OLEH :
BEKASI
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH..............................................................................2
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN..............................................................2
D. RUANG LINGKUP.........................................................................................2
1.RUMUSAN MASALAH................................................................................2
2.BATASAN MASALAH.................................................................................3
E. SISTEMATIKA PENULISAN...........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5
A. ASPEK TEORITIS.........................................................................................5
B. ASPEK TEKNIS............................................................................................8
C. ASPEK LEGALITAS.....................................................................................21
BAB III GAMBARAN UMUM.......................................................................27
A. KONDISI GEOGRAFIS................................................................................27
B. DATA KEPENDUDUKAN..............................................................................29
C. KONDISI LOKASI PENELITIAN....................................................................29
D. KINERJA ANGKUTAN UMUM.......................................................................32
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..........................................................34
A. DESAIN PROSES PENELITIAN.....................................................................34
B. BAGAN ALIR PENELITIAN...........................................................................35
1.Metode Pengumpulan Data.....................................................................37
2.Metode Analisis Data..............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABE
Tabel II.1 Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Ukuran Kota dan Trayek.....9
Tabel II. 2 Daya Angkut Angkutan Umum yang Diizinkan...............................26
Y
Tabel III.1 Kepadatan Jumlah Penduduk Jiwa per Km2..................................29
Tabel III.2 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa................................................30
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu.
Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan
tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu (Miro, 1997).
Transportasi tidak hanya dibutuhkan oleh kalangan masyarakat yang
menggunakan transportasi untuk bekerja, belanja, melakukan kegiatan
social dan lain-lain. Namun transportasi juga sangat dibutuhkan oleh
kalangan pelajar untuk memudahkan pelajar tersebut melakukan aktivitas
dan mobilitasnya ke sekolah.
Transportasi umum (dikenal pula sebagai transportasi publik atau
transportasi massal) adalah layanan angkutan penumpang oleh sistem
perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat umum,
biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang ditetapkan, dan
dikenakan biaya untuk setiap perjalanan. Berdasarkan UU No. 22 Tahun
2009 angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan
angkutan orang dan/ atau barang yang selamat, aman, nyaman, dan
terjangkau. Oleh karena itu, penyediaan angkutan umum idealnya mencakup
keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan keterjangkauan dalam hal biaya.
Untuk memenuhi angkutan umum yang ideal tersebut maka diperlukan
suatu sistem angkutan umum. Berkaca pada pesatnya perkembangan Kota
Padang pada saat ini yang diikuti tingginya laju penggunaan kendaraan
pribadi, maka sudah selayaknya Kota Padang memiliki sistem angkutan
umum massal yang diwujudkan dengan penyediaan bus rapid transit.
Penyediaan bus rapid transit sebagai angkutan umum telah
diimplementasikan di Kota Padang. Untuk menciptakan sistem transportasi
perkotaan yang berkelanjutan, angkot dapat mengambil peran sebagai
angkutan pengumpan (feeder) yang diintegrasikan dengan bus rapid transit
sehingga keberadaannya tetap dapat dipertahankan. Nantinya, angkot
2
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka permasalahan yang ada
dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1. Ketidakterjangkauan masyarakat untuk mencapai ke TRANSPADANG;
2. Jika dilihat dari data kecelakaan lalu lintas di Kota Padang berdasarkan
usia padah tahun 2018, usia yang paling dominan terlibat kecelakaan
ialah usia antara 16-30 tahun, yaitu sebanyak 66%. Di karenakan pada
usia tersebut termasuk usia produktif, hal ini mengkhawatirkan bagi
para pelajar yang banyak menggunakan kendaraan bermotor (Hasil
Analisis Tim PKL Kota Padang, 2017).
D. RUANG LINGKUP
1. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan
permasalahan utama yang akan dikaji dalam perencanaan angkutan
sekolah di Kota Padang sebagai berikut:
a. Jumlah siswa yang akan menggunakan angkutan sekolah;
b. Jumlah kebutuhan armada yang disediakan;
c. Rute untuk angkutan sekolah;
d. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) serta tarif yang diperlukan pada
rencana pengoperasian angkutan sekolah tersebut.
e. Penilaian angkutan umum eksisting untuk melayani angkutan
sekolah;
f. Jadwal penyelenggaraan angkutan sekolah.
