: 150722603511/G
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 9
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 10
3.2 Sumber Data .......................................................................................... 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 10
3.4 Teknik Analisa ...................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 12
4.1 Study Area ............................................................................................. 13
4.2 Data Lapangan Dan Analisis ................................................................. 13
4.3 Pengaruh kepadatan lalu lintas terhadap eksistensi Pak Ogah ............. 16
4.4 Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Terhadap Pendapatan Pak Ogah ..... 17
4.5 Peranan Pak Ogah menjaga ketertiban lalu-lintas di kota Malang ....... 18
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
5.2 Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20
LAMPIRAN ........................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Jawa Timur dan
dinobatkan sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Memiliki
penduduk sedikitnya satu juta jiwa di tambah puluhan ribu atau mungkin ratusan
ribu pendatang dari kota lain yang mengadu nasib dan menuntut ilmu di kota ini.
Malang yang memiliki sedikitnya 50 universitas, puluhan sekolah bertaraf
nasional dan internasional, maupun pusat perbelanjaan besar yang berdiri megah
sebagai pusat perbelanjaan membuat Malang sebagai kota Metropolis. Sebagai
kota besar di Jawa timur, Malang memiliki banyak sekali ruas jalan dan jalan raya
di seluruh penjuru kota yang luas. Jalan Raya di buat untuk mempermudah orang
dan barang berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain (Basundoro, 2013 199).
namun pada kenyataannya sehari-hari pada jalan raya tersebut sering terjadi
kemacetan atau tesendatnya bahkan terhentinya lalu-lintas adalah suguhan seharihari di pagi hari, siang dan menjelang malam. Sangat wajar jika kota Malang yang
memiliki kepadatan penduduk rata-rata tujuh ribu orang per kilometer pesegi, di
tambah para pendatang yang mengadu nasib di kota metropolis ini, menjadi salah
satu kota yang menjadi langganan macet. Selain itu di Kota Malang telah
mengalami perubahan struktur tata ruang yang ditandai oleh perubahan fungsi
lahan dari semula banyak wilayah pertanian, sekarang diubah menjadi wilayah
pemukiman, industri, jasa, perdagangan, fasilitas pelayanan publik serta jaringan
transportasi sehingga semakin menambah potensi kepadatan lalu lintas.Kepadatan
lalulintas di Kota Malang banyak terjadi di daerah dekat pusat perbelanjaan,
pendidikan, perkantoran dll.
Pertumbuhan laju penduduk di Kota Malang menuntut manusia untuk
berfikir bagaimana mereka mampu mempertahankan kehidupannya di tengah
masyarakat dengan Kepadatan penduduk kian tahun kian meningkat. Modernisasi
di zaman sekarang ini telah nampak kita rasakan, baik itu teknologi maupun
informasi bahkan transportasi pun mengambil bagian didalamnya sebagai laju
perkembangan ekonomi. Semakin kompleks kehidupan masyarakat maka akan
semakin banyak hal baru pula yang akan muncul di tengah masyarakat tersebut,
dan membuat masyarakat untuk selalu berfikir apa yang mampu mereka lakukan
untuk mengambil peran agar mampu bertahan di kehidupan sekarang dan di masa
yang akan datang. Manusia selalu berfikir apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
mampu mereka penuhi agar kebutuhan mereka pun terpenuhi. Melihat kondisi ini
ide masyarakat pun bermunculan, apa yang mampu mereka lakukan untuk
mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan sehari hari mereka.
Sebagian masyarakat memilih sektor informal untuk memenuhi kebutuhannya
tersebut. Sektor informal itu sendiri diidentikkan sebagai sumber kesempatan
kerja dengan orientasi perolehan penghasilan tambahan. Sektor informal
merupakan alternatif favorit bagi mereka, dimana untuk menggeluti bidang ini
seseorang atau individu tidak diharuskan untuk memenuhi beberapa indikator atau
persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun perusahaan
yang bersangkutan. Fleksibiltas pekerjaan di sektor informal yang menjadi pilihan
juga menjamur di kota beberapa kota metropolitan, khususnya kota Malang. Hal
ini dapat diamati dengan
pengatur lalu lintas yang tak resmi tersebut yang biasa akrab dengan sapaan Pak
Ogah yang berdiri di sejumlah titik ruas jalan yang bertugas membantu
mengatur kendaraan roda dua maupun roda empat yang akan membelokkan
kendaraannya di persimpangan atau perputaran arah.
