Anda di halaman 1dari 39

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL
STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN
DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT
5 JP (225 menit)

Pendahuluan

Manusia memerlukan mobilitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,


mulai dari pemenuhan kebutuhan jasmani, rokhani, keilmuan, interaksi
sosial, rekreasi, sampai dengan pemenuhan nafkah sehari-hari,
sehingga merupakan sebuah tugas mulia bagi fungsi lalu lintas untuk
mengamankan mobilitas manusia guna memenuhi hak-hak dasarnya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, permasalahan di bidang lalu
lintas sangatlah kompleks, setidaknya ada tiga hal besar, pertama,
masyarakat yang gemar mencari jalan pintas sehingga melabrak aturan
lalu lintas jalan; kedua, rendahnya saling menghargai di antara sesama
pengguna jalan; dan ketiga, masalah penegakan hukum yang tidak
konsisten.
Permasalahan lalu lintas bukan merupakan tanggung jawab Polri saja
namun merupakan tanggung jawab bersama beberapa instansi yang
harus bersinergi secara maksimal yaitu: Kepolisian, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah
(Pemda). Terkait dengan fungsi lalu lintas, Polri sebagai salah satu
fungsi pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas dan
angkutan jalan, pembinaan dan penyelenggaraan, yang sesuai dengan
tugas dan fungsinya yaitu pendidikan lalu lintas (traffic education),
penegakan hukum lalu lintas (traffic enforcement), rekayasa lalu lintas
(traffic engeneering), registrasi dan identifikasi (registration and
identification) ternyata belum juga dapat mengatasi fenomena tersebut.
Instansi pemerintah terkait lainnya memiliki tugas dan fungsi yang
berbeda-beda, namun harus tetap saling berkoordinasi untuk selalu
berusaha mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan mengurai
kemacetan lalu lintas. Keberadaan dan sinergi yang solid dari beberapa
instansi tersebut diharapkan mampu mewujudkan lalu lintas jalan yang
aman, nyaman dan selamat guna terwujud serta terpeliharanya
Kamseltibcarlantas melalui kerjasama dan terkoordinasi dalam Forum
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Sangat tidak mudah untuk merubah perilaku atau mengatur budaya
suatu bangsa, diperlukan waktu yang panjang serta memerlukan suatu
proses perencanaan yang matang dan tepat dengan memberdayakan
seluruh komponen bangsa dan komunitas yang secara komprehensif
selalu berkoordinasi, kerjasama dan mewujudkan kemitraan dengan
STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 1
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tujuan mengurai permasalahan lalu lintas dalam rangka mewujudkan


Kamseltibcarlantas.
Peserta didik yang dipersiapkan sebagai calon pimpinan tingkat
menengah perlu adanya pengetahuan dan strategi mewujudkan
keselamatan dan kelancaran transportasi darat sebagai acuan untuk
menghadapi permasalahan lalulintas yang semakin meningkat.
Materi dalam modul ini merupakan bahan pengayaan sedangkan materi
utama adalah materi yang disampaikan oleh Pendidik dalam proses
pembelajaran
Dalam bahan ajar ini memuat strategi Korlantas Polri dalam
pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan yang bisa dijadikan
rangsangan berfikir dalam mencari referensi yang lebih tepat. Materi
dalam Hanjar ini merupakan materi minimal, sedangkan materi yang
lebih lengkap pada materi yang disampaikan oleh Pendidik.

Standar Kompetensi

Memahami dan mahir menganalisis Strategi mewujudkan keselamatan


dan kelancaran transportasi darat.

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi tentang aturan hukum terkait


kewenangan Korlantas Polri dalam pengelolaan lalu lintas dan
angkutan jalan, keamanan dan keselamatan, Dikmas lantas, Regident
lantas, Gakkum lantas, Rekayasa lalulintas.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat Memahami dasar hukum
strategi Korlantas Polri dalam Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, langkah-langkah dan tahapan Korlantas Polri dalam Pengelolaan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 2


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kompetensi Dasar

1. Memahami dasar hukum strategi Korlantas Polri dalam


mewujudkan keselamatan dan kelancaran transportasi darat
Indikator Hasil Belajar :
Menjelaskan aturan hukum terkait kewenangan Korlantas Polri
dalam mewujudkan keselamatan dan kelancaran transportasi
darat.
2. Memahami langkah-langkah dan tahapan Korlantas Polri Dalam
mewujudkan keselamatan dan kelancaran transportasi darat.
Indikator Hasil Belajar :
a. Menjelaskan keamanan dan keselamatan.
b. Menjelaskan Dikmas lantas.
c. Menjelaskan Regident lantas.
d. Menjelaskan Gakkum lantas.
e. Menjelaskan rekayasa lalulintas.
3. Mengkreasi strategi Korlantas Polri dalam mewujudkan
keselamatan dan kelancaran transportasi darat.
Indikator Hasil Belajar :
Merancang strategi Korlantas Polri dalam mewujudkan
keselamatan dan kelancaran transportasi darat.

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :
1. Dasar hukum strategi Korlantas Polri dalam mewujudkan
keselamatan dan kelancaran transportasi darat
Sub Pokok Bahasan :
Aturan hukum terkait kewenangan Korlantas Polri dalam
mewujudkan keselamatan dan kelancaran transportasi darat.
2. Langkah-langkah dan tahapan Korlantas Polri dalam mewujudkan
keselamatan dan kelancaran transportasi darat.
Sub Pokok bahasan :
a. Keamanan dan keselamatan.
b. Dikmas lantas.
c. Regident lantas.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 3


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d. Gakkum lantas.
e. Rekayasa lalu lintas.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
strategi Korlantas Polri Dalam Pengelolaan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan.
2. Metode Tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
3. Metode Brainstorming (curah pendapat).
Metode ini digunakan untuk meng-eksplore pendapat peserta
didik tentang pemahaman awal materi yang akan dibahas.

Alat/Media, Bahan dan Sumber

1. Alat/media :
a. Panaboard.
b. Laptop.
c. LCD In focus.
d. Slide.
e. Spidol.
f. Flipchart.
2. Bahan :
Kertas Flipchart.
3. Sumber :
a. Lembar petunjuk penugasan (lembar merah).
b. Paparan pendidik.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 4


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 15 menit


a. Ketua kelas laporan tentang kesiapan peserta didik untuk
menerima palajaran.
b. Pejabat senat yang ditunjuk memperkenalkan peserta didik
dan membacakan riwayat hidup pendidik secara singkat.
c. Pendidik memperkenalkan diri.
d. Pendidik menyampaikan kompetensi dan indikator hasil
belajar
2. Tahap inti : 190 menit

a. Pendidik menyampaikan materi tentang Strategi Korlantas


Polri dalam mewujudkan keselamatan dan kelancaran
transportasi darat. (Waktu: 160 menit)
b. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya/memberikan komentar terkait materi yang
disampaikan. (30 menit).
3. Tahap akhir (20 menit).
a. Penguatan materi :
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
materi pelajaran.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik.
c. Learning Point.
Pendidik merumuskan dan menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
d. Ketua kelas menyampaikan terimakasih dan pemberian
cindramata kepada pendidik

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 5


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tagihan / Tugas

Peserta didik menyusun dan mengumpulkan:


1. Ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan Pendidik.
2. NKP (Bagian dari NKP 15).
3. Rancangan program strategi pengelolaan lalulintas angkutan
jalan.
Dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan oleh Bag. Jarlat.

Lembar Kegiatan

Format NKP sesuai buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKTI).

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 6


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

STRATEGI KORLANTAS POLRI DALAM MEWUJUDKAN


KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI
DARAT

1. Aturan Hukum terkait kewenangan Korlantas Polri dalam


mewujudkan Keselamatan dan Kelancaran Transportasi
Darat.

