Tentang
KESELAMATAN LALU LINTAS
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat ............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................19
3.2 Saran-saran.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berita di berbagai media massa akhir-akhir ini sebagian besar perhatian akan
tertuju pada kejadian kecelakaan di lalu lintas. Kecelakaan sering terjadi dimana-
mana, sehingga menyebabkan kekacauan di lalu lintas. Dan menurut data yang
ada, korban dari kecelakaan tersebut kebanyakan dari kalangan remaja atau masih
di bawah umur. Banyak sekali para remaja yang mengamudi sepeda montor tanpa
memenuhi persyaratan yang ada. Mereka selalu menganggap sepele akan hal
itu. Miris sekali jika melihat anak sekolah mengendarai sepeda montor. Seakan
mereka menganggap bahwa jalan tersebut hanyalah miliknya. Meskipun tidak
semua seperti itu akan tetapi dengan realita yang ada sebagian besar sedemikian
rupa.
Selain itu, berdasarkan data yang ada banyak anak remaja yang mengkonsumsi
narkoba. Dan yang sangat disesali lagi-lagi anak yang masih duduk dibangku
sekolah khususnya tingkat SMA sederajat. Banyak juga para pengendara yang
tidak tertib berlalu lintas sehingga mereka menabrak tukang becak yang telah
menaati aturan yang ada
1
Dari The Washington Post, menurut data terbaru Global Burden bahwa jika
dicermati lebih lanjut, ternyata kejadian kecelakaan menjadi penyebab utama
kematian didunia dengan jumlah korban yang terbesar, melampaui HIV/AIDS,
malaria, TBC, dan penyakit pembunuh lainnya. Kecelakaan lalu lintas merupakan
peristiw mengerikan yang terjadi dibanyak negara. Terlebih untuk negara-negara
berkembang, dimana urusan transportasi seperti benang kusut. Menurut data yang
baru dikeluarkan, World Healt Organization (WHO) menunjukkan India
menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat
kecelakaan lalu lintas. Sedangkan negara Indonesia menempati urutan kelima.
Telah diketahui bahwa pembunuh global yang paling mengancam dalam berlalu
lintas adalah kendaraan bermotor. Salah satu contoh kecelakaan di Kabupaten Pati
yang baru saja terjadi yaitu kecelakaan maut antara mobil Suzuki Futura dengan
mini bus di Jalan Raya Pati-Juwana, desa Gadingrejo, Juwana.
Kecelakaan mobil yang telah terjadi hanyalah sebagian kecil dari contohnya saja.
Didaerah lain masih banyak lagi kejadian-kejadian yang luar biasa. Apalagi
didaerah Pati, yang dapat membuat rumah sakit penuh akan korban kecelakaan
yang ada dengan berbagai akibat yang dialami. Jumlah korban kecelakaan yang
tinggi di kalangan pelajar menjadi perhatian penting dan dipandang sebagai
masalah yang sangat serius bagi pemerintah untuk segera ditangani. Tetapi yang
disayangkan yaitu penanganan terhadap tingginya angka kecelakaan di jalan
masih belum signifikan meskipun masalah yang dihadapi sudah sangat pelik.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab banyak anak sekolah yang menjadi korban dari kecelakaan?
2. Mengapa masih banyak para pengemudi yang belum taat akan peraturan yang
ada serta belum bisa memenuhi syarat-syarat yang harus dilengkapi dalam
berkendara?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kurang ataupun tidak mematuhi peraturan lalu lintas
Peraturan berlalu lintas itu tidaklah rumit. Tetapi mengapa masih banyak yang
melanggar peraturan yang ada, menurut penelitian yang telah dilakukan hal
tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran diri dari pengemudi itu sendiri
akan peraturan berlalu lintas yang ada dan kepentingan pribadi yang bermacam-
macam sehingga dapat menyebabkan kelalaian, kecerobohan, bahkan kesengajaan
yang menjadi penyebab utama kecelakaan.
