MAKALAH
Disusun Oleh:
Fakultas: Kesehatan
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran
Aktualisasi Bela Negara Bagi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Ketahanan
Nasional” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah PPKMB Universitas Bhamada
Slawi tahun 2021 . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bela negara bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kesadaran bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga
negara. Sesuai dengan Pasal 27 Ayat (3),Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.
Mencermati Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1), mengisyaratkan bahwa usaha
pembelaan negara dalam mempertahankan Negara merupakan hak dan kewajiban
bagi setiap warga negara dengan tidak ada perkecualiaannya. Usaha pembelaan
Negara diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun1999
tentang HAM termuat dalam Pasal 68.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Berbagai permasalahan yang telah terjadi dalam kondisi bela negara saat ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut. Pertama, Melemahnya Kesadaran Bela
Negara bagi Generasi Muda. Berbagai peristiwa yang terjadi diperankan oleh
generasi muda kita menandakan bahwa, telah terjadi sikap dan perilaku
melemahnya nilai-nilai bela negara yang meliputi kecintaan terhadap tanah air
Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan
kebenaran Pancasila sebagai dasar negara, sikap rela berkorban untuk bangsa dan
negara Indonesia. Kedua, Kesadaran Bela Negara belum optimal dan membudaya
dalam kehidupan nasional. Sebelum pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla,
kita yakin telah mengupayakan membina seoptimal mungkin untuk
mensosialisasikan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan nasional yang meliputi
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya mensosialisasikan, melakukan
pendidikan dan pelatihan, ceramah, diskusi dan lain-lain, bertujuan untuk
membentuk budaya karakter bangsa yang nasionalisme dan berjiwa patriotisme.
Ketiga, Belum optimalnya pada pelaksanaan terhadap kebijakan aktualisasi
kesadaran bela negara. Reformasi yang dilaksanakan pada tahun 1998 sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan nasional.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat ini masih adanya kelemahan atau menurunnya kesadaran bela
Negara dalam kehidupan nasional yang meliputi bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, sehingga kesadaran bela negara belum dapat dipahami secara benar
yang mengakibatkan generasi muda melaksanakan berbagai tindakan atau prilaku
melanggar norma hokum, social, kesopanan,kesusilaan, agama maupun norma
adat istiadat.
3.2 Saran
Hadikusuma, Hilma 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Hukum,
Mandar Maju, Bandung
Silalahi TB, 2016, Bela Negara Untuk Aparatus Sipil Negara (PNS), Artikel
Rakyat Merdeka The, Political News Leader, Jakarta.
PENANGKALAN RADIKALISME DAN TERORISME DI LINGKUNGAN
KAMPUS
MAKALAH
Disusun Oleh:
Fakultas: Kesehatan
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Penangkalan Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah PPKMB Universitas Bhamada Slawi tahun
2021 . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
upaya Penangkalan Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Kampus ladang subur dan menjanjikan bagi paham radikalisme. Hal ini
disebabkan semakin rentan terpapar oleh berbagai macam ideologi. Menjadi
kampus-kampus belum membentengi dan membekali mahasiswanya dengan
semangat paham nasionalisme untuk memfiltrasi segala macam ideologi yang
masuk. tidak hanya itu kata radikalisme selalu dikawinkan dengan ekstrimisme,
terorisme dan istilah-istilah lain yang mencirikan paham garis keras. Secara garis
besar gerakan radikalisme disebabkan oleh faktor ideologi dan faktor non-ideologi
seperti ekonomi, dendam, sakit hati, ketidakpercayaan dan lain sebagainya.
Faktor ideologi sangat sulit diberantas dalam jangka pendek dan memerlukan
perencanaan yang matang karena berkaitan dengah keyakinan yang sudah
dipegangi dan emosi keagamaan yang kuat. Faktor ini hanya bisa diberantas
permanen melalui pintu masuk pendidikan (soft treatment) dengan cara
melakukan deradikalisasi secara evolutif yang melibatkan semua elemen.
1.3 Tujuan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radikalisme dan terorisme yang saat ini menjadi polemik dinilai sebagai
ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran
mahasiswa dinilai sangat penting untuk mencegah penyebaran paham radikalisme
dan terorisme di lingkungan kampus.