Transportasi merupakan sarana yang sangat strategis dalam


memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan
kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan
masyarakat. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada
semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa bagi mobilitas orang
maupun barang keseluruh wilayah. Selain itu transportasi
berperan sebagai pendukung, pendorong dan penggerak bagi
pertumbuhan daerah dalam upaya peningkatan dan pemerataan
pembangunan dan hasilnya.
Penyediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan
infrastruktur dasar (Basic Infrastructure) bagi pelaksanaan
kegiatan masyarakat di segala bidang, baik yang menyangkut
kegiatan ekonomi maupun sosial. Untuk mewujudkan suatu
tatanan transportasi yang efektif dan efisien maka sistem
transportasi harus ditata dalam satu kesatuan sistem yang
pengembangannya dilakukan dengan mengintegrasikan dan
mendinamiskan unsur-unsurnya yang terdiri atas jaringan
prasarana, jaringan pelayanan, kendaraan dan manusia serta
peraturan dan prosedur yang sedemikian rupa sehingga terwujud
situasi lalu lintas yang tertib, nyaman, lancar dan selamat.
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan
unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa,
wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai
peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi,
sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan
dan pemerataan pembangunan antardaerah, membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 7


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur


ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan
nasional, sehingga pemerintah menetapkan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan sebagai pengganti Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan.
Dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, pemerintah telah
menetapkan Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas Angkutan Jalan sebagai pengganti Undang- Undang
Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Raya yang sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi,
perubahan lingkungan strategis, kebutuhan penyelenggaraan lalu
lintas, dan angkutan jalan saat ini, termasuk akibat
diberlakukannya otonomi daerah dan pertimbangan keuangan
daerah dan pusat. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
ditetapkan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi lalu lintas
dan angkutan jalan yang tertib, aman, nyaman, teratur, lancar
dengan biaya yang terjangkau masyarakat serta terjamin dari
segi keselamatan. Ini berarti bahwa aspek keselamatan
merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu kegiatan lalu
lintas dan angkutan jalan.
Dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 ini salah satunya
diatur mengenai kewenangan petugas Dinas Perhubungan,
dimana dijelaskan bahwa fungsi-fungsi seperti pengaturan,
penjagaan, pengawalan, dan patroli Lalu Lintas bukan menjadi
kewenangan Dinas Perhubungan melainkan kewenangan
petugas kepolisian. Kewenangan petugas Dinas Perhubungan
secara umum hanya dilaksanakan di Terminal dan/atau tempat
alat penimbangan yang dipasang secara tetap (Pasal 262 ayat
(2)). Meskipun demikian dalam keadaan tertentu kewenangan
tersebut dapat dilaksanakan di jalan namun harus berkoordinasi
dan didampingi oleh petugas polri.
Semangat dari Paradigma baru UU No. 22 tahun 2009 ini adalah
bahwa penyelenggaraan LLAJ dilaksanakan secara bersama-
sama oleh semua instansi terkait dengan kata lain bahwa instansi
yang bertanggung jawab dalam peyelenggaraan dan pengelolaan
LLAJ lebih bersifat kebersamaan dimana ada 5 instansi terkait
sebagai pembina penyelenggaraan LLAJ.Dalam pelaksanaannya
pembina penyelenggaraan LLAJ terdiri dari 5 instansi dan
dikoordinasikan melalui Forum LLAJ bersama dengan akademisi
dan masyarakat. Instansi pembina dan penyelenggara Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan termasuk ruang lingkup penyelenggaraannya
berdasarkan UU No 22 tahun 2009 diatur dalam pasal 5 sampai
dengan pasal 13.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 8


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan disebutkan mengenai tujuan dari Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yakni:
a. Terujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda
angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
memajukankesejahteraan umum, memperkukuh Persatuan
dan kesatuan bangsa serta mampu menjunjung tinggi
martabat Negara;
b. Terujudnya etika berlalu lintas dan berbudaya bangsa.
c. Terwujudnya penegak hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
d. Menurut Pasal 4 Undang-undangNomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dinyatakan undang-
undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib,
dan lancar melalui:
1) Kegiatan gerak pindah Kendaraan, orang dan/atau
barang di jalan.
2) Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan
fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3) Kegiatan yang berkaitan denganregistrasi dan
identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi,
pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Kendaraan umum atau perusahaan angkutan umum juga harus
memiliki izin usaha dalam penyelenggaraan angkutan orang. Izin
usaha dalam penyelenggaraan angkutan orang diatur dalam
Pasal 173 ayat (1) Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan: Perusaaan Angkutan
umum yang menyelenggarakan angkutan orang dan/atau barang
wajib memiliki:
a. Izin penyelenggaran angkutan orang dalam trayek;
b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek;
dan/atau
c. Izin penyelenggaraan angkutan barang khusus atau alat
berat.”
Izin sebagai mana yang dimaksud dalam Pasal 173 ayat (1)

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 9


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Undang - undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan adalah berupa dokumen dan/atau kartu elektronik
yang terdiri atas surat keputusan, surat pernyataan, dan kartu
pengawasan. Pemberian izin sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 173 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
dilaksanakan melalui seleksi atau pelelangan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Dan izin
penyelenggaraan angkutan ini berlaku untuk jangka waktu
tertentu. Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak berlaku untuk :
a. Angkutan orang sakit dengan menggunakan ambulans.
b. Pengangkutan jenazah.
Penyidik dalam perkara tindak pelanggaran lalu lintas, selain
Penyidik Kepolisian, Penyidik Pegawai Negri Sipil dilingkungan
Dinas Perhubungan (DISHUB) juga memliki kewenangan untuk
melakukan penyidikan atas pelanggaran lalu lintas. Penjelasan
atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan disebutkan bahawa berkaitan dengan tugas
dan wewenang penyidik PPNS Dinas Perhubungan (DISHUB)
dalam undang-undang ini mengatur bahwa, dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsi PPNS agar selalu berkordinasi
dengan Kepolisian Republik Indonesia sebagi kordinator dan
pengawas PPNS, dan dalam BAB XIX Penyidikan dan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bagian
Kesatu Pasal 259 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu:
Penyidik Pegawai Negri Sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus menurut undang-undang ini.
Kewenangan PPNS dalam Paragraf 2 Pasal 262 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 huruf b berwenang
untuk:
a. Melakukan pemeriksaan ataspelanggaran persyaratan
teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor yang pembuktian
nya memerlukan keahlian dan peralatan tertentu.
b. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan
angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan
Bermotor Umum;
c. Melakukan pemeriksaan atas muatan dan/atau dimensi
Kendaraan Bermotor ditempat penimbangan yang dipasang
secara tetap;
d. Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan
Bermotor yang tidak memiliki persyaratan teknis dan laik
jalan;

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 10


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Memintak keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan


Bermotor, atau Perusahaan Angkutan Umum atas
pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan, Pengujian
Kendaraan Bermotor, dan Perizinan; dan/atau
f. Melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau surat izin
penyelenggaran angkutan umum atas penyelenggara
sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c
dengan membuat dan menandatangani berita acara
pemeriksaan.

