Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS

AGENDA-2
Pelatihan Latsar CPNS Tahun 2022 Kementerian Perhubungan
METODE BLENDED LEARNING

DISKUSI KELOMPOK TAHAP KLASIKAL

KASUS A
Pelayanan Transportasi :
Daya Tarik Transportasi Massal di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)

Jelang tahun 2023 lalu, Presiden Joko Widodo resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia tepatnya pada 30 Desember 2022. Pergerakan
masyarakat mulai meningkat, geliat ekonomi mulai pulih, aktivitas di sektor transportasi pun
diharapkan turut meningkat. Masyarakat yang terbiasa dengan protokol Kesehatan di tempat umum
dan di transportasi umum masih terus diterapkan dan diberlakukan oleh beberapa operator
transportasi dengan harapan tetap menjaga penularan kembali dan persebaran virus Covid-19.
Meskipun demikian, pada hasil jajak pendapat yang dilakukan tim Litbang MNC Portal Indonesia
(MPI) yang dilakukan pada 2-11 Oktober 2021 mengungkap fakta 56% responden menyatakan masih
merasakan fobia untuk naik kendaraan umum. Jumlah responden yang menyatakan menggunakan
jasa angkutan publik lebih rendah, 44%. Alasan utama responden takut naik angkutan publik adalah
potensi tertular virus yang masih tinggi. Wawancara yang dilakukan kepada responden juga
menyatakan bahwa jika masyarakat tidak bisa menggunakan kendaraan pribadi, mereka lebih
memilih menggunakan jasa taksi daring/ online dibandingkan naik kendaraan umum seperti KRL atau
Transjakarta. Kondisi demikian justru dapat membuat permasalahan lain, yaitu peningkatan jumlah
kendaraan pribadi yang dapat membuat kemacetan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada
tahun 2020 sebanyak 51,24% pekerja komuter Indonesia menggunakan kendaraan pribadi atau
dinas. Sementara pengguna kendaraan umum lebih kecil, yakni 41,93%. Alasan lainnya adalah
menggunakan transportasi umum lebih padat (minim jarak aman/social distancing), waktu tempuh
yang lebih lama, jadwal yang tidak terkendali, waktu operasional transportasi umum terbatas, dan
biaya yang dianggap lebih mahal. Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ) melakukan upaya kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dengan
mengawinkan Program Jalan Hijau dengan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
untuk mengajak dan mensosialisasikan budaya masyarakat dari dominannya masyarakat
menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan angkutan umum massal, dilanjutkan
dengan membiasakan berjalan kaki atau bersepeda sebagai upaya meningkatkan kesehatan pribadi
dan menciptakan kondisi udara yang lebih bersih dan ramah lingkungan di sekitar kita. Tujuan
utamanya adalah dapat mengurai kemacetan lalu lintas tetapi lebih dari itu yaitu meningkatkan
kesehatan masyarakat, mengurangi polusi udara, dan hemat BBM. Mengaitkan dengan materi yang
dipelajari pada Agenda 2, lakukan analisis kasus dalam konteks :
GOL . II
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Opini Penanggulangan/ Penyelesaian/ Pencegahan (sesuaikan dengan konteks
permasalahan/isu/tupoksi peserta)
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

GOL. III
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
 Deskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

Referensi kasus : https://www.republika.id/posts/21915/masyarakat-diklaim-masih-ragu-pakai-


transportasi-umum
KASUS B
Potensi Pariwisata Indonesia dan Akses Transportasi Massal

Jika berbicara tentang potensi wisata, Indonesia punya banyak hal yang bisa ditawarkan mulai dari
kekayaan budaya dan sejarah, panorama alam, hingga artistektur dan ragam kuliner. Meskipun
demikian, tingkat kunjungan wisatawan terutama wisatawan asing masih dianggap rendah jika
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Padahal
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tercatat memiliki 16.776 pulau dan
keindahan Indonesia juga tidak diragukan lagi dan diakui dunia. Laporan Money.co.uk bertajuk
Natural Beauty Report 2022 misalnya, menempatkan Indonesia sebagai negara terindah di dunia.
Jumlah wisatawan mancanegara yang yang datang ke Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 4,02
juta kunjungan, dan turun lagi menjadi 1,56 juta kunjungan pada 2021, berdasarkan data BPS. Sektor
pariwisata adalah salah satu sektor yang terpukul akibat pandemic Covid-19. Salah satu alasan
Indonesia kalah telak dengan negara tetangga adalah akses transportasi. Sebanyak 75 persen turis
datang ke Indonesia lewat jalur udara sementara konektivitas melalui udara seperti direct flight ke
Indonesia masih minim. Akses transportasi darat di Indonesia pun dianggap belum cukup
menghubungkan titik-titik strategis destinasi wisata, pun banyak wisatawan mancanegara yang masih
kesulitan dalam menggunakan transportasi massal di Indonesia karena masih kurangnya penunjuk
arah, kejelasan rute, informasi melalui website resmi yang dapat diakses oleh wisman/calon wisman,
dan berbagai faktor lainnya.