Sebagian orang tua juga melepas anaknya begitu saja untuk mengendarai sepeda
motor sendiri meskipun mereka tahu bahwa anaknya belum memenuhi
persyaratan yang ada atau belum cukup umur. Tetapi maksud dari orang tua
mereka yaitu bukan seolah-olah mereka melepas begitu saja dan tidak
memperhatikan. Disamping itu mereka juga sering menasehati anaknya untuk
selalu berhati-hati. Mereka berbuat seperti itu dikarenakan kesibukan akan
5
pekerjaan masing-masing, sehingga tidak bisa mengantar jemput anak-anaknya.
Sehingga banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada anak sekolah bukan
karena tidak adanya perhatian dari orang tuanya masing-masing melainkan karena
kecerobohan dan kelalaiannya sendiri.
Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi ternyata juga disebabkan
karena orang tersebut terjerat kasus narkoba. Karena didalam narkoba itu sendiri
mengandung zat yang bisa menyebabkan terganggunya kestabilan tubuh serta
fikiran seseorang. Sehingga ketika orang tersebut mengenderai kendaraan
kefokusannya terganggu dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pengertian
tentang narkoba itu sendiri adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke
dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya.
6
Jenis-jenis narkoba itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Narkotika
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis,
yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.
Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu:
7
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah:
b. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).
8
2011, terjadi kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal
sebanyak 31.185 orang.
Selain korban kecelakaan lalu lintas lebih didominasi oleh usia muda dan
produktif, sebagian besar kasus kecelakaan itu terjadi pada masyarakat miskin
sebagai pengguna sepeda motor, dan transportasi umum. Data yang berbeda dari
Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) menyebutkan, kecelakaan
pengendara sepeda motor mencapai 120.226 kali atau 72% dari seluruh
kecelakaan lalu lintas dalam setahun, dampak sosial kecelakaan lalu lintas yang
sedemikian banyaknya yaitu akan menambah jumlah manusia miskin baru di
Indonesia, terutama terjadi pada keluarga yang ditinggal suami dan orang yang
sebelumnya menjadi penopang hidup keluarga.
9
2.3 Hukum dan Etika Berlalu Lintas
Patuh hukum memang memerlukan biaya yang mahal. Sebagai contoh dalam hal
berkendara di jalan raya. Mematuhi hukum adalah wajib bagi setiap pengendara
sepeda motor misalnya harus memiliki SIM, STNK, mengenakan helm yang
standart, serta perangkat kendaraan yang layak jalan.
10
Bila satu keluarga dalam satu rumah tangga masyarakat terdiri dari seorang ayah,
seorang ibu dan 2 orang anak, maka dengan satu kendaraan sepeda motor untuk
orang setiap orang di rumah, maka akan memerlukan biaya tidak sedikit untuk
mendapatkan 4 SIM dan 4 helm standart. Jika tidak, maka seluruh anggota
keluarga akan dapat menikmati bersepeda motor secara bergantian dengan
mematuhi hukum. Apalagi sepeda motor dalam masyarakat kita adalah sarana
transportasi minimal yang tidak dapat dihindari lagi bila ingin melancarkan segala
urusan untuk memenuhi hajat hidup di masyarakat. Dalam kondisi masyarakat
yang telah dilanda krisis ekonomi secara berkepanjangan, untuk patuh hukum
dengan biaya setinggi itu tentu bukan hal yang mudah.
Di sisi lain untuk melanggar hukum, biayanya akan lebih mahal lagi. Pelanggaran
karena tidak dapat menunjukkan SIM kepada petugas sewaktu diperiksa di jalan,
sudah terancam denda maksimal satu juta rupiah, demikian pula bila bersepeda
motor tanpa mengenakan helm, ancaman denda maksimal adalah satu juta rupiah.
Ancaman denda yang diberikan jauh lebih mahal daripada denda yang dikenakan
terhadap berbagai kejahatan yang diancamkan dalam KUHP.
