Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU 3

“MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS”

DISUSUN OLEH :

GLEEN STEVVANNY
F 112 20 031

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS TADULAKO
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
dengan judul “Keselamatan Lalu Lintas dengan studi kasus Tempat Paralayang Desa Salena”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Mata Kuliah Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Ibu Dr. Ratna Ramlan., ST, MT.

Demikian, semoga tugas ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palu, 15 Maret 2021

Gleen Stevvany

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 8

BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan adalah kondisi terhindarnya dari bencana, aman sentosa, sejahtera, tidak
kurang suatu apapun, sehat, tidak mendapat gangguan, kerusakan, beruntung, tercapai
maksudnya, apa yang diusahakan tidak gagal (Poerwadarminta 1976). Arti selamat dapat juga
berarti suatu keadaan yang aman serta terhindar dan terlindungi secara fisik, sosial, pekerjaan
atau berbagai konsekuensi lain dari kegagalan, kerusakan, kesalahan, kecelakaan, kerugian
atau berbagai kejadian lain yang diinginkan. Sedangkan keselamatan lalu lintas dan angkutan
jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu
lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.(Widyawan &
Rukman, 2020)
Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu lintas
akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalu lintas yang melibatkan manusia sebagai
pengemudi, kendaraan, jalan, dan lingkungan sekitar. Masalah keselamatan lalu lintas sudah
menjadi isu dunia yang bukan saja merupakan masalah transportasi, namun juga menjadi
masalah sosial kemasyarakatan. Dampak utama kecelakaan fatal lalu lintas adalah kematian.
Pada tanggal 11 Mei 2011 disepakati oleh seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) untuk membuat program Decade of Action for Road Safety (DoA) 2011-2020. Target
aksi ini untuk mengurangi jumlah korban meninggal dunia pada tahun 2020 sebesar 50%.
Berdasarkan data Korlantas Polri, jumlah kecelakaan fatal lalu lintas tahun 2010 di Indonesia
mencapai angka 31.234 jiwa, prediksi yang dilakukan sampai dengan tahun 2020 mencapai
angka 37.493 jiwa.(Hendratmoko, 2018)
Berdasarkan data Global Status Report on Road Safety 2015 (WHO), menyatakan bahwa
di seluruh dunia jumlah total kematian akibat faktor lalu lintas jalan mencapai angka 1,25 juta
per tahun.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas


Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang hampir terjadi di seluruh negara di dunia
ini, yang memerlukan penanganan serius mengingat besarnya kerugian yang diakibatkannya.
Apabila masalah kecelakaan di jalan raya tidak diperhatikan dengan baik, dikhawatirkan akan
terjadi peningkatan jumlah korban kecelakaan dari tahun ke tahun. Dapat dijelaskan bahwa
jenis korban kecelakaan lalu lintas diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Korban Meninggal Dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah
kecelakaan tersebut.
2. Korban Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat
tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak
terjadinya kecelakaan. Suatu kejadian yang digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu
anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh
atau pulih untuk selama-lamanya.
3. Korban Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak
memerlukan rawat inap atau yang harus dirawat inap di rumah sakit jiwa dari 30 hari.
Oleh karena tingginya angka kecelakaan lalu lintas maka sangat penting diperlukan
adanya pengaturan mengenai kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan ketentraman,
keamanan, kepastian, kemanfaatan, dan ketertiban agar pengendara kendaraan bermotor harus
berhati-hati dalam mengendarai. Jika tidak berhati-hati, maka ada bahaya yang siap
mengancam nyawa kapan saja.

2.2. Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan


Menurut Hobbs (1979) dalam Swari (2013) mengelompokkan faktor-faktor penyebab
kecelakaan menjadi tiga kelompok, yaitu : faktor pemakai jalan (manusia), faktor kendaraan,
faktor jalan dan lingkungan.(Fahza & Widyastuti, 2019)
1. Faktor Manusia (Kondisi Pengendara/Pengemudi)
Dari hasil analisis data statistik, manusia atau pengemudi punya andil besar sebagai
penyebab kecelakaan di jalan raya. Penyebabnya bisa dari kondisi fisik dan mental, sikap
berkendara, keterampilan mengemudi yang buruk, serta pengaruh alkohol.

5
Gambar 2.1. Faktor Manusia (Kondisi Pengendara/Pengemudi)
(sumber : wikimapia.org)

2. Faktor Prasarana (Kondisi Jalan)


Faktor jalan ini seperti desain geometrik jalan, jarak pandang dan layout yang tidak
sesuai, kondisi permukaan jalan yang kurang memenuhi syarat (berlubang), fasilitas
pejalan kaki tidak memadai, pencahayaan jalan yang tidak ada.

Gambar 2.2. Faktor Prasarana (Kondisi Jalan)


(sumber : wikimapia.org)

3. Faktor Sarana (Kondisi Kendaraan)


Kondisi kendaraan berhubungan dengan kondisi layak jalan dari sepeda motor atau
mobil yang digunakan untuk berkendara, seperti sistem pengereman, kondisi ban, atau
sistem kemudi yang tidak berfungsi, atau bahkan modifikasi yang tidak sesuai dengan
aturan keselamatan.

