Disusun oleh:
Indah Kusuma Effendi I34130062 2013 Ilham Wahyu
Widagdo G24130022 2013 Yusrizal G44110011
2011
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sepuluh Provinsi teratas untuk kasus HIV baru per 100.000 penduduk
pada tahun 2011 (Beadle et al. 2012) ........................................................ 8
Gambar 2 Kasus HIV baru ada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008-2011
(Ahrold
et al. 2011) ................................................................................................. 9
Gambar 3 Angka absolut dan angka prevalansu peyalahguaan narkoba menurut
Provinsi (Salganik et al. 2014) ................................................................. 11
Gambar 4 Kerangka Pemikiran................................................................................ 15
Gambar 5 Tahapan Penulisan ................................................................................. 15
Gambar 6 Konsep desain kaos “T-Boo”................................................................. 14
Gambar 7 Kerjasama dalam pengembangan “T-Boo” ......................................... 15
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah responden berdasarkan situs seks dalam mengakses internet ..................6
Tabel 2 Total biaya satuan konsumsi narkoba per orang per tahun .................................12
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup.................................................................................30
Lampiran 2 Data Penelitian Triad KRR...........................................................................38
v
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1. Pemerintah
Membantu pemerintah dalam upaya melestarikan nilai-nilai sosial dan
budaya bangsa serta memberikan alternatif solusi dalam sosialisasi Triad
KRR yang lebih inovatif. Sehingga pemerintah dapat menciptakan
remajaremaja yang unggul yang dapat melestarikan nilai-nilai sosial dan
budaya bagi generasi penerus selanjutnya. Mengurangi kasus Triad KRR
yang ada pada masyarakat dengan cara yang menarik dan dapat diterima
dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Pemerindah akan lebih mudah
mensosialisasikan proses pencegahan terhadap maraknya kasus Triad KRR
pada masyarakat dengan sistem sosialisasi dua arah. Sosialisai dengan
menggunakan kaos serat bambu berbasis Go Green menjadi lebih efektif dan
ramah lingkungan.
2. Masyarakat
Memberikan solusi untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap
bahaya Triad KRR. Sehingga masyarakat akan lebih mengerti akan bahaya
kasus Triad KRR yang dapat mengancam keselamatan dan masa depan para
remaja di Indonesia. Hal ini dapat menekan jumlah korban Triad KRR di
Indonesia semakin berkurang dan terkontrol dengan baik dengan kaos serat
bambu yang berbasis ramah lingkungan.
2.4 HIV/AIDS
HIV/AIDS telah menjadi masalah serius di abad ke-20. UNAIDS (2014)
menyebutkan bahwa saat ini di dunia terjadi peningkatan jumlah orang dengan
HIV/AIDS dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi 39,4 juta orang pada
tahun 2004. Sedangkan di Asia diperkirakan mencapai 8,2 juta orang pengidap
HIV/AIDS (Kesrepro 2007). Sehingga HIV/AIDS menjadi ancaman yang serius
7
Keadaan kota menjadi latar belakang bagi remaja untuk memilih prilaku terkait
dengan prilaku seksual dan resiko HIV/AIDS (Marsiglia et al. 2006). Dari
keseluruhan remaja 10-24 tahun, yang berstatus belum menikah adalah 86,7
% (Spiritia 2011). Pada kelompok remaja dengan status belum kawin, pada
laki-laki 3,0% dan perempuan 1,1% menjawab pernah berhubungan seksual.
Terdapat 0,5% perempuan telah melakukan hubungan seksual pertama kali
pada usia 8 tahun, dan 0,1% pada laki-laki (Adaji et al. 2010).
Jakarta memiliki jumlah kasus baru tertinggi yaitu 4.012 pada tahun 2011.
Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), Jakarta dan Bali menduduki
tempat teratas untuk tingkat kasus HIV baru per 100.000 orang (Beadle et al.
2012). Data sepuluh provinsi teratas kasus HIV di Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1 Sepuluh provinsi teratas untuk kasus HIV baru per 100.000 penduduk
pada tahun 2011 (Beadle et al. 2012)
Meningkatnya feminisasi epidemi di Indonesia menunjukkan ketidakadilan
dalam status dan kekuasaan. Perempuan lebih rentan karena peran tradisional
mereka dalam masyarakat, terutama dalam hal perannya dalam rumah tangga.
