Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HOAKS SEBAGAI MASALAH BARU DI NEGARA KITA

(Makalah disusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata


Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu:
Teguh Heriawan

IRSAN NUR HIDAYAT


20190801171

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha kuasa, atas berkat dan rahmat-
Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hoaks sebagai Masalah
Baru di Negara Kita”, sebagai syarat untuk memperoleh nilai ujian akhir semester
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih


kepada Bapak Teguh Heriawan yang telah memberikan referensi materi terhadap
tugas yang diberikan sehingga Penulis menjadi termotivasi untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Seperti peribahasa “Tak Ada Gading yang Tak Retak” begitu pula Penulis
yakin bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang bijak, untuk memperbaiki
makalah yang akan datang. Semoga isi dalam makalah ini, dapat bermanfaat dan
bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi yang membaca. Aamiin

Jakarta, November 2019

Penulis

ii
ABSTRAK

Ketahanan nasional merupakan suatu ukuran ketangguhan suatu bangsa


dalam menghadapi suatu masalah. Indonesia dengan jumlah penduduknya yang
besar tentu saja memiliki problematikanya tersendiri. Salah satunya dengan
munculnya hoaks yang cukup meresahkan masyarakat dalam beberapa tahun
belakangan ini.
Hoaks merupakan kabar bohong atau palsu yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Hoaks sendiri dapat menyebar karena beberapa faktor,
seperti mencari sensasi, humor, kurangnya literasi, sampai faktor ekonomi.
Semakin berkembangnya teknologi, bukan berarti hal tersebut memiliki dampak
yang positif, tetapi juga memiliki dampak negatif. Terbukti, saluran penyebaran
hoaks salah satunya adalah melalui media sosial.
Hoaks memiliki dampak tersendiri, seperti munculnya kepanikan di
masyarakat hingga muncul perpecahan di masyarakat. Bukan tidak mungkin suatu
bangsa bisa hancur karena hoaks yang semakin beredar luas di masyarakat. Hoaks
dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti verifikasi berita, edukasi masyarakat,
juga tindakan hukum.
Kata kunci: hoaks, ketahanan nasional, media sosial

ABSTRACT

National defense is a measure of the toughness of a nation in dealing with


a problem. Indonesia, with its large population, of course has its own problems.
One of them is the emergence of hoax which have caused considerable concern for
the public in recent years.
Hoax are false or false news that cannot be accounted for. Hoax themselves
can spread due to several factors, such as sensation seeking, humor, lack of
literacy, to economic factors. The development of technology does not mean that it
has a positive impact, but it also has a negative impact. Evidently, one of the
channels to spread hoax is through social media.
Hoax have their own effects, such as the emergence of panic in the
community to appear divisions in the community. It is not impossible that a nation
can be destroyed because hoaks are increasingly circulating widely in society.
Hoax can be prevented in a number of ways, such as verification of news, public
education, and legal action.
Keywords: hoax, national resilience, social media

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


ABSTRAK ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1
1.2 SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................... 2
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH ........................................................... 3
2.1 HOAKS SEBAGAI MASALAH BARU ...................................... 3
2.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
3.1 TINJAUAN UMUM HOAKS .................................................... 5
3.1.1 DEFINISI HOAKS ........................................................... 5
3.1.2 FAKTOR PENYEBAB TERSEBARNYA HOAKS ........ 5
3.1.3 JENIS-JENIS HOAKS ...................................................... 6
3.1.4 JENIS-JENIS KONTEN HOAKS .................................... 7
3.1.5 BENTUK DAN SALURAN PENYEBARAN HOAKS .. 7
3.2 TINJAUAN UMUM KETAHANAN NASIONAL................... 7
3.2.1 DEFINISI KETAHANAN NASIONAL ......................... 7
3.2.2 FUNGSI KETAHANAN NASIONAL ............................ 8
3.2.3 ASPEK-ASPEK KETAHANAN NASIONAL ............... 8
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 10
4.1 CONTOH KASUS HOAKS ....................................................... 10
4.1.1 HOAKS MENGENAI QUICK COUNT ............................ 10
4.1.2 HOAKS MENGENAI KEJADIAN 22 MEI 2019 ............ 11
4.1.3 HOAKS MENGENAI SERVER KPU DIRETAS.............. 12
4.2 DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI HOAKS ................ 12
4.3 UPAYA PENCEGAHAN HOAKS ............................................ 13
4.3.1 PERIKSA KEBENARAN BERITA .................................. 13
4.3.2 EDUKASI MASYARAKAT ............................................. 14
4.3.3 TINDAKAN HUKUM ...................................................... 14

iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 16
5.1 KESIMPULAN ............................................................................. 16
5.2 SARAN ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hoaks mengenai quick count pada Pemilu 2019............................... 10


Gambar 4.2 Hoaks mengenai Polisi dalam Kejadian 22 Mei 2019 ...................... 11
Gambar 4.3 Hoaks mengenai Server KPU yang diretas ....................................... 12

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, suku,
dan agama. Dengan keberagaman tersebut, tentunya diharapkan terjadinya sebuah
integrasi nasional dan mencapai ketahanan nasional, sehingga dapat menjadi
sebuah negara yang kuat, berdaulat, dan berdikari. Saat negara kita mampu untuk
menjadi negara yang kuat, tentunya ada sebagian pihak yang tidak menginginkan
hal tersebut, dengan cara mengganggu integrasi nasional kita, sehingga diharapkan
oleh pihak-pihak tersebut dapat terjadi disintegrasi sehingga stabilitas nasional kita
terganggu dan ketahanan nasional tidak tercapai.

Ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal-hal tersebut. Salah
satunya adalah dengan adanya pengajaran pendidikan kewarganegaraan, baik di
tingkat sekolah maupun di tingkat pendidikan tinggi seperti universitas. Di dalam
pendidikan kewarganegaraan sendiri terdapat materi-materi yang berisi tentang
masalah kebangsaan, seperti wawasan nusantara, bela negara, dan ketahanan
nasional. Pendidikan Kewarganegaraan hadir di tingkat universitas, ditujukan untuk
membentuk mahasiswa yang memiliki rasa kebangsaan, rasa cinta tanah air, dan
cinta akan keberagaman yang terdapat di dalam bangsa ini.

Selain itu, masa depan bangsa Indonesia ada di tangan para pemuda,
khususnya mahasiswa. Sehingga, pendidikan kewarganegaraan ini penting untuk
dipelajari sebagai bekal untuk para pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Para
calon pemimpin bangsa di masa depan kelak diharapkan dapat
mengimplementasikan pengajaran yang ada di dalam pendidikan kewarganegaraan
ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi, di masa depan,
tantangan-tantangan yang akan menghampiri kita akan semakin banyak dan
kompleks. Sehingga, dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan ini pula,
diharapkan para pemimpin masa depan ini tidak melenceng dari tujuan dan cita-cita
nasional kita.

1
2

1.2 SISTEMATIKA PENULISAN

Penyajian materi dalam penyusunan makalah ini akan disajikan dengan


sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan membahas terkait latar belakang


penulisan khususnya terkait dengan Pendidikan
Kewarganegaraan dan sistematika penulisan makalah ini.

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

Pada bab ini, akan membahas masalah yang diangkat dalam


makalah ini, yaitu terkait dengan hoaks.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan membahas tentang landasan teori terkait


masalah yang akan diangkat dalam makalah ini, seperti
definisi, faktor, jenis, dan macam-macam topik hoaks. Selain
itu, dalam tinjauan pustaka akan disajikan pula landasan
teori mengenai ketahanan nasional.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan membahas dampak yang ditimbulkan dari


hoaks ini, serta cara pencegahannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, akan berisi mengenai kesimpulan dari


keseluruhan bab, serta saran sebagai bahan pertimbangan.
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 HOAKS SEBAGAI MASALAH BARU

Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, diperlukan suatu


ketahanan agar dapat menjadi bangsa yang kuat dan tangguh. Hal inilah yang
kemudian disebut ketahanan nasional. Akan tetapi, dalam prosesnya, terdapat
hambatan-hambatan yang menyertai. Indonesia merupakan negara yang besar,
tentu saja memiliki masalah-masalah yang sangat kompleks.