2. Keamanan dan Keselamatan

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah


kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain dan
menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat
mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang.
Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2
juta manusia setiap tahun menurut WHO, dimana di Indonesia
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia
mencapai angka 20 188 orang meninggal pada tahun 2008. Hal
inilah yang mendorong pemerintah untuk bekerja keras
menyusun program dalam rangka meningkatkan keselamatan
dalam berlalu lintas dengan target menurunkan angka
kecelakaan.
a. Tahapan Program Keselamatan Lalu Lintas
Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan
ADB (Asian Development Bank) bersama dengan Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat ada tiga (3) tahapan
pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan :
1) Tahap 1
Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah
satu permasalahan yang cukup memprihatinkan di
Indonesia sehingga perlu perhatian yang tinggi untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas yang
dapat dilakukan melalui menyebar luaskan dampak
kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengambil
keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan
Perwakilan Rakyat baik nasional maupun tingkat
daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Langkah lain yang perlu dilakukan
pada tahapan ini adalah identifikasi dari permasalahan
keselamatan lalu lintas termasuk meninjau kembali

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 11


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

program keselamatan yang telah dan sedang


dilaksanakan.
2) Tahap II
Rencana aksi prioritas, setelah mengenali
permasalahan yang ditemukan dalam tahap 1 maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan program
perioritas yang perlu segera dilaksanakan, apakah
merumuskan kembali peraturan perundangan untuk
meningkatkan keselamatan, menyempurnakan
organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan
dan perumusan program keselamatan disertai dengan
langkah untuk melakukan penertiban terhadap angka
pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting mengingat
bahwa sebagian besar kecelakaan yang terjadi
didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu
lintas.
3) Tahap III
Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah
strategis lebih lanjut adalah menyusun program
keselamatan yang lebih makro untuk menurunkan
angka kecelakaan secara nyata, misalnya dengan
merubah undang-undang seperti yang telah
dilaksanakan dengan telah terbitnya Undang-undang
No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan
perumusan peraturan pelaksanaannya seperti
misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan
dengan penerapan penegakan hukum elektronik.
Langkah lain yang perlu dilaksanakan dalam program
5 tahun adalah identifikasi dan analisis black spot
lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit
keselamatan, untuk kemudian dilakukan langkah
perbaikan.
b. Program keselamatan lalu lintas
Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam
pengembangan sistem transportasi sehingga perlu ditangani
dengan sebaik-baiknya sehingga setiap program yang
dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan
angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu program
keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah
sebagai berikut:
1) Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan
lalu lintas yang mudah diakses oleh instansi

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 12


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pemerintah, akademisi atau pun masyarakat sebagai


masukan dalam mempersiapkan langkah peningkatan
keselamatan lalu lintas.
2) Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka
meningkatkan keselamatan lalu lintas.
3) Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan
lalu lintas yang berkesinambungan.
4) Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah
untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas.
5) Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan
kecelakaan.
6) Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan
keselamatan bagi anak sekolah.
7) Meningkatkan kualitas pengemudi.
8) Melakukan program penyuluhan keselamatan.
9) Meningkatkan standar keselamatan kendaraan.
10) Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan
angkutan jalan.
11) Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum.
12) Pengembangan sistem pertolongan pertama pada
kecelakaan.
13) Pengembangan penelitian keselamatan jalan.

c. Kampanye Keselamatan Lalu Lintas


Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya
karena tidak mengetahui bahwa yang bersangkutan
melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat
mengemudi sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau
sengaja melanggar agar lebih cepat sampai ditujuan, tidak
sabaran. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting
dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas dan berikutnya
adalah melakukan kampanye keselamatan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peraturan
perundangan yang berlaku serta untuk menyadarkan
masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat
berakibat fatal terhadap dirinya atau orang lain.
Kampanye keselamatan merupakan program yang harus
dilaksanakan secara terus menerus, masyarakat harus terus
diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 13


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang


mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.

3. Dikmas Lantas

Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas


menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan,
pengaturan, pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan
rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi atau
kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan
penegakan hokum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara
keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pendidikan
masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) adalah segala kegiatan
yang meliputi segala usaha untuk menumbuhkan pengertian,
dukungan dan keikutsertaan masyarakat aktif dalam usaha
menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas. Pendidikan masyarakat (Dikmas) di bidang lalu lintas
dilaksanakan juga untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap lalulintas serta memberikan pemahamam terhadap
bagaimana cara berkendara yang baik dan benar sebgai
pengguna jalan, karena dalam masyarakat yang modern lalu
lintas merupakan factor utama pendukung produktivitasnya. Dan
dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat
menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat.
Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana
yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi lalu
lintas terutama unit dikmas lantas mempunyai peran dalam
memberikan pemahaman kepada masyarakat selaku pengguna
jalan untuk mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas.
a. Pengertian pendidikan masyarakat bidang lalu lintas
(Dikmas Lantas)
Sesuai Pasal 14 ayat (1) huruf C UU No. 2 Tahun 2002
tentang Kepolisan Negara Republik Indonesia, disebutkan
bahwa dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik
Indonesia bertugas : membina masyarakat untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap
hukum dan peraturan perundang-undangan. Hal ini sejalan
dengan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diatur Tugas
Polri dibidang Lalu Lintas yaitu Registrasi dan Identifikasi
kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakkan hukum,
operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
pendidikan berlalu lintas, sehingga diharapkan fungsi teknis
lalu lintas sebagai ujung tombak dalam bidang pelayanan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 14


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

langsung kepada masyarakat, penegakkan hukum dan


mampu memberikan solusi pemecahan permasalahan
dibidang lalu lintas.
Perlu digaris bawahi bahwa salah satu tugas polri dibidang
lalu lintas adalah memberikan pendidikan lalu lintas, dimana
Pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) adalah
segala kegiatan yang meliputi segala usaha untuk
menumbuhkan pengertian, dukungan dan keikutsertaan
masyarakat aktif dalam usaha menciptakan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Dengan
dikmas lantas ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat
untuk meningkatkan partisipasinya, kesadaran hukum
masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap
hukum dan peraturan perundang-undangan terutama
tentang berlalulintas. Dikmas di bidang lalu lintas tak
terlepas dari tujuan Kamseltibcar Lantas sebagai hasil
kerjasama masyarakat dengan Polantas. Masyarakat diberi
pengertian dan juga pengetahuan tentang Kamseltibcar
Lantas. Pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas) adalah
factor yang sangat penting guna menunjang / pencapaian
Kamseltibcar Lantas. Dikmas Lantas dimaksudkan untuk
mengetuk hati / mengajak masyarakat dengan berperan
serta dalam menciptakan Kamseltibcar Lantas.
b. Bentuk-Bentuk Dikmas Lantas Polri Terhadap Masyarakat
Dalam melakukan Dikmas Lantas sesuai pengertian yang
dijelaskan pada pokok bahasan sebelumnya, maka terdapat
Sasaran kegiatan Dikmas Lantas, antara lain:
1) Sesuai dengan sasaran tersebut diatas maka bentuk
Dikmas Lantas yang dilakaukan oleh Polri terutama
fungsi lalu lintas sesuai denga UU no 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah sebagai
berikut:
a) Penerangan Keliling
Penerangan Keliling (Penling) kegiatan
komunikasi berisi keterangan-keterangan,
gagasan atau kebijaksanaan yang disertai papan
atau anjuran dalam maksud menjelaskan,
mendidik dan mempengaruhi atau mengajak agar
penerima pesan bersedia untuk bersikap atau
bertindak sesuai harapan, yang dilaksanakan di
lokasi-lokasi rawan macet, tempat keramaian,
pasar tumpah, sekolah-sekolah.
(1) Tugas Pokok

