Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Tentang
KESELAMATAN LALU LINTAS

Dosen Pengampu : Leni Sriharyani, S.T., M.T


NIDN : 0210018102
Mata Kuliah : Rekayasa Lalu Lintas

Makalah ini di susun oleh :


Nama : Ahmad Fauzan Al Zaqy
Npm : 20510013

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Saya bersyukur kepada Tuhan atas rahmat yang diberikan-Nya


sehingga makalah Keselamatan Lalu Lintas ini dapat saya selesaikan
tepat pada waktunya.

Tugas ini merupakan penjelasan tentang ada nya dasar hukum


dari prasaran dan lalu lintas yang tertera pada UUD 1945.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak


yang sudah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, terutama
kepada:

1. Dosen yang memberi arahan dan ilmunya kepada kami,

2. Rekan rekan yang membantu dalam segi apapun

Dengan tugas ini, saya berharap dapat memberikan manfaat


bagi para pembaca, khususnya bagi saya selaku penyusun. Saya sadar
tugas ini jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kami mohon saran dan
kritik dari pembaca yang bersifat membangun.

Metro , Oktober 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL      

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................3

1.3 Tujuan ...............................................................................................................3

1.4 Manfaat  ............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN 

2.1 Pengertian Keselamatan dalam berlalu lintas.....................................................4

2.2 Penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas   .....................................................4

2.3 Hukum dan Etika Berlalu Lintas    ..................................................................10

2.4 Upaya yang dilakukan untuk memperkecil angka kecelakaan ........................14

2.5  Peran penting dari Jasa Raharja dab BPJS......................................................18

BAB III PENUTUP  

3.1 Kesimpulan  ....................................................................................................19

3.2 Saran-saran.......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA  

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berita di berbagai media massa akhir-akhir ini sebagian besar perhatian akan
tertuju pada kejadian kecelakaan di lalu lintas. Kecelakaan sering terjadi dimana-
mana, sehingga menyebabkan kekacauan di lalu lintas. Dan menurut data yang
ada, korban dari kecelakaan tersebut kebanyakan dari kalangan remaja atau masih
di bawah umur.  Banyak sekali para remaja yang mengamudi sepeda montor tanpa
memenuhi persyaratan yang ada. Mereka selalu menganggap sepele akan hal
itu.  Miris sekali jika melihat anak sekolah mengendarai sepeda montor. Seakan
mereka menganggap bahwa jalan tersebut hanyalah miliknya. Meskipun tidak
semua seperti itu akan tetapi dengan realita yang ada sebagian besar sedemikian
rupa.

Selain itu, berdasarkan data yang ada banyak anak remaja yang mengkonsumsi
narkoba.  Dan yang sangat disesali lagi-lagi anak yang masih duduk dibangku
sekolah khususnya tingkat SMA sederajat. Banyak juga para pengendara yang
tidak tertib berlalu lintas sehingga mereka menabrak tukang becak yang telah
menaati aturan yang ada

1
Dari The Washington Post, menurut data terbaru Global Burden bahwa jika
dicermati lebih lanjut, ternyata kejadian kecelakaan menjadi penyebab utama
kematian didunia dengan jumlah korban yang terbesar, melampaui HIV/AIDS,
malaria, TBC, dan penyakit pembunuh lainnya. Kecelakaan lalu lintas merupakan
peristiw mengerikan yang terjadi dibanyak negara. Terlebih untuk negara-negara
berkembang, dimana urusan transportasi seperti benang kusut. Menurut data yang
baru dikeluarkan, World Healt Organization (WHO) menunjukkan India
menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat
kecelakaan lalu lintas. Sedangkan negara Indonesia menempati urutan kelima.

Namun yang mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama


peningkatan kecelakaan menurut data Global Status Report on Road Safety yang
dikeluarkan WHO. Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kecelakaan
lalu lintas sehingga lebih dari 80%. Jumlah korban tewas akibat korban
kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per harinya. Tidak berbeda jauh dengan
di Nigeria, yang mengklaim 140 jiwa warganya tewas akibat kecelakaan setiap
harinya.