Berbagai masalah muncul, baik dalam segi ideologi, politik, sosial dan
budaya, pertahanan, dan keamanan. Saat sudah banyak masalah yang harus
dihadapi oleh negara kita, muncul lagi masalah baru yang merebak di kalangan
masyarakat negara kita, yaitu hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks merupakan
kabar bohong atau tidak benar

Hoaks sendiri semakin merebak, terutama dengan perkembangan


teknologi dan informasi yang semakin pesat, dengan hadirnya media sosial
sebagai alat untuk berkomunikasi juga berekspresi. Tentunya, dengan hadirnya
media sosial ini memiliki dampak positif. Akan tetapi, media sosial juga memiliki
dampak negatif, salah satunya mudah tersebarnya hoaks ini. Selain karena
perkembangan teknologi, momentum juga berpengaruh dalam persebaran hoaks
dan ujaran kebencian. Seperti, pada Pemilu 2019 yang baru saja berlangsung
beberapa bulan yang lalu. Eskalasi ketegangan politik yang sangat tinggi
menyebabkan tingginya persebaran hoaks. Saling serang terjadi antar dua kubu
yang bertarung saat itu, yaitu pendukung Joko Widodo dan pendukung Prabowo
Subianto. Dampak dari hoaks ini bahkan masih terasa hingga sekarang. Jika terus
dibiarkan, maka ketahanan nasional khususnya di bidang sosial tidak akan
tercapai, justru malah akan terjadi perpecahan dalam bangsa kita.

2.1 RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan Hoaks?


b. Faktor apa saja yang menyebabkan Hoaks tersebut terjadi?

3
4

c. Topik hoaks apa saja yang biasanya disebarkan?


d. Bagaimana penyaluran dan bentuk hoaks sehingga hoaks tersebut dapat
tersebar?
e. Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional?
f. Apa fungsi dari ketahanan nasional?
g. Aspek apa saja yang turut memengaruhi ketahanan nasional?
h. Apa dampak yang ditimbulkan dari hoaks?
i. Bagaimana pencegahan hoaks agar tidak mudah tersebar?
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 TINJAUAN UMUM HOAKS

3.1.1 DEFINISI HOAKS

Hoaks menurut Werne adalah berita palsu yang mengandung informasi


yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu.
Sedangkan, menurut KBBI, Hoaks memiliki makna yaitu berita bohong,
berita tidak bersumber. Dalam kamus Cambridge, kata hoax berarti tipuan
perbuatan, perkataan yang tidak jujur, palsu atau bohong dengan tujuan
menyesatkan atau lelucon belaka. Selain itu, menurut Silverman, hoaks
merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan,
tetapi “dijual” sebagai kebenaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hoaks
secara sederhana merupakan kabar atau informasi yang bersifat palsu atau
bohong, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

3.1.2 FAKTOR PENYEBAB TERSEBARNYA HOAKS

Secara umum, hoaks dapat muncul dan tersebar karena beberapa faktor yang
menyertai, di antaranya adalah:

a. Demi kesenangan dan humor belaka. Biasanya pembuat hoaks ini


memang melakukan ini karena jahil, sehingga hoaks pun dibuat dan
kesenangannya pun terpenuhi.
b. Untuk mencari sensasi, terkadang pembuat hoaks ini memang ingin
terkenal, sehingga ia mencari perhatian publik, salah satunya dengan
membuat hoaks.
c. Faktor ekonomi, pembuat hoaks ini dibayar oleh seseorang untuk
membuat hoaks. Saat ini tengah ramai istilah buzzer untuk
menganalogikan orang yang dibayar.
d. Untuk menyudutkan seseorang, biasanya terjadi dalam dunia
perpolitikan, khususnya jika tengah menghadapi pemilihan umum,
seperti yang terjadi pada Pilpres 2019 yang lalu.