Di samping itu, perlu adanya suatu tempat konsultasi bagi mahasiswa di setiap
perguruan tinggi dimana setiap dosen termasuk dosen pembimbing keagamaan
yang memiliki kualifikasi dapat menjalankan peran konsultasi tersebut. Masih
tingginya tingkat intoleransi di kalangan mahasiswa akan menyimpan benih
sekam radikalisme yang masih besar yang jika tidak diatasi dapat menjadi pukulan
berat bagi perguruan tinggi khususnya dan dunia pendidikan secara umum yang
gagal dalam menanamkan nilai-nilai ke-bhinneka-an dan ideologi Pancasila
terhadap mahasiswa. Mahasiswa harus bisa memberikan gagasan-gagasan
keilmuan yang merupakan agen perubahan sekaligus generasi penerus bangsa.
Maka, penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan
yang lebih.
3.2 Saran
Upaya yang dapat dilakukan pihak kampus agar terbebas paham radikalisme dan
terorisme yaitu dengan pemetaan dan pencegahan terhadap birokrat (pejabat
struktural kampus), tenaga pendidik (dosen), dan tenaga kependidikan dari
pandangan ektrem atau berideologi radikal.
Pada tahap ini kampus diperkuat oleh orang-orang yang memiliki wawasan
kebangsaan yang luwes, mementingkan integrasi semua elemen, dan mencegah
potensi-potensi disintegrasi di lingkungan kampus.
Adapun peran mahasiswa dalam menangkal radikalisme dan terorisme itu sendiri
yakni dengan melakukan beberapa hal berikut:
Jurnal Ilmiah
https://www.jurnalilmiah-paxhumana.org/index.php/PH/article/download/4/7
MAKALAH
Disusun Oleh:
Fakultas: Kesehatan
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bahaya
Penyalahgunaan NAPZA pada Generasi Milenial” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah PPKMB Universitas Bhamada Slawi tahun 2021 . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bahaya
Penyalahgunaan NAPZA pada Generasi Milenial.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Zat adiktif dan psikotropika dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif). Sebenarnya NAPZA adalah obat kedokteran yang diperlukan
untuk pengobatan. Berbeda dengan obat jenis lainnya, penggunaan NAPZA harus
dilakukan dengan hati-hati dan harus di bawah pengawasan dokter. NAPZA
merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintetik atau
semisintetik) yang jika dimakan, diminum diisap/dihirup, dimasukkan
(disuntikkan) ke dalam tubuh dapat menurunkan kesadaran atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Walaupun demikian, pengolongan zat narkotika, zat adiktif, dan psikotropi belum
jelas. Akhir-akhir ini telah terjadi penyalahgunaan obat jenis NAPZA.
Narkoba (Narkotika dan obat-obatan yang mengandung zat adiktif /berbahaya dan
terlarang) belakangan ini amat porpuler di kalagan remaja dan generasi muda
bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan ini telah merabak ke semua lingkungan,
bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki
lingkungan kampus.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Saat ini NAPZA telah menjadi ancaman yang sangat mengerikan bagi generasi
muda yang berarti juga menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 %
dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara
di Indonesia, BNN selaku vocal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi angka
penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia
10-59 tahun.
1. Faktor lingkungan
2. Faktor Psikologis
3. Faktor genetic
4. Rasa ingin tahu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan keja sama dengan pihak
yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya NAPZA, atau
mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Pendampingan orang tua itu
pun sangat penting dengan memberikan kasih sayang dan perhatian.
MAKALAH
Disusun Oleh:
Fakultas: Kesehatan
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Pendidikan Keperawatan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah PPKMB
Universitas Bhamada Slawi tahun 2021 . Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pendidikan Keperaawatan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang dianut atau
dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai
teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna
mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka
kerja keperawatan.
Bagaimana paradigma keparawatan dibangun atau disusun atas dasar unsur apa
saja?
Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang
membentuk paradigma keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma
teori lain. Teori keperawatan didasarkan pada
4.Berperan serta secara aktif dalam mendidik dan melatih calon perawat dan
tenaga keperawatan, serta turut berperan dalam berbagai program pendidikan
tenaga kesehatan lain.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi saya sendiri
sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah
inirekan mahasiswa Perawat lebih memahami tentang perkembangan pendidikan
profesikeperawatan serta untuk lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga
bermanfaat di masa yang akan datang..
DAFTAR PUSTAKA