Tentu saja kondisi penegakan hukum yang demikian itu menimbulkan dilema di
masyarakat. Untuk patuh hukum saja biayanya sudah begitu mahal, apalagi untuk
melanggar hukum jauh lebih mahal lagi. Kondisi serupa juga dipahami oleh pihak
penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, terbukti bahwa polisi tidak lagi sekeras
seperti dahulu dalam menindak pelanggar lalu lintas dijalan, sehingga walau
11
banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang melakukan pelanggaran lalu
lintas, polisi terlihat tidak ambil peduli.
Tentu saja keadaan di jalan raya menjadi semakin tidak tertib. Banyaknya
pengendara sepeda motor tanpa menyalakan lampu di waktu malam sudah sering
membuat orang lain selalu berdebar karena terkejut ataupun takut kalau terjadi
tabrakan. Disamping itu kecelakaan di jalan semakin bertambah terjadi karena
keadaan di jalan yang seperti tanpa aturan untuk dipatuhi. Padahal sudah ada
undang-undang lalu lintas yang seharusnya diberlakukan sejak tahun 1993, yaitu
UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan.
Disiplin berlalu lintas harus tetap ditegakkan meskipun dalam kondisi krisis
ekonomi yang berkepanjangan. Kepercayaan masyarakat terhadap polisi yang
sudah sangat rendah, akibat trauma masa lalu dimana polisi selalu menghantui
para pengendara lalu lintas di setiap sudut jalan raya, sehingga pada waktu itu
muncul plesetan dengan istilah "priiit, jigo" yang artinya setiap ada bunyi pluit
yang ditiup polisi, pasti akan diikuti dengan pengenaan denda damai yang selalu
dapat ditawar. Keadaan itu membuat citra polisi menjadi tidak ada harganya di
masyarakat, sehingga pelanggaran lalu lintas tidak berkurang, sebab masyarakat
akhimya hanya takut kepada polisi bukan patuh kepada hukum yang berlaku.
Masyarakat yang takut kepada polisi digunakan untuk lebih menakuti masyarakat
dengan membuat patung-patung polisi ditempat yang tidak dapat dihadiri oleh
polisi, sehingga yang terjadi adalah pematungan polisi dimana-mana. Namun
setelah reformasi, rasa takut masyarakat terhadap polisi berbalik menjadi rasa
takut polisi terhadap masyarakat. Polisi dimana-mana akhirnya dianggap sebagai
patung yang tidak berdaya. Bukan hanya dibidang lalu lintas, bahkan kasus-kasus
penegakan hukum oleh polisi tidak lagi dipercaya orang.
12
Banyak terjadi unjuk rasa dan perusakan pada pos, kantor, markas polisi dan
sebagainya. Keadaan tersebut menjadikan tertib hukum menjadi semakin
berkurang dan menyedihkan. Kejadian yang sangat tragis adalah tindakan main
hakim dengan membakar bis yang menabrak orang ataupun mengeroyok dan
membakar para pelaku kejahatan seperti masyarakat sudah tidak mengenal
hukum. Sopir bis akhimya ketakutan untuk beroprasi dan mereka memilih mogok
tidak hekerja karena takut dikeroyok dan dibakar massa jika melaksanakan
kesalahan. Gambaran tersebut menunjukkan parahnya tingkat disiplin masyarakat
serta aparat penegak hukum di negara kita yang semuanya dapat mencerminkan
betapa parahnya kondisi hukum pada saat ini.
1. Sebagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma tersebut.
13
menurut cara yang telah ditetapkan (W. Zevenbergen), atau apabila menunjukkan
hubungan keharusan antara suatu kondisi dan akibatnya (JHA Logemann).
c. Kaedah hukum tersebut berlaku secara filosofis, artinya sesuai dengan cita-
cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi.
Diakui juga bahwa betapapun melembaganya suatu norma, akan tetapi kadang-
kadang terjadi juga penyimpangan-penyimpangan yang menjadi bukti dari
bereksistensinya sanksi-sanksi. Karena itu sangat diperlukan adanya faktor
pengendali sosial. Faktor pengendali sosial harus dibedakan dari pengendalian
diri, walaupun keduanya berhubungan erat. Pada taraf individual, pengendalian
sosial mengacu pada usaha untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan
pengendalian diri tertuju pada pribadi sesuai dengan ide atau tujuan tertentu yang
ditetapkan sebelumnya.
14
Berkaitan dengan kegiatan kampanye keselamatan tersebut Departemen
Perhubungan melalui Direktorat Keselamatan Transportasi Darat setiap tahunnya
juga telah melaksanakan kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
(infohubdat, 2009:4) yang saat ini diikuti oleh anak-anak usia Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah Jawa, yang dalam perkembangannya kedepan diharapkan
dapat diikuti oleh seluruh pelajar SMA di Indonesia. Namun dalam pelaksanaan di
lapangan sebagian besar Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah
belum melaksanakan kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara dengan
selamat (safety riding) kepada para pelajar secara rutin. Sehingga kinerja kegiatan
kampanye di provinsi Jawa Tengah kurang intensif serta hanya terbatas pada
daerah tertentu saja. Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang sudah
melaksanakannya.
15
Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
efektifitas kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara dengan selamat (safety
riding) kepada para pelajar terhadap perilaku berkendara dengan selamat (safety
riding behavior) menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka mensukseskan program
kampenye keselamatan jalan yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menanggapi
kecelakaan yang banyak mengakibatkan korban.
Tak hanya aparat yang berwajib yang bergerak untuk memperkecil terjadi nya
kecelakaan di jalan raya, namun masyarakat pula harus ikut andil dalam hal ini
dengan selalu mematuhi peraturan dan per undang – undangan lalu lintas.
16
Menggunakan alat keselamatan berlabel SNI
Begitu penting nya untuk kita selalu memakai atau menggunakan alat – alat
keselamatan seperti sabuk pengaman dan helm yang berlabel SNI. Karena dengan
seperti itu kita telah memberikan gerakan utnuk memperkecil terjadi nya
kecelakaan dan korban jiwa pada sebuah kecelakaan.
Cukup penting pula bagi masyarakat untuk selalu mengecek keadaan kendaraan
nya sebelum bepergian apalagi dalam rute yang jauh, hal ini sangat di anjurkan.
Demi menjaga keselamatan dalam berlalu lintas. Selain itu juga dengan
melakukan service berkala terhadap kendaraan agar kendaraan kita selalu dalam
keadaan yang baik saat berada di jalan raya.
17
2.5 Peran Penting Dari Jasa Raharja Dan BPJS
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-Saran
19
b. Melakukan pengecekan kendaraan sebelum digunakan
j. Tidak melakukan aktivitas lain selain mengemudi dengan baik dan benar
m. Tidak mengatakan kata-kata kasar dan kotor pada pengguna jalan lain
20
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/
http://rona.metrotvnews.com/read/2015/10/27/444905/bpjs-kesehatan-menjamin-
korban-kecelakaan-lalu-lintas
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_lalu_lintas
https://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/
http://www.academia.edu/
9569520/5_Contoh_Permasalahan_Ekonomi_di_Indonesia_Serta_Upaya_Pemeri
ntah_dalam_Menanganinya
http://news.liputan6.com/read/2324814/jasa-raharja-dan-pt-kcj-tanggung-
pengobatan-korban-tabrakan-krl
https://www.google.com/search?q=slogan+keselamatan+di+jalan+raya&tbm=isch
https://www.google.com/search?
q=mengecek+kendaraan+sebelum+berkendara&tbm=isch&ved
https://www.google.com/search?
q=memtuhi+peraturan+lalu+lintas&tbm=isch&ved
https://www.google.com/search?
q=sosialisasi+peraturan+lalu+lintas&tbm=isch&ved
https://www.google.com/search?
q=grafik+kepadatan+jalan+raya+meningkat+tiap+tahun&tbm=isch&ved=2ahUK
EwiAgeWHrs7zAhUe33MBHSgYALAQ2-
cCegQIABAA&oq=grafik+kepadatan+jalan+raya+meningkat+tiap+tahun&gs_lc
p
21