Menurut The Strait Times, Pak Ogah (illegal traffic wardens) adalah
pengatur lalu lintas tidak resmi yang kebanyakan ditemukan di pertigaan (Tjunctions), di putaran jalan (U-turns) dan persimpangan rel kereta api. Sedangkan
menurut Charles A. Chopel dalam bukunya Violent conflict in Indonesia Pak
Ogah (illegal traffic wardens) adalah pengatur jalan illegal yang biasanya
meminta upah di jalan atas jasanya mengatur lalu lintas
biasa disebut juga dengan polisi cepek biasanya memanfaatkan kesemrawutan lalu
lintas untuk mengambil alih peran polisi dalam mengatur lalu lintas di jalanan.
Apakah keberadaan Pak Ogah ini diperbolehkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Indonesia.Pada dasarnya setiap orang atau sekelompok
orang yang tidak memiliki kewenangan dilarang melakukan pengaturan lalu lintas
pada persimpangan jalan, tikungan atau putaran jalan dengan maksud
mendapatkan imbalan jasa.Kegiatan pengaturan lalu lintas ini dilakukan oleh
orang perorang atau sekelompok orang yang terorganisir dengan maksud sukarela
maupun untuk memperoleh imbalan uang.
Munculnya pengatur lalulintas dadakan di pertigaan, perempatan, ataupun
tiap sudut jalan lalulintas maupun di penyeberangan/zebra cross terlihat
bermaksud untuk membantu mengatur lalulintas dan membantu pejalan kaki yang
sedang menyeberangi jalan lalulintas agar semua pengguna jalan segera sampai
pada lokasi tujuan tepat waktu. Di sisi lain, jumlah personil aparat petugas
lalulintas dari kepolisian dan Dinas Perhubungan sangat terbatas untuk mengatur
atau melayani publik di tengah masyarakat pengguna jalan lalulintas sehingga
terjadi kemacetan di berbagai pertigaan atau perempatan jalan yang belum
dilengkapi lampu traffic light khususnya di Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang. Bagi mereka merupakan sebuah tantangan yang cukup berat dalam
menghadapi resiko yang mungkin akan diterimanya, dengan hadirnya mereka
petugas dadakan lalulintas di tengah kesibukan yang kompleks dan padat oleh
pemakai jalan lalulintas tepatnya di pertigaan atau perempatan sangat berfungsi
dalam mengatur menjadi lebih lancar dan tertib.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa keadaan lalulintas di berbagai
sudut jalan baik di pinggiran kota maupun di tengah kota Malang mengalami
kemacetan ketika pagi hari maupun sore hari bersamaan waktu atau jam kantor
pulang kerja. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalulintas dan
angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
efisien melalui manajemen lalulintas dan rekayasa lalulintas.
Latar belakang munculnya pak ogah di berbagai Kota besar adalah karena
kondisi lalu lintas yang relatif padat, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk
tertib lalu lintas selama di jalan, serta tidak adanya traffic light pada persimpangan
jalan yang relatif padat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh kepadatan lalu lintas terhadap eksistensi Pak Ogah?
2. Bagaimana penghasilan sehari-hari Pak Ogah di kecmatan Lowokwaru,
kota Malang?
3. Bagaiman peranan Pak Ogah dalam menjaga ketertiban lalu-lintas di kota
Malang?
BAB II
LANDASAN TEORI
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan
sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang
dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan
fasilitas pendukung. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan
perundangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu
lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan.
Ada
yaitu
tiga
komponen
terjadinya
Ketiga
komponen
lalu
lintas
tersebut
saling
dan
melancarkan
arus
dengan
lebih
maksimal,
sama
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif, yakni sebuah
penelitian yang cenderung menggunakan suatu analisis deskriptif. Metode ini juga
diharapkan mampu mengungkapkan dan memperoleh informasi secara dalam dan
mendetail dari informan untuk mengungkap pemasalahan yang ada di masyarakat.
Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong 2012: 157) sumber data utama
dalam kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan
strukturalisme genetik Pierre Bordieu dimana praktik sosial adalah hasil
kombinasi habitus, modal, dan ranah.
Bourdieu (dalam Lee, 2006: 53) menyebutkan bahwa tindakan sosial tidak
dapat semata-mata didefinisikan sebagai produk dari serangkaian aturan eksternal.
Aturan eksternal yang dimaksud adalah aturan yang timbul dari sosialisasi, yang
mana telah ditentukan sebelumnya. Analisis Bourdieu menekankan bahwa
tindakan sosial secara efektif menjadi produk upaya sukarela subjek yang
melakukan kalkulasi bebas (subjektivis) dan beroperasi dengan kesadaran penuh
terhadap kondisi dan struktur sosial tempat nya berada ( objektivis ).
Refleksi Bourdieu antara struktur dengan cara orang mengonstruksi realitas sosial
disebutnya dengan strukturalisme konstruktivis, konstruktivisme strukturalis, atau
yang lebih dikenal dengan strukturalisme genetis. Bourdieu (dalam Ritzer, 2012:
580) menggambarkan apa yang menarik perhatiannya sebagai hubungan antara
struktur sosial dengan struktur mental. Analisis atas struktur objektif yang berada
pada arena berbeda tidak dapat dipisahkan dari analisis genesis (dalam individu
biologis) dari struktur mental yang pada batas-batas tertentu merupakan produk
dari bertemunya struktur sosial; juga tidak dapat dipisahkan dari analisis genesis
struktur sosial itu sendiri: ruang sosial, dan kelompok yang menguasainya, adalah
produk dari perjuangan Paradigma. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015. historis
(yang di dalamnya agen berpartisipasi menurut posisi mereka dalam dalam ruang
sosial dan menurut struktur mental yang mereka gunakan untuk memahami ruang
ini)
10
11
BAB IV
PEMBAHASAN
tujuan.
Dengan
fenomena
tersebut
merupakan
indikator
yang
13
14
sebagai supeltas tidak ada syarat maupun batasan tertentu, yang penting kita
masih mampu bekerja.
3.Sebagai study silang Terhadap pendapat narasumber ke-2 tentang perbedaan pak
ogah dan supeltas, maka dilakukan wawancara pada seorang anggota polisi atas
nama Bripda Adystio
supeltas(pengatur lalu lintas resmi) itu berasal dari masyarakat yang biasa
melakukan aktivitas sebagai pengatur lalu lintas jalan, tanpa adanya kemampuan
khusus, melihat hal tersebut pihak kepolisian memutuskan untuk merangkul pak
ogah (pengatur lalu lintas tidak resmi) agar kegiatan mereka lebih terorganisisr,
tidak semrawut, serta tidak asal-asalan serta sebagai solusi mengatasi kemacetan
dan keberadaan pengatur lalu lintas illegal.Proses perangkulan itu sendiri bermula
dari pengumpulan, pendataan, serta pembekalan pada para pak ogah agar mereka
lebih mumpuni, serta memenuhi kelayakan dalam membantu mengatur lalu lintas.
Jika ditanya berarti secara tidak langsung, pihak kepolisian mempercayakan peran
sebagai pengatur lalu lintas ini kepada para pak ogah atau yang biasa disebut
supeltas oleh pihak kepolisisan? Maka polisi tersebut menyangkalnya, pihak
kepolisian tidak mempercayakan proses pengaturan lalu lintas sepenuhnya pada
para supeltas, hal tersebut dikarenakan menjaga lalu lintas juga menjadi peran
utama pihak kepolisian, selain itu keberadaan supeltas tidak terdapat disemua
jalan, kan? Jadi pihak kepolisisan masih berperan di bidang lalu lintas. bagi pihak
kepolisisan keberadaan supeltas sendiri dianggap sebagai back up untuk sama
sama menjaga kamtibcarlantas. Selain itu keberadaan supeltas itu sendiri juga
dipengaruhi oleh keberadaan polisi lalu lintas yang jumlahnya tidak mencukupi
sehingga jika petugas lantas tersebut disebar sebagai pengatur lalu lintas
dipertigaan ataupun perempatan jalan, maka apakah jumlah itu mencukupi? Selain
itu petugas lantas juga memiliki tugas lain demi mencaga kelancaran lalu lintas,
seperti pengurus administrasi lalu lintas,pelayanan lalu lintas serta proses
pembuatan stnk, dan sim lalka lantas. Jadi intinya pihak kepolisian tidak betulbetul mempercayakan, tetapi lebih menganggap anggota supeltas sebagai partner
untuk menjaga kelancaran lalu lintas dijalan. Berawal dari berbagai persoalan lalu
15
pembinaan dan
16
detail lagi dalam rangka melayani serta memberikan antisipasi persoalanpersoalan yang terjadi kepadatan dan guna mengatur lalulintas di Kota Malang.