Telah diketahui bahwa pembunuh global yang paling mengancam dalam berlalu
lintas adalah kendaraan bermotor. Salah satu contoh kecelakaan di Kabupaten Pati
yang baru saja terjadi yaitu kecelakaan maut antara mobil Suzuki Futura dengan
mini bus di Jalan Raya Pati-Juwana, desa Gadingrejo, Juwana.

Kecelakaan mobil yang telah terjadi hanyalah sebagian kecil dari contohnya saja.
Didaerah lain masih banyak lagi kejadian-kejadian yang luar biasa. Apalagi
didaerah Pati, yang dapat membuat rumah sakit penuh akan korban kecelakaan
yang ada dengan berbagai akibat yang dialami. Jumlah korban kecelakaan yang
tinggi  di kalangan pelajar menjadi perhatian penting dan dipandang sebagai
masalah yang sangat serius bagi pemerintah untuk segera ditangani. Tetapi yang
disayangkan yaitu penanganan terhadap tingginya angka kecelakaan di jalan
masih belum signifikan meskipun masalah yang dihadapi sudah sangat pelik.

2
1.2 Rumusan Masalah

            Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut:

1.    Apa penyebab banyak anak sekolah yang menjadi korban dari kecelakaan?

2.    Mengapa masih banyak para pengemudi yang belum taat akan peraturan yang
ada serta belum bisa memenuhi syarat-syarat yang harus dilengkapi dalam
berkendara?

3.    Mengapa banyak anak bawah umur yang mengendarai sepeda motor?

4.    Kenapa angka kecelakaan lalu lintas meningkat setiap tahunnya?

5.    Apa upaya yang harus dilakukan untuk menghadapi masalah banyaknya


kecelakaan lalu lintas?

1.3  Tujuan

            Tujuan penulisan karya tulis ini adalah ingin memberikan penjelasan


kepada semua pihak tentang pentingnya keselamatan saat berkendara bagi diri
sendiri dan orang lain. Karena keselamatan merupakan tanggung jawab bersama
yang harus dilakukan.

1.4 Manfaat

            Manfaat penulisan karya tulis ini yaitu dapat menjadikan pengendara


kendaraan bermotor lebih mewawas diri, lebih berhati-hati, lebih tertib akan
peraturan lalu lintas, dan lebih bisa menjaga diri sendiri.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan Dalam Berlalu Lintas

Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka


kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena kecelakaan mengakibatkan kerugian
pada keluarga korban kecelakaan. Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk
menurunkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas di jalan.

2.2 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas

 Kelalaian pengguna jalan

Menurut pengamatan yang telah dilakukan banyak masyarakat yang menjadi


korban dari kecelakaan sepeda motor yaitu karena kelalaian pada mereka sendiri.
Mereka tidak patuh akan peraturan yang ada serta menggunakan sepeda motor
dengan seenaknya sendiri tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri dan
keselamatan orang lain. Contoh nya seperti melawan arus jalan raya.

4
 Kurang ataupun tidak mematuhi peraturan lalu lintas

Peraturan berlalu lintas itu tidaklah rumit. Tetapi mengapa masih banyak yang
melanggar peraturan yang ada, menurut penelitian yang telah dilakukan hal
tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran diri dari pengemudi itu sendiri
akan peraturan berlalu lintas yang ada dan kepentingan pribadi yang bermacam-
macam sehingga dapat menyebabkan kelalaian, kecerobohan, bahkan kesengajaan
yang menjadi penyebab utama kecelakaan.

 Pengendara di bawah umur

Sebagian orang tua juga melepas anaknya begitu saja untuk mengendarai sepeda
motor sendiri meskipun mereka tahu bahwa anaknya belum memenuhi
persyaratan yang ada atau belum cukup umur. Tetapi maksud dari orang tua
mereka yaitu bukan seolah-olah mereka melepas begitu saja dan tidak
memperhatikan. Disamping itu mereka juga sering menasehati anaknya untuk
selalu berhati-hati. Mereka berbuat seperti itu dikarenakan kesibukan akan

5
pekerjaan masing-masing, sehingga tidak bisa mengantar jemput anak-anaknya.
Sehingga banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada anak sekolah bukan
karena tidak adanya perhatian dari orang tuanya masing-masing melainkan karena
kecerobohan dan kelalaiannya sendiri.