5
6

e. Agar terlihat lebih update. Terkadang seseorang tanpa sengaja


menyebarkan hoaks agar terlihat lebih kekinian, dengan menyebarkan
berita.
f. Kurangnya literasi atau minat baca, sehingga masyarakat mudah
menyebarkan hoaks, khususnya hanya membaca judulnya saja dan tanpa
memverifikasi kebenarannya.
g. Alat komunikasi yang semakin canggih dan terjangkau, khususnya
terkait dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi dalam
penggunaan ponsel membuat hoaks semakin mudah tersebar.
h. Masyarakat mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum jelas dan belum
jelas kebenarannya.

3.1.3 JENIS-JENIS HOAKS

Hoaks sendiri terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

a. Fake news: Berita bohong: Berita yang berusaha menggantikan berita


yang asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan
ketidakbenaran dalam suatu berita.
b. Clickbait: Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs
dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di
dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau
dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.
c. Confirmation bias: kecenderungan bagi orang-orang untuk mencari
bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya serta
mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya.
d. Misinformation: Informasi yang salah atau tidak akurat, terutama yang
ditujukan untuk menipu.
e. Propaganda: Aktifitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen,
gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk
mempengaruhi opini publik.
7

3.1.4 JENIS-JENIS KONTEN HOAKS

Ada banyak macam topik atau konten berita hoaks yang biasa
disebarluaskan kepada masyarakat. Berdasarkan survei yang dilakukan
Masyarakat Telematika pada 2017, Hoaks yang biasanya tersebar berisi topik
mengenai sosial politik, dengan persentase sebesar 91,80%, lalu disusul
dengan isu SARA sebesar 88,60%, kesehatan sebesar 41,20%, makanan dan
minuman dengan 32,60%, penipuan keuangan sebesar 24,50%, IPTEK
23,70%, Berita Duka 18,60%, Candaan 17,60%, Bencana Alam 10,30%, dan
terakhir hoaks mengenai lalu lintas sebesar 4%. Survei yang dilakukan pada
2017 lalu, menurut penulis masih sangat relevan dengan keadaan yang
berlangsung pada 2019. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hoaks yang terjadi sejak
Agustus 2018 sampai dengan April 2019, terdapat 1731 hoaks, dengan rincian
hoaks terkait politik (620 hoaks), pemerintahan (210 hoaks), kesehatan (200
hoaks), fitnah (159 hoaks), dan kejahatan (113 hoaks).

3.1.5 BENTUK DAN SALURAN PENYEBARAN HOAKS

Hoaks sendiri biasanya dapat menyebar dengan berbagai bentuk dan cara.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Masyarakat Telematika pada 2017,
Hoaks biasanya tersebar dengan bentuk tulisan (62,10%), gambar (37,50%),
dan video (0,40%). Sedangkan saluran penyebaran berita hoaks sendiri terdiri
dari media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram (92,40%),
Aplikasi chatting seperti Whatsapp, Line, dan Telegram (62,80%), Situs Web
(34,90%), Televisi (8,40%), Media Cetak (5%), E-Mail (3,10%), dan terakhir
yaitu Radio (1,20%). Hal ini membuktikan bahwa, dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat, semakin mudah hoaks itu tersebar.

3.2 TINJAUAN UMUM KETAHANAN NASIONAL

3.2.1 DEFINISI KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional memiliki beberapa pengertian atau definisi. Menurut


Lemhanas, Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika suatu bangsa, berisi
8

keuletan dan ketangguhan, untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam


menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, langsung maupun
tidak langsung membahayakan integritas, identitas, dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional.
Sedangkan menurut KBBI, Ketahanan Nasional yang terdiri dari dua kata,
yaitu Ketahanan dan Nasional, kedua kata tersebut jika digabung memiliki
makna secara harfiah yang berarti kekuatan yang tangguh yang dimiliki suatu
bangsa, untuk mencegah dan mengatasi segala bentuk tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan terhadap kelangsungan bangsa.

3.2.2 FUNGSI KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan nasional memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut

a. Ketahanan nasional memiliki fungsi sebagai doktrin dasar nasional, yang


dimaksudkan untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola
tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat
wilayah, inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini
diperlukan supaya tidak ada cara berpikir yang terkotak-kotak (sektoral) dan
memerlukan upaya secara integral-nasional.
b. Ketahanan nasional juga memiliki fungsi sebagai metode pembinaan
kehidupan nasional, yang memiliki arti metode integral yang mencakup
seluruh aspek dalam kehidupan negara yang disebut astagatra yang bersifat
dinamis.
c. Ketahanan nasional memiliki pula fungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional, yang berarti sebagai arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang dan sektor pembangunan nasional
secara terpadu.