6
Gambar 2.3. Faktor Sarana (Kondisi Kendaraan)
(sumber : wikimapia.org)

4. Faktor Lingkungan (Kondisi Cuaca)


Faktor cuaca , kondisi alam pada saat banjir, gempa bumi dan sebagainya itu juga bisa
menimbulkan kecelakaan

Gambar 2.4. Faktor Lingkungan (Kondisi Cuaca)


(sumber : wikimapia.org)

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Kasus yang diambil dalam makalah ini adalah Ruas Jalan di Desa Salena,
Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Alasan pemilihan tempat Studi
Kasus adalah karena, belakangan ini lokasi Paralayang itu sedang naik daun jadi banyak
masyarakat yang datang berkunjung kesana sekedar untuk bersantai. Jalan menuju puncak
paralayang salena yang sangat menanjak dan terdapat tikungan yang sangat curam/tajam sering
terjadi kecelakaan dan korbannya adalah wisatawan yang berkunjung ke Puncak. Sepanjang
ruas jalan menuju puncak paralayang ini juga tidak dilengkapi dengan Guard Rail atau pagar
pengaman jalan ataupun rambu lalu lintas.
3.1. Analisis Data
Penulis mencoba mengaitkan studi kasus ini dengan salah satu penelitian sebelumnya
yang mencoba meneliti seberapa besar resiko para siswa SD di Makassar terhadap
Kecelakaan Lalu Lintas.(Lukmana et al., 2018) Berdasarkan survey di lokasi
menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat yang datang ke lokasi paralayang Salena
adalah para Remaja sampai orang dewasa.
3.2. Pengalaman Kecelakaan Masyarakat
Berdasarkan survey sudah lebih dari 5 kali kecelakaan yang terjadi di sepanjang ruas
jalan menuju puncak paralayang terutama di spot-spot tikungan yang curam. Posisi
kecelakaannya pun dalam posisi penurunan/meninggalkan lokasi paralayang tersebut.
Pada kondisi kecelakaan yang terjadi rata-rata adalah pengemudi sepeda motor dibanding
kendaraan roda empat.
3.3 Geometrik Jalan
Tipikal permasalahan yang terjadi di Indonesia baik di jalan lurus maupun di tikungan
adalah jalan berlubang dan ketidaklengkapan marka. Dikutip dalam salah satu jurnal
tentang Audit Keselamatan Jalan sebagai dasar implementasi perencanaan karakteristik
Jalan bahwa dari hasil audit tikungan, yang perlu diperhatikan ketika merencanakan
tikungan agar lebih berkeselamatan yaitu konsistensi dari radius tikungan. Keseuaian
perencanaan radius pada suatu segmen jalan dapat menurunkan angka kecelakaan karena
pengemudi akan lebih mudah dalam mengambil kecepatan operasional tertentu.
Pemasangan rambu peringatan mengenai jenis tikungan yang akan dilewati oleh
pengemudi dapat memberikan informasi tentang apa yang akan dihadapi sehingga
pengemudi dapat mengambil keputusan menjadi lebih cepat. Selain itu khusus untuk

8
daerah tanjakan, pada tikungan perlu dilengkapi marka garis lurus dan rambu batas
kecepatan serta rambu dilarang menyiap karena keterbatasan jarak pandang pengemudi.
Jarak pandang henti juga menjadi perhatian pada tikungan dengan jari-jari di bawah
standar minimal. Pada tikungan tajam, sebaiknya diberikan pita penggaduh agar
kewaspadaan dari pengemudi meningkat. (Suwarto, Fardzanela ; Nugroho, 2019)

9
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil materi yang telah ada maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat yang datang ke lokasi paralayang
Salena adalah para Remaja sampai orang dewasa.
2. Jumlah korban kecelakaan transportasi dan total kecelakaan tiap tahun akan bertambah
jika tidak segera dilakukan penanganan.
3. Faktor yang menyebabkan kecelakaan ialah :
a. Faktor Manusia (Kondisi Pengendara/Pengemudi)
b. Faktor Prasarana (Kondisi Jalan)
c. Faktor Sarana (Kondisi Kendaraan)
d. Faktor Lingkungan (Kondisi Cuaca)

10
DAFTAR PUSTAKA

Fahza, A., & Widyastuti, H. (2019). Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas pada
Ruas Jalan Tol Surabaya-Gempol. Jurnal Teknik ITS, 8(1), 54–59.
https://doi.org/10.12962/j23373539.v8i1.42123
Hendratmoko, P. (2018). Teori Nilai Keselamatan Transportasi Jalan. Jurnal Keselamatan
Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety), 5(2), 29–36.
https://doi.org/10.46447/ktj.v5i2.47
Lukmana, A., Ramli, M. I., & Hustim, M. (2018). Keselamatan Lalu Lintas Siswa Sekolah
Dasar Karuwisi Ii Kota Makassar. Jurnal Transportasi, 18(1), 11–20.
http://103.36.68.33/index.php/journaltransportasi/article/view/2969
Suwarto, Fardzanela ; Nugroho, A. (2019). Audit Keselamatan Jalan Sebagai Dasar
Implementasi Perencanaan Karakteristik Jalan. Jurnal Proyek Teknik Sipil, 2(1), 20–24.
Widyawan, S., & Rukman. (2020). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal untuk Meningkatkan
Keselamatan pada Simpang Depok Kota Depok. Airman: Jurnal Teknik Dan
Keselamatan Transportasi, 2(1), 29–37. https://doi.org/10.46509/ajtkt.v1i2.16

11

Anda mungkin juga menyukai