 Dalam pengaruh miras dan narkoba

Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi ternyata juga disebabkan
karena orang tersebut terjerat kasus narkoba. Karena didalam narkoba itu sendiri
mengandung zat yang bisa menyebabkan terganggunya kestabilan tubuh serta
fikiran seseorang. Sehingga ketika orang tersebut mengenderai kendaraan
kefokusannya terganggu dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Pengertian
tentang narkoba itu sendiri adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke
dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya.

6
Jenis-jenis narkoba itu sendiri dibagi menjadi 3 yaitu:

1.        Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah


“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya
dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan dalam
dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia
di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Ø  Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

a.       Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya


adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

b.      Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,


tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin,
dan betametadol.

c.       Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan
turunannya.

2.        Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis,
yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.
Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu:

7
a. Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat


serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang


serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal,
buprenorsina, dan fleenitrazepam.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif


ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam
(BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3.        Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah:

a.     Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan


ketagihan.

b.     Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,
bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). 

Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab


penyalahgunaan narkotika.

Meningkatnya jumlah kecelakaan di Indonesia tak lain juga disebabkan jumlah


kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya serta lagi-lagi kelalaian dari
manusia itu sendiri. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038
kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan
potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per tahun
(2,9% - 3,1 % dari Pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia). Sedangkan pada

8
2011, terjadi kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal
sebanyak 31.185 orang.

Selain korban kecelakaan lalu lintas lebih didominasi oleh usia muda dan
produktif, sebagian besar kasus kecelakaan itu terjadi pada masyarakat miskin
sebagai pengguna sepeda motor, dan transportasi umum. Data yang berbeda dari
Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) menyebutkan, kecelakaan
pengendara sepeda motor mencapai 120.226 kali atau 72% dari seluruh
kecelakaan lalu lintas dalam setahun, dampak sosial kecelakaan lalu lintas yang
sedemikian banyaknya yaitu akan menambah jumlah manusia miskin baru di
Indonesia, terutama terjadi pada keluarga yang ditinggal suami dan orang yang
sebelumnya menjadi penopang hidup keluarga.

9
2.3 Hukum dan Etika Berlalu Lintas

Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin


banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi
semakin ramainya transportasi di jalan. Kepadatan lalu lintas di jalan tentu saja
memerlukan pengaturan yang tepat agar keselamatan dan kenyamanan berlalu
lintas dapat terpelihara dengan baik. Disamping itu juga disiplin masyarakat
dalam menaati peraturan lalu lintas harus pula dijaga. Keteguhan penegak hukum
dalam hal ini polisi lalu lintas harus senantiasa ditingkatkan agar polisi tidak
mudah terjebak oleh berbagai bujuk rayu masyarakat yang selalu saja menggoda
polisi untuk tidak mematuhi hukum yang berlaku.

Paradigma yang muncul kemudian adalah penyadaran masyarakat bahwa


penegakan hukum adalah untuk kepentingan bersama seluruh anggota masyarakat,
karena itu tidak dapat dibebankan secara sepihak kepada polisi lalu lintas belaka.

 Patuh hukum memang memerlukan biaya yang mahal. Sebagai contoh dalam hal
berkendara di jalan raya. Mematuhi hukum adalah wajib bagi setiap pengendara
sepeda motor misalnya harus memiliki SIM, STNK, mengenakan helm yang
standart, serta perangkat kendaraan yang layak jalan.

10
Bila satu keluarga dalam satu rumah tangga masyarakat terdiri dari seorang ayah,
seorang ibu dan 2 orang anak, maka dengan satu kendaraan sepeda motor untuk
orang setiap orang di rumah, maka akan memerlukan biaya tidak sedikit untuk
mendapatkan 4 SIM dan 4 helm standart. Jika tidak, maka seluruh anggota
keluarga akan dapat menikmati bersepeda motor secara bergantian dengan
mematuhi hukum. Apalagi sepeda motor dalam masyarakat kita adalah sarana
transportasi minimal yang tidak dapat dihindari lagi bila ingin melancarkan segala
urusan untuk memenuhi hajat hidup di masyarakat. Dalam kondisi masyarakat
yang telah dilanda krisis ekonomi secara berkepanjangan, untuk patuh hukum
dengan biaya setinggi itu tentu bukan hal yang mudah.