2. BATASAN MASALAH
Dalam rangka menjadikan pembahasan penelitian lebih terfokus dan
menghindari generalisasi maka perlu ditetapkan ruang lingkup penelitian
yaitu:
a. Penelitian dibatasi untuk pelajar SMP dan SMA;
b. Tidak melakukan kajian terhadap kondisi perparkiran di sekolah;
c. Tidak melakukan analisis kebutuhan halte.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan skripsi ini dibahas dalam 6 (enam) bab, dimana antara bab yang
satu dengan bab yang lain saling terkait dan berkesinambungan. Untuk lebih
memudahkan penulis dalam membuat suatu gambaran penulisan dan
memudahkan pembaca dalam memahami isinya, maka skripsi ini disusun
dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
penulisan tugas akhir yang terdiri dari rumusan masalah,
batasan masalah, referensi, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan dasar teori mengenai analisis perencanaan
angkutan sekolah di wilayah studi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A. ASPEK TEORITIS
Ada pun aspek teoritis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
b. Siswa
Siswa atau pelajar yaitu anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan
sekolah lanjutan). (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia)
c. Armada
Aset berupa kendaraan mobil angkutan/MPU yang merupakan tanggung
jawab perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna dalam konservasi.
(SK. Dirjen No. 687 Tahun 2002)
f. Kawasan perkotaan
Kawasan perkotaan adalah kawasan untuk pelayanan Angkutan
merupakan kesatuan wilayah terbangun dengan kegiatan utama bukan
pertanian, memiliki kerapatan penduduk yang tinggi, fasilitas prasarana
jaringan transportasi jalan, dan interaksi kegiatan antar kawasan yang
menimbulkan mobilitas penduduk yang tinggi. (PP No. 74 Tahun 2014).
g. Kualitas Pelayanan Angkutan Sekolah
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.967/AJ.202/DRJD/2007, tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Sekolah, bahwa kualitas pelayanan angkutan sekolah yang baik
harus memiliki ciri-ciri pelayanan sebagai berikut:
1) Pelayanan angkutan kota/pedesaan anak sekolah diselenggarakan
khusus mengangkut siswa sekolah, berhenti pada halte yang telah
ditentukan dan menggunakan mobil angkutan;
2) Kendaraan yang digunakan untuk angkutan kota/pedesaan anak
sekolah harus memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan dan
dilengkapi dengan persyaratan:
a) Dapat dilengkapi fasilitas pengatur udara yang berfungsi dengan
baik;
b) Dilengkapi dengan lampu berwarna merah dibawah jendela
belakang yang berfungsi memberi tanda bahwa mobil angkutan
sekolah tersebut berhenti;
c) Pintu masuk dan/atau keluar mobil angkutan sekolah dilengkapi
dengan anak tangga dengan jarak anak tangga yang satu dengan
7
yang lain paling tinggi 200 milimeter dan jarak antara permukaan
tanah dengan anak tangga terbawah paling tinggi 300 milimeter;
d) Dilengkapi suatu tanda yang jelas kelihatan berupa tulisan
”BERHENTI” jika lampu merah menyala yang dipasang dibawah
jendela belakang;
e) Mencantumkan papan/kode trayek pada kendaraan yang
dioperasikan;
f) Kendaraan dengan warna dasar kuning dilengkapi dengan P3K, alat
pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik dan pintu
darurat;
g) Dilengkapi tanda berupa tulisan “ANGKUTAN SEKOLAH”;
h) Dilengkapi jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard
kendaraan, yang dikeluarkan oleh pengelola angkutan
kota/pedesaan anak sekolah.”
3) Penempatan halte disesuaikan dengan posisi bangunan sekolah
terhadap jalan yang dilewati angkutan kota/pedesaan anak sekolah;
4) Pelayanan dengan waktu tempuh paling lama 1,5 jam.
h. Kriteria Angkutan Umum Untuk Angkutan Sekolah
Masalah-masalah yang dihadapi layanan transportasi sekolah
penekanannya pada 4 (empat) kriteria, yaitu :
1) Keselamatan
Keselamatan ini sebagian merupakan masalah pendidikan dan
sebagiannya merupakan masalah kondisi angkutan-angkutan sekolah
yang mengangkut para siswa.
2) Ekonomi
Dapat dilakukan penghematan jika rute-rute angkutan dirubah,
mengatur daftar rencana perjalanan atau menganalisa secara
ekonomis.
