Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 4 2014

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
_______________________________________________________________________________________________
___________________

KEBERADAAN MODA TRANSPORTASI UMUM TIDAK BERMOTOR DALAM MENDUKUNG


AKTIVITAS PARIWISATA DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA
Yuliana Trisnawati¹ dan Broto Sunaryo²
1 2
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Dosen Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro email : yuliana_te5@gmail.com

Abstrak : Keberadaan moda kendaraan tidak bermotor saat ini sudah semakin menghilang dan tergeser
oleh kendaraan bermotor yang dirasa lebih efisien dan efektif dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat.
Perubahan fungsi kadangkala terjadi dimana kendaraan tidak bermotor sudah tidak lagi menjadi transportasi
umum namun beralih peran menjadi transportasi wisata yang menjual daya tarik wisatawan terhadap
kendaraan kuno yang sudah jarang ditemui. Kawasan wisata Malioboro merupakan salah satu tempat wisata
di Kota Yogyakarta yang hingga kini masih menjadi tempat keberadaan transportasi umum tidak bermotor
seperti becak dan delman. Keberadaannya juga tidak lepas dari adanya aktivitas wisata di kawasan tersebut
yang menjadikan kendaraan tidak bermotor sebagai primadona bagi wisatawan. Fenomena yang demikian
menarik untuk diteliti, dengan pertanyaan penelitian: Seberapa besar keberadaan moda transportasi umum
tidak bermotor dalam mendukung aktivitas wisata di kawasan Malioboro? Hal ini penting dalam
mempertahankan keberadaan moda kendaraan tidak bermotor ditengah-tengah tingginya penggunaan
kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan transportasi umum tidak
bermotor di sekitar kawasan wisata Malioboro dalam mendukung aktivitas pariwisata. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif dan data di kumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara dengan
informan yang dipilih melalui teknik penelitian sampel snowbal sampling untuk tukang becak dan tukang
andong, accidental sampling untuk wisatawan dan sensus untuk pengelola toko souvenir. Hasil akhir dari
penelitian ini bahwa keberadaan moda transporatsi umum tidak bermotor di Malioboro masih dipertahankan
sebagai daya tarik bagi wisatawan melalui berbagai upaya peningkatan baik dari kualitas, kemampuan,
kelayakan sehingga mampu menjadi daya dukung bagi aktivitas pariwisata di Malioboro.

Kata Kunci : Keberadaan moda, Transportasi Umum Tidak Bermotor, Pariwisata, Kawasan Malioboro

Abstract: The existence of transportation non motorized currently have increasingly disappeared,
replaced by transportation motorized that it has more efficient and effective in performing a trip to some place.
Change in functioning sometimes take place where transportation non motorized was no longer public
transportation but diverting role to transport tourist attraction to sell ancient tourists to the vehicle that is
rarely found. Malioboro is one of the tourist objects in the City of Yogyakarta that until now still to place the
public transportation non motorized such as pedicab drivers and horse carts parade. Its existence also could not
be separated from the tour activities in the region has made as the beautiful one motor vehicle not for tourists.
The phenomenon is interesting to be observed, with questions or: How existence of public transportation non
motorized in supporting such visit in Malioboro area? This is one of the most important in maintaining existence
motor vehicle not amid high use motor vehicle. This research aims to examine the influence the public
transportation non motorized around the Malioboro in supporting such tourism. Research method is used
qualitative methods and data collected through field observation and interview with informers are chosen
through techniques or samples snowbal sampling for the becak driver and a craftsman Andong, without forcible
entry sampling for tourists and shop manager census for souvenirs. The result of this research that the existence
of public transportation non motorized in Malioboro still maintained as major attraction for tourists through

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1013


Keberadaan Moda Transportasi Umum Tidak Bermotor.... Yuliana Trisnawati dan
Broto Sunaryo

various efforts to increase quality, the ability to both the feasibility, so that it was able to be carrying capacity
for such tourism in Malioboro.