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 15


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(a) Membekali pengetahuan lalu lintas


terhadap pemakai jalan tentang
peraturan dan tata cara berlalu lintas
yang baik dan benar
(b) Menumbuhkan pengertian dan
kesadaran kepada pemakai jalan untuk
disiplin dan tertib berlalu lintas dalam
rangka keselamatan berlalu lintas
(c) Melakukan teguran bagi pelanggar
peraturan lalu lintas
(d) Mengarahkan para pemakai jalan
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing.
(b) Koordinasi dengan pemaku
kepentingan di lokasi penting.
(c) Pelaksanaan penyuluhan.
- Peraturan Lalu Lintas yang baru
- Klasifikasi SIM dan surat-surat
kendaraan
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Sanksi pelanggaran lalu lintas
(d) Tanya jawab.
b) Penerangan Masyarakat.
Penerangan adalah kegiatan komunikasi berisi
keterangan-keterangan, gagasan atau
kebijaksanaan yang disertai pesan atau anjuran
dengan maksud menjelaskan, mendidik dan
mempengaruhi atau mengajak agar penerima
pesan bersedia bersikap dan bertindak sesuai
harapan.
(1) Tugas Pokok
(a) Memberikan penjelasan, keterangan,
data dan informasi, administrasi lalu
lintas serta pengetahuan lalu lintas
kepada intern Polri atau kepada
masyarakat umum dengan persetujuan
pimpinan.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 16


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(b) Menumbuhkan pengertian dan


kesadaran pemakai jalan untuk disiplin
dan tertib berlalu lintas dalam rangka
keselamatan berlalu lintas.
(c) Membekali pengetahuan masyarakat
pengguna jalan tentang perkembangan
peraturan tata cara berlalu lintas,
pengurusan administrasi lalu lintas.
(d) Mengarahkan para pemakai jalan
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan pemangku
kepentingan di lokasi penting
(c) Pelaksanaan penerangan masyarakat
- Peraturan Lalu Lintas
- Prosedur Pengurusan Administrasi
SIM, STNK, BPKB
- Data gar, laka lantas
- Rencana Ops Lantas

c) Taman Lalu Lintas


Taman Lalu Lintas adalah suatu taman atau
tempat yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menggambarkan suatu kota dalam bentuk mini
yang dilengkapi sarana lalu lintas (rambu-rambu),
dengan tujuan mendidik bagi para pengunjung
khususnya anak-anak sekolah tentang tata cara
berlalu lintas, sopan santun dan kesadaran lalu
lintas. Fasilitas bermain taman lalu lintas adalah
fasilitas pendukung di Taman Lalu Lintas yang
digunakan sebagai alat hiburan, rekreasi, untuk
menarik anak-anak, seperti ayunan, tempat
duduk, sepeda mini, gokart, mobil keliling, kereta
api mini, out bond dan fasilitas lainnya
(1) Tugas Pokok
(a) Menanamkan nilai-nilai kedisiplinan
pengetahuan dan wawasan tentang
kelalu linatasan secara dini yang
diharapkan menjadi suatu kepribadian

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 17


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dalam berperilaku di jalan raya di masa


depan.
(b) Membekali pengetahuan lalu lintas dan
tata cara berlalu lintas yang baik dan
benar secara langsung dapat
diaplikasikan di tempat bermain
melalui sarana dan prasarana yang
tersedia
(c) Membekali pengetahuan lalu lintas dan
tata cara berlalu lintas yang baik dan
benar secara langsung dengan
memperhatikan aspek-aspek afektif
(perasaan dan emosi), psikomotorik
(refleksi), terhadap pengetahuan lalu
lintas, sehingga mempunyai
kemampuan secara kognitif
(pemahaman/ keyakinan) yang
mendasar dalam memahami atau
meyakini aturan kelalu lintasan
(d) Menjalin koordinasi dan kemitraan
dengan pihak sekolah dalam
pembelajaran lalu lintas terhadap anak
didik (siswa)
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan pengelola Taman
lalu lintas
(c) Pelaksanaan penyuluhan dan
pembinaan
- Peraturan lalu lintas yang baru
- Klasifikasi Sim atau surat-surat
kendaraan
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Sanksi pelanggaran lalu lintas
- Pengaturan lalu lintas
(d) Tanya jawab

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 18


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Masyarakat terorganisir meliputi kegiatan:


a) Polisi Sahabat Anak.
Polsanak (Polisi Sahabat Anak) adalah kegiatan
pendidikan lalu lintas terhadap usia dini dan
pelajar TK, SD, SLTP melalui saluran (media)
komunikasi tertentu
(1) Tugas Pokok
(a) Memberikan dasar-dasar pengetahuan
lalu lintas kepad anak usia dini dan
pelajat TK, SD dan SLTP di lingkungan
sekolah
(b) Menumbuhkan pengertian dan
kesadaran pelajar TK, SD dan SLTP
tentang keselamatan berlalu lintas
(c) Membekali pengetahuan pelajar TK,
SD dan SLTP pengenalan rambu-
rambu lalu lintas
(d) Menumbhkan kecintaan pelajar TK, SD
dan SLTP terhadap Polantas
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan pemaku
kepentingan
(c) Pelaksanaan pendidikan lalu lintas
- Pengenalan rambu-rambu lalu lintas
- Bernyanyi dan mewarnai nuansa
lalu lintas
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Keselamatan berlalu lintas
- Lomba menebak arti rambu lalu
lintas
b) Police Goes To Campus.
Police Goes To Campus merupakan suatu
program kegiatan pendidikan lalu lintas terhadap
mahasiswa atau civitas akademis yang
dilaksanakan di kampus Universitas/ Perguruan
Tinggi nasional, melalui metode ceramah,

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 19


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sosialisasi, seminar dan metode lainnya. Adapun


yang kegiatan Ceramah lalu Lintas adalah
penyampaian pendidikan lalu lintas oleh petugas
lalu Lintas dalam suatu ruangan kepada
sekelompok orang tentang peraturan lalu lintas,
tata cara berlalu lintas dan kamseltibcarlantas.
Sedangkan Sosialisasi lalu lintas adalah
penyampaian pendidikan lalu lintas tentang
peraturan lalu lintas, tata cara berlalu lintas yang
baik dan benar, kebijakan pemerintah atau Polri
dan informasi lalu lintas yang sedang
berkembang, dengan menggunakan saluran
(media) komunikasi tertentu. Dan Seminar lalu
lintas adalah pembahasan suatu masalah lalu
lintas yang sedang muncul kepermukaan, baik
tentang peraturan lalu lintas, tata cara berlalu
lintas, kebijakan pemerintah atau polri dengan
menghadirkan para pakar sebagai narasumber
dan komunitas-komunitas masyarakat sebagai
peserta, secara bersama-sama menemukan
suatu pemecahan masalah.
(1) Tugas Pokok
(a) Membekali pengetahuan lalu lintas
terhadap mahasiswa dan civitas
akademis tentang peraturan dan tata
cara berlalu lintas yang baik dan benar
(b) Menumbuhkan pengertian dan
kesadaran kepada mahasiswa dan
civitas akademis untuk disiplin dan
tertib berlalu lintas dalam rangka
keselamatan berlalu lintas
(c) Menjalin koordinasi dan kerjasama
tentang pemecahan masalah lalu lintas
(d) Menjalin kemitraan dengan mahasiswa
dan civitas akademis
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan Rektor dan Ketua
Jurusan
(c) Pelaksanaan penyuluhan
c) Pembinaan Potensi Masyarakat.
(1) Pembinaan Potensi Masyrakat merupakan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 20