3.2.3 ASPEK-ASPEK KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional memiliki beberapa aspek yang disebut astagatra, yang


kemudian dipecah lagi menjadi aspek trigatra dan pancagatra. Aspek trigatra
yang berasal dari aspek alamiah, terdiri dari tiga aspek, yaitu:
9

a. Posisi dan lokasi geografi negara


b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk

Sedangkan aspek pancagatra, yang merupakan aspek sosial kemasyarakat,


memiliki lima aspek, yaitu:

a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial dan budaya
e. Pertahanan dan Keamanan

Kelima aspek di atas kemudian dapat disingkat sebagai


IPOLEKSOSBUDHANKAM.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 CONTOH KASUS HOAKS

Penyebaran hoaks semakin besar dan terus meningkat jumlahnya.


Contohnya, saat menjelang Pemilu 2019 yang berlangsung pada 17 April yang lalu,
jumlah hoaks yang beredar sangatlah besar. Dikutip dari detik.com, jumlah hoaks
yang tercatat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo),
Hoaks yang terjadi sejak Agustus 2018 – April 2019 terdapat 1731 kasus hoaks,
pelonjakan hoaks tersebut terutama terjadi pada Maret 2019 atau saat menjelang
Pemilu 2019. Pada Maret 2019 saja terdapat sekitar 453 hoaks, dan pada April 2019
terdapat 486 kasus hoaks. Selain itu, pada kejadian 21-22 Mei 2019 yang lalu, juga
terdapat beberapa hoaks yang cukup meresahkan masyarakat. Sebagian besar di
antaranya memuat konten hoaks soal politik. Berikut merupakan contoh kasus
hoaks yang beredar di masyarakat.

4.1.1 HOAKS MENGENAI QUICK COUNT

Gambar 4.1 Hoaks mengenai quick count pada Pemilu 2019

Pemilu 2019 dilaksanakan di Indonesia pada 17 April 2019. Akan


tetapi, untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang menetap di luar

10
11

negeri, melaksanakan pemilu lebih awal, yaitu sejak 8 April 2019 – 14 April
2019 (bervariasi, tergantung hari libur di negara tersebut). Saat pemilihan
tersebut beredar hasil quick count pemilu 2019 di luar negeri yang
memenangkan salah satu paslon. Mendapatkan kabar tersebut, lantas KPU
melalui akun resmi di media sosialnya langsung membantah dengan
mengatakan bahwa penghitungan suara di luar negeri berlangsung serentak
dengan di tanah air, yaitu pada 17 April 2019.

4.1.2 HOAKS MENGENAI KEJADIAN 22 MEI 2019

Gambar 4.2 Hoaks mengenai Polisi dalam Kejadian 22 Mei 2019

Dalam kejadian yang berlangsung pada 22 Mei 2019, terdapat hoaks


yang viral di media sosial seperti facebook yang mengatakan bahwa aparat
yang berjaga dalam aksi unjuk rasa tersebut didatangkan dari Tiongkok.
Unggahan tersebut juga diisi oleh narasi yang sangat provokatif. Hoaks
tersebut langsung dibantah oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen M.
Iqbal yang menyatakan bahwa berita tersebut tidaklah benar.
12

4.1.3 HOAKS MENGENAI SERVER KPU DIRETAS

Gambar 4.3 Hoaks mengenai Server KPU yang diretas

Sebuah akun media mengunggah gambar di media sosial facebook,


yang mengatakan bahwa server KPU diretas dari luar negeri dengan tujuan
untuk mengubah perolehan suara salah satu paslon pada pemilu 2019.
Kemkominfo langsung mengklarifikasi bahwa unggahan tersebut hoaks atau
tidaklah benar. Berdasarkan penelusuran dari tim Subdit Pengendalian
Konten Internet Kemkominfo, gambar yang ditunjukkan dalam unggahan
tersebut tidak menunjukkan data bahwa sebuah server sedang diretas.
Faktanya, gambar pertama adalah ping dan sedang tidak berjalan, di
mana ping adalah fasilitas untuk memeriksa sambungan jaringan. Sedangkan
gambar kedua adalah termux yang sedang menampilkan apt-get dan npm
install.

