KEPOLISIAN
MAHASISWA ANGKATAN LV
LAPORAN PELAKSANAAN
ZEMI POLMAS PERTEMUAN KEDUA
“PRAKTIK KEGIATAN PETUGAS POLMAS”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polisi sebagai suatu alat negara yang memiliki tugas pokok dalam menjaga
keamanan dan ketertiban umum, menegakkan hukum dengan melindungi
mengayomi dan melayani masyarakat, adalah sebagai tumpuan utama untuk
menjaga stabilitas keamanan dalam negeri. Polri dalam upaya untuk menciptakan
stabilitas keamanan negara tersebut, sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025
salah satu program Polri adalah dengan melaksanakan program pemolisian
masyarakat (Polmas) berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.:
Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi
Penerapan Polmas; Peraturan Kapolri No. 7 bulan September 2008, tentang
Pedoman Dasar Strategi Dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam
Penyelengaraan Tugas Polri; dan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.:
Skep/433/VII/2006, tentang Panduan Petugas Polmas di BKPM.
Polmas dalam praktiknya yang sudah dalam kurun waktu kurang lebih selama
empat tahun sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Kapolri, masih merupakan suatu
program yang belum terlaksana dengan sepenuhnya sempurna karena masih
banyak sebenarnya anggota yang belum memahami bagaimana Polmas sebagai
falsafah, Polmas sebagai suatu kegiatan dan Polmas sebagai suatu bentuk cara
bertindak (CB). Pedoman dan petunjuk pelaksanaan Polmas sudah disusun
sedemikian rupa untuk bisa dijadikan pedoman pelaksanaan tugas di lapangan oleh
anggota Polmas, namun yang lebih penting adalah bagaimana praktik tugas Polmas
tersebut dilaksanakan dengan pengendalian dan pengawasan dari supervisor untuk
mencapai tujuan pokok Polmas diterapkan di Indonesia.
B. Permasalahan
Misi Community Policing dan Fungsi kegiatan Polmas tersebut haruslah bisa
diterapkan dalam tataran praktik bagaimana petugas Polmas mengetahui keadaan
wilayah tanggung jawabnya, maka seorang Kapolsek yang berperan sebagai
supervisor bertanggung jawab dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
tugas Polmas haruslah mampu membimbing dan memimpin petugas Polmas dalam
aktifitas tugas rutinnya. Konsep pengendalian dan pengawasan Kapolsek terhadap
petugas Polmas dapat diaplikasikan dalam tiga bentuk kegiatan yaitu : (a) Membuat
rencana kegiatan, (b) Melaksanakan rapat / meeting dengan petugas Polmas dan (c)
Memberikan motivasi secara berkala kepada anggota Polmas.
a) Meeting / Rapat
Kegiatan meeting / rapat adalah forum penting dalam membentuk situasi
dan kondisi kerja suatu organisasi dengan baik, dimana seorang Kapolsek dapat
menyampaikan arahan, atensi dan penekanan yang perlu diperhatikan oleh
anggota Polmas, meeting juga semestinya dimanfaatkan oleh Kapolsek untuk
mendengarkan dan mengetahui kendala danhambatan yang dihadapi oleh
anggota Polmas dalam melaksanakan tugasnya dan aspirasi keinginan dari
masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat melalui anggota Polmas.
Pelaksanaan tugas dalam kurun waktu tertentu haruslah dianalisa dan
dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana program kerja yang sudah dituangkan
dalam rencana kegiatan dilaksanakan dalam praktik tugas Polmas, dengan hasil
analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas dapat diketahui kendala yang dihadapi
oleh petugas dan organisasi sehingga bisa diambil suatu kebijakan pemecahan
masalah untuk lebih mengoptimalkan kinerja petugas Polmas.
a. Jadwal
Dibuat berdasarkan kalender kegiatan masyarakat yang kemudian
dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan (Rengiat) petugas Polmas.
Penjadawalan ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
c. Produk Tugas
Selain bentuk laporan hasil penugasan, sarana kontrol lainnya adalah
dalam bentuk bukti hasil tugas, untuk mengetahui dan menguasai wilayah
tugasnya, Kapolsek bisa membuat suatu format laporan kegiatan “Tiada Hari
Tanpa Teman Baru” yang merupakan kegiatan petugas Polmas dalam mengenali
warga masyarakat di wilayah tugasnya. Selain itu petugas Polmas juga dapat
menyampaikan pesan dan informasi kamtibmas melalui pembuatan pamflet,
leaflet atau brosur yang diberikan kepada masyarakat atau ditempelkan di tempat
umum sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.