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kegiatan pembinaan dan pendidikan lalu


lintas terhadap potensi-potensi masyarakat
yaitu sekelompok orang terorganisir yang
dinilai mempunyai potensi dalam membantu
tugas Polantas di lingkungannya. Didalam
pembinaan potensi masyarakat terdapat
kegiatan-kegiatan:
(a) BKLL (Badan Keselamatan Lalu
Lintas) adalah organisasi masyarakat
sebagai wadah untuk berpartisipasi
dalam membantu memelihara.
Mewujudkan kamseltibcar lantas dalm
arti seluas-luasnya melalui kegiatan
yang diarahkan oleh Pemerintah/
Polantas khususunya dalam
membantu pengaturan lalu lintas dan
penanganan kecelakaan lalu lintas
secara terbatas.
(b) BKLL (Badan Keselamatan Lalu
Lintas) membawahi Kamra lantas,
Gerakan Pramuka Lantas, Patroli
Kemanan Sekolah (PKS), Sukarelawar
Pengatur Lalu Lintas ( Supeltas)
(c) Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
adalah suatu wadah dari patisipasi
pelajar di bidang lalu lintas, khususnya
mengatur penyeberangan pada jalan
umum di lingkungan sekolah masing-
masing
(d) Gerakan Pramuka Lantas adalah
gerakan pendidikan kepramukaan
(kepanduan) Nasional Indonesia yang
merupakan organisasi yang membantu
pemerintah dan masyarakat dibidang
pendidikan anak-anak, para remaja
dan pemuda-pemudi diluar lingkungan
keluarga dan diluar sekolah.
- Karya (Saka) Prarnuka
Bhayangkara adalah Satuan Karya
yang mendidik pemuda-pemuda
supaya cinta kamtibmas.
- Sakarelawan Pengatur Lalu Lintas
(SUPELTAS) adalah suatu wadah
yang menampung kegiatan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 21


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

masyarakat usia dewasa secara


perorangan dan sukarela dibidang
kamseltibcar lantas.
(2) Tugas Pokok
(a) Membekali potensi-potensi masyarakat
seperti PKS, Saka Bhayangkara Krida
Lantas, BKLL, Supeltas, Satpam,
Linmas, Instansi Terkait, Mitra, Club
Automitive tentang cara pengaturan
lalu lintas
(b) Membina potensi-potensi masyarakat
menjadi masyarakat pencinta tertib lalu
lintas
(c) Mendidik Potensi Masyarakat sebagai
sukarelawan pengatur lalu lintas di
lingkungannya
(d) Menjalin koordinasi dan kemitraan
dalam penanganan dan pemecahan
permasalahan lalu lintas
(3) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan pimpinan Potensi
Masyarakat setempat
(c) Pelaksanaan penyuluhan dan
pembinaan
- Peraturan lalu lintas yang baru
- Klasifikasi SIM dan surat-surat
kendaraan
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Keselamatan berlalu lintas
- Peraturan lalu lintas
(d) Tanya jawab
d) Pelatihan Dikmas Lantas.
Pelatihan dikmas lantas adalah kegiatan
pelatihan yang bertujuan untuk menumbuhkan
pengertian, dukungan dan keikutsertaan
masyarakat aktif dalam usaha menciptakan
keamanan, keselamatan, ketertiban dan

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 22


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kelancaran lalu lintas.


(1) Tugas Pokok
(a) Membekali pengetahuan dan
keterampilan anggota dikmas dibidang
pelayanan dikmas lantas dalam rangka
mewujudkan pelaksanaan tugas
secara profesional
(b) Meningkatkan kualitas potensi-potensi
masyarakat seperti PKS, Saka
Bhayangkara Krida Lantas, BKLL,
Supeltas, Satpam, Linmas, Instansi
Terkait, Mitra, Club Automitive tentang
cara pengaturan lalu lintas
(c) Membina potensi-potensi masyarakat
menjadi masyarakat pencinta tertib lalu
lintas
(d) Mendidik Potensi Masyarakat sebagai
sukarelawan pengatur lalu lintas di
lingkungannya
(e) Menjalin koordinasi dan kemitraan
dalam penanganan dan pemecahan
permasalahan lalu lintas
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan instruktur, panitia
(c) Pelaksanaan materi pelatihan
- Ilmu komunikasi
- Teknik penyuluhan
- Peraturan lalu lintas yang baru
- Klasifikasi SIM dan surat-surat
kendaraan
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Sanksi pelanggaran lalu lintas
- Pengaturan lalu lintas
(d) Tanya jawab

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 23


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e) Safety Ridding.
Safety Ridding (Keselamatan Berkendara) adalah
suatu kegiatan dikmas lantas yang dilaksanakan
dilapangan sebagai slah astu metode pendidikan
atau sosialaisasi lalu lintas terhadap pengendara/
pengemudi kendaraan tentang keselamatan
berkendara di jalan raya
(1) Tugas Pokok
(a) Memberikan pengertian dan mening-
katkan kesadaran para pengendara/
pengemusi kendaraan untuk
mengutamakan keselamatan
berkendara.
(b) Meningkatkan kualitas potensi-potensi
masyarakat seperti Club automotif
sebagai mitra dalam memelihara
kamseltibcarlantas.
(c) Membina potensi-potensi masyarakat
menjadi masyarakat pecinta tertib lalu
lintas.
(d) Menjalin koordinasi dan kemitraan
dalam penanganan dan pemecahan
permasalahan lalu lintas.
(2) Urutan kegiatan
(a) Briefing
(b) Koordinasi dengan pimpinan Potensi
Masyarakat setempat
(c) Pelaksanaan penyuluhan dan
pembinaan.
- Peraturan Lalu Lintas yang baru.
- Alat pengaman berkendara
- Tata cara berlalu lintas yang baik
dan benar
- Sanksi pelanggaran lalu lintas.
- Pengaturan lalu lintas
- Konvoi keselamatan berkendara.
(d) Tanya jawab.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 24


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Dengan berbagai bentuk dan cara Polri melakukan Dikmas


Lantas seperti yang dipaparkan diatas, maka ini merupakan
langkah nyata Polri dalam mewujudkan tugas dan fungsi
polri terutama dibidang lalu lintas terutama dalam tugas
meberikan pendidikan tentang lalu lintas kepada
masyarakat.
c. Peran Dikmas Lantas dalam Mencegah Terjadinya
Pelanggaran Lalu Lintas.
Dalam melakukan Dikmas Lantas sesuai pengertian yang
dijelaskan pada pokok bahasan sebelumnya dan melihat
bentuk-bentuk dikmas lantas, maka Polri secara nyata telah
melaksanakan tugas sesuai dengan UU No 2 tahun 2002
tentang Kepilisian Negara Republik Indonesia, terutama
dalam pasal 14 ayat (1) huruf C yaitu disebutkan bahwa
dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia
bertugas : membina masyarakat untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta
ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan.
Peran yang lebih nyata terlihat bahwa Dikmas lantas
berperan dalam memperdalam dan memperluas pengertian
pada masyarakat terhadap masalah-masalah lalu lintas
yang dihadapi dan menginsyafkan masyarakat untuk
membantu rencana, kebijaksanaan dan cara-cara yang
ditempuh dalam penyelesaian masalah lalu lintas, sehingga
tertanam kebiasaan yang baik masyarakat pemakai jalan
pada umumnya dan para pengemudi khususnya, untuk
bergerak di jalan sendiri maupun orang lain, dengan tingkah
laku mentaati perundang-undangan dan peraturan lalu
lintas.
Dengan bentuk-bentuk Dikmas Lantas diatas, maka secara
garis besar dapat dilihat Dikmas lantas berperan dalam:
1) Membekali pengetahuan, informasi lalu lintas terhadap
masyarakat tentang peraturan, perkembangan
peraturan tata cara berlalu lintas, pengurusan
administrasi lalu lintas dan tata cara berlalu lintas yang
baik dan benar dengan memperhatikan aspek-aspek
afektif (perasaan dan emosi), psikomotorik (refleksi),
terhadap pengetahuan lalu lintas, sehingga
mempunyai kemampuan secara kognitif (pemahaman/
keyakinan) yang mendasar dalam memahami atau
meyakini aturan kelalu lintasan.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 25


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Menumbuhkan pengertian dan kesadaran kepada


pemakai jalan untuk disiplin dan tertib berlalu lintas
dalam rangka keselamatan berlalu lintas, dan juga
dapat menanamkan nilai-nilai kedisiplinan
pengetahuan dan wawasan tentang kelalu linatasan
secara dini yang diharapkan menjadi suatu kepribadian
dalam berperilaku di jalan raya di masa depan
3) Membina potensi-potensi masyarakat tentang cara
pengaturan lalu lintas dengan membekali pengetahuan
dan keterampilan serta membina potensi-potensi
masyarakat tentang cara pengaturan lalu lintas. Dan
juga menjalin koordinasi dan kemitraan dalam
penanganan dan pemecahan permasalahan lalu lintas.
Apabila peranan diatas berlangsung sesuai dengan harapan
dan terpatri didalam masyarakat itu sendiri maka akan
tercipta masyarakat yang sadar akan lalu lintas sehingga
dapat mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas guna
tercipta kamtibcar lantas yang kondusif dan juga
meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dengan
demikian fungsi preemtif dari Polri dapat berjalan untuk
mewujudkan peran fungsi kepolisian sesuai dengan UU
No.2 Tahun 2002.