Pentingnya sektor pariwisata dalam perekonomian negara harus disertai dengan upaya agar sektor
ini tetap tumbuh dan berkembang, dimana dalam hal ini tidak terlepas dari peran penting sektor
transportasi. Transportasi memiliki peran yang penting dalam pariwisata, karena membawa
wisatawan dari tempat asal menuju tempat wisata, dan membawa kembali wisatawan ke tempat asal
merekaMengaitkan dengan materi yang dipelajari pada Agenda 2, lakukan analisis kasus dalam
konteks :
GOL . II
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Opini Penanggulangan/ Penyelesaian/ Pencegahan (sesuaikan dengan konteks
permasalahan/isu/tupoksi peserta)
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

GOL. III
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
 Deskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

Referensi kasus : https://baketrans.dephub.go.id/berita/pengembangan-kawasan-pariwisata-


melalui-integrasi-jaringan-prasarana-dan-pelayanan-transportasi
KASUS C
Transportasi Cerdas, Insan Perhubungan Cerdas

Penggunaan transportasi cerdas pada suatu wilayah akan menjadikan wilayah atau kota tersebut
terhubung dengan sebuah sistem besar dan akan mudah untuk diawasi. Dengan sistem transportasi
cerdas masyarakat akan merasa dipermudah dengan adanya sistem yang membantu mereka dalam
keseharian. Sistem transportasi sekarang ini sudah mulai menggunakan sistem yang canggih,
dengan penggunaan aplikasi yang bisa membantu masyarakat dalam menggunakan moda
transportasi darat, laut, dan udara. Dengan sistem transportasi cerdas maka masyarakat bisa
memesan tiket atau yang berhubungan tentang transportasi melalui gawai masing-masing. Dengan
menggunakan sistem maka banyak kemudahan yang didapat masyarakat misalkan mengetahui
kapan pemberangkatan bis, kapal dan kereta api, dengan sistem transportasi cerdas maka semua
sistem bisa terhubung dan bisa terkoneksi antara transportasi darat laut dan udara melalui gawai
masing-masing. Internet of things (IoT) adalah suatu media yang menghubungkan antara kendaraan,
dan sistem yang ada di database maka pengawasan dan penindakan akan lebih mudah dan
kendaraan bisa diawasi dari jarak jauh. Layanan transportasi 4.0 pada umumnya ditandai dengan
digitalisasi dan otomatisasi dalam sajian layanan menggunakan teknologi canggih, seperti internet of
things (IoT), artificial intelligence, big data, cloud computing, 3D printing, dan 5G. Pada awal 2020,
Presiden Joko Widodo mencanangkan cita-cita bahwa kendaraan yang akan beroperasi di ibu kota
baru kelak hanyalah kendaraan listrik otonom (KLO). Diperkirakan, beberapa dekade dari sekarang
Indonesia akan menghadapi implementasi besar-besaran dari konsep mobility as a service (MaaS).
Layanan berbasis konsep tersebut akan memadukan beragam moda angkutan umum secara digital
dengan tujuan agar warga kota tidak lagi bergantung kepada angkutan pribadi karena rantai layanan
MaaS yang nyaman dan lebih murah. Karena kemajuan teknologi IT bergerak sangatlah cepat, niat
menerapkan MaaS dan kendaraan otonom masa depan tidak dapat dilakukan sembarangan.
Kompetensi SDM, regulasi, ekosistem, manajemen lalu lintas, dan isu lingkungan perlu menjadi
perhatian. Sudah siapkan kita bergerak menuju era baru? Mempersiapkan SDM transportasi yang
mengarah pada high skill perlu dilakukan. Kemampuan IT dari masyarakat juga masih harus
ditingkatkan karena IoT tidak terlepas pula dari kehandalan interaksi human-machine, seperti touch
interface dan sistem augmented-reality.
Mengaitkan dengan materi yang dipelajari pada Agenda 2, lakukan analisis kasus dalam konteks :
GOL . II
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Opini Penanggulangan/ Penyelesaian/ Pencegahan (sesuaikan dengan konteks
permasalahan/isu/tupoksi peserta)
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