Keyword : Existence, Public Transportion Non Motorized, Tourism, Malioboro Area

PENDAHULUAN daya tarik bagi wisatawan yang datang ke kota


Pada zaman dahulu sarana transportasi Yogyakarta.
yang menjadi primadona masyarakat adalah Kawasan Malioboro merupakan salah
menggunakan tenaga manusia dan hewan satu tempat di mana transportasi umum tidak
sebagai alat penggerak seperti becak dan bermotor seperti becak dan andong untuk
andong. Seiring berkembangnya peradaban diperbolehkan beroperasi. Di kawasan
dan kemajuan teknologi, penggunaan sarana Malioboro, becak dan andong masih diminati
transportasi mulai bergerser pada kendaraan oleh beberapa kalangan masyarakat baik
bermotor dan meyingkirkan keberadaan moda wisatawan maupun masyarakat sekitar. Hal ini
kendaraan tidak bermotor. Saat ini sarana didukung dengan keberadaan tempat wisata
tranportasi dengan menggunakan mesin dan juga pusat oleh-oleh yang tersebar di
semakin menjadi primadona di kalangan sekitar kawasan Malioboro yang beberapa
masyarakat, karena lebih efektif dan efisien tidak dilalui oleh rute perjalanan transportasi
dibandingkan dengan transportasi tidak umum bermotor. Hal tersebut memperkuat
bermotor. Dilihat dari jangkauan pelayanannya keberadaan becak dan andong yang tidak
sarana transportasi dengan menggunakan begitu saja hilang dari sistem transportasi,
mesin dapat menjangkau hingga lintas wilayah melainkan dapat beralih peran menjadi moda
dan juga waktu tempuh perjalanan yang relatif transporatsi wisata yang terkait dengan
lebih cepat dibandingkan transportasi tidak kegiatan pariwisata. Keberadaannya juga
bermotor. Hal didukung dengan adanya jalur khusus untuk
ini menjadikan keberadaan sarana transportasi becak dan andong sepanjang 2 km di sisi barat
tidak bermotor jumlahnya semakin berkurang jalan Malioboro. Namun sebagai moda
dan dibeberapa wilayah sudah menghilang. transportasi, becak dan andong juga
Sebelumnya, becak dan andong dihadapkan pada persaingan dengan
digunakan masyarakat sebagai alat transportasi umum bermotor seperti bus kota
transportasi yang memiliki peranan penting dan juga busway yang sama-sama beroperasi
dalam mendukung aktivitas dan pergerakan di kawasan Malioboro. Keberadaan moda
masyarakat. Namun saat ini peran becak dan transportasi umum tersebut tentunya menjadi
andong sebagai alat transportasi umum sudah saingan becak dan andong dalam beroperasi.
mulai hilang dan bergeser menjadi alat Dari fenomena tersebut kiranya menarik untuk
transportasi wisata karena keunikannya yang dilakukan penelitian terkait dengan
masih dipertahankan dan jarang dijumpai di keberadaan transportasi umum tidak
era modern ini. Keberadaannya pun juga bermotor di kawasan Malioboro Yogyakarta
selalu berkaitan dengan kegiatan pariwisata mengingat kini sarana transportasi sudah
terutama tempat-tempat wisata budaya. Kota semakin maju dan berkembang. Dalam
Yogyakarta merupakan salah satu kota yang penelitiannya nanti keberadaan transportasi
masih mempertahankan keberadaan umum tidak bermotor dilihat dari fungsinya
transportasi umum tidak bermotor seperti sebagai salah satu pendukung kegiatan
becak dan andong di tengah perkembangan pariwisata di kawasan Malioboro, Kota
kota Yogyakarta menjadi kota metropolitan. Yogyakarta.
Hal ini terkait dengan adanya aktivitas
pariwisata yang ada di Kota Yogyakarta di KAJIAN LITERATUR
mana keberadaan becak dan andong dapat
dijadikan sebagai suatu icon transportasi Sistem Transportasi
perjalanan wisata yang juga berfungsi sebagai Sistem transportasi suatu wilayah
adalah sistem pergerakan manusia dan barang

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1014


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

antara zona asal dan zona tujuan dalam b. Sistem penggunaan bersama, yaitu
wilayah yang bersangkutan, pergerakan kendaraan dioperasikan oleh operator
dilakukan dengan menggunakan berbagai dengan rute dan jadwal yang biasanya
sarana atau moda, berbagai sumber tenaga, tetap. Sistem ini dikenal sebagai transit
dan dilakukan untuk suatu keperluan tertentu system. Terdapat 2 jenis sistem transit,
(Akbar, 2011). Menurut Akbar (2011) sistem yaitu:
transportasi sangat dipengaruhi oleh 3 (tiga)  Paratransit, yaitu tidak ada jadwal
faktor utama, yaitu konfigurasi spasial, yang pasti dan kendaraan dapat
teknologi transportasi, dan sistem berhenti (menaikkan/ menurunkan
kelembagaan. Bertambahnya permintaan jasa penumpang) disepanjang rutenya.
transportasi adalah berasal dari bertambahnya  Mass transit, yaitu jadwal dan
kegiatan sektor-sektor lain. sesuai sifatnya tempat pemberhentiannya lebih
derived demand maka perencanaan sektor pasti.
transportasi selalu mengandung
ketidakpastian. (Siregar, 1995:21 dalam
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Adisaamita, 2000: 2).
Moda
a. Ciri Perjalanan
Komponen Transportasi Menurut Warpani (1990: 146) ada dua
Menurut Kamaluddin (2003: 17) terdapat faktor yang termasuk dalam ciri perjalanan
empat unsur pokok transportasi yaitu: yaitu:
1. Jalan, merupakan suatu kebutuhan yang  Jarak perjalanan
paling esensial dalam transportasi. Jalan Jarak perjalanan memperngaruhi
ditujukan dan disediakan sebagai basis orang dalam menentukan pilihan moda. Untuk
bagi alat angkutan untuk bergerak dari perjalanan jarak pendek, orang mungkin
suatu tempat asal ke tempat tujuannya. memilih menggunakan sepeda, sedangkan
2. Alat angkutan, merupakan unsur untuk perjalanan jauh menggunakan bus.
transpor yang penting. Alat angkutan Makin dekat jarak tempuh, pada umumnya
dapat dibagi dalam jenis-jenis alat orang makin cenderung memilih moda yang
angkutan darat, alat angkutan jalan aur, paling praktis, bahkan mungkin memilih
dan alat angkutan udara. berjalan saja.
3. Tenaga penggerak, adalah tenaga atau
energi yang dipergunakan untuk
menarik atau mendorong alat angkutan.
4. Tenaga pemberhentian atau terminal,
adalah tempat di mana suatu perjalanan
transportasi dimulai maupun berhenti
atau berakhir sebagai tempat tujuannya.
Sumber: Warpani, 1990
Karakteristik Angkutan Umum
Menurut LPM ITB, 1997: II-1 terdapat 2 sistem GAMBAR 1
pemakaian angkutan umum, yaitu: PEMILIHAN MODA BERDASARKAN JARAK
a. Sistem sewa, yaitu kendaraan bisa TEMPUH
dioperasikan baik oleh operator
maupun oleh penyewa, dalam hal ini
tidak ada rute dan jadwal tertentu yang  Tujuan Perjalanan
harus diikuti oleh pemakai. Sistem ini Tujuan perjalanan juga
sering disebut juga sebagai demand mempengaruhi pemilihan moda. Pengalaman
responsive system, karena menunjukkan adanya keterkaitan antara
penggunaannya yang tergantung pada jumlah pemakai angkutan umum dan tujuan
adanya pemintaan. perjalanan.