4. Regident Lantas

Peranan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor


(Regident/Samsat) Terhadap Pengungkapan Berbagai Kasus
Kejahatan (Salah Satunya Kasus Tabrak Lari)
Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau
tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda. Dalam hal terjadinya kecelakaan
lalu lintas setiap insan manusia khususnya yang berada pada
teritorial hukum Indonesia yang mendengar, melihat dan
mengetahui terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas diwajibkan untuk
memberikan pertolongan kepada korban Kecelakaan Lalu Lintas,
melaporkan kecelakaan tersebut kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan memberikan keterangan kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dan bagi setiap
Pengemudi kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan Lalu
Lintas, wajib untuk menghentikan Kendaraan yang
dikemudikannya, memberikan pertolongan kepada korban,
melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia terdekat dan memberikan keterangan yang terkait

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 26


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan kejadian kecelakaan.


Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya jajaran Korps
Lalu Lintas merupakan Lembaga Negara yang bertanggung
jawab terhadap proses penegakkan hukum penanganan
kecelakaan berlalu lintas, Dalam perkembangan peradapan
manusia di Indonesia Budaya Tabrak Lari sudah ada sejak
dahulu dimana budaya ini berkembang hanya pada sebagian
kecil masyarakat yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, rasa
empati, rasa kemanusian, tidak sadar hukum, namun pada
sebagian besar masyarakat masih menolak pelaku Tabrak Lari
bahkan tak sedikit para pelaku tabrak lari yang tertangkap oleh
masyarakat sendiri diamuk masa sebagai bentuk hukum sosial
yang terjadi ditengah masyarakat,
Apapun alasannya tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku
tabrak lari merupakan tindakan yang tidak dibenarkan dan
bertentangan dengan hukum di negeri kita, sebaiknya sikap kita
adalah memberikan pertolongan kepada pengemudi yang terlibat
kecelakaan dan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat
penegak hukum yakni Kepolisian terdekat.
Registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor yang
dilaksanakan Kepolisian atau lebih familiar dengan pelaksanaan
tugas POLRI di SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap) adalah bertujuan untuk melaksanakan tertib administrasi
data kendaraan bermotor, melaksanakan pengendalian dan
pengawasan Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di
Indonesia, mempermudah penyidikan pelanggaran dan
kejahatan, perencanaan, operasional Manajemen dan Rekayasa,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan perencanaan pembangunan
nasional.
Dalam hal proses penyidikan pelanggaran dan kejahatan yang
menjadi esensi utama fungsi Regident Ranmor dalam menunjang
tugas Kepolisian sebagai Pelindung, Pengayom, Pelayan dan
Penegak Hukum di Masyarakat adalah sangat penting dimana
kecepatan akses data, validitas data dan kerahasiaan data
kendaraan bermotor sangat dibutuhkan selama proses
penyelidikan yang dilakukan Polri untuk mengungkap suatu kasus
kejahatan.
Seperti kita ketahui bersama pada saat kasus BOM BALI terjadi
Kepolisian melakukan olah TKP dan melakukan penyelidikan
kasus kriminal berskala internasional ini dimulai dan diawali dari
invetigasi ilmiah terhadap nomor rangka kendaraan bermotor
yang kemudian menjadi data awal (pintu masuk) penyidik dalam
mengungkap pelaku dan jaringan teroris yang terkait kasus
pengeboman ini.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 27


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Gakkum Lantas

Tingginya angka pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu


penyebab tingginya kecelakaan lalu lintas yang terjadi, dengan
mengambil tindakan yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas
tanpa kecuali akan merubah tingkah laku pengemudi dalam
berlalu lintas dan pada gilirannya meningkatkan keselamatan
dalam berlalu lintas. Aturan lalu lintas yang baik tidak ada
gunakanya kalau pelanggaran tetap terjadi dan tidak ditegakkan.
a. Kewenangan Penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia
Dalam hal penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak
pidana, Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
selain yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana dan Undang-Undang tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan berwenang:
1) Memberhentikan, melarang, atau menunda
pengoperasian dan menyita sementara Kendaraan
Bermotor yang patut diduga melanggar peraturan
berlalu lintas atau merupakan alat dan/atau hasil
kejahatan;
2) Melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan
berkaitan dengan Penyidikan tindak pidana di bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3) Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik
Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan
Umum;
4) Melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi,
Kendaraan Bermotor, muatan, Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan
Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai barang
bukti;
5) Melakukan penindakan terhadap tindak pidana
pelanggaran atau kejahatan Lalu Lintas menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6) Membuat dan menandatangani berita acara
pemeriksaan;
7) Menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup
bukti;

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 28


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

8) Melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak


pidana kejahatan Lalu Lintas;
9) Melakukan tindakan lain menurut hukum secara
bertanggung jawab.
Pelaksanaan penindakan pelanggaran dan penyidikan
tindak pidana sebagaimana dimaksud diatas dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Penyidik Pegawai Negeri Sipil berwenang untuk:
1) Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran persyaratan
teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor yang
pembuktiannya memerlukan keahlian dan peralatan
khusus;
2) Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan
angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan
Bermotor Umum;
3) Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran muatan
dan/atau dimensi Kendaraan Bermotor di tempat
penimbangan yang dipasang secara tetap;
4) Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan
Bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan;
5) Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik
Kendaraan Bermotor, atau Perusahaan Angkutan
Umum atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik
jalan, pengujian Kendaraan Bermotor, dan perizinan;
dan/atau
6) Melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau
surat izin penyelenggaraan angkutan umum atas
pelanggaran dengan membuat dan menandatangani
berita acara pemeriksaan.
Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan di
Terminal dan/atau tempat alat penimbangan yang dipasang
secara tetap. Dalam hal kewenangan dilaksanakan di Jalan,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil wajib berkoordinasi dengan
dan harus didampingi oleh Petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
c. Prosedur Penilangan
Polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa
dengan sopan serta menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 29