GOL. III
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
 Deskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

Referensi kasus : https://mediaindonesia.com/humaniora/479781/tantangan-pelayanan-


transportasi-di-era-digital
KASUS D
Konektivitas Nusantara Melalui Tol Laut dan Angkutan Perintis

Pada tanggal 4 November 2015 dilaksanakan acara Peluncuran Perdana Penyelenggaraan


Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang Dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut oleh
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Menteri Perhubungan dan Menteri
Perdagangan di Pelabuhan Tanjung Priok. Tol laut sendiri merupakan program nasional Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo yang dilatarbelakangi karena adanya disparitas harga yang cukup
tinggi antara wilayah barat dan timur. Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau Jawa
mengakibatkan transportasi laut di Indonesia tidak efisien dan mahal karena tidak adanya muatan
balik dari wilayah-wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah, khususnya di Kawasan Timur
Indonesia. Pada prinsipnya tol laut merupakan penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan
teratur yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke
Papua dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaat ekonomisnya.
Namun demikian, pembangunan tol laut masih kerap kali menjadi isu bagi kalangan masyarakat,
pengusaha, maupun eksekutif. Sejak dioperasikan Februari 2015, Tol Laut terlihat menghadapai
banyak kendala, seperti belum efektif menjangkau hinterland, pelayanannya belum sepenuhnya
menjangkau T3P (terpencil, tertinggal dan perbatasan), terutama wilayah yang daya belinya rendah.
Selain itu, pelabuhan singgah juga belum mempunyai manajemen tata kelola antar operator kapal
dan antar trayek tol, serta belum dimanfaatkannya teknologi informasi dalam tata kelola Tol Laut.
Banyak tokoh mengkritik tol laut hanya menghabiskan dana negara dan dinilai belum berhasil, itu
karena koordinasi antar kementerian maupun institusi terkait belum terjadi secara optimal. Contohnya
Lukman Lajoni, tokoh pelayaran dari Surabaya, sering melontarkan kritik bahwa tol laut menjadi
program yang mubazir, karena dinilanya hanya menghabiskan anggaran negara. Menurut data Frost
and Sullivan, biaya logistik Indonesia mencapai 24 persen dari produk domestik bruto, PDB. Lebih
tinggi dibanding Vietnam 20 persen, Thailand 15 persen, bahkan Tiongkok 14 persen dari PDB.
Proyek Tol Laut yang sudah digarap sejak 2015 lalu ini pun masih belum efektif mengurangi biaya
logistik. Disisi lain, merujuk dari Ocean Week yang melakukan perjalanan jurnalistik ke beberapa
daerah tol laut di masa sebelum pandemi Covid-19 hasilnya menunjukkan respon masyarakat
maupun pengusaha logistik yang menyatakan kehadiran tol laut sangat membantu dan baik buat
masyarakat, karena ada kepastian mengenai jadwal kedatangan kapal, sehingga barang kebutuhan
yang didatangkan ke wilayah tersebut pun menjadi pasti. Mengaitkan dengan materi yang dipelajari
pada Agenda 2, lakukan analisis kasus dalam konteks :
GOL . II
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Opini Penanggulangan/ Penyelesaian/ Pencegahan (sesuaikan dengan konteks
permasalahan/isu/tupoksi peserta)
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

GOL. III
 Inti permasalahan
 Mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi
 Analisis penerapan/kegagalan penerapan nilai core value ASN BerAKHLAK (nilai apa yang
dapat dipelajari/ nilai apa yang dapat ditingkatkan/ nilai apa yang dilanggar dan bagaimana
sikap perilaku yang sesuai)
 Analisis memuat 7 nilai BerAKHLAK
 Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
 Deskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Bagaimana PNS Kementerian Perhubungan Berperan dalam Penyelesaian Isu Tersebut

Referensi kasus : https://hubla.dephub.go.id/home/page/newsletter/read/10934/info-maritim-

oktober-2021

Anda mungkin juga menyukai