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1015


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

pihak, waktu perjalanan dan banyaknya uang


b. Ciri Pelaku Perjalanan yang dibelanjakan untuk angkutan umum
Sejumlah faktor penting yang maupun pribadi juga berpengaruh pada
termasuk dalam kategori ini adalah yang pilihan moda angkutan (Bruton, 1975 dalam
berkaitan dengan ciri sosial-ekonomi keluarga Warpani, 1990:149).
pelaku perjalanan, termasuk tingkat
penghasilan, kepemilikan kendaraan, struktur
Angkutan Umum Paratransit
dan besarnya keluarga, kerapatan
Angkutan umum paratransit adalah bentuk
permukiman, macam pekerjaan, dan lokasi
transportasi penumpang intraurban (di dalam
tempat pekerjaan. Meskipun dalam
kota) yang dapat digunakan oleh masyarakat
menentukan pilihan moda semua faktor ini
umum tetapi berbeda dari angkutan umum
dapat dibahas secara terpisah, pada
biasa (kereta api dan bus yang terjadwal) serta
prakteknya mereka saling berkaitan (Bruton,
dapat beroperasi di luar sistem jalan dan jalan
1975 dalam Warpani, 1990:147).
raya besar (Kirby, 1995 dalam Harwita, 2005:
30).
c. Ciri Sistem Perangkutan
Cervero (2000) membagi kelas
Derajat layanan yang ditawarkan
kendaraan paratransit dan jasa yang
oleh berbagai moda angkutan adalah faktor
beroperasi secara informal sebagai berikut:
yang patut diperhitungkan pengaruhnya pada
pencaran atau pilihan moda angkutan. Di lain

TABEL 1
KELAS KENDARAAN PARATRANSIT DAN JASA YANG BEROPERASI SECARA INFORMAL

No Kelas Fitur Layanan Penumpang Cakupan


Rute Jadwal Kapasitas Layanan Pelayanan
1. Minibus Tetap Semi tetap 12-24 Campuran Sub kawasan
2. Microbus/ Pick Up Tetap Semi tetap 4-11 Distribusi Sub kawasan
3. Bajai/ Sepeda Motor Tidak tetap Tidak tetap 1-4 Pengisi Lingkungan
4. Becak/ Andong Tidak tetap Tidak tetap 1-6 Pengisi Lingkungan
Sumber: Cervero, 2000

Pariwisata pariwisata maupun menjadi objek


Warpani (2007) menyebutkan bahwa wisata (sasaran penelitian)
wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh b. Prasyarat, yakni elemen yang
seseorang atau sekelompok orang merupakan prasyarat proses
mengunjungi tempat tertentu secara sukarela berlangsungnya kegiatan pariwisata,
dan bersifat sementara dengan tujuan berlibur yakni perangkutan
atau tujuan lainnya bukan untuk mencari c. Penunjang, misalnya informasi dan
nafkah. promosi, yang membangun dan
mendorong minat berwisata.
d. Sarana pelayanan, yakni elemen yang
Elemen Pariwisata
membuat proses kegiatan pariwisata
Menurut Warpani (2007: 23) elemen
menjadi lebih mudah, nyaman, aman
kepariwisataan dikelompokkan menjadi :
dan menyenangkan berupa hotel,
a. Utama, yakni daya tarik yang motel, penginapan, rumah makan, dan
mengandunga arti objek yang menjadi
lain-lain.
sasaran dan destinasi kunjungan wisata,
Gunn (1988) memandang pariwisata
adalah elemen yang menjadi bagian
sebagai suatu sistem dan memilahnya dalam
langsung dan menjadi pemicu
sisi permintaan dan sediaan. Komponen
pariwisata, dan penduduk baik sebagai
permintaan terdiri atas elemen orang,
pelaku pariwisata , sebagai ‘tuan rumah’
ditengarai oleh hasrat orang melakukan
perjalanan dan kemampuan melakukannya,