3) Kecukupan
Pelayanan angkutan sekolah adalah cukup bila dihubungkan dengan
perbandingan murid-murid sekolah yang tinggal melebihi jarak satu
8
B. ASPEK TEKNIS
Aspek teknis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
PR
WT = ×60
KR
60.C . LF
H=
P
operasi yang relative singkat dan hanya beroperasi dua kali sehari
yaitu saat masuk dan pulang sekolah. Apabila dilihat dari segi yang
telah ditetapkan paling lama 1,5 jam tiap satu shift (SK Dirjen 967 th
2007). Sedangkan untuk lama waktu operasi angkutan sekolah
disesuaikan dengan karakteristik perjalanan siswa berupa lama waktu
tempuh menuju sekolah pada saat ini serta waktu maksimal yang
siswa inginkan untuk tiba di sekolah. Oleh karena itu, rumus untuk
waktu antar kendaraan (headway) perlu disesuaikan. Perhitungan
waktu antar kendaraan (headway) untuk shift pagi yang memiliki
waktu maksimal kendaraan terakhir untuk tiba di sekolah sebelum jam
masuk sekolah dapat menggunakan rumus berikut:
( WO−TAB ) .C . LF
H=
P
Keterangan :
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (menit)
6) Frekuensi Kendaraan
Frekuensi kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu
ruas jalan yang menjadi rute trayek tersebut dalam kurun waktu
tertentu. Frekuensi kendaraan didapat dengan perhitungan sebagai
berikut :
60
F=
H
WO
F=
H
Keterangan :
WO = Waktu operasi per shift (menit)
WO−TAB
F=
H
Keterangan :
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (menit)
7) Km-Tempuh/Rit
Km-tempuh/rit adalah jarak yang ditempuh suatu kendaraan dalam
satu kali rit atau dua kali perjalanan (perjalanan bolak-balik).
c. Jumlah Kebutuhan Armada
Dalam menganalisis permintaan angkutan sekolah baik pengguna
angkutan sekolah aktual dan potensial didapat berdasarkan indikator
kinerja pelayanan angkutan sekolah itu sendiri. Berikut ini merupakan
rumus untuk menghitung kebutuhan jumlah armada angkutan sekolah
berdasarkan jumlah permintaan yang ada:
WO−TAB
K=
H x fA
12
Keterangan:
WO = Waktu operasi
TAB = Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
H = Headway
fA = Ketersediaan kendaraan
d. Penjadwalan Angkutan
Penjadwalan angkutan adalah pekerjaan untuk memastikan bahwa
angkutan yang akan dioperasikan dibuat dengan cara paling efisien.
Persyaratan penjadwalan angkutan yang baik harus memperhatikan
(Departemen Perhubungan, 2002) :
1) Clock-face headway
2) Pengaturan waktu kedatangan baik dalam satu trayek maupun
kombinasi beberapa trayek yang melayani bagian wilayah atau rute
yang sama.
3) Penggunaan periode waktu yang standard, artinya jadwal kedatangan
dan keberangkatan untuk tiap pelayanan angkutan putaran waktu
mudah diingat dengan cara menggunakan angka standard, misalnya
tiap 10 menit ; 70.00, 70.10, dan seterusnya.
Keterangan :
Nilai residu angkutan adalah 20% dari harga kendaraaan
b) Bunga Modal;
e) Ban;
f) Servis kecil;
g) Servis besar;
h) Overhaul mesin;
i) Cuci angkutan;
14
j) Retriangkutani terminal;
k) STNK/Pajak kendaraan;
l) Kir;
m)Asuransi kendaraan dan asuransi awak kendaraan;
f. Tarif
Tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan kepada setiap penumpang
kendaraan angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah.
Tarif angkutan umum merupakan tarif yang ditetapkan pemerintah secara
politis dengan mempertimbangkan usulan dari operator angkutan umum
dan pengguna jasa angkutan umum. Berikut adalah perhitunfan tarif
jarak yang dapat digunakan :
(BOK + ( 10 X BOK ))
TARIF=
LF X C
C. ASPEK LEGALITAS
Berikut ini merupakan beberapa aspek legalitas yang digunakan dalam
penelitian:
Daya Angkut
Jenis Angkutan
Duduk Berdiri Total
Mobil penumpang umum 8 - 8
Angkutan kecil 19 - 19
Angkutan sedang 24 6 30
Angkutan besar 49 30 79
Angkutan tingkat Total 52 s.d. 118
Angkutan Maxi Total 32 s.d. 69
Sumber : PM No 98 Th 2013
18
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. KONDISI GEOGRAFIS
Kota Padang merupakan kota terbesar di pantai barat pulau sumatera dan
termasuk ibukota dari Provinsi Sumatera Barat.
Secara geografis terletak 100º 05’ - 100º 34’ BT dan 0º 44’ - 01º 08’ LS
dengan luas wilayah 694,96 KM² atau setara dengan 1,65% dari luar
Provinsi Sumatera Barat. Dari keseluruhan luas Kota Padang, 43,39% berupa
hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Kota Padang memiliki 11 kecamatan,
yang terdiri atas 104 kelurahan.