Proporsi perempuan untuk infeksi baru HIV di Indonesia telah mengalami
peningkatan dari 34% pada tahun 2008 menjadi 44% pada tahun 2011 (Ahrold et
al. 2011). Kasus HIV baru pada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008-2011
dapat di lihat pada Gambar 2.
9
Gambar 2 Kasus HIV baru pada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008 2011
(Ahrold et al. 2011).
Perkiraan tahun 2011 menunjukkan tingkat prevalensi sebesar 36 % pada
penasun (pengguna narkoba suntik), 22 % pada waria transgender, 10 % pada
perempuan pekerja seks dan 8,5 % pada laki-laki yang berhubungan seks dengan
laki-laki (Ministry of Health 2012).
Pengetahuan remaja tentang HIV telah mengalami peningkatan, tetapi masih
terbatas. Studi di lima provinsi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
menunjukkan peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan
AIDS di kalangan remaja (usia 15-24 tahun) pada populasi umum, dari 11,4%
pada tahun 2010 menjadi 20,6% pada tahun 2011, dengan proporsi yang sama
untuk laki-laki dan perempuan. Studi di tahun 2011 lainnya, hanya 22% siswa
Sekolah Menengah Pertama kelas 2 hingga Sekolah Menengah Atas memiliki
pengetahuan yang komprehensif tentang penularan HIV, dan 64 % masih
memiliki miskonsepsi tentang HIV( National AIDS Commission 2012).
2.5 NAPZA
Perilaku pemakai narkoba dibagi atas tiga kategori yaitu 1) penyalahguna
seumur hidup (lifetime use), minimal sekali pakai narkoba dalam seumur hidup,
termasuk penyalahgunaan 30 hari atau 12 bulan lalu. 2) penyalahguna tahun lalu
(past year use), waktu pakai narkoba terakhir kali dalam 12 bulan lalu termasuk
30 hari lalu sebelum wawancara, 3) penyalahgunaan bulan lalu (past month use),
waktu pakai narkoba terakhir dalam 30 hari lalu sebelum wawancara (BNN dan
Puslitkes UI 2006).
10
banyak di provinsi DKI Jakarta (14%), Jawa Barat (14%) dan Jawa Timur (13%).
Variasi yang lebar jumlah penyalahguna di tingkat provinsi, dengan kisaran antara
8.700 sampai 604 ribu. Diperkirakan jumlah penyalahguna terbanyak ada di Jawa
Barat (18%), Jawa Timur (16%), Jawa Tengah (13%), dan DKI Jakarta (9%).
Namun, bila angka penyalahguna tersebut dibagi dengan total populasi penduduk,
maka diperoleh angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. Angka ini
mencerminkan risiko setiap orang untuk terpapar penyalahgunaan narkoba
(Todorov et al. 2006). Informasi NAPZA dapat dilihat pada Lampiran-Lampiran.
Angka absolut didominasi oleh provinsi-provinsi yang berada di pulau Jawa,
karena jumlah populasi penduduknya jauh lebih besar. Namun, bila dilihat risiko
keterpaparannya tidak demikian, kecuali DKI Jakarta. Berikut adalah urutan angka
prevalensi terbesar, yaitu DKI Jakarta (4,1%), DI Yogyakarta (2,7%), Maluku
(2,6%), Maluku Utara (2,3%), Gorontalo (2,2%), dan Jambi (2,1%). Penduduk
yang tinggal di provinsi memiliki tingkat keterpaparan penyalahgunaan narkoba
jauh lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya (Salganik et al. 2004), dilihat pada
Gambar 3.
2006 (Mabes Polri, 2007). Data yang terhimpun dari beberapa LSM yang peduli
pada masalah ini melalui survey menunjukkan bahwa 65,8% pengguna NAPZA
adalah mahasiswa, 25% berstatus pendidikan SMU, 4,3% berstatus pendidikan
SLTP dan sisanya tersebar dari berbagai kelompok (Kompas 2009). Penggunaan
NAPZA dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Total biaya satuan konsumsi narkoba per orang per tahun.
Teratur Pecandu Pecandu Pecandu
Jenis narkoba non suntik suntik
Triad KRR
yang dibahas yaitu permasalahan tentang Triad KRR yang terjadi pada remaja
Indonesia yang diakibatkan oleh pengaruh negetif MEA 2015, terutama yang
terkait pada pengaruh negatif terhadap sosial dan budaya bangsa Indonesia.
Tahapan-tahapan penulisan dapat dilihat pada Gambar 5.
Teori Gagasan
Perumusan masalah
A nalisis data
pernah dilakukan di dalam masyrakat terkait Triad KRR. Penguatan data yang
dimaksud dalam metode ini yaitu dengan melakukan diskusi informal dengan
beberapa pihak untuk memperkuat gagasan yang diajukan sebagai pelengkap
dalam penulisan. Penguatan data yang pertama dilakukan dengan berdiskusi
dengan dosen pembimbing terkait sosialisasi yang epektif dalam mengatasi
permasalahan yang dijadikan topik pembahasan.
3.3.2 Tinjauan Media
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi lain sebagai
input dalam penyusunan makalah ini yang diperoleh dari internet, media cetak,
dan media elektronik. Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini merupakan
tambahan atau pelengkap teori-teori yang menjadi acuan dalam penulisan. Data
dan informasi yang didapat dari tinjauan media akan memberikan gambaran
terhadap informasi permasahan yang diangkat untuk memperoleh informasi
terbaru dan akurat tentang diberlakukan MEA 2015 yang memberikan dampak
negatif pada remaja Indonesia terutama tentang Triad KRR.
3.3.3 Observasi pada Komunitas Masyarakat
Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukn sosialisasi kepada
masyarakat dengan cara pendekatan secara terarah kepada kelompok organisasi
masyarakat. Kelompok organisasi masyarakat yang menjadi target dalam
sosialisasi yaitu memiliki sejumlah remaja sebagai anggota kelompok organisasi
dalam masyarakat tersebut. Observasi yang mencakup sosialisasi didalam
kunjungannya yaitu dilakukan pada organisasi The Movers. Organisasi tersebut
dibawah asuhan Departemen Sains dan Komunikasi Kemasyarakatan, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Anggota asuhan The Movers
merupakan kebanyakan siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
(SMP), walaupun anggota asuhan ada juga yang SD. The Movers berada di Desa
Cibadak, Kecamatan Ciampea, Bogor. Materi sosialisasi yang disampaikan
tentang Triad KRR dengan cara melakukan pelatihan kaos lukis kepada anggota
asuh The Movers.
3.4 Metode Analisis
Data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis dianalisis
menggunakan metode pendekatan sebagai berikut:
18
pencegahan.
4.2 Peran Sosialisasi dalam Menekan Jumlah Korban Fenomena Triad KRR
Fenomena penyimpangan terhadap NAPZA, seksualitas, maupun HIV/AIDS di
Indonesia sudah menimbulkan banyak korban. Fenomena tersebut menandakan
bahwa tindak lanjut penanggulangan kasus triad KRR belum dilakukan dengan
cepat dan efektif. Data penyimpangan triad KRR menunjukan bahwa jumlah
korban akan terus meningkat seiring bertambahnya waktu (BKKBN 2012).
Artinya, upaya pencegahan dan penekanan angka korban tersebut masih belum
20
efektif. Pencegahan dengan sosialisasi merupakan salah satu cara yang dianggap
paling efektif dalam menekan jumlah korban triad KRR.
Kusmariyani (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga fase yang disampaikan
dalam kegiatan sosialisasi yaitu:
1. Primer, kaitanya dengan triad KRR, sosialisasi dalam fase ini dilakukan
sebelum penyalahgunaan terjadi dengan cara pendidikan dan penyebaran
informasi mengenai bahaya NAPZA, HIV, seksualitas. Instansi
pemerintah, seperti BKKBN lebih banyak berperan pada tahap intervensi
kegiatan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang ditujukan kepada remaja
langsung dan keluarga.
2. Sekunder, sosialisasi pada fase ini dilakukan ketika sudah ada korban dan
diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi fase
penerimaan awal antara 1 -3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
mental serta fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3
minggu.
3. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini terdiri atas fase stabilisasi, antara 3-12
bulan, untuk mempersiapkan korban kembali ke masyarakat. Tahap ini
bisanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dan lainnya (Rosita 2009).
Berdasarkan penggolongan di atas, kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan
sesuai dengan tingkatannya. Tujuan diadakannya sosialisasi terhadap
penyimpangan Triad KRR adalah untuk mencegah, menanggulangi, dan
mengurangi jumlah korban.
Ketersediaan sarana pemerintah masih belum optimal dalam mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah daerah. Kegiatan
penyuluhan yang tidak optimal dapat disebabkan oleh beberapa hal (Prabowo
2011).
Menurut Anggi (2010) Faktor yang dapat mempengaruhi ketidakberhasilan
kegiatan penyuluhan antara lain faktor penyuluh, faktor sasaran, dan faktor proses
dalam sosialisasi. Faktor penyuluh merupakan faktor teknis yang sering terdapat
21
Sahabat
“Trisula
Greets”
Masyarakat
Masa bisis
khususnya
bahan baku
remaja
Instansi
Pemerintahan
5.1 Simpulan
Sosialisasi yang selama ini diterapkan kurang memberikan dampak secara
luas kepada sasaran sosialisasi yaitu remaja. Remaja memiliki karakteristik yang
harus dipahami penyuluh agar himbauan dan pengetahuan yang diberikan dapat
diserap dengan baik oleh sasaran sosialisasi. Konsep inovatif yang dapat
diterapkan untuk mensosialisasikan fenomena Triad KRR (NAPZA, HIV/AIDS,
dan Seksualitas) adalah dengan menerapkan konsep sosialisasi secara kontinu.
Memanfaatkan kaos dan kreativitas remaja dalam menggambarkan himbauan dan
ajakan yang telah mereka lakukan melalui sosialisasi. Selanjutnya remaja dengan
kaos lukis “T-Boo” akan menjadi media informasi berupa himbauan untuk
menghindari, mencegah, dan mengobati korban fenomena Triad KRR. Kaos lukis
“T-Boo” akan menjadi solusi pencegahan dampak negatif MEA 2015 yang dapat
berdampak pada kerusakan nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia.
5.2 Saran
Diperlukan inovasi-inovasi baru lainnya dalam kegiatan sosialisasi Triad
KRR untuk menambah antusiasme remaja dalam mengikuti sosialisasi Triad
KRR. Seharusnya dilakukan pengembangan inovasi sosialisasi dengan kaos lukis
“T-Boo” ini agar dikomersilkan dan penyebarannya semakin luas. Sehingga akan
terwujud metode sosialisasi Triad KRR dengan sistem go green yang bernilai
ekonomis.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Adaji SE, Warenius LU, Ongany AA, Faxelid EA. 2010. The attitudes of kenyan
in school adolescents toward sexual autonomy. African Journal of
Reproductive Health. (4): 33-41.
Ahrold TK, Meston CM. 2010. Ethnic differences in sexual attitudes of U.S.
college students: Gender, acculturation, and religiocity factors. Archives of
Sexual Behavior. (39): 190-202.
Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah jenis kelamin berdasarkan kelompok umur
[Internet].[diunduh 2015 Sept 8]. Tersedia pada: http: http://www.bps.go.id/.
Baran JS. 2006. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and
Culture, Fourth Edition. Boston (US): Mc-Graw Hill.
Beadle S, Temongmere GA. 2012. A Brief Review of Youth Policy and Programs
in Papua and West Papua, Indonesia. Jayapura (ID): UNICEF.
Bekti. 2010. Remaja rentan terkena HIV/AIDS. [Internet]. [diunduh 2015 Sept 8].
Tersedia pada: http://www.medicastore.com/.
BKKBN. 2012. Masih rendah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
[Internet]. [diunduh 2015 Sept 10]. Tersedia pada: http://www.
waspada.co.id.
BNN, Puslitkes UI. 2006. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia. Depok (ID):
Puslitkes UI.
BNN, Puslitkes UI. 2008. Laporan Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia.
BNN. 2014. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna
Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta (ID): Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.
Claretta D, Susanti DE. 2004. Sumber-sumber informasi remaja tentang
seksualitas, [Artikel]. UPN Veteran Jawa Timur.
Collins DJ, Lapsley HM. 2004. Economic Costs of Alcohol and Other Drugs In
the Workplace, Section 3: Translating Research Into Practice. Australia:
National Campaign Against Drug Abuse Monograph Series No. 1.
28
Pengalaman Organisasi
Dewan Gedung Asrama A5 Sylvasari sebgai Ketua RT 2013-2014
lorong 5
Penghargaan Ilmiah
Finalis 6 besar Indonesian Medical Scientific Competition 2014
(IDENTIC) oleh Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan
Bogor, 22 September 2015
(
Indah Kusuma Effendi)
NIM. I34130062
32
2. Anggota Kelompok 1
a. Nama : Ilham Wahyu Widagdo
b. Nama Panggilan : Ilham
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tempat, tanggal lahir : Rembang, 1 Desember 1995
e. Alamat asal :.Desa Karanglincak, RT 05,
RW 01, Kec. Kragan, Kab.
Rembang
f. No. Hp : +6285740979987
g. Departemen/Fakultas : Geofisika dan Meteorologi / MIPA
h. Email ` : ilhambayu432@gmail.com
Pengalaman Organisasi
Ketua Divisi klub asrama Cybertron Tingkat Persiapan Bersama 2013-2014
(TPB), IPB
3. Anggota Kelompok 2
a. Nama : Yusrizal
b. Nama Panggilan : Rizal
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tempat, tanggal lahir : Lampung, 25 Mei 1992
e. Alamat asal : Desa Bandar Kejadian, Kab.
Tanggamus, Prov. Lampung
f. No. Hp : +6285778620657
g. Departemen/Fakultas : Kimia/MIPA
h. Email ` : yusrizal.ipb@gmail.com
Pengalaman Organisasi
Ketua Divisi Pengajaran Kimia Club Tutor Sebaya Tingkat 2011-2012
Persiapan Bersama (TPB), IPB
Ketua Divisi Badan Olahraga dan Seni Organisasi Mahasiswa 2011-2013
Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung (KEMALA), IPB
Staff Kementerian Kebijakan Nasional Badan Eksekutif Keluarga 2013-2014
Mahasiwa (BEM KM), IPB
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Forum for Scientific Studies 2013-2014
(FORCES), IPB
Penghargaan Ilmiah
Juara 1 LKTI Chemical Expo oleh FMIPA Universitas Negeri 2015
Medan, Sumatra Utara
Juara 1 Poster Chemical Expo oleh FMIPA Universitas Negeri 2015
Medan, Sumatra Utara
2nd Place, Alltech Young Scientist - Asia Pacific, ALLTECH 2015
(Yusrizal)
NIM. G4411001
38
Data 1 Angka estimasi penyalahguna narkoba di Indonesia, 2008 (BNN dan Puslitkes UI 2008)
39
Data
2 Proyeksi Jumlah Penyalahguna Narkoba (coba pakai, teratur, pecandu bukan suntik dan pecandu suntik) (Nilai Tengah)
menurut Propinsi, 2004-2013 (BNN dan Puslitkes UI 2008).
40
Data
3 Proyeksi jumlah penyalahguna narkoba kelompok coba pakai (nilai tengah) menurut propinsi, 2004-2013 (BNN dan
Puslitkes UI 2008).
41
Data
4 Proyeksi jumlah penyalahguna narkoba kelompok teratur pakai (nilai tengah) menurut propinsi, 2004-2013 (BNN dan
Puslitkes UI 2008).
42
Data
5 Estimasi jumlah penyalahguna narkoba di propinsi menurut kelompok pelajar dan jenis kelamin, 2008 (BNN dan Puslitkes
UI 2008)
43
Data