Penguasaan wilayah yang baik dari anggota Polmas merupakan modal awal
bagaimana kegiatan Polmas mampu memelihara keamanan dan ketertiban
wilayahnya, tidak hanya dalam pencegahan kejahatan saja namun juga dalam
menangani kejahatan tersebut. Kegiatan Polmas secara simultan dan sinergis
dengan kegiatan masyarakat merupakan metode pencegahan berbagai jenis
kejahatan yang sangat efektif, termasuk juga pencegahan dan dalam upaya
menekan kejahatan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
b. Patroli Rutin
Kegiatan rutin petugas Polmas dalam bentuk patroli sangat penting dalam
upaya mencegah atau menekan terjadinya kejahatan curanmor, kegiatan patroli
yang dimaksud bukanlah hanya sekedar perpindahan keberadaan petugas dari
suatu titik ke titik yang lain namun yang lebih penting adalah selama pergeseran
posisi petugas atau selama patroli adalah bagaimana petugas Polmas bisa
memberdayakan panca indra fisik dan insting kepolisian.
c. Kunjungan
Kegiatan petugas Polmas dengan melakukan kunjungan ke rumah warga
akan mampu memberikan pengawasan terhadap properti yang dimiliki oleh
warga seperti apabila ada warga yang memarkir kendaraan di tempat yang
kurang aman maka petugas Polmas bisa mengingatkan kepada warga untuk
memindahkan parkir kendaraan warga tersebut ke tempat yang lebih aman.
d. Pelayanan Informasi
Kegiatan Polmas dalam memberikan informasi keamanan kepada warga
baik melalui penyampaian secara langsung maupun penyampaian dengan
sarana pamflet, leaflet yang ditempel di tempat-tempat umum yang mudah
terlihat oleh warga akan memberikan pengetahuan sehingga warga akan
mengerti tentang kejahatan yang terjadi di wilayahnya, apabila yang banyak
terjadi adalah kejahatan curanmor maka masyarakat akan lebih awas terhadap
kejahatan curanmor dan akan lebih waspada.
e. Pelaporan
Pelaksanaan pelaporan yang dimaksud bukan hanya pelaporan oleh
petugas Polmas kepada satuan yang Polsek / Polres saja namun juga
bagaimana sistem pelaporan yang baik dari mulai laporan warga kepada petugas
Polmas yang kemudian diteruskan kepada satuan atas. Dengan sistem
pelaporan yang baik maka suatu kejahatan akan dengan cepat ditangani dan
diungkap, dengan sistem tersebut maka secara simultan akan dapat menurunkan
tingkat kejahatan curanmor karena calon pelaku kejahatan sudah mengetahui
bahwa sistem pelaporan yang ada di wilayah sasarannya sudah baik dan akan
resiko tertangkap akan sangat besar bagi pelaku kejahatan.
A. Pertanyaan
Salah satu metode yang diterapkan di wilayah tugas Mahasiswa Wirdhanto untuk
mengatasi curanmor, adalah dengan menyadarkan masyarakat bahwa mereka
juga bertanggung jawab atas terjadinya curanmor. Metode tersebut berhasil
diterapkan di wilayah Tamansari karena adanya pengaruh karakteristik wilayah
setempat, contoh : menyatakan bahwa wilayah tertentu rawan curanmor, maka
masyarakat akan lebih waspada.
1) Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara
nasional. Namun hal tersebut perlu pemikiran lebih lanjut, konsep Polmas
yang diadopsi dari Jepang melalui kerjasama dalam program JICA tidak bisa
diterapkan secara total dalam arti bahwa konsep tersebut yang memang
cocok untuk diterapkan di Jepang tidak bisa secara utuh diterapkan di
Indonesia namun haruslah disesuaikan dengan nilai-nilai norma yang ada
dalam kultur kehidupam masyarakat Indonesia dan terutama terhadap
pelaksana program ini yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).
Seorang petugas Polmas yang sudah menguasai wilayah tugasnya akan bisa
mempetakan daerah yang rawan terhadap kejahatan curanmor sehingga
pelaksanaan kegiatan Polmas dapat lebih di fokuskan di daerah yang rawan
kejahatan curanmor tersebut. Selain itu petugas Polmas harus lebih pro-aktif dalam
mengajak warga masyarakat untuk lebih memahami dan menyadari tentang
kebersamaan dalam tanggung jawab situasi keamanan dan ketertiban lingkungan.
Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara
nasional, pergantian pimpinan memang merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap suatu kebijakan. Untuk itulah diperlukan suatu komitmen program yang
harus berjalan secara berkelanjutan, siapapun pimpinan yang sedang menjabat
seharusnya program yang sudah dibuat dalam jangka waktu tertentu haruslah tetap
berjalan sebagaimana mestinya.