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1016


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

sedangkan komponen sediaan adalah daya METODA PENELITIAN


tarik wisata, serta perangkutannya, informasi Metode penelitian yang digunakan
dan promosi, dan pelayanan. Hubungan antar dalam penelitian ini adalah kualitatif.
elemen digambarkan sebagai suatu sistem Pengumpulan data dilakukan dengan cara
kepariwisataan sebagi berikut: observasi, wawancara mendalam dan telaah
dokumen. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah snowball sampling
Orang untuk tukang becak dan andhong dengan
Minat berwisata
PERMINTAAN informan kunci ketua paguyuban, accidental
Kemampuan sampling untuk wisatawan dan sensus untuk
toko oleh-oleh. Tahapan analisis yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
INFORMASI 1. Identifikasi keberadaan transportasi umum
PROMOSI TRANSPORTASI tidak bermotor di Malioboro yang
mencakup identifikasi rute perjalanan,
jangkauan pelayanan, karakteristik tempat
ATRAKSI mangkal dan karakteristik tukang andhong
Pengembangan sumber dan becak
daya untuk kepuasan
pengunjung 2. Identifikasi pengguna transportasi umum
tidak bermotor
PELAYANAN 3. Analisis persaingan moda transportasi tidak
Jenis dan kualitas makanan, bermotor dengan moda transportasi
penginapan, produk
bermotor
4. Analisis kebijakan pemerintah kota
Sumber: Gunn, 1988: 68
Yogyakarta terhadap keberadaan andhong
GAMBAR 2 dan becak
SISTEM KEPARIWISATAAN 5. Analisis keberadaan moda transportasi
umum tidak bermotor dalam mendukung
Perangkutan dalam Pariwisata aktivitas pariwisata
Prasana adalah prasyarat bagi Dari kelima analisis tersebut, maka
keberlangsungan proses pariwisata. Salah satu keberadaan moda transportasi umum tidak
ciri utama pariwisata adalah melakukan bermotor di kawasan Malioboro dapat dinilai.
perjalanan, sehingga dapat dikatakan bahwa Keberadaan transportasi umum tidak
tanpa pelayanan jasa perangkutan maka bermotor dapat dipertahankan dan dinilai
kepariwisataan akan lumpuh (Warpani, eksis apabila minat dari penggunanya masih
2007:27). Kelebihan angkutan adalah tinggi, mampu bersaing dengan moda
meningktakan daya jelajah para wisatawan trasnporatsi lain, adanya upaya pemerintah
hingga mampu mendatangi destinasi wisata untuk meningkatkan kualitas moda tersebut
yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya dan dan juga memiliki dampak terhadap aktivitas
terpencar keberadaanya. Angkutan wisata dan juga pendukung wisata.
memungkinkan para wisatawan dalam kurun
waktu relatif singkat mengunjungi lebih
banyak destinasi wisata atau daya tarik wisata.
Oleh karena itu keandalan layanan sistem
angkutan termasuk keandalan angkutan
angkutan antar moda menjadi urat nadi
kehidupan kepariwisataan bukan hanya bagi
kepentingan perjalanan para wisatawan
melainkan juga bagi pengankutan produk
industri pariwisata yang menjadi kebutuhan
dan kelengkapan kepariwisataan (Warpani:
2007:27).

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1017


Keberadaan Moda Transportasi Umum Tidak Bermotor.... Yuliana Trisnawati dan
Broto Sunaryo

INPUT PROSES OUTPUT

Langkah 1 = Hipotesa bahwa “ andhong dan becak


adalah transportasi wisata”.

 Jenis Moda
 Tempat Mangkal
Identifikasi
 Rute Perjalanan Karakteristik moda
karakteristik moda
 Tujuan Pergerakan transportasi umum
transportasi umum
 Jangakuan tidak bermotor
tidak bermotor
Pelayanan
 Kepemilikan Moda

 Jenis Pengguna
Identifikasi pengguna Pengguna moda
 Tujuan Perjalanan
moda transportasi transportasi umum
 Pemilihan Moda
umum tidak bermotor tidak bermotor

Langkah 2 = Bentuk keberadaan andhong dan becak


sebagai transportasi wisata.