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

harus menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa


kesalahan yang terjadi, pasal berapa yang telah dilanggar
dan tabel berisi jumlah denda yang harus dibayar oleh
pelanggar. Pelanggar dapat memilih untuk menerima
kesalahan dan memilih untuk menerima slip biru, kemudian
membayar denda di BRI tempat kejadian dan mengambil
dokumen yang ditahan di Polsek tempat kejadian, atau
menolak kesalahan yang didakwakan dan meminta sidang
pengadilan serta menerima slip merah. Pengadilan
kemudian yang akan memutuskan apakah pelanggar
bersalah atau tidak, dengan mendengarkan keterangan dari
polisi bersangkutan dan pelanggar dalam persidangan di
kehakiman setempat, pada waktu yang telah ditentukan
(biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).
d. Kecenderungan untuk Menyuap
Ada sebagian pelanggar peraturan memilih untuk menyuap
polisi/penyidik pegawai negeri sipil (ppns) dengan uang
yang besarnya kurang lebih sama dari denda yang akan
dijatuhkan karena adanya anggapan bisa diselesaikan lebih
cepat daripada mengurus tilang itu lama dan sangatlah sulit.
Bila penyuapan ini terbukti maka bisa membuat polisi/ppns
dan penyuap dihukum penjara karena menyuap polisi/ppns
adalah sebuah perbuatan melanggar hukum. Dengan
menyuap petugas maka terjadi[1] kehilangan pendapatan
pemerintah, merusak citra penegak hukum serta menjadi
perilaku buruk pengguna lalu lintas dan sasaran untuk
menurunkan kecelakaan tidak tercapai serta turunnya
respek masyarakat terhadap petugas penegak hukum.
e. Pendekatan Baru dalam Penegakan Hukum
Pendekatan baru dalam penegakan hukum berdasarkan
pasal 249 ayat (3) huruf d. Undang-undang No 22 tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
berbunyi: dukungan penegakan hukum dengan alat
elektronik dan secara langsung; serta pasal 272 ayat (1)
Untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan
peralatan elektronik, dan pada ayat (2) Hasil penggunaan
peralatan elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang sangat efektif
sebagaimana telah diterapkan diberbagai negara termasuk
sudah juga digunakan di negara tetangga kita Malaysia.
Penegakan hukum seperti ini tidak pandang bulu dan dapat
bekerja secara terus menerus, 24 jam sehari, 7 hari

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 30


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

seminggu. Untuk meningkatkan efektivitas dari perangkat


elektroniknya, biasanya perangkat dipindah-pindah dengan
maksud agar masyarakat selalu merasa diawasi.
Pengalaman di Inggris[2] menunjukkan bahwa penggunaan
kamera kecepatan menurunkan 17 persen angka
kecelakaan.
Pelanggaran yang bisa ditegakkan/ ditangkap dengan
peralatan elektronik dalam hal ini bisa berupa kamera
meliputi:
1) Pelanggaran pelampauan batas kecepatan pada ruas
jalan
2) Pelanggaran lampu merah pada persimpangan yang
dikendalikan dengan lampu lalu lintas
3) Pelanggaran terhadap hak atas penggunaan jalan di
persimpangan
4) Pelanggaran terhadap penggunaan jalan/jalur khusus
bus (Busway) oleh kendaraan yang tidak boleh
menggunakan jalur khusus bus tersebut.
5) Pelanggaran yang ditemukan petugas patroli yang
menggunakan peralatan elektronik pada saat
menjalankan tugas, khususnya yang menggunakan
kendaraan patroli.
6) Pelanggaran terhadap kewajiban membayar retribusi
pengendalian lalu lintas (electronic road pricing)
7) Pelanggaran muatan pada jembatan timbang
elektronik

6. Rekayasa Lalu Lintas

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu


lintas perlu mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan
pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu lintas yang terjadi
dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus
lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas,
data kecelakaan lalu lintas dan karakteristik pelaku perjalanan.
Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk
kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik,
pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu
lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu
lintas tertentu.
Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan
radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 31


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi,


memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan
berbagai langkah lainnya.
Rekayasa lalu lintas menurut Homburger & KelI adalah suatu
penanganan yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan
geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta jaringannya, terminal,
penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi
lainnya.
Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di
Indonesia adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang
menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu lintas
orang dan barang secara aman dan effisien dengan
merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik
jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta
alat pemberi isyarat lalu lintas.
Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya
untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi
sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah
parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan
permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang
berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah
dilakukan dikota-kota lain.
a. Kemacetan lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang
ditandai dengan menurunnya kecepatan perjalanan dari
kecepatan yang seharusnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas
kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan
permasalahan yang umum terjadi dan banyak terjadi di kota-
kota besar yang pada gilirannya mengakibatkan kota
menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian
ekonomi yang tidak sedikit. Kemacetan ini disebabkan
beberapa permasalahan:
b. Rasio infrastruktur transportasi dengan luas lahan
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia, kota-kota di
Indonesia mempunyai rasio infrastruktur transportasi
dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh,
Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan
kota-kota di Amerika Utara berkisar di antara 25-35 persen
di Eropah berkisar antara 15 persen sampai 25 persen.
Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat
tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu
permasalahan di kota-kota besar Indonesia.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 32


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Geometrik jalan yang tidak memenuhi persyaratan


Masih banyak ditemukan jalan dengan kualitas geometrik
yang tidak memenuhi persyaratan, keadaan ini mendorong
tingginya angka kecelakaan serta berbagai permasalahan
lainnya. Permasalahan yang terkait geometik antara lain
meliputi:
1) Rancang bangun ruas jalan atau persimpangan yang
tidak memenuhi persyaratan karena radius tikung,
jarak pandang bebas, Jarak pandang menyiap yang
tidak memenuhi persyaratan
2) Ruas jalan yang tidak memiliki bahu, tidak cukup lebar
sehingga dapat membahayakan pengguna
3) Drainase yang tidak direncanakan dengan baik
4) Konstruksi dan perawatan yang tidak dilakukan
dengan baik, sehingga banyak kerusakan yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.
5) Pemasangan rambu dan marka yang tidak dilakukan
dengan baik.
d. Jaringan jalan untuk kendaraan.
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak
memiliki konsep jaringan yang memadai yang
mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan terbatas
sehingga beban jalan-jalan tertentu menjadi sedemikian
padatnya. Hal ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang
sangat tinggi, sebagai contoh panjang jalan untuk setiap
kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga
kalau kendaraan disusun bumper to bumpertidak akan
mencukupi panjang jalan yang ada DKI Jakarta, dan kalau
menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang jalan per kapita
hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan
kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5
m/kapita dan kota-kota Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).
e. Jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian
yang cukup oleh pemerintah daerah, dan kalaupun fasilitas
pejalan kaki tersedia tidak didukung dengan standar desain
yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh pngguna yang
berkebutuhan khusus baik yang menggunakan kursi roda
maupun yang penderita yang buta. Keadaan ini diperparah
lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar
ataupun digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan
lain yang terkait dengan pejalan kaki adalah kurangnya

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 33


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

fasilitas penyeberangan yang dikendalikan didaerah pusat


kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor
untuk tiodak memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.
f. Tata Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang
tidak terkendali sehingga mengakibatkan berbagai
permasalahan, di antaranya jalan yang tidak teratur
terutama dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah
yang kumuh gang-gang yang ada sedemikian sempitnya
sehingga bila terjadi kebakaran sulit untuk dimasuki mobil
pemadam kebakaran.
g. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat
tinggi antara 8 sampai 13 persen setahun yang pada
gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan
menjadi semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-
kota besar sudah mencapai angka 300 an kendaraan per
1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan
kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor dengan
pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan
kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan
permasalahan parkir yang cukup serius dengan serinnya
dilakukan pelanggaran parkir.
h. Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong
masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi
pemerintah daerah khususnya dikawasan perkotaan di
antaranya adalah:
1) Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani
angkutan tidak mencukupi, khususnya pada saat
permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya terkadang
sangat melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya
untuk mempertahankan operasi operator
menterlantarkan kualitas pelayanan,
2) Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan
yang ada, di banyak kota pelayanan angkutan pada
koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani
dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang
kapasitas angkutnya hanya pada kisaran 10 orang.