B. DATA KEPENDUDUKAN
Kepadatan penduduk di Kota Ternate tahun 2016 mencapai 1.345 jiwa/km 2.
Kepadatan Penduduk di 7 kecamatan cukup timpang dengan kepadatan
JUMLAH
NO NAMA SEKOLAH ALAMAT
SISWA
1 SMAN 5 Kota Ternate Jln. Batu Angus 553
2 SMKN 2 Kota Ternate Jln. Batu Angus 1.130
3 MAN Ternate Jln. Batu Angus 136
21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1. Identifikasi Masalah
Tahapan proses pengidentifikasian masalah ini akan mendapatkan
berbagai masalah-masalah yang terdapat pada wilayah studi. Setelah
didapatkannya masalah-masalah yang ada kemudian diambil beberapa
permasalahan untuk dirumuskan.
2. Pengumpulan Data
3. Pengolahan Data
4. Keluaran (Output)
Mulai
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer Peta Tata Guna Lahan
Survei Wawancara Pelajar Peta Jaringan Jalan
mengenai : Peta Jaringan Trayek
Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Kota
Moda yang digunakan RTRW
Penilaian terhadap
Angkutan Umum
Persepsi pelajar mengenai
Angkutan Sekolah
Pengolahan Data
Selesai
37
4) Data sekolah;
b) Target data
(1) Asal tujuan perjalanan siswa;
(2) Jenis moda atau kendaraan yang digunakan siswa dalam
melakukan perjalanan ke sekolah;
(3) Alasan terhadap pemilihan moda yang saat ini digunakan
siswa ke sekolah;
(4) Waktu perjalanan dan biaya perjalanan siswa ke sekolah;
(5) Harapan terhadap pengoperasian angkutan sekolah;
(6) Penilaian terhadap angkutan umum saat ini.
c) Persiapan Survei
Pelaksanaan survei wawancara pelajar terlebih dahulu dilakukan
persiapan-persiapan agar hasil dari survei yang dilakukan dapat
benar-benar sesuai dengan data yang diperlukan dan keadaan
yang sebenarnya di lapangan. Sehingga data yang diperoleh
dapat mewakili kondisi yang sebenarnya.
d) Pengambilan Sampel
Perjalanan siswa yang dimaksud adalah perjalanan dengan
tujuan sekolah. Pada umumnya perjalanan siswa bersifat home
based dan merupakan perjalanan simple chain. Perjalanan
dengan tujuan sekolah biasanya dimulai dan diakhiri pada waktu
yang bersamaan atau dengan kata lain, tarikan dan bangkitan
suatu land use sekolah terjadi pada waktu yang telah ditentukan.
Perjalanan siswa tersebut dapat dijadikan permintaan atau
demand untuk merencanakan rute aman selamat sekolah. Dalam
analisis permintaan ini, dapat digunakan metode sampel dengan
perhitungan sebagai berikut:
N
n=
1+ Ne2
39
Sumber : Slovin
a. Distribusi Perjalanan
Merupakan satu langkah dalam perencanaan transportasi empat
tahap yang berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan ( trip)
antara satu zona dengan zona lain.
2) Kebutuhan Halte
Pada analisis kebutuhan halte pendekatan yang digunakan
adalah berdasarkan Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat
Perhentian Kendaraan Penumpang Umum Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat No. 271 Tahun 1996.
e. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi meliputi perhitungan biaya operasional kendaraan
dan perhitungan sistem tarif dan subsidi angkutan sekolah.
1) Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Perhitungan besarnya tarif akan dihitung berdasarkan biaya yang
telah ditetapkan mengenai item-item yang berhubungan dengan
perhitungan tarif menggunakan formula baku perhitungan biaya
operasi kendaraan.
2) Sistem Pentarifan
Penetapan tarif angkutan sekolah tersebut didasarkan pada
beberapa hal. Terdapat beberapa jenis tarif yang ditawarkan
untuk perencanaan sekolah yaitu :
a) Tarif asli tersebut didapatkan dengan perhitungan dari
besarnya operasi kendaraan ditambahkan 10% keuntungan
pada factor muat 70%.
b) Tarif subsidi penuh merupakan perhitungan terhadap
besarnya biaya/subsidi yang perlu dianggarkan oleh
pemerintah apabila pengoperasian angkutan sekolah
tersebut menetapkan bebas tarif terhadap para pelajar yang
menggunakan layanan angkutan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA