Anda di halaman 1dari 25

Setiap Tahun, Angka Pengangguran di Kota Malang Makin

Bertambah

Sumber : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/setiap-tahun-angka-pengangguran-di-
kota-malang-makin-bertambah/
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : Angka pengangguran ,lapangan kerja .

1. ISU/MASALAH

MALANGTODAY.NET – Setiap tahun, angka pengangguran di Kota Malang makin bertambah.


Data di tahun 2016, angka pengangguran sudah mencapai sekitar 6.300 orang. Sementara sampai
Agustus 2017, pengangguran diperkirakan sudah mencapai angka enam ribu pengangguran.

Kabid Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kota Malang, M. Sidik belum lama ini
menyampaikan, dari data yang tercatat tersebut, besar kemungkinan jumlah pengangguran lebih
dari enam ribu. Pasalnya, hanya sedikit angkatan kerja yang mau melaporkan diri ke Disnaker
terkait status menganggurnya.

“Kalau kita turun ke lapangan dan menyambangi rumah secara door to door, jumlahnya pasti
lebih dari itu (enam ribu),” katanya pada Wartawan belum lama ini.

Alasan peningkatan itu menurut Sidik dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Diantaranya karena
keterbatasan lapangan pekerjaan dan ke dua karena kemampuan angkatan kerja tidak sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga, tak jarang membuat angkatan kerja tidak bisa
memasuki setiap perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

“Maka kami berusaha untuk membuat pelatihan agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan
dengan skill yang dibutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Malang, Sutiaji sebelumnya menyampaikan, angka pengangguran
yang cukup besar juga dilatarbelakangi oleh banyaknya pendatang baru berusia produktif ke kota
pendidikan ini. Utamanya para pelajar dari tingkat SMA sampai dengan perguruan tinggi yang
setiap tahunnya selalu bertambah.

“Beban indeks pengangguran akan lebih tinggi dengan semakin besarnya pendatang dari
kalangan pelajar itu,” jelasnya belum lama ini.

Sutiaji pun mengimbau, agar para angkatan kerja yang berasal dari daerah lain segera kembali ke
daerahnya masing-masing setelah menamatkan pendidikannya di Malang. Karena sejauh ini,
ternyata banyak mahasiswa yang kerasan dan memilih mengadu nasib di kota yang juga berjuluk
sebagai kota kembang ini.

“Bisa dilihat, rektor di berbagai perguruan tinggi semua dari luar kota. Hanya rektor UB saat ini
saja yang memang asli orang Malang,” gurau pria berkacamata itu.

Menurutnya, ada banyak pekerjaan rumah yang memang harus dibenahi dalam hal pengangguran
itu. Dimana Malang ini memang menjadi salah satu kota yang paling unik. Setiap tahun, jumlah
pendatang baru selalu lebih besar dibanding warga yang kembali ke daerahnya setelah
mengemban ilmu.

“Hampir 50 persen, mahasiswa di Kota Malang enggan kembali ke daerahnya masing-masing dan
memilih menetap di Malang. Ini yang membuat pengangguran terbuka semakin besar,” tambah
Sutiaji.

Terpisah, Rektor Universitas Merdeka Malang, Anwar Sanusi menambahkan, pengangguran


merupakan permasalahan yang selalu menghantui setiap negara. Di Indonesia, tahun ini
setidaknya ada tujuh juta pengangguran yang 60 persen berasal perkotaan, dan sisanya dari
pedesaan.

Sedangkan di Jawa Timur, lanjutnya, ada sekitar 840 ribu pengangguran sepanjang 2016, dan
tahun ini diprediksi turun empat persen menjadi sekitar 825 pengangguran. Sementara Kota
Malang, tercatat ada 6.250 pengangguran tercatat sepanjang 2016, yang tahun ini juga diprediksi
turun empat persen.

“Pengangguran terbuka besar, karena memang faktor kenyamanan salah satunya, yang membuat
banyak mahasiswa memilih menetap setelah menggali ilmu,” pungkasnya.

Angka pengangguran yang semakin tinggi itu pun memunculkan banyak pertanyaan baru.
Bagaimana langkah pemerintah selanjutnya untuk menekan angka pengangguran itu secara lebih
matang dan maksimal?

Apakah perencanaan yang dibuat selama ini sudah berjalan efektif? Lantas, adakah upaya untuk
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakatnya? Simak diulasan MalangTODAY.net
berikutnya.

2. DAMPAK DARI ISU


Dampak dari berita diatas yaitu Setiap tahun angka pengangguran di kota malang makin
bertambah

3. PENYEBAB ISU
Penyebabnya karena :
 Keterbatasan lapangan pekerjaan
 Kemampuan angkatan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
 Mahasiswa di Kota Malang enggan kembali ke daerahnya masing-masing dan memilih
menetap di Malang.
 Bertamahnya penduduk kota malang setiap tahunnya
4. AKAR MASALAH
Yang menjadi akar masalah yaitu Kemampuan angkatan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.

5. SOLUSI ALTERNATIF
Solusi :
 Menghimbau untuk pendatang yang datang untuk studi di kota malang setelah selesai
bisa balik untuk membangun kotanya
 Menambah lapangan kerja
 Membuat pelatihan kerja

6. SOLUSI PRIORITAS
Solusi Prioritasnya yaiu membuat pelatihan agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai
dengan skill yang dibutuhkan.

7. RENCANA TINDAK
Rencana yang dilakukan :
 Menentukan jenis pelatihan
 Mencari materi pelatihan
 Mentukan peserta pelatihan
 Menentukan waktu pelaksanaan pelatihan

8. TIME SCHEDULE
Menentukan jenis pelatihan (3hari)
Mencari materi pelatihan (1hari)
Mentukan peserta pelatihan (3 hari)
Menentukan waktu pelaksanaan pelatihan (5hari)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Biaya yang diperlukan :
Biaya Pelatihan : Rp.200.000
Konsumsi : Rp.3000.000
Pengajar : Rp.500.000 x 5 Hari = Rp.2.500.000

10. KESIMPULAN
Pengangguran di malang semakin bertambah setiap tahunnya diakibatkan banyaknya pendatang
yang enggan balik kemudian kemampuan angkatan kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan oleh karena itu dibuat pelatihan tenaga kerja agar skill yang dibutuhkan sesuai
kebutuhan perusahaan .
Kemacetan Kota Malang

Sumber : http://politikamalang.com/kemacetan-kota-malang-dan-solusi-mengatasinya/
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : kemacetan,transportasi,kota malang.

1. ISU/MASALAH

PolitikaMalang – Kemacetan Kota Malang sudah semakin menjadi-jadi. Bahkan survei salah
satu lembaga menempatkan kota pendidikan ini menjadi daerah termacet urutan ke empat dari
Bangkok, Jakarta dan Bandung.

Aktifitas kendaraan yang padat di berbagai titik seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Soekarno –
Hatta, Jalan MT Haryono serta beberapa titik lainnya makin tak terelakkan utamanya pada akhir
minggu. Kemacetan akan berdampak signifikan pada laju pertumbuhan ekonomi karena membuat
para investor tidak lagi melirik Kota Malang sebagai lokasi untuk menanamkan modalnya.

Jika kita melihat tren kemacetan, maka tidak saja terjadi di Kota Malang, namun di beberapa
daerah juga utamanya ibu kota Jakarta juga mengalami hal yang sama. Artinya problematika
kemacetan merupakan masalah bersama yang harus dipecahkan oleh semua komponen baik
pemegang kebijakan hingga masyarakat.

Menganalisa Kemacetan di Kota Malang bisa kita tinjuau dari beberapa hal. Pertama, kawasan
kota ini terletak pada jalan poros, sehingga kendaraan dari berbagai daerah yang hendak menuju
Kota Surabaya dan sebaliknya, dari Surabaya mengarah ke kawasan selatan melintasi Kota
Malang. Hal ini tentu membuat aktifitas lalu lalang kendaraan menjadi padat setiap harinya.

Kedua, Kota Malang terletak di tengah antara dua kawasan yang kini jadi objek wisata yakni
Kota Batu dan Kabupaten Malang. Hal itu menyebabkan kondisi carut marut kendaraan utamanya
pada ‘week end’ menjadi lebih padat dari biasanya. Kendaraan terus mengalir menuju tempat
wisata Kota Batu juga Pantai Selatan di Kabupaten Malang, sedang poros jalan yang dilalui di
dalam kota hanya dua arah yakni jalan tengah kota dari arah Balearjosari ke Jalan Ahmad Yani
yang menuju ke arah selatan serta dari Arah Balearjosari ke Jalan Panji suroso ke arah selatan dan
sebaliknya.

Lalu bagaimana mengatasi kemacetan jalan yang sudah makin menjadi-jadi di Kota Malang saat
ini.
2. DAMPAK DARI ISU
Dampaknya terjadi kepadatan di berbagai titik seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Soekarno – Hatta,
Jalan MT Haryono serta beberapa titik lainnya makin tak terelakkan utamanya pada akhir
minggu. Kemudian kemacetan akan berdampak signifikan pada laju pertumbuhan ekonomi
karena membuat para investor tidak lagi melirik Kota Malang sebagai lokasi untuk menanamkan
modalnya.

3. PENYEBAB ISU
Penyebab dari kemacetan karena Padatnya lalu lintas ,kapasitas jalan lebih kecil darikendaraan
yang ada , jumlah kendaraan meningkat tajam sementara jalan yang ada tidak mampu
menampung seluruh kendaraan yang menggunakan area jalan tertentu.

4. AKAR MASALAH
Yang menjadi akar masalahnya yaitu padatnya lalulintas di kota malang .

5. SOLUSI ALTERNATIF
Pertama, pemerintah dan seluruh jajaran harus ikut aktif dalam percepatan Jalan Tol Malang –
Pandaan (Mapan) yang menjadi alternatif solusi untuk memecah kendaraan yang masuk ke Kota
Malang melalui kawasan Balearjosari.
Kedua, harus ada solusi alternatif ke arah Kota Batu sehingga kendaraan yang akan ke kota
wisata itu tidak melintas di tengah kota sehingga terjadi penumpukan kendaraan.
Ketiga, diperlukan pembatasan jumlah kendaraan secara masal baik roda dua atau roda empat
dengan aturan dan perundangan yang jelas dan tegas. Kita tahu bahwa jumlah kendaraan terus
meningkat setiap tahunnya, dan luas jalan di Kota Malang tidak pernah bertambah.
Keempat, Larangan tegas bagi pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan dan parkir liar
yang sering kali menghambat laju kendaraan.

6. SOLUSI PRIORITAS
Menghimbau kepada para pedagang kaki lima agar tidak berjualan di pinggiran jalan dan parkir
liar yang sering kali menghambat laju kendaraan.

7. RENCANA TINDAK
Melakukan himbauan kepada para pedagang yaitu bekerja sama dengan aparat kepolisian atau
aparat hukum lainnya

8. TIME SCHEDULE
 Menentukan titik lokasi (2hari)
 Membuat jadwal (1hari)
 Melakukan himbauan (10 hari)
9. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Anggran untuk transport , konsumsi untuk aparat sebesar Rp 1000.000 .

10. KESIMPULAN
Kemacetan di malang diakbatkan oleh beberapa faktor dan yang menjadi solusi yaitu dengan
memprluas jalan , membuat jalan tol dan mengimbau kepada pedagang kaki lima agar tidak
berjualan dekat area jalan raya .
Kota Malang Hadapi Masalah Kepadatan Bangunan

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/12/08/ohutx9359-kota-malang-
hadapi-masalah-kepadatan-bangunan
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : kepadatan bangunan malang, Ghuangzou Award Urban Innovation,malang.

1. ISU/MASALAH

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang tengah menghadapi persoalan perkotaan yakni


kerapatan bangunan yang relatif padat. Pada forum pertemuan kepala daerah dalam konferensi
internasional Inovasi Perkotaan di Ghuangzou pada Rabu (7/12), Walikota Malang Mochamad
Anton memaparkan problematika perkotaan yang terjadi di Kota Malang.

Menurut Anton kerapatan bangunan berpotensi dan berkontribusi atas penyempitan,


penyumbatan serta tidak maksimalnya saluran air/drainase. "Belum lagi makin berkurangnya
lahan dan penyemenan (pengerasan) tanah karena bangunan," terang Anton dalam keterangan
resminya pada Rabu (7/12).

Akibatnya, terjadi luberan air yang berpotensi banjir serta meningkatnya suhu dan berkurangnya
debit air sumur. Dalam acara yang sama, pencetus Kampung Glintung Go Green (3G), Bambang
Irianto, mempresentasikan solusi atas permasalahan tersebut. Lewat program Gemar (Gerakan
Menabung Air) atau Water Banking Movement ia mengajak warga di kawasan Glintung yang
padat penduduk untuk mengelola lingkungan di daerah perkotaan.

Di hadapan Komite Guangzhou Award, Bambang Irianto yang merupakan ketua RW 23


Kelurahan Purwantoro memaparkan Inovasi Kampung 3G. "Melalui Gemar, air hujan lari dari
rumah tertangkap melalui injeksi dengan baik dan memasuki lubang biopori," jelasnya.

Lubang biopori ini memiliki kedalaman satu meter dan dibangun menggunakan cat kaleng ukuran
lima kilogram dan 25 kilogram. "Selain itu kami juga menyediakan biopori trans inflitrasi lubang
dengan kapasitas seluruhnya mencapai 49 ribu liter air," urainya.
Dampak penerapan Gemar selain meningkatkan resapan air ke tanah juga menurunkan suhu
udara. Sehingga, berkontribusi dalam mengurangi pemanasan global.

Forum temu kepala daerah tersebut menjadi ajang berbagi solusi lingkungan dan diharapkan
dapat dilakukan di masing-masing negara sesuai dengan karakteristiknya. Kota Malang lewat
Kampung Glintung menjadi bagian dari 15 negara yang berpartisipasi dalam Ghuangzou Award
Urban Innovation 2016.

2. DAMPAK DARI ISU


Dampak dari kerapatan bangunan berpotensi dan berkontribusi atas penyempitan, penyumbatan
serta tidak maksimalnya saluran air/drainase. "Belum lagi makin berkurangnya lahan dan
penyemenan (pengerasan) tanah karena bangunan," . Akibatnya, terjadi luberan air yang
berpotensi banjir serta meningkatnya suhu dan berkurangnya debit air sumur.

3. PENYEBAB ISU
Penyebabnya karena semakin banyak penduduk di kota malang ,akhirnya semakin banyak pula
pembangunan yang dibuat di kota malang.

4. AKAR MASALAH
Akar masalahnya karena semakin banyak penduduk .

5. SOLUSI ALTERNATIF
 Pembongkaran bangunan liar
 Razia Ktp agar bangunan yang ada oleh penduduk asli
 Pembangunan yang rata tidak saja di kota tapi pedesaan agar ada pemerataan.
 Penerapan Gemar selain meningkatkan resapan air ke tanah juga menurunkan
suhu udara. Sehingga, berkontribusi dalam mengurangi pemanasan global

6. SOLUSI PRIORITAS
Lewat program Gemar (Gerakan Menabung Air) atau Water Banking Movement ia mengajak
warga di kawasan Glintung yang padat penduduk untuk mengelola lingkungan di daerah
perkotaan.
Melalui Gemar, air hujan lari dari rumah tertangkap melalui injeksi dengan baik dan memasuki
lubang biopori.

7. RENCANA TINDAK
Melaksanakan Program Gemar dengan cara mengelola lingkungan di daerah perkotaan :
1. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota
tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah
perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

8. TIME SCHEDULE
 Survei hutan kota (3 hari)
 Persiapan penanaman (2hari)
 Persiapan team (2hari)
 Pengadaan pohon (1 minngu)
 Pengadaan lain-lain (2hari)
9. RENCANA ANGGARAN BIAYA
 Survei hutan kota Rp.200.000
 Persiapan penanaman Rp.200.000
 Pengadaan pohon Rp.10.000.000
 Pengadaan lain-lain Rp.3.000.000

10. KESIMPULAN
Kota Malang tengah menghadapi persoalan perkotaan yakni kerapatan bangunan yang relatif
padat. Lewat program Gemar (Gerakan Menabung Air) atau Water Banking Movement ia
mengajak warga di kawasan Glintung yang padat penduduk untuk mengelola lingkungan di
daerah perkotaan.
Melalui Gemar, air hujan lari dari rumah tertangkap melalui injeksi dengan baik dan memasuki
lubang biopori.
Pendidikan Masih Jadi Masalah Utama di Papua

Sumber : http://www.beritasatu.com/pendidikan/393388-pendidikan-masih-jadi-masalah-utama-
di-papua.html
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : pendidikan , keterblakangan , kondisi ekonomi , kondisi geografis.

1. ISU/MASALAH

Jayapura - Selama lebih dari satu dekade, Indonesia telah mencoba memperbaiki
sistem pendidikannya dengan mengalokasikan 20% dari APBN untuk bidang
pendidikan. Terdapat 62 juta siswa dan 3,5 juta guru dan dosen. Sayangnya, angka
fantastis itu gagal menjamin distribusi dan kualitas yang merata di seluruh nusantara.

Sistem pendidikan di Indonesia bagian Barat secara umum lebih baik dari Indonesia
bagian Timur, seperti Papua. Di Indonesia Timur, masih banyak anak-anak yang
tidak memiliki akses ke sekolah yang baik.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun ajaran 2013/2014, terdapat 117.529
siswa sekolah dasar (SD) dan 39.529 siswa sekolah menengah atas (SMA) di provinsi
Papua Barat. Sementara di provinsi Papua, terdapat 336.644 siswa SD dan 94.897
siswa SMA. Sepintas, angka itu tampak menjanjikan. Sayangnya, fakta yang ada di
lapangan jauh dari sekadar angka.

Kondisi ekonomi, budaya dan aksesibilitas geografis menjadi batasan bagi banyak
anak-anak di wilayah timur Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dasar
sekalipun. Masih banyak masyarakat yang belum peduli dengan pentingnya
pendidikan untuk anak-anak. Atau, banyak yang mengalami kesulitan ekonomi
sehingga tak mampu menyekolahkan anak-anak mereka.
Data BPS menyebutkan, Papua Barat dan Papua memiliki nilai paling rendah di
antara seluruh provinsi di Indonesia, dalam laporan Indeks Pembangunan Manusia
atau Human Development Index (HDI) 2010-2015. Papua Barat memiliki nilai 61,73,
sedangkan Papua memiliki nilai 57,25. Sementara nilai rata-rata HDI di Indonesia
adalah 69,55.

HDI mengukur pencapaian rata-rata warga di suatu negara dalam hal pembangunan
manusia. Variabel yang diukur di antaranya adalah kesehatan, harapan hidup,
pendidikan dan standar hidup.

Selain nilai HDI yang rendah, angka inflasi di Papua Barat dan Papua cukup tinggi.
Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena mereka harus bekerja demi
menunjang ekonomi keluarga.

“Rakyat Papua yang tinggal di kota-kota besar tidak akan mempertanyakan


pentingnya pendidikan dan menyekolahkan anak-anak mereka. Hal yang berbeda
terjadi di wilayah pedesaan dan pedalaman. Di sana, mereka tak bisa sekolah karena
mereka harus bekerja membantu orangtuanya,” jelas Kepala SDN Abeale I,
Sudarwati.

Pandangan konservatif yang melihat pendidikan adalah hal yang tidak penting dan
keengganan untuk bekerja menyebabkan banyak rakyat Papua yang meninggalkan
kawasan urban.

“Banyak orang Papua yang malas bekerja. Mereka terlalu nyaman hidup dari
mendayagunakan sumber daya alam di sekitar. Orang-orang lokal kerap mabuk-
mabukan dan tidak peduli pada pendidikan. Inilah kenapa mereka sering kalah saat
berkompetisi dengan orang dari luar Papua dan memutuskan kembali ke pedalaman,”
tutur Edi, mantan guru di sebuah sekolah Katolik di Surabaya, Jawa Timur, yang
tinggal di Sentani selama 11 tahun belakangan.

Data dari United Nations Children's Fund (Unicef) menunjukkan bahwa 30% siswa
Papua tidak menyelesaikan SD dan SMP mereka. Di pedalaman, sekitar 50% siswa
SD dan 73% siswa SMP memilih untuk putus sekolah.

Kondisi geografis merupakan salah satu faktor yang menyulitkan warga Papua untuk
mendapatkan pendidikan.

Sekolah-sekolah di kota-kota besar di Papua mungkin tak memiliki kesulitan yang


sama dengan yang dialami sekolah-sekolah di pedalaman. Namun masih ada
persoalan lain yang menghalangi perkembangannya.

Bahkan di SD Abeale I yang bebas biaya, banyak siswa yang tidak mendapatkan
pendidikan layak. Sudarwati mengatakan, sekolah yang dipimpinnya butuh lebih
banyak guru yang berkualitas, terutama untuk kelas komputer dan Bahasa Inggris.

“Kami telah memperbaiki kapasitas dan kualitas guru-guru di Papua,” ujar Sudarwati,
yang telah mengajar di Papua sejak 1990.
Tak hanya kualitas guru yang mengkhawatirkan, tapi juga kondisi infrastrukturnya.
Gedung sekolah yang dibangun di era 70-an butuh direnovasi. Selain itu, diperlukan
tambahan dua kelas lagi untuk mengakomodasi siswa-siswanya.

Meski begitu, Sudarwati tidak menyerah. Mengajar dan belajar merupakan kontribusi
paling penting yang ia berikan kepada masyarakat.

Meski begitu, secercah harapan kerap muncul di tengah situasi yang sulit. Di daerah
pegunungan Mamit, di Tolikara, SD Lentera Harapan masih berdiri untuk
menyediakan pendidikan berkualitas dan gratis untuk warga lokal.

Dipimpin oleh Laura Elisabeth Panggabean, sekolah itu bertujuan untuk menyediakan
kesempatan pendidikan yang merata untuk seluruh anak-anak di kawasan pedesaan
yang miskin.

Awalnya, masalah yang dihadapi Laura dan relawan guru lainnya di Mamit bukanlah
standar hidup yang rendah atau betapa terpencilnya desa itu. Kendala utama mereka
adalah bahasa.

“Saat para siswa datang untuk pertama kali, mereka belum bisa berbicara dalam
bahasa Indonesia. Sebab, rata-rata mereka hanya berbicara dalam bahasa lokal
mereka, bahasa Lani,” tutur Laura.

Dengan bantuan dari misionaris dan relawan dari Mission Aviation Fellowship
(MAF), para siswa tersebut mulai mendapatkan pendidikan formal dan informal.
Sekolah Lentera Harapan secara perlahan mengajari warga Mamit soal pendidikan,
dan juga kebersihan. Mulai dari penggunaan toilet hingga mencuci tangan sebelum
makan.

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta seperti ini dibutuhkan untuk
membangun akses pendidikan di kawasan pedalaman seperti Mamit. Rakyat Papua
yang berhasil mendapatkan pendidikan layak harus kembali ke kampung halamannya
dan berbagi pengetahuan mereka. Salah satunya adalah Yustus Samber, yang menjadi
relawan guru di sekolah Lentera Harapan.

Yustus mengatakan, sebagai orang Papua, ia memiliki akses lebih baik kepada
komunitas lokal. Ia percaya pendidikan adalah cara untuk mengubah masa depan
Mamit secara khusus, juga Papua secara umum.

“Jika bukan kita, siapa lagi? Saya hanya berharap anak-anak ini akan membawa
perubahan untuk Mamit,” tuturnya.

2. DAMPAK DARI ISU


Dampak yang terjadi masyarakat papua mengalami ketertinggalan dan keterblakangan baik
di bidang pendidikan maupun lainnya .

3. PENYEBAB ISU
Penyebabnya karena :
 Letak geografis
 Kondisi ekonomi
 Kondisi infrastruktur yang kurang memadai
4. AKAR MASALAH
Yang menjadi akar masalah masyarakat papua mengalami ketertinggal maupun
keterblakangan karena infrastruktur yang kurang memadai dan kurangnya SDM.

5. SOLUSI ALTERNATIF
 Mendatangkan pengajar
 Meningkatkan kualitas pendidikan
 Meningkatkan SDM
 Memperbaiki infrastruktur
 Memperbaiki keadaan ekonomi

6. SOLUSI PRIORITAS
Solusi prioritasnya yaitu memperbaiki infrastrukturnya

7. RENCANA TINDAK
 Menyiapkan pembangunan infrastruktur (sekolah)
 Menyiapkan tenaga kerja
 Menyiapkan kebutuhan pembangunan
 Pelaksanaan pembangunan

8. TIME SCHEDULE
 Menyiapkan pembangunan infrastruktur (sekolah) (2 bulan)
 Menyiapkan tenaga kerja (1 bulan)
 Menyiapkan kebutuhan pembangunan (1bulan)
 Pelaksanaan pembangunan (6 bulan)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Untuk biaya pembangunan infrastruktur :
 10 Tenaga kerja Rp.10.000.000
 Perencana RP.10.000.000
 Kebutuhan pembangunan Rp.100.000.000

10. KESIMPULAN

Ketertinggal dan keterblkangan di papua karena kurangnya infrastruktur , kedaan ekonomi ,


faktor geografis dan untuk mengatasi dengan cara peningkatan SDM dan pembangunan
infrastruktur yang memadai.
Infrastruktur Jadi Masalah Kronis bagi Warga
Kendari
Minggu, 26 Juni 2016 05:38 WIB

Sumber : https://www.wartaekonomi.co.id/read104541/infrastruktur-jadi-masalah-kronis-bagi-
warga-kendari.html
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : Infrastruktur, Kendari, Sultra, DPRD, perbaikan

1. ISU MASALAH

Warta Ekonomi.co.id,Kendari - Anggota DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) daerah


pemilihan (dapil-1) Kota Kendari mengakui bahwa masalah infrastruktur baik jalan, listrik,
perbaikan drainase dan banjir lainnya masih menjadi kendala warga ibu kota.

Ketua DPRD Sultra, H Abdurrahman Saleh di Kendari, Sabtu (25/6/2016) mengatakan, saat
dirinya dan enam orang anggota DPRD lainnya melakukan reses di sepuluh kecamatan di
Kota Kendari, hampir seluruh keluhan yang disampaikan warga hanya menyangkut masalah
infrastruktur yang belum memadai.
Enam anggota DPRD Sultra dapil I Kota Kendari yang terpilih untuk periode 2014 -2019
yakni Abdurrahman Saleh (PAN), Muhammad Poli (PKS), Amiruddin Nurdin (Golkar),
Adriatma Dwi Putra (PAN), Sudarmanto (Nasdem) dan Muh.Iqbal Bafadal (Gerindra).
Menurut para anggota DPRD Sultra itu, saat mereka melakukan reses belum lama ini warga
antusias menyampaikan aspirasi seperti pembuatan talud/drainase untuk meminimalisir
terjadinya banjir yang sering terjadi di saat hujan tiba.
Legislator PKS Muhammad Poli yang duduk di komisi IV DPRD Sultra itu mengatakan
selain perbaikan jalan, dueker dan drainase untuk mencegah terjadinya banjir, warga kota
juga menginginkan pembiayaan gratis bagi pelajar berprestasi serta bantuan p ermodalam
bagi UKM.
Sementara legislator PAN lainnya Adriatma Dwi Putra, yang juga putra wali Kota Kendari
itu mengungkapkan, pentingnya turun langsung ke tingkat RT/RW di kelurahan agar bisa
mengetahui apa-apa saja keinginan masyarakat.
Kata dia, warga yang berada di kelurahan menginginkan agar wakil rakyat yang di
paerlemen, bisa menyamapikaan aspirasinya ke pemerintah, sehingga bisa terakomodir dan
terealisasi dalam APBD provinsi khususnya menyangkut perbaikan sarana infrastruktur.
Hal senada juga diungkapkan Amiruddin Nurdin (Golkar) yang juga wakil ketua DPRD
Sultra itu mengungkapkan, banyak aspirasi yang ditampung saat melakukan reses. Dan bila
disimpulkan secara menyeluruh keluhannya sama adalah menyangkut perbaikan
infrastruktur, termasuk bedah rumah warga penduduk miskin.
"Yang menjadi perhatian dewan lainnya adalah adanya perhatian bagi kelompok usaha kecil
seperti perbengkelan motor dan las listrik serta pengerukan sejumlah kali di kota Kendari
yang sering tersumbat saat hujan deras tiba yang berdampak pada banjir," ujarnya.

2. DAMPAK ISU
Akibat dari buruknya infrastruktur yang ada di kota Kendari banyak masalah yang timbul
seperti rusaknya jalan dan buruknya sistem drainase di daerah perkotaan maupun
pinggiran kota.

3. PENYEBAB ISU
Masalah yang timbul di kota Kendari sendiri disebabkan oleh buruknya infrastruktur
yang ada di kota Kendari yang berdampak pada munculnya masalah-masalah perkotaan
yang berdampak pada aktiitas masyarakat kota Kendari.

4. AKAR MASALAH
Dari masalah yang terjadi di kota Kendari satu hal yang melatar belakangi semua
masalah tersebut yaitu karena masih kurangnya penataan dan perawatan infrastruktur-
insfrastruktur yang ada di kota Kendari sehingga banyak permasalahan yang timbul
seperti banjir, masalah sampah, air bersih dan lain sebagainya.

5. SOLUSI ALTERNATIF
Untuk mengatasi permasalahan kota di atas perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut:
 Meningkatkan infrastruktur jalan raya di kota Bekasi
 Membangung pasar untuk tempat pedagang kaki lima
 Meningkatkan jumlah armada pengangkut sampah
 Membuat aturan untuk membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan diri menghemat dalam menggunakan air

6. SOLUSI PRIORITAS
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di kota Cirebon perlu dilakukan pendekatan-
pendekatan seperti yang disebutkan diatas, tetapi untuk mengatasi permasalahan yang
menimpa kkpota Cirebon satu hal pasti yang dapat dilakukan ialah melakukan penataan
yang memadai dan perawatan yang teratur agar infrastruktur yang ada dapat terjaga dan
digunakan hingga anak cucu kita.
7. RENCANA TINDAK
Untuk merealisasikan solusi-solusi yang ada maka kita harus :
 Membuat peraturan agar masyarakat merawat fasilitas umum yang ada
 Menerapkan sistem 3R agar sampah yang ada tidak terlalu banyak
 Meningkatkan kuallitas penddidikan di daerah Cirebon agar warga nya dapat
memahami permasalahan lingkungan yang ada.
 Membuat jadwal perawatan infrastruktur agar terlaksana secara teratur

8. TIME SCHEDULE
Dengan mengikuti rencana tindak yang ada maka schedule yang dapa diberikan antara lain
sebagai berikut :
Mengusulkan peraturan ke pemerrintah (1 bulan)
Mensosialisasikan ke masyarakat untuk menjaga fasilitas umum (2 minggu)
Membuat scchedule untuk perawatan infrastruktur (1 minggu)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Untuk mengatasi permasalahan yang ada diatas perlu dikeluarkan biaya sebesar :
Mengusulkan peraturan penghimbau masyarakat Rp. 1 juta
Sosialisasi ke masyarakat Rp. 100 juta
Meningkatkan sarana infrastruktur perkotaan Rp. 2 millyar

10. KESIMPULAN
Dengan banyaknya masalah yang timbul di kota Cirebon seperti masalah kemacetan,
penataan PKL, sampah dan air bersih maka perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi
hal-hal tersebut seperti yang dijelaskann diatas, agar masalah yang terjadi di kota Cirebon
dapat teratasi dan membuat kota Cirebon menjadi lebih tertata.
Permasalahan Serius Dinas Kebersihan Kota Kendari
Pada 26 Feb 2016

Sumber : https://sultrakini.com/berita/2-permasalahan-serius-dinas-kebersihan-kota-
kendari
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : Permasalahan, Kebersihan, Kendari, TPS

1. ISU MASALAH

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota


Kendari dalam menangani sampah, ternyata masih terkendala sejumlah permasalahan.
Mulai dari kurangnya armada pengangkut sampah, sampai kurangnya kesadaran
masyarakat akan pengetahuan tentang sampah.

Hal ini menjadi permasalahan serius bagi Dinas Kebersihan Kota Kendari. Apalagi
saat ini tergolong semakin masif seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Kebersihan Kota Kendari, Asruddin


mengatakan, sejauh ini ada dua permasalahan yang cukup berat ia hadapi. Yakni
kurangnya jumlah armada angkutan sampah, dan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang penanganan sampah.
”Kalau yang pertama itu, kita masih kekurangan mobil, yang kedua kurangnya
kesadaran masyarakat kita akan pengetahuan tentang sampah” ujar Asruddin saat
ditemui SULTRAKINI.COM (23/2/2016).

Dia mengaku masih ada sampah yang belum bisa ia tangani, sehingga sering menjadi
keluhan bawahannya ketika mendapatkan lonjakan sampah di Tempat Pembuangan
Sampah (TPS). Padahal mereka harus mengangkut sampah sebanyak 140 sampai 150
ton per harinya.

Menyikapi permasalahn ini, terpaksa Asruddin memerintahkan bawahannya untuk


bekerja double shift, agar semua sampah di TPS Kendari bisa diangkut.

Menurutnya, sampah di Kendari ada juga musimnya. Yakni pada saat Hari Raya Idul
Fitri dan musim buah-buahan, volume sampah meningkat. \”Jadi seperti ada musim-
musimnya,\” canda Asruddin.

Saat perayaan Idul Fitri, sampah didominasi anorganik seperti plastik. Sedangkan
pada musim buah-buahan lebih didominasi sampah organik, karena banyak
masyarakat dari luar kota yang datang di Kendari menjual buah-buahan. Jika
dipresentasekan, kenaikannya sekitar 10 persen.

2. DAMPAK ISU
Masalah yang di hadapi Dinas kebersihan kota kendari adalah kurangnya penanganan
sampah Sampah, baik sampah organik maupun anorganik.

3. PENYEBAB ISU
Sampah-sampah yang berserakan yang ada di kota Kendari disebabkan karena dua faktor
yaitu kurangnya armada pengangkut sampah dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menangani sampah yang mereka hasilkan setiap hari.

4. AKAR MASALAH
Sumber dari banyaknya sampah di kota Kendari ialah karena masih banyak masyarakat
yang masih belum paham penting nya menjaga lingkungan sekitar sehingga masih
banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan juga tidak membedakan
mana sampah organik dan anorganik, sehingga menyulitkan dalam pembuangan di TPS.

5. SOLUSI ALTERNATIF
Solusi alternatif yang dapat dilakukan ialah :
 Sebagai warga kota yang baik kita harus membuang sampah pada tempatnya
 Memilah antara sampah organik dan sampah anorganik
 Untuk pemerintah, agar menambah armada transportasi pengangkut sampah
 Meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya menjaga lingkungan agar tidak
tercemar dengan sampah maupun pencemar lainnya.

6. SOLUSI PRIORITAS
Untuk mengurangi banyaknya sampah yang ada dapat dilakukan pengolahan atau daur
ulang kembali sampah yang dapat di daur ulang seperti misalnya sampah plastik dan
kertas. Selain itu untuk sampah organik dapat dijadikan pupuk atau pakan ternak.

7. RENCANA TINDAK
 Membuat tempat sampah untuk sampah organik dan sampah anorganik.
 Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
 Membuat jadwal yang teratur agar sampah yang ada di pembuangan sampah
langsung dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir) agar tidak mencemari
daerah sekitar.
 Merawat kendaran pengangkut sampah agar dapat digunakan dalam waktu yang
lama

8. TIME SCHEDULE
 Membuat tempat sampah (2 minggu)
 Sosialisasi (1 minggu)
 Jadwal pembuangan sampah (1 minggu)
 Perawatan kendaraan pengangkut sampah (1 minggu)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana diatas ialah sebagai berikut :
 Tempat sampah Rp. 10.000.000
 Sosialisasi Rp. 2.000.000
 Perawatan kendaran pengangkut sampah RP. 5.000.000

10. KESIMPULAN
Sampah yang ada di koata kendari disebabkan karena banyak nya masyarakat yang masih
belum sadar akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga mereka membuang sampah
sembarangan dan menyebabkan sampah menumpuk dimana-mana. Selain itu juga karena
kurangnya armada pengangkut samoah yang membawa samoah dari TPS ke TPA. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka diberikan solusi-solusi seperti yang dijelaskan diatas.
DKI Jakarta Perlu Kebijakan Ekstrem Atasi
Kemacetan
Kamis, 23 November 2017 - 19:30 WIBviews: 13.279

Kemacetan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. FOTO/DOK.SINDOphoto

Sumber : https://metro.sindonews.com/read/1260011/171/dki-jakarta-perlu-kebijakan-
ekstrem-atasi-kemacetan-1511438638/
Accessed : Google (Diakses 7 April 2018)
Keyword : Kemacetan, Jakarta, permasalahan ekstrem, masalah perkotaan,
Transjakarta

1. ISU MASALAH

JAKARTA - Meningkatnya jumlah kendaraan secara signifikan dalam beberapa tahun


terakhir membuat lalu lintas Ibu Kota semakin padat dan berpotensi mengalami stagnasi.
Diperlukan kebijakan ekstrem untuk mengatasi permasalahan ini.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Halim Pagarra mengatakan, dari hasil
analisa Ditlantas Polda Metro Jaya menemukan peningkatan pembelian kendaraan dalam
beberapa tahun ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan. Hal ini akan menimbulkan
kemacetan di jalan-jalan Ibu Kota. "Kalau tidak ada kebijakan dan pengaturan yang baik
maka jalan di Jakarta bisa stuck," katanya.
Menurut dia, peningkatan jumlah kendaraan menandakan peningkatan ekonomi di
masyarakat. Namun, dampak negatifnya adalah menimbulkan kepadatan di jalan. Terkait
kebijakan pemerintah mengenai mobil murah, kata dia, pihak kepolisian juga harus
melakukan peningkatan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. "Segala
kemungkinannya kami sudah siap," tegasnya.

Jika tidak ada kebijakan yang ekstrem terhadap populasi kendaraan di Jakarta dan
sekitarnya. Maka diperkirakan jalan-jalan Ibu Kota diprediksi mengalami kemacetan total
pada 2022 mendatang. "Kalau melihat pertumbuhan kendaraan sekitar 1.000 unit perhari,
maka kami prediksi bisa kurang dari itu (2022) jalan di Jakarta sudah stuck," tegasnya.

Menurut dia, pencegahan yang paling benar saat ini adalah mengeluarkan regulasi atau
kebijakan ekstrem untuk melakukan pembatasan kendaraan pribadi baik roda dua dan
empat. "Kalau hanya bicara tapi tidak mengeluarkan kebijakan yang bagus maka
kemacetan bukannya berkurang tapi semakin parah," ujarnya.

Tidak hanya itu, kebijakan yang digulirkan juga jangan hanya sesaat penerapannya.
Melainkan bisa berjalan hingga 5-10 tahun ke depan sehingga dampak yang dirasakan
juga berlangsung lama. Di sisi lain, pihaknya juga tidak menyalahkan para produsen
mobil yang menargetkan angka penjualan hingga 1 juta unit pertahun karena sampai saat
ini belum ada regulasi yang melarang penjualan atau kepemilikan kendaraan.

Sampai saat ini, hanya pajak progresif yang dikenakan bagi pemilik kendaraan lebih dari
satu. Meski dikenakan pajak lebih mahal, namun kebijakan itu tidak menyurutkan orang
untuk menambah kendaraannya. "Maka, kami juga telah melakukan kajian kebijakan-
kebijakan yang cukup ekstrem untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Kajian ini juga
melibatkan berbagai stake holder atau pemegang kebijakan sehingga, keputusan
penerapan kebijakan tidak dilakukan secara sepihak," ujarnya.

Kebijakan lainnya adalah pembatasan kendaraan dengan Electronic Road Pricing (ERP).
Namun, kebijakan ini masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta. "Saat ini,
kami masih lakukan pembahasan kebijakan mana yang paling tepat untuk mengurangi
kemacetan," tuturnya.

Sambil menunggu aturan ERP dijalankan, kata dia, Pemprov DKI Jakarta dan Direktorat
Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan pembersihan parkir liar di seluruh wilayah DKI
Jakarta. Semua kebijakan Pemprov DKI merupakan solusi jangka panjang untuk
mengurangi kemacetan. "Memang yang paling cocok adalah jalan berbayar," tegasnya.

Selain itu, pembenahan kendaraan umum juga terus dilakukan. Termasuk menambah jam
operasional bus Transjakarta. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya juga akan
membangun koridor baru. "Kami terus berupaya melakukan pembahasan solusi
mengatasi kemacetan di Jakarta," tukasnya.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Pada 2009, jumlah kendaraan
bermotor mencapai 9.993.867. Jumlah ini meningkat 15% pada 2010 menjadi 11.362.396
kendaraan. Sementara pada 2013 jumlah kendaraan mencapai 15 juta unit lebih
kendaraan beroperasi di Jakarta.

Jumlah ini belum ditambah dengan angkutan yang melintas dalam satu trayek yang
menurut data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencapai 859.692 armada.
Sedangkan, panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 kilometer dan luas jalan 40,1 km atau
0,26% dari luas wilayah. Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya 0,01% per tahun.

Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Bu diyanto mengatakan, solusi
yang saat ini dibutuhkan adalah bagaimana membatasi kendaraan yang melaju di jalan
Ibu Kota. Menurut dia, peraturan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi merupakan
sebuah kebijakan yang cukup efektif mengentaskan kemacetan. "Sudah saatnya
pemerintah pusat harus segera menerapkan peraturan tersebut," tutur dia.

Kendati demikian, dia menilai sebelum dilakukan peraturan pembatasan kendaraan


pribadi diperlukan sarana moda transportasi publik yang memadai
seperti busway, subway, dan monorel.

2. DAMPAK ISU
Akibat dari meningkatnya jumlah kendaraan yang ada di ibukota Jakarta menyebablan
kemacetan yang parah sehingga menimbulkan kepadatan di jalan raya.

3. PENYEBAB ISU
Kemacetan yang terjadi di ibukota disebabkan oleh Jumlah kendaraan yang berlebihan
yang melintas dalam satu trayek jalan sehingga menimbulkan kepadatan di jalanan.

4. AKAR MASALAH
Akar masalah yang dihadapi kota Jakarta ialah meningkatnya jumlah kendaraan sekaligus
minimnya pertumbuhan jalan raya yang mengakibatkan kepadatan yang tak terhingga di
jalanan. Kepadatan yang terjadi ini juga merupakan penyebab dari masalah-masalah lain
di ibukota.

5. SOLUSI ALTERNATIF
 Menghimbau masyarakat agar menggunakan kendaraan umum.
 Membuat peraturan plat Ganjil/Genap untuk mengurangi volume kendaraan di jalan.
 Mengurangi jumlah pendistribusian kendaraan yang ada di ibukota
 Menambah atau menaikkan pajak kendaraan.

6. SOLUSI PRIORITAS
Untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di ibukota Jakarta maka harus di berikan solusi
ekstrem yang dapat memberikan dampak yang signifikan untuk bagi perkembangan lalu
lintas di ibukota. Salah satu solusi aang dapat mengurangi jumlah kendaraan yang melintas
di ibukota ialah dengan menambah jumlah armada transportasi umum yang memadai
sehingga masyarakat mau menggunakan transportasi umum.
7. RENCANA TINDAK
Untuk merealisasikan solusi yang ada dapat dilakukan hal sebagai berikut :
 Menggunakan transportasi umum.
 Menaati peraturan lalu lintas agar tidak menyebabkan kemacetan
 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak menggunakan bahu jalan sebagai
tempat parkir.
 Membatasi jumlah kendaraan yang lewat dalam satu lajur jalan dengan sistem plat
ganjil/genap.

8. TIME SCHEDULE
Dengan mengikuti rencana tindak yang ada maka schedule yang dapa diberikan antara lain
sebagai berikut :
Menambah jumlah armada transportasi umum (1 tahun)
Mensosialisasikan ke masyarakat untuk menaati peraturan rambu lalu lintas (1 bulan)
Meningkatkan sarana jalan raya (2 bulan)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Untuk mengatasi permasalahan yang ada diatas perlu dikeluarkan biaya sebesar :
Menyiapkan armada transportasi umum yang memadai Rp. 1 milyar
Sosialisasi ke masyarakat untuk menaati peraturan lalu lintas Rp. 100 juta
Meningkatkan sarana jalan raya Rp. 2 millyar

10. KESIMPULAN
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang ada di ibukota Jakarta maka meningkat
pula volume kendaraan yang ada di jalanan, sehingga menyebabkan kemacetan yang
dapat mengakibatkan kelumpuhan pada setiap kegiataan di ibukota. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu diberikan solusi-solusi yang telah dijelaskan diatas dan perlu direalisasikan
juga agar dapaat melahirkan Jakarta ibukota yang bebas macet.
Cirebon dibelit empat masalah perkotaan
Kamis, 16 Maret 2017 11:12 WIB

Kebakaran Pasar Sumber Cirebon Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api
yang melalap kios di Pasar Sumber, Cirebon, Jawa Barat, Senin (24/8). Kebakaran yang
menghanguskan puluhan kios tersebut diduga akibat korsleting arus listrik. (ANTARA
FOTO/Solihin) ()

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/618354/cirebon-dibelit-empat-
masalah-perkotaan
Accessed : Google ( Diakses 9 April 2018)
Keyword : Cirebon, masalah, perkotaan, kemacetan, penaatan PKL, sampah, air
bersih

1. ISU MASALAH

Cirebon (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon,
Jawa Barat, Edi Suripno menyoroti empat kinerja Wali Kota yang perlu ditingkatkan lagi dan
dicari pemecahan masalahnya.

"Ada empat masalah yang perlu diperhatikan di Kota Cirebon, yaitu kemacetan, penataan PKL,
sampah dan juga masalah air bersih," kata Edi di Cirebon, Kamis.

Ia menuturkan saat ini Kota Cirebon sudah terlihat ada kemacetan, terutama ketika jam
berangkat kerja dan juga pulang kerja.
Untuk itu dia menyoroti masalah kemacetan lalu lintas agar segera ditangani sebelum terjadi
keadaan yang lebih parah lagi.

"Jangan sampai ketika kota itu dianggap maju, maka juga mebambah persoalan kemacetan,
untuk itulah Wali Kota harus konsen mengatasi permasalahan ini," tuturnya.

Selain kemacetan, ia juga menganggap masalah penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) perlu
ditingkatkan lagi, hal ini untuk memperindah kota, dimana ketika dibiarkan saja, maka tentu
akan terasa kumuh.

Untuk masalah penanganan sampah di Kota Cirebon, karena kalau sampah tidak bisa ditangani
secara benar, maka akan menimbulkan masalah kebersihan kota.

"Untuk yang keempat yaitu air bersih, karena masih banyak warga yang mengeluhkan pelayanan
air bersih, khususnya dari PDAM," katanya.

Edi menambahkan selain keempat masalah yang perlu diperhatikan oleh Wali Kota Cirebon,
perlu juga penataan taman kota dan juga taman bermain, karena sampai saat ini belum ada
realisasi untuk itu.

"Karena taman juga bisa menjadi icon sebuah kota, untuk itu perlu segera direalisasikan,"
tambahnya.

2. DAMPAK ISU
Akibat dari permasalahan yang ada seperti kemacetan, penataan PKL, sampah dan air
bersih kota Bekasi perlu solusi yang tepat agar kota Bekasi terbebas dari permasalahan
tersebut.

3. PENYEBAB ISU
Masalah perkotaan yang terjadi di Bekasi disebabkan karena kurang nya penataan kota
yang merata di seluruh kota Bekasi sehingga menyebabkan permasalahan kota timbul.

4. AKAR MASALAH
Dari semua jenis permassalahan yang ada di kota Bekasi disebabkan oleh satu hal yaitu
masih kurang nya peran pemerintah sekaligus masyarakat kota Bekasi itu sendiri dalam
menata dan merawat kota. Sehingga banyak permasalahan yang timbul akibat kebiasaan
buruk mereka.

5. SOLUSI ALTERNATIF
Solusi alternatif yang dapat diberikan ialah :
 Meningkatkan infrastruktur jalan raya di kota Bekasi
 Membangung pasar untuk tempat pedagang kaki lima
 Meningkatkan jumlah armada pengangkut sampah
 Membuat aturan untuk membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan diri menghemat dalam menggunakan air
 Memperbaiki innfrasstruktur yang ada agar dapat dipergunakan selama mungkin
 Merawat infrastruktur yang ada agar dapat digunakan oleh generasi selajutnya

6. SOLUSI PRIORITAS
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di kota Cirebon perlu dilakukan pendekatan-
pendekatan seperti yang disebutkan diatas, tetapi untuk mengatasi permasalahan yang
menimpa kkpota Cirebon satu hal pasti yang dapat dilakukan ialah melakukan penataan
yang memadai dan perawatan yang teratur agar infrastruktur yang ada dapat terjaga dan
digunakan hingga anak cucu kita.

7. RENCANA TINDAK
Untuk merealisasikan solusi-solusi yang ada maka kita harus :
 Membuat peraturan agar masyarakat merawat fasilitas umum yang ada
 Menerapkan sistem 3R agar sampah yang ada tidak terlalu banyak
 Meningkatkan kuallitas penddidikan di daerah Cirebon agar warga nya dapat
memahami permasalahan lingkungan yang ada.
 Membuat jadwal perawatan infrastruktur agar terlaksana secara teratur

8. TIME SCHEDULE
Dengan mengikuti rencana tindak yang ada maka schedule yang dapa diberikan antara lain
sebagai berikut :
Mengusulkan peraturan ke pemerrintah (1 bulan)
Mensosialisasikan ke masyarakat untuk menjaga fasilitas umum (2 minggu)
Membuat scchedule untuk perawatan infrastruktur (1 minggu)

9. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Untuk mengatasi permasalahan yang ada diatas perlu dikeluarkan biaya sebesar :
Mengusulkan peraturan penghimbau masyarakat Rp. 1 juta
Sosialisasi ke masyarakat Rp. 10 juta
Meningkatkan sarana infrastruktur perkotaan Rp. 100 juta

10. KESIMPULAN
Dengan banyaknya masalah yang timbul di kota Cirebon seperti masalah kemacetan,
penataan PKL, sampah dan air bersih maka perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi
hal-hal tersebut seperti yang dijelaskann diatas, agar masalah yang terjadi di kota Cirebon
dapat teratasi dan membuat kota Cirebon menjadi lebih tertata.

Anda mungkin juga menyukai