4.2 DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI HOAKS

Hoaks memiliki beberapa dampak negatif yang dapat memengaruhi masyarakat


yang menerimanya, beberapa dampak tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Hoaks dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat, karena, dengan


munculnya hoaks, masyarakat yang tidak memverifikasinya terlebih dahulu,
13

maka akan langsung menyebarkan berita hoaks tersebut kepada masyarakat


lainnya karena panik apabila isi berita hoaks tersebut menjadi kenyataan.

2. Hoaks dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Masyarakat akan


terbelah menjadi dua bagian, sebagian memercayai kebenaran hoaks,
sedangkan sebagian lainnya kontra atau tidak memercayai kebenaran dari
hoaks tersebut. Sehingga, jika hoaks berhasil menimbulkan perpecahan di
masyarakat, maka ketahanan nasional dapat dikatakan tidak baik.

3. Hoaks dapat merugikan suatu pihak. Dengan hoaks, suatu pihak tentu bisa
merasakan kerugian, seperti turunnya reputasi atau nama baik suatu pihak di
mata masyarakat.

4.3 UPAYA PENCEGAHAN HOAKS

Hoaks tentunya dapat dicegah jika kita mau melakukan beberapa upaya.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hoaks semakin berkembang
di masyarakat adalah:

4.3.1 PERIKSA KEBENARAN BERITA

Sebelum menyebarkan berita, kita bisa memeriksa kebenaran berita. Hal-


hal yang perlu dicek, untuk menentukan suatu berita itu merupakan fakta atau
palsu adalah

a. Verifikasi sumber berita, pastikan sumber berita terpercaya, cek


alamat web, banyak sumber berita saat ini yang resmi, terpercaya dan
memang dikenal masyarakat seperti: kompas, detik, kumparan, CNN
Indonesia, dsb.

b. Verifikasi judul dan isi berita, biasanya berita hoaks memiliki judul
berita yang bersifat provokatif dan tendensius. Isinya juga bisa dikutip
dari berita yang berasal dari web berita yang terpercaya, namun
diubah sesuai keinginan penulis berita atau pembuat hoaks.
14

Sebaiknya, cari berita yang berasal dari situs resmi sebagai referensi
dan pembanding dengan berita yang dicurigai sebagai hoaks.

c. Verifikasi gambar atau foto yang terdapat dalam berita. Saat ini kita
bisa mengecek foto tersebut lewat google images. Karena, teknologi
yang sudah canggih memungkinkan sebuah foto dapat di-edit sesuai
keinginan penulis berita atau pembuat hoaks itu sendiri.

4.3.2 EDUKASI MASYARAKAT

Edukasi dapat dilakukan kepada masyarakat umum sebagai tindak preventif


dalam mengatasi hoaks. Edukasi seperti ini dapat dilakukan secara langsung
seperti seminar dan penyuluhan, juga dapat dilakukan melalui media sosial,
seperti unggahan yang mengajak warganet untuk meningkatkan literasi
khususnya literasi digital dan imbauan untuk tidak menyebar hoaks, serta cara
pencegahannya.

4.3.3 TINDAKAN HUKUM

Selain upaya preventif, hoaks dapat dilawan dengan hukum. Kita sebagai
masyarakat dapat melakukan aduan kepada pihak berwenang, baik POLRI
maupun Kemkominfo. Pada Kemkominfo, kita dapat mengadukan konten
negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-
mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Selain itu, kita juga dapat
melaporkan pada pihak media sosial terkait, seperti facebook, twitter, dan
instagram. Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman
data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen.
TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita
hoax.

