Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

LAPORAN PENUGASAN

MATA PELAJARAN : PELAYANAN PRIMA

JUDUL:
OPTIMALISASI PERAN POLSUBSEKTOR BAGI KEGIATAN PUBLIK GUNA
MEMBERIKAN PELAYANAN PRIMA DALAM RANGKA TERPELIHARANYA
STABILITAS KAMTIBMAS

POKJAR IV
1. NANA EDI SUGITO, S.H. 11. NOVIA INDRA, S.H.
2. ARIS SETIYONO, S.H. 12. SUGENG SUMANTO, S.E., M.H.
3. JAMALUDDIN SAHO, S.HI, M.H. 13. I MADE ADI SURYAWAN, S.H.
4. MUHAMAD NURKHOLIS, S.H. 14. HERU SETIAWAN, S.H., M.H.
5. TATANG ARENA, S.H. 15. RIZAL ANTONI, S.H.
6. FIRMAN SONTAMA, S.Sos 16. YORIT EKA THRESIA, S.H.
7. HASAN ARIYANTO, M.PSI 17. ROBIN KUMBARAYUDA,S.SOS
8. ABUBAKAR MUSTAFA, S.H. 18. NAJAMUDDIN, S.PD.
9. CATUR SULISTYANTOMO, S.E. 19. M. HASAN SETYABUDY, S.I.P., M.H.
10. ROSMERI, S.H. 20 DHARMAWATY

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE- 62 T.A. 2019
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Terpeliharanya stabilitas kamtibmas menjadi salah satu program prioritas


dari Kapolri yang bermaksud membangun dan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat guna menangkal,
mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran maupun kejahatan
lainnya yang meresahkan masyarakat. Tanpa stabilitas kamtibmas yang
kondusif, tujuan negara untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
melalui pembangunan yang merata mustahil dapat dicapai. Dalam prosesnya
untuk dapat memelihara kamtibmas, Polri tidak akan dapat menciptakannya di
lingkungan masyarakat tanpa adanya sinergitas yang baik antara Polri dan
masyarakat itu sendiri.
Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) dapat diartikan
sebagai suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan
pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan
yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas
adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan
pelanggan/masyarakat. Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang
saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat
penting untuk diperhatikan oleh tenaga pelayanan yang dalam hal ini dilakukan
oleh Instansi Polri.. Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh suatu
negara tercermin dari standar pelayanan yang diberikan pemerintah kepada
rakyatnya. Negara-negara yang tergolong miskin pada umumnya kualitas
pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal. Pada negara-negara
berkembang kualitas pelayanan telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di
negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap rakyatnya di atas standar
minimal.
Fungsi Polisi dalam masyarakat adalah untuk mengayomi, melindungi
dan melayanI masyarakat, hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomer 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, karena
masyarakat / sumber daya manusia adalah aset utama bangsa. Polisi harus
dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan harapan dan keinginan
masyarakat, sosok Polisi yang ideal di seluruh dunia adalah polisi yang
protagonis (abdi masyarakat) bukan yang antagonis, polisi yang protagonis
merupakan sosok polisi yang terbuka terhadap dinamika perubahan
masyarakat dan bersedia untuk meng-akomodasikannya dalam tugas-
tugasnya. Lebih jauh Berkaitan dengan hal tersebut apa yang harus dilakukan
oleh Polsubsektor untuk menciptakan rasa aman, memelihara keteraturan
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tindakan yang dilakukan
adalah membangun pola-pola peningkatan pelayanan publik sesuai dengan
program kerja dan Program prioritas Kapolri, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan pelayanan
prima sebagai pedoman atau acuan bagi para petugas dalam meningkatkan
pelayanannya kepada masyarakat, sehingga masyarakat percaya akan tugas-
tugas Polisi dan Polisi yang promoter dapat diwujudkan.

2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan
bahwa belum optimalnya peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan
prima dalam rangka terpeliharanya stabilitas Kamtibmas.

3. Pokok Persoalan
Merujuk pada permasalahan diatas, maka pokok-pokok persoalan yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut
a. Bagaimana kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan
pelayanan prima ?
b. Bagaimana metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat ?