 Jenis Transportasi Analisis persaingan Persaingan moda


Umum Bermotor moda transportasi transportasi umum tidak
 Tujuan Pergerakan umum tidak bermotor bermotor dengan
 Rute dengan transportasi transportasi umum
 Pengguna umum bermotor bermotor

 Jumlah andhong
yang mangkal di
Analisis dampak
Malioboro Peran transportasi umum
 Hubungan keberadaan pariwisata
terhadap aktivitas
terhadap penyediaan
andhong dan becak pariwisata
transportasi umum
dengan jasa
komersial

Analisis keberadaan Keberadaan moda


moda transportasi transportasi umum tidak
umum tidak bermotor bermotor dalam
dalam mendukung mendukung aktivitas
aktivitas pariwisata di pariwisata di kawasan
kawasan Malioboro. Malioboro.

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014

GAMBAR 3
KERANGKA ANALISIS

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1018


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

HASIL DAN PEMBAHASAN kesadaran dan keinginan dari tukang becak


1. Identifikasi Moda Transportasi Umum dan andhong untuk meningkatkan kualitas diri
Tidak Bermotor di Malioboro menjadi salah satu kendala dalam upaya
Transportasi umum tidak bermotor meningkatkan pelayanan transportasi
khususnya andhong dan becak merupakan kendaraan tidak bermotor di kawasan wisata
salah satu alat transportasi wisata yang ada di Malioboro. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya
kawasan Malioboro. Keberadaan andhong dan antusias tukang becak dan andhong dalam
becak dalam hal ini juga merupakan bagian mengikuti pelatihan yang diberikan oleh
dari daya tarik Kota Yogyakarta. Dilihat dari sisi pemerintah.
jumlahnya, tukang andhong dan becak lebih Selain itu kesadaran tukang becak dan
banyak mangkal dikawasan Malioboro andhong dalam mentaati peraturan lalu lintas
dibandingkan dengan kawasan wisata lain. sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari
Dilihat dari perkembangannya, jumlah seringnya mereka melanggar peraturan yang
andhong dan becak mengalami peningkatan. ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh,
Hal ini dibuktikan dengan adanya tukang meski sudah disediakan jalur khusus untuk
andhong dan becak baru yang mangkal di kendaraan tidak bermotor namun pada
kawasan Malioboro. Selain itu peningkatan nyatanya masih banyak becak dan juga
jumlah juga dipengaruhi oleh adanya andhong andhong yang masuk ke jalur kendaraan
dan becak dari luar yang ikut mangkal di bermotor.
Malioboro terutama diwaktu liburan. Ini yang
menjadikan andhong dan becak sifatnya
2. Identifikasi Pengguna Transportasi
musiman. Untuk tujuan perjalanan yang
Umum Tidak Bermotor di Malioboro
dilakukan adalah ke tempat wisata yang
Saat ini keberadaan transportasi umum
berada di sekitar Maliobor dan ke tempat
pendukung wisata seperti oleh-oleh dan tidak bermotor seperti becak dan andhong
bakpia. sebagian besar sudah beralih fungsi menjadi
moda transportasi wisata. Hal ini dapat dilihat
Dikawasan Malioboro, pemerintah telah
dari lokasi mangkal yang dominan berada
menyediakan jalur lambat yang dapat
dikawasan wisata. Dilihat dari penggunanya
digunakan oleh becak dan andhong dalam
sendiri, moda transportasi becak dan andhong
melakukan pergerakan. Pada kenyataannya,
ini juga paling banyak diminati oleh wisatawan
jalur lambat ini banyak disalahgunakan
dibandingan dengan masyarakat. Hal ini
pedagang kaki lima untuk aktivitas bongkar
menunjukkan bahwa keberadaan becak dan
muat, dan menaruh lapak dagangan, selain itu
andhong di kawasan wisata menjadi suatu
juga digunakan sebagai tempat parkir pribadi.
daya tarik tersendiri bagi wisatawan. dilihat
Dilihat dari karakteristik tukang
dari jenis wisatawannya sendiri, peminat
andhong dan becak, sebagian besar adalah
becak dan andhong lebih banyak berasal dari
pendatang dari luar kota seperti Bantul,
wisatawan domestik dibandingkan dengan
Sleman, Gunung Kidul, Kulon Progo, Klaten,
wisatawan mancanegara karena mereka
dan Magelang. Bagi tukang becak yang berasal
datang biasanya pada bulan-bulan antara Juli
dari luar Kota Yogyakarta biasanya becak yang
hingga September dimana di negara mereka
mereka gunakan bukanlah kepemilikan
sedang musim libur, jadi sifatnya musiman.
pribadi, melainkan becak sewa. Sedangkan
mereka datang ke Malioboro biasanya
menggunakan angkot maupun bus. Kondisi
3. Analisis Persaingan Moda Transportasi
tukang becak dan andhong yang ada di
Umum Tidak Bermotor dengan Moda
Malioboro sebenarnya juga menjadi perhatian
Transportasi Bermotor di Malioboro
khusus bagi pemerintah Kota Yogyakarta
Malioboro merupakan salah satu
karena tukang becak dan andhong disini bukan
tempat yang banyak menarik perhatian karena
hanya sekedar supir saja, tapi diharapkan juga
berbagai aktivitas ada disana. Hal ini juga yang
mampu menyampaikan informasi kepada
menjadikan berbagai moda transportasi
penumpang terkait Kota Yogyakarta. Namun
tertarik untuk beroperasi disana
demikian kurangnya