Saat ini, di Indonesia terdapat hukum yang mengatur mengenai hoaks, yaitu
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), tepatnya
dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 pasal 28 ayat (1) yang berbunyi “Setiap
orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
15

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi


Elektronik”. Hukuman untuk penyebar hoaks ini ditentukan berdasarkan
pasal 45 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2016 yang merupakan perubahan atas
UU Nomor 11 Tahun 2008, yaitu hukuman pidana penjara paling lama 6
tahun dan/atau denda maksimal Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa didapatkan ialah hoaks merupakan kabar bohong atau
palsu. Beberapa faktor dapat memengaruhi tersebarnya hoaks, seperti keisengan,
ekonomi, mencari sensasi, sampai untuk menyudutkan seseorang. Hoaks paling
banyak disebarkan melalui media sosial dan aplikasi chatting. Selain itu, beberapa
topik yang biasanya digunakan untuk hoaks di antaranya politik, pemerintahan, dan
kesehatan.

Hoaks memiliki dampak yang sangat membahayakan, di antaranya


menimbulkan kepanikan di masyarakat, merugikan pihak yang disudutkan, hingga
timbulnya perpecahan di masyarakat. Hoaks dapat dicegah melalui beberapa cara,
di antaranya adalah melakukan verifikasi terhadap berita-berita yang beredar,
edukasi masyarakat, dan aktif mengadukan berita hoaks kepada pihak berwenang
agar segera ditindak sesuai hukum yang berlaku, yaitu pada UU ITE, dengan
ancaman pidana penjara maksimal enam tahun atau denda sejumlah
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

5.2 SARAN

Sebaiknya, kita lebih bijak dalam menyebarkan sesuatu, khususnya berita.


Agar mencegah terjadinya hal-hal yang buruk khususnya tersebarnya hoaks,
budayakan untuk saring sebelum sharing, yaitu dengan cara memverifikasi berita
yang dianggap mencurigakan. Lebih baik menyebarkan edukasi kepada masyarakat
seperti ajakan untuk sama-sama mencegah hoaks. Selain itu, literasi atau minat baca
khususnya literasi digital perlu semakin ditingkatkan, agar penyebaran hoaks dapat
diminimalkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

I.R., Jeko. (2017). “Asli atau Hoax? Cek Keaslian Berita dengan 4 cara ini”. dalam
https://www.liputan6.com/tekno/read/3090446/asli-atau-hoax-cek-keaslian-
berita-dengan-4-cara-ini; diakses pada 4 November 2019; 20.05 WIB.
Kusrahmadi, Sigit Dwi. (2006). “Ketahanan Nasional” dalam
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655977/pendidikan/KETAHANAN+NASI
ONAL+UPT+MKU+Penting+Sekali+A1+04-02-06_0.pdf; diunduh pada 30
Oktober 2019; 20.04 WIB.
Maharani, Tsarina. (2019). “Kominfo Identifikasi 486 Hoax Sepanjang April 2019,
209 Terkait Politik” dalam https://news.detik.com/berita/d-4532182/kominfo-
identifikasi-486-hoax-sepanjang-april-2019-209-terkait-politik; diakses pada 4
November 2019; 20.00 WIB.
Mahardikengrat, Laksa. (2017). “Hoax dan Ujaran Kebencian jadi Bisnis, ini 5
dampak paling mengerikan” dalam https://www.brilio.net/serius/hoax-dan-
ujaran-kebencian-jadi-bisnis-ini-5-dampak-paling-mengerikan-170825g.html#;
diakses pada 4 November 2019; 20.08 WIB.
Marwan, M. Ravii. (2016). “Analisis Penyebaran Berita Hoax di Indonesia” dalam
http://ravii.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3552/ANALISIS+PENYE
BARAN+BERITA+HOAX++DI+INDONESIA.pdf; diunduh pada 26 Oktober
2019; 20.28 WIB.
Rahadi, Dedi Rianto. (2017). “Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media
Sosial” dalam
http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/article/download/1342/933; diunduh
pada 26 Oktober 2019; 18.27 WIB.
Ridhuan, Syamsu dan Aliaras Wahid. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta : Universitas Esa Unggul.
Septanto, Henri. (2018). “Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber
Crime Dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat” dalam
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/LCSCVZI11HG7VOR
WMAFRW7GH3.pdf; diunduh pada 24 Oktober 2019; 20.46 WIB.

Anda mungkin juga menyukai