4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup penulisan naskah Kelompok ini tentang optimalisasi
peran Polsubsektor bagi kegiatan publik guna memberikan pelayanan prima
dalam rangka terpeliharanya stabilitas kamtibmas dibatasi hanya pada tugas di
tingkat KOD.
BAB II
PEMBAHASAN

Pelayanan prima merupakan usaha untuk membantu menyiapkan


(mengurus) apa yang dibutuhkan orang lain dengan memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
merasakan pelayanan yang diberikan dengan harapannya minimal sama atau
lebih baik. Kepuasan berkaitan dengan suasana hati yang dapat menerima
dengan baik dari sesuatu yang diterima. Kepuasan pelanggan merupakan suatu
penerimaan dengan hati yang senang dari pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan kepadanya.
Pelayanan prima memiliki ukuran atau standar yang dapat menjadi
indikator atau ciri untuk mengukur suatu pelayanan yang dilakukan. Standar
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kesederhanaan
Kesederhanaan adalah prosedur dan tata cara pelayanan dilakukan
dengan cara yang mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan. Kesederhanaan tidak berarti mengabaikan atau
mempermudah sesuatu atau mencari jalan pintas untuk mempercepat
penyelesaian masalah.

b. Kejelasan dan kepastian


Adanya kejelasan dan kepastian mengenai hal-hal berikut prosedur,
syarat pelayanan, pihak yang berwenang dan bertanggung jawab, waktu
penyelesaian, biaya yang ditetapkan, hak dan kewajiban atau petugas yang
melayani. Implementasi pelayanan prima di lingkungan Polri sebagaimana
yang tertuang dalam UU No. 2 tahun 2002, Pasal 2, yaitu Fungsi Kepolisian
adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masayarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
c. Pentingnya pelayanan
Standar normatif bagi pelaksanaan tugas Polri sebagaimana
tercantum dalam Pasal 5 yakni Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu
memberikan pelayanan terbaik, mengutamakan kemudahan dan tidak
mempersulit, bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap
congkak/ arogan karena kekuasaan, tidak membeda-bedakan cara
pelayanan kepada semua orang, tidak mengenal waktu istirahat selama 24
jam, atau tidak mengenal hari libur dan tidak membebani biaya, kecuali diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

d. Komitmen Kapolri
Untuk mewujudkan visi dan misinya Kapolri menyusun strategi dan
komitmen yang salah satunya adalah mewujudkan pelayanan prima Polri
kepada masyarakat dengan lebih mudah, cepat, nyaman dan humanis.Hal
ini untuk memperkuat dan mendorong terwujudnya pelayanan prima yang
dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pelayanan prima oleh Polsubsektor


saat ini masih kurang optimal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satu diantaranya yaitu tingginya angka kejahatan.

Jumlah Kejahatan (Crime Total) dan Tingkat Risiko Terkena


Kejahatan (Crime Rate), Tahun 2015 – 2017

Crime Total Crime Rate

400.000 357.197
352.936 140 140
336.652 150 129
350.000
300.000
100
250.000
200.000 50
2015 2016 2017 2015 2016 2017

Sumber : Biro Pengendalian Operasi, Mabes Polri


Jumlah Kejahatan (Crime Total) yang dilaporkan Menurut
Polda tahun 2017

SUMUT 39.867
METRO JAYA 34.767
JAWA TIMUR
JAWA BARAT 25.183 34.598
SULSEL
SUMSEL 15.728 21.616
SUMBAR 13.205
JAWA TENGAH
12.033
LAMPUNG
SULTENG 11.089
JAMBI 10.240
KALTIM 9.531
ACEH 9.149
N TB
SULUT 8.885
D IY 8.132
RIAU 7.981
PAPUA
N TT 7.251
KALSEL 6.869
KALBAR 6.785
BENGKULU 6.729
BANTEN
6.578
KEPULAUAN RIAU
6.020
BALI
GORONTALO 4.867
MALUKU 3.692
SULTRA 3.673
KALTENG
3.589
PAPUA BARAT
3.099
BABEL
SULBAR 3.086
MALUKU UTARA 2.866
2.699
2.284

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000


Sumber : Biro Pengendalian Operasi, Mabes Polri

Dari statistic diatas telihat bahwa jumlah kejahatan (crime total) dan tingkat
risiko terkena kejahatan (crime rate) hanya menggambarkan peristiwa kejahatan
secara umum. Angka kejahatan tersebut dapat lebih bermanfaat khususnya
dalam menggambarkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas) dan tingkat kerawanan suatu wilayah apabila dilihat secara lebih
detail. Publikasi ini mengelompokkan jenis kejahatan berdasarkan beberapa
kriteria, yakni:

1. Target dari kejadian kejahatan (orang, harta benda, ketertiban umum, Negara,
dan sebagainya).
2. Tingkat keseriusan kejahatan (kejahatan terhadap nyawa, kejahatan terhadap
fisik, kejahatan terhadap hak milik/barang, dan sebagainya).
3. Bagaimana kejahatan tersebut dilakukan (kejahatan terhadap hak/milik
dengan penggunaan kekerasan, kejahatan terhadap hak milik/barang tanpa
kekerasan, dan sebagainya).

Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Polsubsektor dan


Kemudahan Akses iMenurut Provinsi, Tahun 2018
Provinsi Keberadaan Pol Kemudahan Akses ke Polsubsektor Terdekat
Subsektor (Bagi Desa/Kel yang Tidak ada Pol
Subsektor)
Ada Tidak Sangat Mudah Sulit Sangat
Mudah Sulit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 5.42 94.58 15.27 77.48 6.48 0.76
Sumatera Utara 7.84 92.16 10.99 64.22 21.50 3.29
Sumatera Barat 17.73 82.27 24.69 69.49 5.05 0.76
Riau 29.33 70.67 17.51 67.02 14.34 1.13
Jambi 13.25 86.75 19.93 66.86 11.73 1.48
Sumatera Selatan 11.68 88.32 11.11 74.11 13.57 1.21
Bengkulu 8.59 91.41 21.60 66.33 10.91 1.16
Lampung 10.55 89.45 16.93 71.52 10.28 1.26
Kep. Bangka Belitung 23.27 76.73 37.33 61.00 1.67 0.00
Kepulauan Riau 27.16 72.84 16.17 60.07 20.79 2.97
DKI Jakarta 83.15 16.85 66.67 33.33 0.00 0.00
Jawa Barat 15.28 84.72 21.50 72.64 5.83 0.04
Jawa Tengah 10.87 89.13 26.14 72.24 1.57 0.05
DI Yogyakarta 26.03 73.97 32.41 67.59 0.00 0.00
Jawa Timur 13.27 86.73 30.53 67.05 2.28 0.14
Banten 13.47 86.53 19.21 69.92 10.05 0.82
Bali 19.55 80.45 40.97 59.03 0.00 0.00
Nusa Tenggara Barat 15.40 84.60 24.92 68.15 5.48 1.45
Nusa Tenggara Timur 9.75 90.25 8.26 57.30 31.36 3.07
Kalimantan Barat 13.24 86.76 10.19 48.87 32.36 8.58
Kalimantan Tengah 12.75 87.25 8.80 54.40 30.62 6.18
Kalimantan Selatan 11.70 88.30 21.88 68.02 8.18 1.92
Kalimantan Timur 19.56 80.44 16.05 51.74 30.30 1.92
Kalimantan Utara 13.69 86.31 11.30 37.26 29.81 21.63
Sulawesi Utara 9.47 90.53 26.74 65.02 7.57 0.66
Sulawesi Tengah 14.50 85.50 18.30 62.94 15.34 3.42
Sulawesi Selatan 12.50 87.50 24.74 61.02 11.96 2.29
Sulawesi Tenggara 8.71 91.29 18.19 65.43 14.66 1.72
Gorontalo 10.49 89.51 27.85 57.99 13.39 0.76
Sulawesi Barat 9.54 90.46 14.63 50.85 25.85 8.67
Maluku 10.89 89.11 10.41 44.62 31.67 13.30
Maluku Utara 10.12 89.88 14.98 51.07 27.72 6.23
Papua Barat 5.69 94.31 6.78 33.03 40.13 20.06
Papua 4.38 95.62 3.86 24.92 36.92 34.30
INDONESIA 11.63 88.37 18.23 62.52 14.50 4.74
Sumber : Diolah dari Podes 2018
Dari data diatas terlihat bahwa hanya sekitar 11,63 persen dari
keseluruhan Desa/Kelurahan di Indonesia yang di wilayahnya terdapat
keberadaan Pol subsektor (Pos Polisi) (termasuk Polsek, Polres, dan Polda).
Namun, dari sekitar 88,37 persen Desa/Kelurahan yang tidak ada Pol subsector
(pos polisi) sekitar 80,75 persen diantaranya menyatakan akses ke Pol Subsektor
(Pos Polisi) terdekat cenderung mudah dan mudah sekali. Dengan demikian
dapat disimpulkan secara umum bahwa pelayanan Prima di polsubsektor belum
optimal.

Untuk meningkatkan pelayanan yang prima yang optimal kepada


masyarakat sesuai dengan kondisi faktual tersebut, maka analisa yang dapat
diuraikan untuk mengupayakan langkah-langkah optimalisasinya, antara lain :
a. Kemampuan peran Polsubsektor dalam meningkatkan pelayanan
prima
1) Dengan masih kurangnya jumlah personil yang tidak sesuai
dengan DSP, akan berdampak pada kurang optimalnya upaya
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
2) Secara kualitas masih banyak kelemahan-kelemahan dalam
memberikan pelayanan karena belum dipahaminya program
untuk diimplementasikan dalam meningkatkan kinerja maupun
aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan program revitalisasi,
sehingga akan berdampak pada kurang optimalnya pelayanan
yang diberikan serta profesionalisme Polri belum sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat
Untuk meningkatkan kegiatan pelayanan yang mampu
memberikan konstribusi sesuai dengan program revitalisasi.

