos, kantor, markas polisi
dan sebagainya. Keadaan tersebut menjadikan tertib hukum menjadi semakin
berkurang dan menyedihkan. Kejadian yang sangat tragis adalah tindakan
main hakim dengan membakar bis yang menabrak orang ataupun mengeroyok
dan membakar para pelaku kejahatan seperti masyarakat sudah tidak
mengenal hukum. Sopir bis akhimya ketakutan untuk beroprasi dan mereka
memilih mogok tidak hekerja karena takut dikeroyok dan dibakar massa jika
melaksanakan kesalahan. Gambaran tersebut menunjukkan parahnya tingkat
disiplin masyarakat serta aparat penegak hukum di negara kita yang semuanya
dapat mencerminkan betapa parahnya kondisi hukum pada saat ini.
Secara teoritis untuk membentuk disiplin masyarakat adalah melalui
proses pelembagaan (institulization), hal ini disebabkan karena normaa-
norma dalam berlalu lintas bukanlah norma yang tumbuh dari nilai-nilai sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Norma pada suatu suatu terlembaga
(institutionalized ) dalam suatu sistem sosial tertentu, paling sedikit tiga syarat,
yaitu:
1.    Sebagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma tersebut.
2.    Norma-norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-warga sistem sosial
tersebut. Dan norma tersebut bersanksi.
Adaptasi masyarakat terhadap norma-norma tersebut memerlukan waktu yang
relatif lama, dan ini adalah suatu hal yang normal. Adaptasi itu dilakukan melalui
proses edukasi dan memerlukan biaya yang besar. Norma yang dibuat hendaknya
memiliki nilai filosofis, logika serta sosiologis. Hal ini untuk menghindari kesia-siaan
dalam proses internalisasi dimasyarakat. Kegagalan dalam adaptasi akan
mengakibatkan pemidanaan. Berlakunya kaedah hukum didasari pada anggapan-
anggapan sebagai berikut :
a.    Kaedah hukum yang berlaku secara yuridis, apabila penentuannya didasarkan pada
kaedah yang lebih tinggi tingkatnya (Hens Kelsen), atau apabila berbentuk menurut
cara yang telah ditetapkan (W. Zevenbergen), atau apabila menunjukkan hubungan
keharusan antara suatu kondisi dan akibatnya (JHA Logemann).
b.    Kaedah hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaedah tersebut efektif artinya
kaedah tersebut dapat dipaksa berlaku oleh penguasa walaupun tidak dapat diterima
oleh warga masyarakat (teori kekuasaan), atau kaedah tersebut berlaku karena
diterima atau diakui oleh masyarakat (teori pengakuan).
c.    Kaedah hukum tersebut berlaku secara filosofis, artinya sesuai dengan cita-cita hukum
sebagai nilai positif yang tertinggi.
Diakui juga bahwa betapapun melembaganya suatu norma, akan tetapi kadang-
kadang terjadi juga penyimpangan-penyimpangan yang menjadi bukti dari
bereksistensinya sanksi-sanksi. Karena itu sangat diperlukan adanya faktor pengendali
sosial. Faktor pengendali sosial harus dibedakan dari pengendalian diri, walaupun
keduanya berhubungan erat. Pada taraf individual, pengendalian sosial mengacu pada
usaha untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan pengendalian diri tertuju pada
pribadi sesuai dengan ide atau tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya.
2.4 Upaya yang dilakukann pemerintah
            Melihat besarnya jumlah korban kecelakaan lalu lintas khususnya pada anak
sekolah serta fatalnya akibat kecelakaan maka upaya yang dilakukan pemerintah yakni
dengan memberikan perhatian yang serius mengenai tertib lalu lintas. Departemen
Perhubungan dalam hal ini Direktorat Keselamatan Transportasi Darat telah
merencanakan serangkaian program kerja yang salah satu sasarannya
adalah “Meningkatkan Ketertiban dan Keselamatan dalam Berlalu
Lintas” serta “Menciptakan Masyarakat yang Sadar dan Menghargai Keselamatan di
jalan melalui Pendidikan” dengan salah satu kegiatannya yakni kegiatan kampanye
keselamatan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya (Perhubungan Darat
Dalam Angka 2009, 2010: ktd12). Berkaitan dengan kegiatan kampanye keselamatan
tersebut Departemen Perhubungan melalui Direktorat Keselamatan Transportasi
Darat setiap tahunnya juga telah melaksanakan kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor
Keselamatan LLAJ (infohubdat, 2009:4) yang saat ini diikuti oleh anak-anak usia
Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Jawa, yang dalam perkembangannya
kedepan diharapkan dapat diikuti oleh seluruh pelajar SMA di Indonesia. Namun
dalam pelaksanaan di lapangan sebagian besar Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota Di
Jawa Tengah belum melaksanakan kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara
dengan selamat (safety riding) kepada para pelajar secara rutin. Sehingga kinerja
kegiatan kampanye di provinsi Jawa Tengah kurang intensif serta hanya terbatas pada
daerah tertentu saja. Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang sudah
melaksanakannya. Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan efektifitas kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara
dengan selamat (safety riding) kepada para pelajar terhadap perilaku berkendara
dengan selamat (safety riding behavior) menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka
mensukseskan program kampenye keselamatan jalan yang bertujuan untuk
mengurangi angka kecelakaan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dari
pemerintah untuk menanggapi kecelakaan yang banyak mengakibatkan korban.