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 34


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai


4) Jadwal yang tidak teratur
5) Fasilitis perhentian yang tidak memadai, atap bocor,
tidak dilengkapi dengan informasi jaringan angkutan
umum yang melewati perhentian tersebut, tidak
dilengkapi dengan jadwal.
i. Pelanggaran Ketentuan Lalu Lintas
Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan
masyarakat kian tambah memprihatikan dari tahun ke tahun
yang pada gilirannya akan mengakibatkan peningkatan
kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal ataupun
luka-luka yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban
juga akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang akan
menurukan kecepatan perjalanan. Untuk meningkatkan
ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan
kembali profil pelanggaran yang dilakukan masyarakat
termasuk juga pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.
Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat:
1) Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan yang
seolah-olah tidak ada batasan kecepatan yang
diberlakukan hal ini terutama menjadi masalah pada
jalan yang lalu lintas sedang sepi
2) Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang
dikendalikan lampu lalu lintas khususnya didaerah
pingiran kota. Pelanggaran terutama tinggi dilakukan
oleh pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan
umum khususnya angkot. Pelanggaran lain yang juga
terjadi bahwa pengemudi tetap masuk persimpangan
pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan
kadang bila lalu lintas didepannya macet pengemudi
akan menghambat lalu lintas yang mendapatkan
lampu hijau dan akhirnya persimpangan akan terkunci.
3) Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan
perioritas atau bundaran lalu lintas, pelanggaran ini
pada gilirannya mengakibatkan persimpangan
terkunci. Memang pengertian masyarakat tentang hak
menggunakan persimpangan masih sangat rendah
terutama pada persimpangan yang dilengkapi dengan
rambu beri kesempatan ataupun rambu stop.
4) Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan
dengan berjalan menggunakan jalur lawan pada jalan-
jalan yang dipisah dengan median ataupun jalan satu

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 35


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

arah. Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh


pengguna sepeda motor.
5) Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya
dijalur khusus bus yang lebih dikenal sebagai Busway.
6) Pelanggaran tertib penggunaan perangkat
keselamatan seperti helm dan sabuk keselamatan
yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan
pinggiran kota.

j. Kecelakaan lalu lintas


Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean.
Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan
angka kecelakaan tersebut antara lain Jaringan pelayanan
yang tidak memadai, Integrasi pelayanan yang menyangkat
integrasi phisik/tempat perpindahan, jadwal dan tiketing
yang belum optimal, Subsidi angkutan umum tidak dikelola
dengan baik. Faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan adalah:
1) Faktor manusia
Faktor manusia merupakan penyebab kecelakaan
yang paling besar, bisa mencapai 85 persen dari
seluruh kejadian kecelakaan. Hampir seluruh kejadian
kecelakaan didahului dengan pelanggaran terhadap
ketentuan peraturan perundangan tentang lalu lintas
dan angkutan. Faktor manusia berupa keahlian yang
tidak memadai dalam menjalankan kendaraan,
kesalahan menginterprestasikan aturan, pengemudi
sedang mabuk atau sakit, atau terkadang sengaja
melakukan pelanggaran karena ingin lebih cepat
sampai di tujuan dengan mengemudikan kendaraan
lebih cepat dari ketentuan atau sengaja melanggar
lampu lalu lintas dan berbagai penyebab lainnya.
2) Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan di antaranya yang paling sering
terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi
sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang
mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan
yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab
lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait
dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang
dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 36


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan


diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk
melakukan pengujian kendaraan bermotor secara
reguler.
3) Faktor jalan
Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan,
geometrik jalan, kemiringan permukaan jalan (super
elevasi jalan),pagar pengaman di daerah pegunungan,
tidak adanya median jalan, jarak pandang dan kondisi
permukaan jalan, tidak memadainya bahu jalan
fasilitas pejalan kaki yang sering diabaikan atau tidak
tersedia. Jalan yang rusak/berlobang sangat
membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai
sepeda motor.
4) Faktor cuaca
Faktor Cuaca seperti hari hujan juga mempengaruhi
unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman
menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak
pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca
tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya
hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih
pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak
pandang, terutama di daerah pegunungan.
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di
Kepolisian Republik Indonesia ditunjukkan dalam
gambar berikut:
5) Manajemen lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas
dan angka kecelakaan yang tinggi menjadi lebih parah
kalau tidak didukung dengan manajemen lalu lintas
untuk mengurangi angka kecelakaan, mengoptimalkan
penggunaan jaringan jalan, meningkatkan efisiensi
sistem transportasi.
6) Pencemaran lingkungan
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang
sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh
semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk
yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat
mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan.
Salah satu dampak negatif sebagai akibat performansi
lalu lintas yang jelek, bahan bakar yang buruk serta

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 37


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

teknologi kendaraan yang sudah ketinggalan akan


mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dampak
pencemaran lingkungan ini berupa:
(a) Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel
beracun seperti, gas CO, HC, NOx, Benzen dan
berbagai gas lainnya serta berbagai partikel
seperti senyawa karbon lepas, timbal dan
berbagai partikel lainnya.
(b) Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap
sebagai pemicu terjadinya perubahan iklim.
Peran gas rumah kaca dari sektor transportasi
berada pada kisaran 15 sampai 20 persen yang
merupakan angka yang tidak kecil.

RANGKUMAN

1. Dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 ini salah satunya


diatur mengenai kewenangan petugas Dinas Perhubungan,
dimana dijelaskan bahwa fungsi-fungsi seperti pengaturan,
penjagaan, pengawalan, dan patroli Lalu Lintas bukan menjadi
kewenangan Dinas Perhubungan melainkan kewenangan
petugas kepolisian. Kewenangan petugas Dinas Perhubungan
secara umum hanya dilaksanakan di Terminal dan/atau tempat
alat penimbangan yang dipasang secara tetap (Pasal 262 ayat
(2)). Meskipun demikian dalam keadaan tertentu kewenangan
tersebut dapat dilaksanakan di jalan namun harus berkoordinasi
dan didampingi oleh petugas polri.
2. Kampanye keselamatan merupakan program yang harus
dilaksanakan secara terus menerus, masyarakat harus terus
diingatkan dan disegarkan kembali tentang peraturan
perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang
mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.
3. Pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmas Lantas) adalah segala
kegiatan yang meliputi segala usaha untuk menumbuhkan
pengertian, dukungan dan keikutsertaan masyarakat aktif dalam
usaha menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas. Pendidikan masyarakat (Dikmas) di bidang
lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap lalulintas serta memberikan pemahamam

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 38


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

terhadap bagaimana cara berkendara yang baik dan benar


sebgai pengguna jalan.
4. Peranan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
(Regident/Samsat) Terhadap Pengungkapan Berbagai Kasus
Kejahatan (Salah Satunya Kasus Tabrak Lari)
5. Tingginya angka pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu
penyebab tingginya kecelakaan lalu lintas yang terjadi, dengan
mengambil tindakan yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas
tanpa kecuali akan merubah tingkah laku pengemudi dalam
berlalu lintas dan pada gilirannya meningkatkan keselamatan
dalam berlalu lintas. Aturan lalu lintas yang baik tidak ada
gunakanya kalau pelanggaran tetap terjadi dan tidak ditegakkan.
6. Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan
radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi
tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi,
memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan
berbagai langkah lainnya.

Latihan
1. Jelaskan aturan hukum terkait kewenangan Korlantas Polri
dalam mewujudkan keselamatan dan kelancaran transportasi
darat!
2. Jelaskan keamanan dan keselamatan!
3. Jelaskan Dikmas lantas!
4. Jelaskan Regident lantas!
5. Jelaskan Gakkum lantas!
6. Jelaskan rekayasa lalulintas!

STRATEGI MEWUJUDKAN KESELAMATAN DAN KELANCARAN TRANSPORTASI DARAT 39


SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

Anda mungkin juga menyukai