“KAMPUNG BERSINAR DI
KABUPATEN BANGKA BARAT”
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan
rahmat- Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat membuat Karya Tulis
Ilmiah ini dengan sebaik-baiknya. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Kampung Bersinar di Kabupaten Bangka Barat” disusun dalam rangka mengikuti
Lomba Karya Tulis Ilmiah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka
Barat yakni Badan Kesbangpol Kabupaten Bangka Barat dan Pengurus Karang
Taruna Kabupaten Bangka Barat.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca demi
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis,
Vidya Fitrializa
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
..........................................................................................................................
Daftar Isi ii
....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1
..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
......................................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah 2
......................................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian 3
....................................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian 3
....................................................................................................................
1.5 Metode Penelitian 4
....................................................................................................................
1.6 Sistematika Penelitian 5
....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................... ............... ......... 6
PENDAHULUAN
Pada tahun 1990 ekstasi, shabu dan heroin memasuki pasaran Indonesia.
Penyebaran ini terus berkembang, masalah penggunaan narkoba di Indonesia
telah meluas dan sangat mengkhawatirkan, tidak saja di perkotaan, melainkan
juga menjangkau ke perdesaan. Masalah penggunaan narkoba merupakan
masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan
secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner,
multisektor dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, konsekuen, dan konsisten. Meskipun dalam kedokteran
sebagian besar narkoba masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila
disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar
pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran di jalur ilegal akan berakibat
sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi
muda. Indonesia saat ini tidak hanya sebagai transit perdagangan gelap serta
tujuan peredaran narkoba, tetapi juga telah menjadi produsen dan pengekspor
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Fenomenologi
Studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada didalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu
program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada
keadaan atau kondisi-kondisi tertentu.
Adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau untuk
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar
yang ada. Selanjutnya dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip
dasar dari suatu teori.
BAB II Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang upaya pencegahan dan
PEMBAHASAN
Sementara itu jika dirinci menurut kelompok umur dapat dilihat bahwa
kontribusi terbesar terhadap angka prevalensi pernah pakai pada tahun 2021
(2,57%) diberikan oleh kelompok umur 25-49 tahun (produktif) dengan
persentase 3,00%; disusul kelompok umur 50-64 tahun sebesar 2,17% dan
kelompok umur 15-24 tahun sebesar 1,96%. Apabila angka prevalensi
penyalahgunaan narkoba pernah pakai tahun 2019 dibandingkan dengan
tahun 2021, terlihat bahwa kenaikan angka prevalensi terbesar terjadi pada
kelompok umur 50-64. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat kelompok
usia ini merupakan termasuk kelompok usia yang mempunyai risiko tinggi
terhadap komplikasi dengan penyakit lain.
2. Detoksifikasi.
3. Stabilisasi.
4. Pengelolaan Aktifitas.
5. Rehabilitasi Medis.
6. Rehabilitasi Sosial.
7. Kegiatan Kerohanian.
8. Peningkatan Kemampuan
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat juga mengeluarkan kebijakan
terkait Narkotika melalui Perda Kabupaten Bangka Barat Nomor
6 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan terhadap
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnya.
Anak merupakan bagian dari generasi muda yang menjadi sumber daya
pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Jadi yang namanya anak
remaja pada khususnya akan menemui suatu godaan yang luar biasa dari
teman- teman sepermainannya yang telah disinggung pada latar belakang
yang sebelumnya anak terdorong untuk mencoba sesuatu yang belum dikenal
dan meniru dari teman-temannya. Anak ibarat kertas kosong yang mudah
dicoret dan sukar untuk dihapuskan karenanya anak akan meniru apa yang
terjadi di lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan anak tersebut.
Usaha untuk Menanggulangi kenakalan remaja khususnya remaja yang
terlibat dengan Narkoba sesuai dengan teori penanggulangan kejahatan pada
umumnya, asas yang dipakai secara umum tersebut dengan metode moralistik
dan abolisionistik. Menurut Soedjono D, cara moralistik dilaksanakan
penyebarluasan ajaran-ajaran agama dan moral, perundang-undangan yang
baik dan sarana-sarana yang dapat mengekang nafsu untuk berbuat kejahatan,
sedangkan cara abolisionistik berusaha memberantas, menanggulangi
kejahatan dengan memberantas sebab musababnya umpamanya kita ketahui
bahwa faktor tekanan ekonomi (kemelaratan) merupakan salah satu faktor
penyebab kejahatan maka usaha untuk mencapai kesejahteraan untuk
mengurangi kejahatan yang disebabkan oleh faktor ekonomi merupakan cara
abolisionistik.
Oleh karena itu, pemegang otoritas dalam hal ini segera menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika
Nasional, Badan Narkotika Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika
Kabupaten/Kota (BNK). BNN memiliki kewenangan operasional yaitu
melalui kewenangan Anggota BNN terkait dalam satuan tugas, yang mana
BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung jawab kepada
Prsiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing (BNP dan
BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan struktural-vertikal dengan BNN.
2. Penyuluhan ke sekolah
5. Lomba Karya Tulis ilmiah dan Video Konten anti narkoba tingkat pelajar
dan mahasiswa/umum
dan zat adiktif lainnya yang dimanfaatkan untuk pengobatan dan atau
a. Jalur keluarga
tradisional
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
ini yaitu:
Burhan Ashshofa, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, hal.
118.
https://portal.bangkabaratkab.go.id/content/seluruh-unsur-pemerintah-bangka-
barat-ikuti-bimtek-penggiat-p4gn-instansi-pemerintah
https://babel.antaranews.com/berita/292849/bnn-babel-bentuk-dua-kampung-
bersinar-di-bangka-barat
https://puslitdatin.bnn.go.id/konten/unggahan/2022/07/IDR-2022.pdf
https://ppid.bnn.go.id/konten/unggahan/2020/10/SURVEI-NASIONAL-
PENYALAHGUNAAN-NARKOBA-TAHUN-2021.pdf
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Hobi : Membaca