Di sisi lain untuk melanggar hukum, biayanya akan lebih mahal lagi. Pelanggaran
karena tidak dapat menunjukkan SIM kepada petugas sewaktu diperiksa di jalan,
sudah terancam denda maksimal satu juta rupiah, demikian pula bila bersepeda
motor tanpa mengenakan helm, ancaman denda maksimal adalah satu juta rupiah.
Ancaman denda yang diberikan jauh lebih mahal daripada denda yang dikenakan
terhadap berbagai kejahatan yang diancamkan dalam KUHP.

Tentu saja kondisi penegakan hukum yang demikian itu menimbulkan dilema di
masyarakat. Untuk patuh hukum saja biayanya sudah begitu mahal, apalagi untuk
melanggar hukum jauh lebih mahal lagi. Kondisi serupa juga dipahami oleh pihak
penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, terbukti bahwa polisi tidak lagi sekeras
seperti dahulu dalam menindak pelanggar lalu lintas dijalan, sehingga walau

11
banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang melakukan pelanggaran lalu
lintas, polisi terlihat tidak ambil peduli.

Tentu saja keadaan di jalan raya menjadi semakin tidak tertib. Banyaknya
pengendara sepeda motor tanpa menyalakan lampu di waktu malam sudah sering
membuat orang lain selalu berdebar karena terkejut ataupun takut kalau terjadi
tabrakan. Disamping itu kecelakaan di jalan semakin bertambah terjadi karena
keadaan di jalan yang seperti tanpa aturan untuk dipatuhi. Padahal sudah ada
undang-undang lalu lintas yang seharusnya diberlakukan sejak tahun 1993, yaitu
UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan.

Disiplin berlalu lintas harus tetap ditegakkan meskipun dalam kondisi krisis
ekonomi yang berkepanjangan. Kepercayaan masyarakat terhadap polisi yang
sudah sangat rendah, akibat trauma masa lalu dimana polisi selalu menghantui
para pengendara lalu lintas di setiap sudut jalan raya, sehingga pada waktu itu
muncul plesetan dengan istilah "priiit, jigo" yang artinya setiap ada bunyi pluit
yang ditiup polisi, pasti akan diikuti dengan pengenaan denda damai yang selalu
dapat ditawar. Keadaan itu membuat citra polisi menjadi tidak ada harganya di
masyarakat, sehingga pelanggaran lalu lintas tidak berkurang, sebab masyarakat
akhimya hanya takut kepada polisi bukan patuh kepada hukum yang berlaku.
Masyarakat yang takut kepada polisi digunakan untuk lebih menakuti masyarakat
dengan membuat patung-patung polisi ditempat yang tidak dapat dihadiri oleh
polisi, sehingga yang terjadi adalah pematungan polisi dimana-mana. Namun
setelah reformasi, rasa takut masyarakat terhadap polisi berbalik menjadi rasa
takut polisi terhadap masyarakat. Polisi dimana-mana akhirnya dianggap sebagai
patung yang tidak berdaya. Bukan hanya dibidang lalu lintas, bahkan kasus-kasus
penegakan hukum oleh polisi tidak lagi dipercaya orang.

12
Banyak terjadi unjuk rasa dan perusakan pada pos, kantor, markas polisi dan
sebagainya. Keadaan tersebut menjadikan tertib hukum menjadi semakin
berkurang dan menyedihkan. Kejadian yang sangat tragis adalah tindakan main
hakim dengan membakar bis yang menabrak orang ataupun mengeroyok dan
membakar para pelaku kejahatan seperti masyarakat sudah tidak mengenal
hukum. Sopir bis akhimya ketakutan untuk beroprasi dan mereka memilih mogok
tidak hekerja karena takut dikeroyok dan dibakar massa jika melaksanakan
kesalahan. Gambaran tersebut menunjukkan parahnya tingkat disiplin masyarakat
serta aparat penegak hukum di negara kita yang semuanya dapat mencerminkan
betapa parahnya kondisi hukum pada saat ini.