1) Internal.
a)) Dengan belum adanya timbal balik yang saling mendukung
dalam memberikan pelayanan, mengakibatkan kurang
terciptanya sinergitas sehingga melebarkan jarak antara
pimpinan dan bawahan.
b)) Dengan tidak ada ketegasan dari pimpinan akan berdampak
pada kurang percayanya atas kepemimpinannya sehingga
lebih tampak jelas kurang profesional dan proporsional dalam
mengemban amanat UU.
c)) Dengan tidak adanya transparansi, akan menumbuhkan
ketidak percayaan.
d)) Dengan tidak adanya pemenuhan tanggung jawab akan
mengakibatkan tidak terpenuhinya rasa keadilan dan
kepastian hukum sesuai yang diharapkan.
2) Eksternal.
a)) Dengan masih belum optimalnya pelayanan sesuai program
revitalisasi, akan berdampak pada tidak terpenuhinya
keinginan dan kepuasan masyarakat atas kinerja Polri sesuai
program-program yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
b)) Dengan masih optimalnya upaya pelayanan yang diberikan
akan berdampak pada berkurangnya kepuasan masyarakat
atas kinerja Polri sesuai standar mutu pelayanan yang
dipersyaratkan dalam Undang-Undang.
c)) Dengan masih kurang proaktifnya dalam merespon masalah
yang dihadapi, sehingga deteksi dini terhadap permasalahan
yang dapat menimbulkan gangguan tidak dapat diatasi dengan
baik.
d)) Dengan masih kurangnya kepekaan dan respons dalam
mengatasi pelanggaran hukum mengakibatkan pencegahan
terhadap masalah pelanggaran tidak dapat diatasi dengan baik
dan tentunya akan berdampak pada terganggunya Kamtibmas

c. Upaya optimalisasi peran Polsubsektor bagi kegiatan publik guna


memberikan pelayanan prima.
Dalam menjaga dan memelihara situasi kamtibmas Polri sebagai
garda terdepan dalam penegakan hukum dan pemelihara kamtibmas
dalam rangka terpeliharanya keamanan, dihadapkan pada kondisi
lingkungan strategi yang berkembang diharapkan mampu menganalisa
dengan baik yang selanjutnya dapat menentukan langkah-langkah
upaya pemecahan masalah secara tepat dengan melakukan hal hal
sebagai berikut :
1) Meningkatkan kemampuan dan peran Polsubsektor dalam
meningkatkan pelayanan prima dengan mengoptimalkan
kemampuan anggota baik pada aspek kuantitas maupun kualitas
2) Metode pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat dengan mengembangkan pos-pos yang berfungsi
sebagai sentra pelayanan kegiatan public dengan mencerminkan
pelaksanaan program prioritas dan komitmen Kapolri bagi
terwujudnya pelayanan prima guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap polri.
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan
a. Tindak pidana yang terjadi disetiap wilayah di Indonesia masih cukup
tinggi seiring dengan pertumbuhan dan kepadatan penduduk menjadi
factor yang mempengaruhi kurang optimalnya peran Polsubsektor dalam
memberikan pelayanan prima, oleh sebab itu perlu upaya-upaya antara
lain menempatkan anggota berdasarkan job discriptions, pemberdayaan
anggota secara optimal dan pengawasan untuk meningkatkan kinerja
anggota.
b. Selama ini metode penyelenggaraan kegiatan pada fungsi Polsubsektor
belum dapat memberikan kontribusi sebagaimana diharapkan, oleh
sebab itu perlu upaya-upaya lebih optimal agar mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan kepedulian,
proaktif, transparan, akuntabel, sehingga diharapkan tingkat kepuasan
masyarakat terpenuhi dan visi misi Polri sebagai insan bhayangkara yang
Promoter dapat tercapai.

2. Rekomendasi
a. Mengusulkan kepada satuan atas untuk menambah kekurangan personil
yang berdinas di Polsubsektor agar sesuai dan memenuhi DSP secara
proporsional ,sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih
optimal.
b. Anggota yang berdinas di polsubsektor sebaiknya adalah anggota yang
bertempat tinggal diwilayah dimana polsubsektor itu berada, sehingga
Tugas dan tanggung jawab dapat di Optimalkan karena sudah hapal
dengan wilayah.
c. Perlu disosialisasikan tentang pemahanan pelayanan prima sesuai Visi
Kapolri , Program prioritas dan komitmen untuk memperkuat dan
mendorong terwujudnya pelayanan prima yang dapat dirasakan langsung
manfaatnya oleh masyarakat untuk dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat.
d. Perlunya penambahan Polsubsektor sesuai dengan perkembangan
wilayah dan otonomi daerah sehingga mudah berhubungan dengan
masyarakat dengan mengutamakan pelayanan yang mudah.

Lembang, 29 Agustus 2019


Yang membuat Laporan

POKJAR IV

Anda mungkin juga menyukai