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1019


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

seperti kendaraan tidak bermotor yang oleh. Dalam hal ini becak dan andhong
meliputi becak dan andhong, kendaraan berperan penting sebagai media periklanan
bermotor yang meliputi bus kota, taksi, travel, dan promosi tempat oleh-oleh kepada
bus trans jogja, ojek, dan becak motor.
wisatawan. Dapat dikatakan demikian karena
Bermunculannya berbagai jenis transportasi di
kawasan Malioboro tentunya secara tidak beberapa pusat oleh-oleh lokasinya tidak
langsung menimbulkan adanya persaingan mudah dijangkau hanya dengan berjalan kaki,
antar moda. Jika dilihat dari sudut pandang selain itu juga wawasan wisatawan tentang
wisatawan tentunya hal ini menjadi nilai tempat lokasi penjualan oleh-oleh terbatas
tambah karena semakin banyak pilihan moda sehingga secara tidak langsung membutuhkan
transportasi yang tersedia semakin bantuan dari tukang becak dan andhong untuk
mempermudah mereka dalam bermobilisasi.
mencapainya. Selain itu juga keberadaan pusat
Akan tetapi dilihat dari sudut pandang pelaku
oleh-oleh seperti kaos dagadu, batik dan
kendaraan tidak bermotor, hal ini semakin
mempersulit mereka untuk menarik bakpia tidak dapat dijangkau dengan moda
wisatawan agar memakai jasa mereka transportasi umum lainnya karena tidak
ditambah lagi jumlah becak dan andhong saat dilewati jalur kendaraan umum. Hanya moda
ini yang terus bertambah. Bermunculannya transportasi becak dan andhong yang tidak
moda transportasi yang semakin beragam memiliki rute tetap yang dapat
pilihan secara tidak langsung juga berdampak
menjangkaunya. Tanpa adanya moda
bagi perekonomian tukang becak dan juga
andhong. Kondisi ini yang melatarbelakangi transportasi becak dan andhong, beberapa
banyaknya tukang becak dan andhong toko oleh-oleh tentunya akan kesulitan dalam
musiman, karena pekerjaan sebagai tukang melakukan pemasaran produknya.
becak dan andhong tidak dapat menjamin Adanya ketergantungan toko oleh-oleh
semua kebutuhan. terhadap tukang becak dan andhong dalam
hal pemasaran menunjukkan bahwa hubungan
4. Analisis Dampak Keberadaan Kawasan
Pariwisata Malioboro Terhadap aktivitas pariwisata saling berkaitan erat
Penyediaan Transportasi Umum Tidak dengan pengyediaan sarana transportasi
Bermotor termasuk becak dan andhong. Selain itu juga
Malioboro merupakan salah satu pengaruh kegiatan wisata dengan keberadaan
kawasan wisata di Kota Yogyakarta yang cukup becak dan andhong dapat dilihat dari upaya
banyak menarik perhatian wisatawan, baik pemerintah yang sering memberikan
wisatawan domestik maupun wisatawan pengarahan kepada tukang becak dan
mancanegara. Berbagai alat transportasipun andhong yang lebih banyak berkaitan dengan
juga tersedia di kawasan wisata Malioboro, kegiatan wisata.
salah satunya adalah transportasi tidak
bermotor yaitu becak dan andhong. Daya tarik 5. Analisis Kebijakan Pemerintah Kota
wisata yang ada di kawasan Malioboro tidak Yogyakarta Terhadap Keberadaan
hanya berpotensi dalam mendatangkan Andhong dan Becak
wisatawan, tetapi juga para tukang becak dan Di Kota Yogyakarta, keberadaan becak
dan andhong sampai saat ini masih dijaga dan
andhongpun tertarik untuk beroperasi di
dilestarikan. Meski demikian jumlah
Malioboro dibandingkan dengan wilayah kendaraan tidak bermotor yang terlalu banyak
lainnya. beroperasi di Kota Yogyakarta juga menjadikan
Rangakian perjalanan wisata yang masalah karena dapat menganggu kelancaran
dilakukan oleh wisatawan tentunya tidak arus lalu lintas, apalagi tidak tersedia jalur
hanya sekedar berkunjung ke tempat wisata khusus yang disediakan untuk becak dan
andhong. Dalam mengatasi jumlah kendaraan
saja namun juga ada kegiatan berbelanja oleh-
tidak bermotor yang jumlahnya

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1020


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

semakin banyak, pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama untuk mencari keuntungan
saai ini telah mengeluarkan SIOKTB (Surat Ijin ekonomi, namun juga ada hubungan sosial
Operasionak Kendaraan Tidak Bermotor). yang terbentuk antara pemilik toko oleh-oleh
Dengan adanya SIOKTB tersebut diharapkan dengan tukang becak dan andhong. Hal ini
jumlah becak dan andhong di Kota Yogyakarta terlihat dari adanya keterlibatan pemilik toko
dapat dikendalikan. dalam kegiatan rutin perkumpulan yang
Perhatian pemerintah tidak hanya diadakan oleh tukang becak maupun andhong,
dengan memberikan regulasi yang mengatur hal ini juga sebagai pendekatan sekaligus
tentang kendaraan tidak bermotor, tetapi menciptakan hubungan kekeluargaan antara
pemerintah juga memberikan sosialisasi dan pemilik toko dan tukang becak maupun
penyuluhan untuk meningkatkan kualitas andhong.
pelayanan dari tukang becak dan andhong. Hal Ditinjau dari aspek budaya, becak dan
ini dilakukan agar tukang becak dan andhong andhong merupakan alat transportasi
menjadi lebih profesional dalam bekerja dan tradisional yang saat ini masih banyak
juga untuk memberikan image yang baik bagi digunakan di Kota Yogyakarta. Keberadaannya
penumpang. Sosialisasi yang dilakukan juga menjadi salah satu icon budaya yang
pemerintah tidak hanya melibatkan satu dinas menarik bagi wisatawan meskipun saat ini di
saja namun mencakup beberapa dinas seperti beberapa kota besar di Indonesia keberadaan
Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, UPT transportasi tradisional sudah tidak lagi
Malioboro, Kepolisian, Kecamatan dan banyak digunakan dan dimanfaatkan
Kelurahan setempat. masyarakat. Kota Yogyakarta sendiri sangat
Pemerintah sendiri juga berharap kental dengan nilai-nilai budaya, sehingga hal-
keberadaan becak dan andhong tidak hanya hal yang bersifat tradisional masih
sebagai moda transportasi tradisional yang dipertahankan, salah satunya becak dan
menjual keunikannya, tetapi juga sebagai andhong.
moda yang mampu bercerita tentang Kota
Yogyakarta melalui pelaku becak dan andhong.
Hal inilah yang nantinya dapat menjadi nilai
tambah moda transportasi tidak bermotor
dibandingkan dengan moda transportasi
bermotor.

6. Analisis Keberadaan Moda


Transportasi Umum Tidak Bermotor
Dalam Mendukung Aktivitas Pariwisata
di Kawasan Malioboro
Dilihat dari aspek sosial, transportasi
tidak bermotor tidak hanya sekedar moda
transportasi saja, namun dalam hal ini juga
ada didalamnya hubungan sosial yang terjalin
antar sesama tukang becak dan tukang
andhong. Hal ini terlihat dari adanya kelompok
paguyuban becak dan paguyuban andhong
yang menaungi tukang becak dan andhong.
Adanya paguyuban becak dan paguyuban
andhong tersebut menjadikan adanya interaksi
sosial antar tukang becak dan andhong.
Hubungan sosial juga dapat dilihat dari
adanya kerjasama antara tukang becak dan
andhong dengan toko oleh-oleh. Dalam hal ini
toko oleh-oleh tidak semata-mata hanya

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1021


Keberadaan Moda Transportasi Umum Tidak Bermotor.... Yuliana Trisnawati dan
Broto Sunaryo

Langkah 1 = Penguatan Hipotesa bahwa “ andhong dan


becak adalah transportasi wisata”.

Sebagian besar tukang


andhong dan becak di
Malioboro berasal dari luar Supply tinggi
kota Dari sisi jumlah, tukang andhong dan
becak di Malioboro mengalami
peningkatan
Terdapat jasa persewaan Demand tinggi
becak di kawasan Malioboro. (tukang andhong
dan becak)

Waktu mangkal andhong dan


becak pada hari-hari libur. Ini
disesuaikan dengan
demandnya yaitu wisatawan.

Pengguna andhong dan becak


adalah wisatawan.

Malioboro sebagai tempat tujuan


Sebagain besar andhong dan Demand tinggi wisata. Minat wisatawan terhadap
becak di Kota Yogyakarta moda andhong dan becak semakin
mangkal di Malioboro meningkat

Tujaun perjalanan yang


dilakukan andhong dan becak
adalah ke tempat-tempat
wisata dan aktivitas
pendukung wisata.

Langkah 2 = Penentuan tipe keberadaan andhong dan


becak sebagai transportasi wisata.

Tipe I :Sebagai feeder ke Andhong dan becak sebagai alternatif moda


tempat-tempat wisata di transportasi yang dapat menjangkau
sekitar Malioboro tempat-tempat wisata di sekitar Malioboro
yang tidak dilalui jalur transportasi umum.

Andhong dan becak menjalin kerjasama


Tipe II :Sebagai media promosi Peranan terhadap jasa komersial yang ada di sekitar
dan periklanan toko oleh- andhong kawasan Malioboro seperti toko oleh-oleh
dan becak
oleh kepada wisatawan batik, kaos dagadu dan bakpia untuk
mendatangkan wisatawan ke toko mereka.

Andhong dan becak merupakan moda


Tipe III :Sebagai icon wisata Kota transportasi tradisional yang memiliki nilai
Yogyakarta budaya dan dijadikan sebagai daya tarik
pendukung wisata di Kota Yogyakarta.

Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014

GAMBAR 4
BAGAN ALIR ANALISIS

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1022


Keberadaan Moda Transportasi Umum Yuliana Trisnawati dan
Tidak Bermotor.... Broto Sunaryo

PENUTUP  Pembatasan becak melalui pembuatan


Kesimpulan SIOKTB perlu dievaluasi kembali karena
Dari hasil penelitian yang telah sampai saat ini becak yang tidak terdaftar
dilakukan yaitu bahwa keberadaan moda dan tidak memiliki SIOKTB masih bebas
transportasi tidak bermotor di kawasan beroperasi di Kota Yogyakarta dan tidak ada
Malioboro didukung oleh kegiatan pariwisata. sanksi khusus yang diberikan. Hal ini
Selain itu keberadaan andhong dan becak menjadikan kurangnya kesadaran tukang
masih dipertahankan karena andhong dan becak untuk mendaftarkan diri agar
becak menjadi bagian dari aktivitas wisata memiliki SIOKTB.
yaitu sebagai salah satu icon daya tarik bagi
wisatawan. Keberadaannya masih dapat Rekomendasi bagi pelaku andhong dan becak:
dipertahankan dengan berbagai catatan yaitu • Bagi pelaku andhong dan becak diharapkan
yaitu kualitas, kemampuan, kenyamanan, mampu berperan aktif dalam setiap
keamanan dan juga kelayakannya harus pengarahan dan sosialisasi yang diberikan
ditingkatkan. oleh pemerintah. Selain itu juga diperlukan
kesadaran untuk mau merubah sikap dan
Rekomendasi perilaku agar kualitas pelayanan andhong
Berikut rekomendasi dari hasil studi dan becak semakin meningkat.
yang dilakukan:  Masyarakat diharapkan mampu
Rekomendasi bagi pemerintah: mengembangkan potensi diri dengan ikut
 Dalam setiap pengarahan dan sosialisasi, aktif dalam setiap pembinaan yang
pemerintah tidak hanya melibatkan becak diberikan oleh pemerintah. Tujuannya agar
yang tergabung dalam paguyuban, akan masyarakat siap dan mampu melayani
tetapi becak yang tidak ikut dalam wisatawan dengan lebih baik khususnya
paguyuban perlu juga diberikan wisatawan mancanegara.
pengarahan dan sosialisasi agar informasi
yang diberikan dapat diterima dan DAFTAR PUSTAKA
diterapkan tidak hanya sebagian tetapi Akbar, Novan Ied. 2011. Sistem Transportasi
seluruh becak yang ada di kawasan dalam http://ovantheman.blog.co.uk,
Malioboro. diakses 5 Desember 2013.
 Koordinasi yang dilakukan antara Adisasmita, Raharjo. 2000. Dasar-dasar
pemerintah dan pelaku moda transportasi Ekonomi Transportasi. Yogyakarta:
tidak bermotor perlu diintensifkan lagi agar Graha Ilmu.
pemerintah dapat mengontrol keberadaan
dan perkembangan andhong dan becak. Cervero, Robert dan Aaron Golub. 2007.
 Pemerintah perlu mendidik agar kualitas Informal transport: A global perspective.
pelaku andhong dan becak semakin [Home page of SCIENCE DIRECT]
meningkat karena mereka tidak hanya [Online]. Available at:
berperan sebagai pengemudi moda www.sciencedirect.com. Diakses pada
transportasi umum tidak bermotor, tetapi tanggal 25 November 2013.
juga diharapkan mampu berperan sebagai Harwitasari, Dian. 2005. Keberadaan moda
duta wisata yang memperkenalkan Kota Angkutan Plat Hitam pada Koridor Pasar
Yogyakarta kepada wisatawan. Jatingaleh-Gereja Randusari. Tugas Akhir
 Pemerintah harus memberikan ketegasan Tidak Diterbitkan. Jurusan Perencanaan
dan mengadakan penertiban terkait Wilayah dan Kota Fakultas
dengan pemanfaatan jalur lambat yang Teknik Universitas Diponegoro,
banyak disalahgunakan oleh pedagang kaki Semarang.
lima sebagai tempat gerobak dagangan, ITB. 1997. Sistem Transportasi. Jakarta:
dan juga aktivitas lain. Hal ini agar Universitas Gunadarma.
pergerakan andhong dan becakdi jalur Kamaludin, Rustian. 2003. Ekonomi
lambat lancar sehingga mereka tidak Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
masuk kejalur kendaraan bermotor. Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan
Sistem Perangkutan. Bandung: ITB

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1023


Keberadaan Moda Transportasi Umum Tidak Bermotor.... Yuliana Trisnawati dan
Broto Sunaryo

Warpani, Suwardjoko P dan Indira P Warpani.


2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang
Wilayah. Bandung: ITB.

Teknik PWK; Vol. 3 No.; 4; 2014; hal. 1013-1024 | 1024

Anda mungkin juga menyukai