Secara teoritis untuk membentuk disiplin masyarakat adalah melalui proses


pelembagaan (institulization), hal ini disebabkan karena norma-norma dalam
berlalu lintas bukanlah norma yang tumbuh dari nilai-nilai sosial dalam kehidupan
sehari-hari. Norma pada suatu suatu terlembaga (institutionalized) dalam suatu
sistem sosial tertentu, paling sedikit tiga syarat, yaitu:

1.    Sebagian terbesar dari warga suatu sistem sosial menerima norma tersebut.

2.    Norma-norma tersebut telah menjiwai bagian terbesar warga-warga sistem


sosial tersebut. Dan norma tersebut bersanksi.

Adaptasi masyarakat terhadap norma-norma tersebut memerlukan waktu yang


relatif lama, dan ini adalah suatu hal yang normal. Adaptasi itu dilakukan melalui
proses edukasi dan memerlukan biaya yang besar. Norma yang dibuat hendaknya
memiliki nilai filosofis, logika serta sosiologis. Hal ini untuk menghindari kesia-
siaan dalam proses internalisasi dimasyarakat. Kegagalan dalam adaptasi akan
mengakibatkan pemidanaan.

Berlakunya kaedah hukum didasari pada anggapan-anggapan sebagai berikut :

a.    Kaedah hukum yang berlaku secara yuridis, apabila penentuannya didasarkan


pada kaedah yang lebih tinggi tingkatnya (Hens Kelsen), atau apabila berbentuk

13
menurut cara yang telah ditetapkan (W. Zevenbergen), atau apabila menunjukkan
hubungan keharusan antara suatu kondisi dan akibatnya (JHA Logemann).

b.    Kaedah hukum berlaku secara sosiologis, apabila kaedah tersebut efektif


artinya kaedah tersebut dapat dipaksa berlaku oleh penguasa walaupun tidak dapat
diterima oleh warga masyarakat (teori kekuasaan), atau kaedah tersebut berlaku
karena diterima atau diakui oleh masyarakat (teori pengakuan).

c.    Kaedah hukum tersebut berlaku secara filosofis, artinya sesuai dengan cita-
cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi.

Diakui juga bahwa betapapun melembaganya suatu norma, akan tetapi kadang-
kadang terjadi juga penyimpangan-penyimpangan yang menjadi bukti dari
bereksistensinya sanksi-sanksi. Karena itu sangat diperlukan adanya faktor
pengendali sosial. Faktor pengendali sosial harus dibedakan dari pengendalian
diri, walaupun keduanya berhubungan erat. Pada taraf individual, pengendalian
sosial mengacu pada usaha untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan
pengendalian diri tertuju pada pribadi sesuai dengan ide atau tujuan tertentu yang
ditetapkan sebelumnya.

2.4 Upaya Yang harus Dilakukan Untuk Memperkecil Angka Kecelakaan

 Melakukan sosialisasi oleh aparat berwajib

            Melihat besarnya jumlah korban kecelakaan lalu lintas khususnya pada


anak sekolah serta fatalnya akibat kecelakaan maka upaya yang dilakukan
pemerintah yakni dengan memberikan perhatian yang serius mengenai tertib lalu
lintas. Departemen Perhubungan dalam hal ini Direktorat Keselamatan
Transportasi Darat telah merencanakan serangkaian program kerja yang salah satu
sasarannya adalah “Meningkatkan Ketertiban dan Keselamatan dalam Berlalu
Lintas” serta “Menciptakan Masyarakat yang Sadar dan Menghargai
Keselamatan di jalan melalui Pendidikan” dengan salah satu kegiatannya yakni
kegiatan kampanye keselamatan yang diselenggarakan secara rutin setiap
tahunnya (Perhubungan Darat Dalam Angka 2009, 2010: ktd12).

14
Berkaitan dengan kegiatan kampanye keselamatan tersebut Departemen
Perhubungan melalui Direktorat Keselamatan Transportasi Darat setiap tahunnya
juga telah melaksanakan kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ
(infohubdat, 2009:4) yang saat ini diikuti oleh anak-anak usia Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah Jawa, yang dalam perkembangannya kedepan diharapkan
dapat diikuti oleh seluruh pelajar SMA di Indonesia. Namun dalam pelaksanaan di
lapangan sebagian besar Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah
belum melaksanakan kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara dengan
selamat (safety riding) kepada para pelajar secara rutin. Sehingga kinerja kegiatan
kampanye di provinsi Jawa Tengah kurang intensif serta hanya terbatas pada
daerah tertentu saja. Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang sudah
melaksanakannya.

15
Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
efektifitas kegiatan penyuluhan kampanye cara berkendara dengan selamat (safety
riding) kepada para pelajar terhadap perilaku berkendara dengan selamat (safety
riding behavior) menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka mensukseskan program
kampenye keselamatan jalan yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menanggapi
kecelakaan yang banyak mengakibatkan korban.

 Mematuhi peraturan lalu lintas

Tak hanya aparat yang berwajib yang bergerak untuk memperkecil terjadi nya
kecelakaan di jalan raya, namun masyarakat pula harus ikut andil dalam hal ini
dengan selalu mematuhi peraturan dan per undang – undangan lalu lintas.

16
 Menggunakan alat keselamatan berlabel SNI

Begitu penting nya untuk kita selalu memakai atau menggunakan alat – alat
keselamatan seperti sabuk pengaman dan helm yang berlabel SNI. Karena dengan
seperti itu kita telah memberikan gerakan utnuk memperkecil terjadi nya
kecelakaan dan korban jiwa pada sebuah kecelakaan.

 Mengecek kendaraan sebelum berkendara dan melakukan service berkala

Cukup penting pula bagi masyarakat untuk selalu mengecek keadaan kendaraan
nya sebelum bepergian apalagi dalam rute yang jauh, hal ini sangat di anjurkan.
Demi menjaga keselamatan dalam berlalu lintas. Selain itu juga dengan
melakukan service berkala terhadap kendaraan agar kendaraan kita selalu dalam
keadaan yang baik saat berada di jalan raya.

17
2.5 Peran Penting Dari Jasa Raharja Dan BPJS

Korban kecelakaan yang telah rutin membayar atau  tertib administrasi motor


yang artinya motor dalam keadaan lengkap maka biaya perawatannya akan
ditanggung oleh pihak Jasa Raharja. Selain dari pihak Jasa Raharja, BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan juga menanggung biaya perawatan
untuk korban kecelakaan lalu lintas jika telah terdaftar dalam keanggotaan
BPJS. Maksudnya adalah, apakah kecelakaan tersebut tunggal atau kecelakaan
ganda yang melibatkan kendaraan atau orang lain.  “Jika tunggal, semuanya akan
dibiayai BPJS, dan jika ganda, dibiayai Jasa Raharja, serta sisanya BPJS yang
menanggung,” itulah yang dikatakan oleh Koesdi. Umumnya, untuk korban
kecelakaan lalu lintas ganda, Jasa Raharja memberikan dana Rp10 juta untuk
pengobatan di rumah sakit. Namun, sejak terjalin kerjasama antara BPJS dengan
Jasa Raharja korban tidak perlu khawatir lagi memikirkan biaya kekurangan.
Sebab, BPJS yang akan menanggung sisanya hingga korban dinyatakan sembuh.
"Tapi semuanya juga pakai prosedur," lanjut Koesmedi. Prosedur yang dimaksud
yaitu korban menyatakan harus membawa surat keterangan kepolisian sebagai
bukti bahwa korban atau pasien benar-benar korban kecelakaan agar jaminan Jasa
Raharja dapat digunakan. Kecelakaan lalu lintas, masih menjadi salah satu
masalah tertinggi di DKI Jakarta. Hal ini mengingat banyaknya kendaraan yang
melintas di ibu kota dan pengemudi yang kerap melanggar aturan lalu lintas.

18
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dapat di simpukan bahwa kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri, karena


kita sering lalai dan kurang perhatian akan keadaan yang ada. Dan banyaknya
anak sekolah yang menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas tak lain juga karena
lalai dan kesombongannya sendiri.

Pihak orang tua sebenarnya telah memberikan perhatian kepada anaknya,


meskipun awalnya salah akan tetapi karena adanya pekerjaan yang tidak bisa
mereka tinggal hal itu mengakibatkan mereka harus melepas anaknya. Akan tetapi
nasehat telah mereka berikan kalaupun masih terjadi hal yang tidak diinginkan tak
lain itu karena anak itu sendiri atau tak lain dari kepribadian dari masing-masing
individu itu sendiri.

Dan menurut pengamatan bahwa narkoba juga berpengaruh kepada kejadian


tersebut ternya benar karena itu tadi bahwa narkoba sangat mempengaruhi
kesadaran masing-masing individu. Dan biaya perawatan dari korban kecelakaan
itu sendiri yang menanggung adalah Jasa Raharja dan BPJS apabila sang korban
telah rutin membayar atau mengisikan kendaraannya. Dan itupun harus dilihat
dari bentuk kecelakaannya terlebih dahulu. Jadi siapapun yang menjadi korban
kecelakaan janganlah cemas apabila kita telah memenuhi persyaratan yang ada.
Nah intinya sekali lagi tak lain kita harus lebih berhati-hati.

3.2 Saran-Saran

            Untuk  mengurangi terjadinya kecelakaan maka dapat dilakukan hal-hal


berikut:

a.    Berdoa sebelum melakukan bepergian ke mana-mana

19
b.    Melakukan pengecekan kendaraan sebelum digunakan

c.    Melakukan service secara berkala di bengkel terpercaya

d.   Tidak mengendarai kendaraan pada saat mengantuk atau kurang kesadaran

e.    Membawa kendaraan tidak dengan kecepatan tinggi

f.     Selalu mentaati rambu lalu lintas yang berlaku selama perjalanan

g.    Menjadi orang yang sabar selama di perjalanan

h.    Tidak mengambil resiko apa pun saat berkendara

i.      Menahan diri untuk menggunakan handphone dan alat komunikasi lainnya

j.      Tidak melakukan aktivitas lain selain mengemudi dengan baik dan benar

k.    Mengalah kepada orang yang ugal-ugalan di jalan umum

l.      Menunda kepergian ketika sedang dalam kondisi yang tidak mendukung

m.  Tidak mengatakan kata-kata kasar dan kotor pada pengguna jalan lain

n.    Berhati-hati dan waspada ketika melewati jalan yang jarang dilewati

o.    Selalu memakai sabuk pengaman dan helm sebelum menjalankan kendaraan

p.    Menambah fasilitas keamanan pada kendaraan yang digunakan

q.    Segera menepi ketika kendaraan mengalami masalah teknik

Meskipun kecil kemungkinan untuk dapat  mengurangi kecelakaan lalu lintas,


tetapi tetaplah penting bagi semua untuk waspada. Semoga beberapa saran di atas
dapat membantu supaya selamat ketika berada di perjalanan.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/

http://rona.metrotvnews.com/read/2015/10/27/444905/bpjs-kesehatan-menjamin-
korban-kecelakaan-lalu-lintas

https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_lalu_lintas

https://marx83.wordpress.com/2008/07/05/upaya-penanggulangan-kemiskinan/

http://www.academia.edu/
9569520/5_Contoh_Permasalahan_Ekonomi_di_Indonesia_Serta_Upaya_Pemeri
ntah_dalam_Menanganinya

http://news.liputan6.com/read/2324814/jasa-raharja-dan-pt-kcj-tanggung-
pengobatan-korban-tabrakan-krl

https://www.google.com/search?q=slogan+keselamatan+di+jalan+raya&tbm=isch

https://www.google.com/search?
q=mengecek+kendaraan+sebelum+berkendara&tbm=isch&ved

https://www.google.com/search?
q=memtuhi+peraturan+lalu+lintas&tbm=isch&ved

https://www.google.com/search?
q=sosialisasi+peraturan+lalu+lintas&tbm=isch&ved

https://www.google.com/search?
q=grafik+kepadatan+jalan+raya+meningkat+tiap+tahun&tbm=isch&ved=2ahUK
EwiAgeWHrs7zAhUe33MBHSgYALAQ2-
cCegQIABAA&oq=grafik+kepadatan+jalan+raya+meningkat+tiap+tahun&gs_lc
p

21

Anda mungkin juga menyukai