Seperti terlihat di lapangan petugas lalulintas baik dari kepolisian lalulintas
maupun dari Dinas Perhubungan meskipun sudah melaksanakan tugasnya
masalah kemacetan masih saja dihadapi oleh mereka Gambaran fenomena
persoalan transportasi dan situasi serta kondisi jalan raya lalulintas di Kota
Malang tersebut nampaknya menimbulkan perhatian khusus bagi warga Malang
pengguna jalan lalulintas. Sehingga di tengah jalan raya baik di pertigaan atau
diperempatan maupun di simpang jalan raya besar muncul keberadaan tenaga
sukarelawan dari warga untuk mencoba membantu kepadatan transportasi yang
berakibat kemacetan di jalan lalulintas, dan terlihat menunjukkan penuh
keikhlasannya. Bagi masyarakat dengan keberadaan Pak Ogah dalam membantu
pengguna jalan lalilintas tersebut sebenarnya merupakan salah satu jalan keluar
untuk menertibkan kelancaran pengguna jalan. Pada saat melakukan wawancara
Pak Ogah mengatakan bahwa ternyata Pak Ogah merupakan suatu komunita, dan
setiap bulan sekali ada pelatihan dari pihak kepolisian Kota Malang. Dengan
begitu tentunya sudah mendapatkatkan ijin resmi dari pihak aparat pemerintah
yang terkait. Dengan adanya bimbingan tersebut, secara tidak lagsung komunitas
Pak Ogahmampu melakukan pekerjaan dengan baik dan akan memberikan
persepsi positif dari masyarakat. Pihak Dinas Perhubungan dan kepolisian
hendaknya proaktif dan selalu memperhatikan aktifitasPak Ogah ketika sedang
melaksanakan kegiatannya di tengah jalan dan tidak semata-mata melepaskan
begitu saja, mungkin akan berpengaruh atau mengganggu, bahkan juga bisa
dikatakan membantu kepada tugas rutin aparat.
17
4.5 Peranan Pak Ogah dalam menjaga ketertiban lalu-lintas di kota Malang
Pak ogah memiliki peranan dalam menjaga ketertiban lalu lintas,
utamanya di pertigaan ataupun perempatan jalan raya yang tidak memiliki
fasilitas traffic light, di Kota Malang sendiri banyak titik yang sudah
memiliki pak ogah sebagai pengatur lalu lintas, sekaligus pembantu peran
polisi lalu lintas.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Meningkatnya kepadatan lalu lintas dikota Malang, utamanya di sekitar
pertigaan ataupun perempatan yang tidak memiliki traffic light menjadikan
profesi sebagai pak ogah semakin eksis.
Pendapatan pak ogah khususnya pada area penelitian, yaitu kecamatan
lowokwaru, dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas, serta banyaknya orang
yang memberi.
Pak ogah memiliki peranan dalam menjaga ketertiban lalu lintas,
utamanya di pertigaan ataupun perempatan jalan raya yang tidak memiliki
fasilitas traffic light
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
Masyarakat seharusnya lebih sadar akan peran pak ogah yang membantu
mengatur kelancaran lalu lintas. Selain itu lebih tertib dalam berkendara tidak
hanya pada waktu ada petugas yang mengatur lalu lintas saja, tetapi di setiap saat,
karena hal itu juga demi keselamatan masyarakat sendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.
2011.
Dua
Belas
Gerakan
Pengatur
Lalu
Lintas.
20
LAMPIRAN
21