2.5 Peran penting dari Jasa Raharja dab BPJS
Korban kecelakaan yang telah rutin membayar atau  tertib administrasi motor
yang artinya motor dalam keadaan lengkap maka biaya perawatannya akan
ditanggung oleh pihak Jasa Raharja. Selain dari pihak Jasa Raharja, BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan juga menanggung biaya perawatan untuk
korban kecelakaan lalu lintas jika telah terdaftar dalam keanggotaan
BPJS. Maksudnya adalah, apakah kecelakaan tersebut tunggal atau kecelakaan
ganda yang melibatkan kendaraan atau orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dapat di simpukan bahwa kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri,
karena kita sering lalai dan kurang perhatian akan keadaan yang ada. Dan banyaknya
anak sekolah yang menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas tak lain juga karena lalai
dan kesombongannya sendiri.
Pihak orang tua sebenarnya telah memberikan perhatian kepada anaknya,
meskipun awalnya salah akan tetapi karena adanya pekerjaan yang tidak bisa mereka
tinggal hal itu mengakibatkan mereka harus melepas anaknya. Akan tetapi nasehat
telah mereka berikan kalaupun masih terjadi hal yang tidak diinginkan tak lain itu
karena anak itu sendiri atau tak lain dari kepribadian dari masing-masing individu itu
sendiri.
Dan menurut pengamatan bahwa narkoba juga berpengaruh kepada kejadian
tersebut ternya benar karena itu tadi bahwa narkoba sangat mempengaruhi kesadaran
masing-masing individu. Dan biaya perawatan dari korban kecelakaan itu sendiri yang
menanggung adalah Jasa Raharja dan BPJS apabila sang korban telah rutin
membayar atau mengisikan kendaraannya. Dan itupun harus dilihat dari bentuk
kecelakaannya terlebih dahulu. Jadi siapapun yang menjadi korban kecelakaan
janganlah cemas apabila kita telah memenuhi persyaratan yang ada. Nah intinya sekali
lagi tak lain kita harus lebih berhati-hati.
3.2 Saran-saran
            Untuk  mengurangi terjadinya kecelakaan maka dapat dilakukan hal-hal
berikut:
a.    Berdoa sebelum melakukan bepergian ke mana-mana
b.    Melakukan pengecekan kendaraan sebelum digunakan
c.    Melakukan service secara berkala di bengkel terpercaya
d.   Tidak mengendarai kendaraan pada saat mengantuk atau kurang kesadaran
e.    Membawa kendaraan tidak dengan kecepatan tinggi
f.     Selalu mentaati rambu lalu lintas yang berlaku selama perjalanan
g.    Menjadi orang yang sabar selama di perjalanan
h.    Tidak mengambil resiko apa pun saat berkendara
i.      Menahan diri untuk menggunakan handphone dan alat komunikasi lainnya
j.      Tidak melakukan aktivitas lain selain mengemudi dengan baik dan benar
k.    Mengalah kepada orang yang ugal-ugalan di jalan umum
l.      Menunda kepergian ketika sedang dalam kondisi yang tidak mendukung
m.  Tidak mengatakan kata-kata kasar dan kotor pada pengguna jalan lain
n.    Berhati-hati dan waspada ketika melewati jalan yang jarang dilewati
o.    Selalu memakai sabuk pengaman dan helm sebelum menjalankan kendaraan
p.    Menambah fasilitas keamanan pada kendaraan yang digunakan
q.    Segera menepi ketika kendaraan mengalami masalah teknik
Meskipun kecil kemungkinan untuk dapat  mengurangi kecelakaan lalu lintas,
tetapi tetaplah penting bagi semua untuk waspada. Semoga beberapa saran di atas
dapat membantu supaya selamat ketika berada di perjalanan.

DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/
http://rona.metrotvnews.com/read/2015/10/27/444905/bpjs-kesehatan-menjamin-
korban-kecelakaan-lalu-lintas
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_lalu_lintas
https://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/
http://www.academia.edu/
9569520/5_Contoh_Permasalahan_Ekonomi_di_Indonesia_Serta_Upaya_Pemerintah_d
alam_Menanganinya
http://news.liputan6.com/read/2324814/jasa-raharja-dan-pt-kcj-tanggung-pengobatan-
korban-tabrakan-krl

Anda mungkin juga menyukai